BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIA

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

KRITERIA PENILAIAN ADIWIYATA

METODE EVALUASI 2 STANDAR (Kebijakan Berwawasan dan Penerapan Kurikulum Berbasis Lingkungan)

PEDOMAN PEMBINAAN ADIWIYATA

PROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah Yang Ramah lingkungan. Tujuan Kegiatan Sasaran Output Waktu I II III IV

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

6 NAMA KEPALA SEKOLAH : II : II : 0.00

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

TELAAH PEMAHAMAN DAN PARTISIPASI GURU SD DI KECAMATAN COLOMADU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

UPAYA PENCAPAIAN ADIWIYATA DI SMA NEGERI 8 MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Sidikalang, fokus penelitian ini dilakukan disma Negeri 1

SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS

KERJASAMA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III TINJAUAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ADIWIYATA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara

PROGRAM ADIWIYATA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMPN 24 PADANG Monalisa 1

PROGRAM KERJA UKS. No. Jenis Program Tujuan Jenis Waktu Sasaran Pelaksana Sumber Dana Ket. pelajaran

Oleh Endang Dwi Wahyuni, M.Pd NUPTK

KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter di sekolah memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

dan nyaman untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karim (2012:5) menyebutkan bahwa:

ADIWIYATA KEBIJAKAN ADIWIYATADI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

PENJABARAN INSTRUMENT GREEN UNIT AWARD DAN PENGEMBANGAN SEBAGAI PROGRAM DI TIAP FAKULTAS/UNIT KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA SDN JAMBUSARI 03 KECAMATAN JERUKLEGI

MEKANISME PEMBINAAN ADIWIYATA KEPALA BADAN

KUISIONER PENELITIAN UNTUK KEPALA SEKOLAH Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan... Pendidikan : (isi sesuai dengan jabatan/status saudara)

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

ANALISIS PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN MELALUI MUATAN LOKAL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SDN PUNTEN 01 BATU

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia ini. Setiap hari selalu mendapatkan berita-berita tentang kerusakan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. Hanya dengan menjadikan ini kepedulian dan upaya bersama, sumberdaya. calon pengambil keputusan di masa mendatang.

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN. 3.1 Kerangka Berpikir. Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

KEGIATAN PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI. Oleh : Warga RW.16 Karanganyar Brontokusuman

PENERAPAN PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 13 PALEMBANG.

Menentukan norma kenaikan kelas

Langkah-langkah Menuju Sekolah Adiwiyata

Buku Panduan Adiwiyata 2011 KATA PENGANTAR

KEBIJAKAN PROGRAM ADIWIYATA Provinsi Gorontalo Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

Kata Kunci: Manajemen Sekolah Berbasis Adiwiyata, Motivasi ekstrinsik. DAFTAR ISI. Halaman Pengajuan... Halaman Persetujuan... Halaman Pengesahan...

BAB I. PENDAHULUAN. ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan

PROFIL SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN 2017

A. Rasional Sekolah adalah aset bersama, sehingga perlu dijaga dan dikelola dengan baik agar menjadi lingkungan tempat belajar mengajar yang nyaman da

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD No Komponen Pengukuran/Indikator Keterangan. 1 Jumlah murid masukkan angka. 2 Jumlah guru masukkan angka

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PEMILIHAN DUTA SANITASI DI SELA LOKAKARYA KONSULTASI PUBLIK SSK KOTA PROBOLINGGO

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang peran komite

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbaik bagi siswa sehingga membuat siswa-siswanya merasa sejahtera (wellbeing)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup sebagai sumber kehidupan saat ini mendapat perhatian

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penggunaan model evaluasi CIPP (context, input, process dan product)

BAB II DESKRIPSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PROBOLINGGO Sejarah Singkat Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

INSTRUMEN PENILAIAN LOMBA SEKOLAH BERKARAKTER KEBANGSAAN TINGKAT TK, SD, SMP DAN SMA/SMK

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Transkripsi:

