BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Sidikalang, fokus penelitian ini dilakukan disma Negeri 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Sidikalang, fokus penelitian ini dilakukan disma Negeri 1"

Transkripsi

1 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Penelitian Tempat dan Waktu Tempat Tempat ataulokasi penelitian adalah Kecamatan dan Kecamatan Sidikalang, fokus penelitian ini dilakukan di 1 dan Kabupaten Dairi.Kabupaten Dairi merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang mempunyai Luas ha atau sekitar 2,69 % dari luas Propinsi Sumatera Utara ( ha). Adapun alasan memilih tempat penelitian adalah: 1. 1 merupakan SMA yang terdapat di pinggiran Danau Toba dan telah meraih penghargaan Adiwiyata Nasional, sehingga sangat diharapkan peranan warga sekolah untuk menjaga kelestarian Danau Toba, sementara merupakan SMA yang memiliki jumlah siswa-siswi yang cukup besar sebanyak 893 orang sehingga sangat potensial menjadi duta lingkungan dimasa yang akan datang. 2. Program Adipura telah dilaksanakan sejak tahun 2006 sehingga siswasiswi SMA saat ini telah mendapat pendidikan lingkungan ± 10 tahun. 3. Adanya usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah 2 Sidikalang untuk mewujudkan sekolah yang berwawasan lingkungan dan 20

2 sampai saat ini masih tetap berupaya untuk mendapatkan Penghargaan Adiwiyata Nasional. 4. Siswa-siswi berasal dari berbagai SMP yang terdapat di Kabupaten Dairi Waktu Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan dan akan dimulai bulan Desember 2015 hingga bulan Pebruari Penelitian dimulai dengan persiapan penelitian, survey awal dan seminar, selanjutnya pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data melalui pengamatan/wawancara/kuisioner, analisis data serta penulisan tesis Metode Pengumpulan Data 3.2.1Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diteliti yang mempunyai kualitas jumlah dan karakteristik tertentu yang akan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006). Populasi dalam penelitian adalah Kepala Sekolah sebanyak 2 orang, Guru sebanyak 68 orang, Pegawai Tata Usaha 12 orang, Siswa sebanyak 1198 Orang dan komite sekolah sebanyak 8 orang, sehingga total populasi sebanyak 1288 orang. 21

3 Sampel Penelitian Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random sampling. Sampel ditentukan dengan menggunakan pendekatan statistik untuk tingkat kesalahan 10% dari populasi (Sarwono, 2006) dengan formula sebagai berikut: NN n = 1 + NN(ee) 2 Di mana : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Standar error/derajat kebebasan (10%=0,1) Dengan perhitungan sampel sebagai berikut: Jumlah populasi siswa Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut : Tabel 3.1. Jumlah Siswa di 1 dan 2 Sidikalang Kabupaten Dairi No. Nama Sekolah Kelas Jumlah Responden X XI XII Silahisabugan Sidikalang Jumlah Siswa (N) = 893 Jumlah sampel (n) = 893 n = (0,1) 2 n = 89,93 (dibulatkan 90 orang) 22

4 Jumlah populasi guru di 1 dan 2 Sidikalang Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut : Tabel 3.2. Jumlah Guru di 1 dan 2 Sidikalang Kabupaten Dairi No. Nama Sekolah Status Jumlah Responden Tetap Honor Silahisabugan 2. 2Sidikalang Jumlah populasi pegawai sekolah di 1 dan SMA Negeri Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut: Tabel 3.3. Jumlah Pegawai di 1 dan SMA Negeri Kabupaten Dairi No. Nama Sekolah Status Jumlah Responden Tetap Honor Silahisabugan 2. 2Sidikalang Jumlah populasi Kepala Sekolah di 1 dan SMA Negeri Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut : Tabel 3.4. Jumlah Kepala Sekolah di 1 dan Kabupaten Dairi No. Nama Sekolah Jumlah Responden 1. 1Silahisabugan Sidikalang

5 Jumlah populasi Komite Sekolah di 1 dan SMA Negeri Kabupaten Dairi dapat dilihat pada Tabel 3.4. berikut : Tabel 3.5. Jumlah Komite Sekolahdi 1 dan SMA Negeri Kabupaten Dairi No. Nama Sekolah Jumlah Responden 1. 1Silahisabugan Sidikalang Jenis Data Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dengan cara: 1. Observasi Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian dengan mengunjungi lokasi yang menjadi objek penelitian dan meninjau langsung upaya pengelolaan dan perlindungan lingkungan di 2 Sidikalang serta melakukan pertemuan dengan responden. 2. Kuisioner Untuk memudahkan perolehan data, selanjutnya disebarkan kuisioner atau angket kepada responden untuk mengetahui tentang kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan, kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan di. Penyebaran kuisioner akan dilakukan secara langsung kepada responden dengan menentukan secara langsung responden yang akan diteliti. 24