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegowanu Wetan yang terletak di Jalan Jendral Sudirman nomor 8 Tegowanu Wetan kecamatan Tegowanu kabupaten Grobogan. Jumlah siswa di SDN 2 Tegowanu Wetan pada Tahun Ajaran 2014/2015 berjumlah 139 anak dengan latar belakang ekonomi dan tempat tinggal yang beragam. Sedangkan untuk tenaga pendidik sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru olah raga, 1 guru bahasa inggris, 3 guru wiyata bakti, 1 penjaga sekolah, dan 1 petugas perpustakaan. SDN 2 Tegowanu Wetan merupakan SD binaan program Adiwiyata dari SMPN 1 Tegowanu. Dengan binaan tersebut maka SDN 2 Tegowanu Wetan ditetapkan sebagai SD Adiwiyata pada tahun 2014. Dengan diberlakukannya program adiwiyata sekolah ini menjadi sekolah yang terlihat asri dan bersih dengan tanaman hijau yang ada dalam sekolah ini. Selain itu dengan lingkungan belajar yang mendukung menjadikan siswanya lebih sadar atas kebersihan lingkungan maupun kebersihan dirinya. Setiap pagi siswa dengan suka hati membersihkan ruang kelas maupun halaman sekolah tanpa diperintahkan oleh guru. Dengan keadaan ruang kelas yang bersih dan juga lingkungan sekolah yang asri maka siswa di 33

sekolah ini menjadi nyaman untuk kegiatan belajar mengajar. Program Adiwiyata juga membuat kreatifitas anak terasah salah satunya dengan cara memanfaatkan barang tak terpakai menjadi barang yang berguna kembali, sebagai contoh adalah memanfaatkan botol plastik bekas menjadi pot bunga maupun hiasan yang dapat di letakkan di jendela ataupun membuatnya menjadi bunga plastik. Dengan ketelatenan dari guru dan siswa program ini dapat berhasil diterapkan di SDN 2 Tegowanu Wetan. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan oleh peneliti bersama kepala sekolah, dan satu perwakilan guru pada tanggal 22 April 2015 di ruang kepala sekolah. Wawancara dilakukan kurang lebih dua jam. Dalam wawancara ini, membahas tentang bagaimana asal mula sekolah tersebut mengikuti program adiwiyata, pelaksanaan program adiwiyata sehingga program ini diterapkan disekolah ini, kebijakan berwawasan lingkungan yang ada di sekolah ini, faktor internal yang mempengaruhi terlaksananya program di sekolah ini, serta dukungan dari masyarakat dalam keterlaksanaan program adiwiyata. Setelah wawancara dilakukan peneliti melakukan studi dokumentasi dengan melihat apakah program adiwiyata yang diterapkan di SDN 2 Tegowanu Wetan sudah sesuai dengan komponen dan standar Adiwiyata yang diantaranya meliputi kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, 34

dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Setelah studi dokumentasi dilakukan peneliti dengan pendampingan dari kepala sekolah mengajak berkeliling sekolah untuk melihat kondisi sekolah. keempat komponen tersebut sebelumnya telah di kaitkan dengan model evaluasi CIPP yang di pakai oleh peneliti agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur model evaluasi CIPP. Penelitian kedua dilakukan pada tanggal 24 april 2015 dengan mewawancarai masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencocokkan jawaban dari pihak sekolah apakah sesuai dengan jawaban masyarakat atau tidak. Peneliti mendatangi salah satu rumah masyarakat sekaligus orang tua siswa di SDN 2 Tegowanu Wetan. Dalam wawancara ini pertama peneliti menanyakan tentang apakah narasumber mengetahui program adiwiyata yang ada di sekolah tersebut, kemudian dilanjutkan dengan apakah dari pihak sekolah menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 4.3 Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini akan dibahas tentang deskriptif tentang penelitian yang telah dilakukan. Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti maka di deroleh hasil sebagai berikut: 4.3.1 Konteks (Context) Dalam aspek konteks ini meliputi program adiwiyata dari pengertian, tujuan, pelaksanaan, jadwal kegiatan program adiwiyata. 35

Program adiwiyata merupakan program sekolah dimana sekolah memiliki tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang lingkungan hidup. Dengan di berlakukannya program adiwiyata ini diharapkan agar dapat mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik. Pelakasanaan program Adiwiyata ini dimulai sejak tahun 2014. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, awal mula SDN 2 Tegowanu Wetan mencanangkan program Adiwiyata merupakan penawaran dari SMPN 1 Tegowanu, karena dalam komponen standar Adiwiyata sekolah yang telah melaksanakan program Adiwiyata harus memiliki sekolah binaan. Dari penawaran tersebut kepala sekolah, guru, beserta komite mengadakan rapat apakah berkenan untuk siap melaksanakan program ini. Dari rapat tersebut menghasilkan bahwa sekolah merasa perlu mengikuti program ini karena dengan program ini Dengan mengikuti program adiwiyata sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan, karena dengan melaksanakan program adiwiyata masyarakat luas memandang bahwa sekolah memiliki lingkungan yang baik untuk mendukung kegiatan belajar mengajar serta dapat menciptakan rasa nyaman dan kedisiplinan dari siswa. Pelaksanaan program adiwiyata dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Untuk pengelolaan fasilitas sanitasi air bersih dilaksanakan 36

pada setiap hari oleh guru dan siswa. Untuk pembuangan sampah dilaksanakan setiap hari. Gerakan bersih merata dilaksanakan setiap hari oleh guru yang sudah di jadwalkan. Pelaksanaan piket kebersihan toilet dilaksanakan setiap hari oleh siswa sesuai denganjadwal yang telah dibuat. Terdapat pula aksi-aksi lingkungan yang dibuat dalam program adiwiyata diantaranya adalah aksi air, aksi air dilaksanakan pada bulan Mei 2015, adapula aksi yang sudah berjalan karena pembiasaan disekolah dari tahun 2012 seperti membersihkan sistem drainase dan pemanfaatan limbah. Aksi lingkungan yang dilaksanakan pada awal tahun 2014 sampai sekarang. Aksi partisipasi masyarakat pada bulan agustus 2014 dan Januari 2015. Aksi pembelajaran yang dilaksanakan awal semester gasal dan pertengahan setiap semester. Aksi sampah bokasi (daur ulang) yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2014, Oktober 2014, dan Januari 2015. Aksi sampah daun dilaksanakan pada bulan agustus 2015. Aksi sampah kertas dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2015. Aksi sampah Plastik yang dilaksanakan pada bulan Juli 2014- akhir tahun pelajaran 2015. Untuk hasil dari komponen standar program adiwiyata sudah memenuhi standar komponen adiwiyata yang meliputi Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL), Meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai 37

sumber daya dan energi, Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif, dan Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar. Walaupun demikian masih terdapat kendala yang dihadapi oleh sekolah ini. Kendala yang di hadapi oleh pihak sekolah dalam menjalankan program adiwiyata diantaranya adalah pemeliharaan tanaman sekolah. Karena sekolah ini terletak pada daerah yang panas sehingga pemeliharaan tanaman harus diperhatikan secara khusus. Kendala yang selanjutnya adalah kurangnya peran serta masyarakat sekitar dalam mendukung program adiwiyata disekolah ini. 4.3.2 Input (Input) Dalam aspek input ini meliputi perencanaan program adiwiyata, personil yang tergabung dalam program adiwiyata, kebijakan sekolah terkait dengan kurikulum, dan anggaran dalam program adiwiyata. Program Adiwiyata SDN 2 Tegowanu Wetan dapat berjalan tentu dengan kerjasama tim yang baik. Penanggung jawab program tersebut adalah Dra. Siti Noorqoniah beliau juga selaku Kepala Sekolah. Dengan Ketua Masyhudi, Sekretaris Budi Wahyono, dan bendahara Sri Handayani. Mereka di bantu oleh beberapa sseksi diantaranya terdapat sie pertamanan dan kerindangan, sie kebersihan, sie kreatifitas daur ulang dan hasil karya, sie penulisan slogan dan dokumentasi, sie usaha kesehatan sekolah, sie 38

pengolahan sampah organik dan anorganik, sie partisipasi pelatihan siswa dan ketertiban, dan sie perpustakaan. Dalam menjalankan program adiwiyata yang dilakukan oleh sekolah adalah pertama sekolah membentuk tim adiwiyata, tim ini terdiri dari kepala sekolah, komite sekolah, guru, tenaga kependidikan (tata usaha), siswa, dan orang tua siswa. Tujuan dibentuknya tim ini adalah untuk mengkoordinasikan tentang pelaksanaan dan pengelolaan program adiwiyata serta keterlibatan oleh semua warga sekolah. Kedua sekolah menyusun kajian lingkungan sekolah dengan tujuan untuk mengetahui gambaran dan kondisi lingkungan sekolah yang terkait dengan langkah perbaikan, kajian sekolah disini mencakup isu lingkungan yang berhubungan dengan sampah, air, energi, makanan kantin sekolah, dan keaneragaman hayati. Ketiga penyusunan rencana aksi lingkungan, terdapat 9 aksi di sekolah ini diantaranya yaitu aksi air, aksi kebijakan dan RKAS, aksi lingkungan hayati, aksi partisipasi masyarakat, aksi pengajaran, aksi sampah bokasi, aksi sampah daun, aksi sampah kertas, aksi sampah plastik. Keempat pelaksanaan aksi, pelaksanaan aksi dapat di buktikan dengan dokumen seperti bukti perencanaan program, bukti kerjasama, dan foto. Kelima evaluasi dan monitoring, tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah tim sudah melakukan kegiatan sesuai dengan program adiwiyata. 39

Untuk hasil dari komponen standar adiwiyata menghasilkan bahwa wawasan lingkungan tercantum pada visi misi sekolah dan terdapat pada hampir semua mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, peraturan sekolah menitik beratkan pada peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Indikator kebijakan berwawasan lingkungan juga sudah memenuhi standar komponen adiwiyata yang meliputi Visi, misi dan tujuan sekolah mencerminkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (pelestarian fungsi lingkungan, mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan hidup), Beberapa mata pelajaran wajib mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta Apabila di integrasikan dalam mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal. Anggaran untuk program adiwiyata sebesar Rp. 15.540.000,00 dari dana pembiayaan RKAS sebesar Rp. 88.160.000,00. Anggaran tersebut memuat pengadaan alat kebersihan kelas, pengadaan perlengkapan kamar mandi/ WC, pengadaan alat kebersihan kamar mandi/ WC, rapat pembinaan guru dan karyawan dalam program adiwiyata, pembiayaan kegiatan pramuka, penyelenggaraan lomba kebersihan kelas, pembiayaan kegiatan ekstrakulikuler dan pengembangan diri, 40

pengadaan obat-obatan, pengadaan perlengkapan UKS, pembiayaan penanaman pohon peneduh, pembiayaan penanaman bunga-bunga, biaya pemeliharaan pagar sekolah,biaya pemeliharaan sumur sekolah, biaya pemeliharaan jaringan pengairan sekolah, dan pengadaan tempat pembuatan kompos. 4.3.3 Proses (Process) Dalam aspek proses ini mencakup identifikasi proses pelaksanaan yang meliputi: kesiapan pelaksana program adiwiyata, kompetensi guru dalam kaitannya dengan pembelajaran lingkungan hidup, keaktifan pelaksana (kepala, sekolah, guru, komite, siswa), pengelolaan sarana dan prasarana pendukung program adiwiyata. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah yang bertindak sebagai penanggung jawab bersikap tegas dan selalu membimbing serta memonitoring segala kegiatan yang ada di sekolah dalam hal ini khususnya pada kegiatan yang merujuk pada program adiwiyata. Hal serupa juga dilakukan oleh guru, dalam pembelajaran guru selalu menyisipkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan hidup. Selain itu siswa juga ikut berperan aktif dalam menjalankan program adiwiyata. Tim/ panitia yang sudah dibentuk bertangnggung jawab atas tugasnya masing-masing. Untuk hasil dari komponen standar adiwiyata dengan indikator faktor internal sekolah dalam kaitannya dengan pendidikan lingkungan hidup sudah memenuhi standar komponen adiwiyata pada item yang meliputi Setiap pembelajaran pada peserta didik sudah menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik 41

pembelajaran secara aktif, Isu lokal maupun isu global tertuang dalam materi ajar, RPP untuk pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas, Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan, Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan, Peserta didik sudah dapat menerapkan pengetahuan LH dalam pemecahan masalah LH dalam kehidupan sehari-hari, Semua peserta didik sudah mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH, Tersedianya sarana dan prasarana untuk mengatasi persoalan lingkungan sekolah antara lain: air bersih, WC, sampah, drainasi, dan ruang terbuka hijau, Tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung pembelajaran LH di sekolah antara lain: Green house, Toga/kebun sekolah, Komposting, Biopori/ sumur resapan, Sarana pembelajaran LH lainnya, Terpeliharanya sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan antara lain: ventilasi udara dan pencahayaan, pemeliharaan tanaman, Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah seperti air bersih, WC, sampah, dan drainase, Penghemanat penggunaan air, listrik, alat tulis kantor, dan bahan lainnya, Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat, Siswa melaksanakan kegiatan bidang lingkungan hidup, Pendidik/ guru melaksanakan pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran PLH, Pendidik dan tenaga pendidik mengikuti seminar, 42

workshop, maupun pendidikan lingkungan hidup, Sarana dan prasarana terkait upaya perlindungan dan pengelolaan LH antara lain: penyediaan air bersih, pengelolaan sampah, saluran air, penghijauan, kantin sehat, sarana hemat energi, Pola hidup bersih, efisiensi pemanfaatan sumberdaya seperti pemanfaatan kembali barang bekas menjadi produk yang bernilai, dan Peningkatan dan pengembangan mutu lingkungan sekolah antara lain manajemen pengelolaan sekolah. Namun pada item Keterlibatan masyarakat sekitar dan menjalin kemitraan dengan pihak yang terkait belum memenuhi standar komponen adiwiyata. 4.3.4 Product Dalam aspek produk mencakup penilaian hasil capaian yang meliputi evaluasi program dan partisipasi masyarakat dalam program adiwiyata di SDN 2 Tegowanu Wetan. Warga sekolah telah dapat merawat sarana dan prasarana, gedung dan lingkungan sekolah, Warga sekolah telah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan hidup, Warga sekolah telah melakukan kegiatan ekstrakulikuler terkait dengan lingkungan hidup, Guru dan siswa telah melakukan kreatifitas dan inovasi terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Guru atau siswa mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, Sekolah mendapatkan dukungan dari kalangan terkait untuk meningkatkan upaya PLH, Meningkatnya peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran LH dan upaya PPLH. Namun ada tiga 43

item yang belum terpenuhi sebagai standar komponen program adiwiyata diantaranya adalah Sekolah telah memanfaatkan narasumber di sekitar sekolah, Sekolah membina pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah memberi dukungan kemitraan untuk peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/ kasus lingkungan. Dari hasil wawancara bersama kepala sekolah dan guru di dapatkan bahwa partisipasi masyarakat dirasa belum cukup untuk memenuhi standar komponen adiwiyata. Masyarakat belum sepenuhnya mengetahui tentang program adiwiyata yang dilaksanakan sekolah ini, serta tidak adanya hubunga timbal balik dari pihak sekolah maupun masyarakat. Padahal dalam program adiwiyata hal tersebut merupakan hal yang penting. Yang diharapkan selanjutnya sekolah memberikan sumbang sihnya kepada masyarakat begitu pula sebaliknya jadi program ini dapat berjalan dengan maksimal. Sedangkan dari hasil wawancara masyarakat diperoleh bahwa masyarakat tidak mengetahui tentang program adiwiyata secara jelas. Masyarakat hanya mengetahui bahwa sekolah mendapatkan juara tingkat Kabupaten sebagai sekolah terbersih. Sebenarnya masyarakat sudah diberi tahu tentang program namun kurang berkena pada wali murid, mereka hanya tau bahwa sekolah telah menjuarai sebagai sekolah terbersih tingkat kabupaten. Dukungan wali murid berupa menemani anak belajar dirumah. Masyarakat juga tidak mendapat dukungan kemitraan dari sekolah, hanya komite yang mendukung program tersebut. 44

4.4 Pembahasan Pembahasan ini akan membahas hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi evaluasi program Adiwiyata dan Peran Serta Masyarakat. Evaluasi Program Adiwiyata yang menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Evaluasi program yang di lakasanakan di merupakan suatu kegiatan yang diadakan untuk mengevaluasi program Adiwiyata dengan tujuan apakah program yang dilaksanakan di sekolah ini sudah memenuhi standar dari komponen Adiwiyata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Musa (2005) yang menyebutkan evaluasi program sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan suatu objek yang dilakukan secara terencana, sistematik dengan arah dan tujuan yang jelas Evaluasi program Adiwiyata di Sekolah Dasar Negeri 2 Tegowanu Wetan Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan dilaksanakan dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, process, Product), pengumpulan data dengan studi dokumentasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan guru serta masyarakat sekitar khususnya wali murid. Studi dokumentasi dilakukan dengan menggunakan landasan empat komponen Adiwiyata yaitu kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana prasarana pendukung ramah lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Arikunto dan Cepi (2010: 45) bahwa model CIPP 45

adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Dengan demikian, jika tim elevator sudah menentukan model CIPP sebagai model yang akan digunakan untuk mengevaluasi program maka harus dianalisis terlebih daluhu berdasarkan komponen-komponennya. Dengan penggunaan model evaluasi tersebut diharapkan ada tindak lanjut dari program Adiwiyata untuk kebaikan bersama khususnya kebaikan sekolah. Sesuai dengan jabaran oleh kementrian Lingkungan Hidup (2006) bahwa tujuan Adiwiyata adalah untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. 4.4.1 Context Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008) menyebutkan bahwa tujuan dari evaluasi konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam program yang ingin dilaksanakan. Sesuai dengan pendapat tersebut, kekuatan dari program Adiwiyata ini ada karena dibentuknya tim/ panitia yang sudah di bagi dan bertanggung jawab dalam tugasnya masing-masing. Pelaksanaan program adiwiyata dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dengan rincian kegiatan dan penanggung jawab serta peserta yang sudah jelas. Untuk komponen standar adiwiyata sudah memenuhi standar yang meliputi Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL), Meningkatkan efisiensi penggunaan 46

dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi, Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif, dan Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar di SDN 2 Tegowanu Wetan. Kelebihan dengan mengikuti program Adiwiyata sekolah mendapatkan prestasi yang membanggakan karena dengan melaksanakan program adiwiyata masyarakat luas memandang bahwa sekolah memiliki lingkungan yang baik untuk mendukung kegiatan belajar mengajar serta dapat menciptakan rasa nyaman dan kedisiplinan dari siswa. Walaupun demikian masih terdapat kendala yang dihadapi oleh sekolah ini dalam menjalankan program adiwiyata diantaranya adalah pemeliharaan tanaman sekolah. Karena sekolah ini terletak pada daerah yang panas sehingga pemeliharaan tanaman harus diperhatikan secara khusus. Pemeliharaan tanaman ini bisa dilakukan dengan cara menyiraminya setiap hari dan pemberian pupuk, adapun tanaman yang telah mati dapat diganti dengan tanaman yang baru. Tanaman yang baru dapat diperoleh dari sumbangan tanaman dari siswa, guru, maupun komite yang sedianya ingin membantu agar program adiwiyata ini berhasil di sekolah ini. Kendala yang selanjutnya adalah kurangnya peran serta masyarakat sekitar dalam mendukung program adiwiyata disekolah ini. Karena hal tersebut maka tidak adanya hubungan timbal balik antara sekolah dan 47

masyarakat. Hal yang seharusnya terjadi adalah masyarakat menyumbangkan aspirasinya ke sekolah untuk mendukung program ini dan sebaliknya sekolah juga memberikan sumbangan bisa berupa tanaman untuk ditanam oleh masyarakat sehingga bukan hanya lingkungan dalam sekolah saja yang diperhatikan akan tetapi lingkungan disekitar sekolah juga. Sampai sekarang pihak sekolah masih mengupayakan pendekatan dengan masyarakat sekitar agar mau ikut berpartisipasi dalam program adiwiyata yang diadakan di sekolah ini. 4.4.1 Input Penanggung jawab program di SDN 2 Tegowanu Wetan adalah Dra. Siti Noorqoniah dengan bantuan dari ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi program adiwiyata bekerjasama dengan baik untuk melaksanakan program ini. Tim/ panitia tersebut dibentuk untuk mengkoordinasikan tentang pelaksanaan program adiwiyata. Setelah terbentuknya tim maka rencana program dapat di buat dan dilaksanakan. Pelaksanaan program yang sudah berjalan dapat di evaluasi agar mengetahui apakah program dapat berjalan dengan baik atau tidak. Untuk Input dengan indikator kebijakan berwawasan lingkungan juga sudah memenuhi standar komponen adiwiyata yang meliputi Visi, misi dan tujuan sekolah mencerminkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (pelestarian fungsi lingkungan, mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, peningkatan kualitas lingkungan hidup). Hal tersebut dapat terlaksana dengan baik 48

karena adanya pemahaman dari warga sekolah akan pembelajaran perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yeni Isnaeni guru SMP Negeri 3 Gresik pada tahun 2013 dengan judul penelitian Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata di SMP Negeri 3 Gresik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor pendukung implementasi kebijakan adalah adanya persamaan pemahaman dari seluruh warga sekolah dan ditunjang sarana dan prasarana yang memadai, dampak langsung kebijakan tersebut adalah adanya kesadaran warga sekolah untuk menjaga lingkungan hidup dan merawatnya dengan baik. Beberapa mata pelajaran wajib sudah mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Mata pelajaran lokal mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Pengembangan diri mengintegrasikan pembelajaran terkait upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, serta apabila di integrasikan dalam mata pelajaran wajib maupun mulok yang terkait dengan PLH terdapat kriteria ketuntasan minimal. Pihak sekolah menitik beratkan pada peraturan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Hal ini merupakan strategi yang dilakukan sekolah agar siswa memiliki sikap yang cinta akan lingkungan hidup. 4.4.1 Process Proses evaluasi dalam penelitian ini menggunakan indikator faktor internal sekolah. Faktor 49

internal ini dirasa sangat mempengaruhi proses dari terlaksananya program Adiwiyata. Dalam pelaksanaan program Adiwiyata Kepala sekolah selalu memberikan arahan serta ikut terjun langsung dalam kegiatan agar kegiatan dapat berjalan lancar. Hal serupa juga dilakukan oleh guru, dalam pembelajaran guru selalu menyisipkan nilai-nilai pentingnya menjaga lingkungan hidup, seperti menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran secara aktif, Isu lokal maupun isu global tertuang dalam materi ajar, RPP untuk pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas, Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan, Pembelajaran LH melibatkan orangtua peserta didik dan masyarakat dengan materi antara lain: sarana pengelolaan sampah, penyediaan air bersih, kantin ramah lingkungan. Bahkan guru selalu memanfaatkan lingkungan sekolah seperti jenis tanaman ataupun melakukan daur ulang sebagai media dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa semakin tertarik akan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Berkat kerjasama yang baik dan tanggung jawab yang besar dari guru, siswa sudah dapat menerapkan pengetahuan LH dalam pemecahan masalah LH dalam kehidupan sehari-hari, Semua peserta didik sudah mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH. Sejalan dengan penelitian dari Amy T. Parlo and Malcolm B. Butler pada tahun 2007 yang berjudul Impediments to Environmental Education Instruction in the Classroom: A 50

Post-Workshop Inquiry dengan hasil penelitian bahwa penekanan yang lebih besar dibutuhkan pada penyediaan kesempatan bagi peserta untuk membuat hubungan yang jelas dengan instruksi mereka dalam populasi kelas sains. Selain kerjasama yang baik antara warga sekolah juga terdapat anggaran khusus yang dikeluarkan oleh sekolah untuk program adiwiyata. Anggaran ini dimuat dalam RKAS, anggaran ini dibuat antara lain untuk pemeliharaan tanaman serta kegiatan lain yang kaitannya dengan program adiwiyata. Sarana dan prasarana untuk mengatasi persoalan lingkungan sekolah dan sarpras untuk menunjang pembelajaran Lingkungan Hidup juga telah tersedia dengan baik. Hal ini tentu saja di ikuti dengan pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut. Untuk menjalankan program ini dengan maksimal pendidik dan tenaga pendidik mengikuti seminar, workshop, maupun pendidikan lingkungan hidup, Sarana dan prasarana terkait upaya perlindungan dan pengelolaan LH agar dapat memanfaatkan serta menjaga lingkungan hidup yang ada di sekolah dengan baik bersama siswa dan warga sekolah lainnya. Seminar ini dilakukan agar guru dapat memahami akan pentingnya pemanfaatan sumberdaya dan dapat mengajarkan kepada siswa seperti pemanfaatan kembali barang bekas menjadi produk yang bernilai, dan Peningkatan dan pengembangan mutu lingkungan sekolah antara lain manajemen pengelolaan sekolah. 51

4.4.1 Product Menurut Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008) menyebutkan bahwa evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Dengan indikator partisipasi masyarakat diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap program Adiwiyata. Yang dimaksud dengan kontribusi adalah adanya keputusan untuk melanjutkan program, apakah ada tambahan jika terdapat kekurangan pada indikator ini atau malah progam akan diberhentikan. Untuk indikator produk ini dilakukan penelitian dengan fokus pada peran serta masyarakat dengan hasil penelitian bahwa masyarakat sekitar ternyata belum mengetahui sepenuhnya tentang program Adiwiyata, mereka hanya mengetahui bahwa sekolah telah menjuarai sebagai sekolah terbersih se- Kabupaten. Untuk Warga sekolah telah dapat merawat sarana dan prasarana, gedung dan lingkungan sekolah, Warga sekolah telah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai dengan kaidah pengelolaan lingkungan hidup, Warga sekolah telah melakukan kegiatan ekstrakulikuler terkait dengan lingkungan hidup, Guru dan siswa telah melakukan kreatifitas dan inovasi terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Guru atau siswa mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar, Sekolah mendapatkan dukungan dari kalangan terkait untuk meningkatkan upaya PLH, Meningkatnya peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran LH dan upaya PPLH. 52

Namun ada tiga item yang belum terpenuhi sebagai standar komponen program adiwiyata diantaranya adalah Sekolah telah memanfaatkan narasumber di sekitar sekolah, Sekolah membina pembelajaran LH di sekolah lain, dan Sekolah memberi dukungan kemitraan untuk peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan/ kasus lingkungan. Kekurangan yang terdapat dalam komponen standar adiwiyata ini masih diupayakan oleh pihak sekolah agar kedepannya program ini dapat berjalan dengan maksimal. Seperti kendala yang terjadi dalam hubungannya dengan peran serta masyarakat. Sekolah masih mengupayakan pendekatan dengan cara merangkul orang tua siswa dan masyarakat dan member tahu tentang adanya program adiwiyata ini. Diharapka dengan peran serta mereka program ini dapat berkembang dan menambah prestasi dari sekolah agar sekolah dikenal di kalayak umum. Pada indikator produk dengan fokus partisipasi masyarakat ini dilaksanakan penelitian namun hasilnya masih kosong karena hasil dari evaluasi digunakan untuk keberlanjutan program yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ellen Landriany dengan judul penelitian Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan lingkungan hidup di sekolah sudah dituangkan dalam surat keputusan dan terintegrasi dalam masing-masing 53

mata pelajaran. Kemudian mensosialisasikan beberapa kegiatan utama dengan pendekatan pada siswa guna mendapatkan dukungan yang sempurna sehingga menciptakan kesepakatan yang mutlak bahwa sekolah tersebut benar-benar sekolah berwawasan lingkungan. Selanjutnya masih dijumpai berbagai situasi permasalahan yang menghambat pelaksanaan adiwiyata, seperti satuan tugas yang tidak tepat waktu serta ada sekelompok siswa yang masih belum sadar dalam memahami konsep sekolah berwawasan lingkungan hidup, masalah pendanaan, dan dukungan masyarakat serta instansi lain yang masih rendah. Sekolah sudah melakukan langkah-langkah strategi guna mengatasi hambatan. Kekurangan yang terdapat pada program adiwiyata di SDN 2 Tegowanu Wetan menitik beratkan pada partisipasi masyarakat yang kurang. Hal ini dapat di atasi dengan beberapa aksi yang di mulai dari pihak sekolah diantaranya adalah pihak sekolah hendaknya melakukan sosialisasi yang jelas tentang program adiwiyata kepada orang tua siswa karena dengan hal itu orang tua siswa dapat memberitahukan kepada masyarakat luas tentang program unggulan sekolah ini, kedua pihak sekolah memberikan sumbang sih kepada masyarakat sekitar misal memberikan tanaman atau memberikan pendidikan lingkungan hidup seperti mengolah limbah atau memanfaatkan barang bekas sehingga sekolah tidak hanya melestarikan lingkungan hidup di lingkungan sekolah tetapi juga pada lingkungan sekitar sekolah 54