6 3. Wawancara Selain observasi dan kuisioner, dilakukan wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan dengan cara diskusi dengan stake holder, nara sumber (interview guite) dan komite sekolah untuk mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian mutu sekolah Adiwiyatadi SMA Negeri 1 dan Kabupaten Dairi. Data skunder didapatkan dengan cara : Data skunder adalah data dan informasi yang diperoleh dari sumber tidak langsung (biasanya berupa dokumen data). Data sekunder merupakan data pendukung untuk penjelas, pemberi keterangan, atau data pelengkap data primer, dapat berupa data teori dan konsep pembangunan didapatkan dari sumber pustaka atau literatur berupa kebijakan, rencana dan tindakan mendorong sekolah menjadi sekolah Adiwiyata, sedang dilaksanakan maupun rencana pembangunan masa mendatang yang dapat diperoleh dari kantor/instansi terkait Peralatan Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain: kamera, komputer, printer, kuisioner dan alat tulis menulis. Objek penelitian, antara lain: lingkungan 1 dan di Kabupaten Dairi, Siswa, Guru, Tata Usaha dan Kepala Sekolah. Data penelitian yang dikumpulkan berbentuk data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan lapangan dengan cara langsung mencatat mengenai sarana dan prasarana, serta kuisioner. 25

7 3.5. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan instrumen yang diberikan kepada responden. Instrumen dalam penelitian ini terbagi atas dua kelompok, yaitu kelompok pertama dilakukan kepada aparat pemerintah dengan menggunakan teknik wawancara. Isi dari wawancara yang dilakukan menyangkut kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong sekolah menjadi berwawasan lingkungan melalui Program Adiwiyata Nasional. Instrumen kedua digunakan kepada responden yang terdiri dari Siswa, Guru, Pegawai Sekolah, komite sekolah dan Kepala Sekolah melalui pengisian kuisioner. Isi dari kuisioner yang diberikan kepada responden terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu Kebijakan Berwawasan Lingkungan, Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif, Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari: 1. Kebijakan berwawasan lingkungan. 2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan. 3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif 4. Pengelolaan sarana pendukung yang ramah lingkungan 26

8 3.7. Definisi Operasional Untuk lebih memfokuskan penelitian ini, maka diambil definisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan berwawasan lingkungan, adalah kebijakan responden untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola yang baik untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan. 2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, adalah responden telah menuangkannya dalam KTSP, kebijakan anggaran untuk melaksanakan kegiatan terkait, dan kebijakan tentang sarana dan prasarana yang memadai dalam mendukung pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan. 3. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, adalah responden terlibat dalam menajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran. 4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, adalah ketersediaan sarana dan prasarana ramah lingkungan dan peran aktif responden dalam pengelolaan dan memeliharanya Analisis Data Penelitian yang akan dilaksanakan ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yaitu berusaha mengungkapkan bagaimana implementasi kebijakan sekolah berwawasan lingkungan di 1 dan SMA Negeri dalam mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan. Data 27

9 yang telah terkumpul diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian dan hipotesis penelitian. Data yang diperoleh diorganisasikan sesuai dengan tuntutan penyajian/pengolahan statistik yang akan digunakan dalam bentuk tabel frekuensi atau persentase. Pada tahap pengolahan data dilakukan analisis data untuk memastikan kesempurnaan pengisian dari setiap instrument pengumpulan data. Selanjutnya dilakukan pengkodean (coding) yang digunakan dalam tabulasi data. Atas pentabulasian data tersebut kemudian dilakukan interpretasi atau penyimpulan terhadap pencapaian mutu sekolah Adiwiyata di 1dan Kabupaten Dairi. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen Negara, gambar, foto dan sebagainya. Langkah berikutnya adalah berupa reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman untuk disusun dalam satuan-satuan hingga diperoleh kategorisasi sambil dibuat coding. Tahap akhir analisis adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data sehingga dapat dibuat penafsiran dan kesimpulan (Moleong, 1989). 28

10 3.9. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian di bagi atas: 1. Tahap Pra-Lapangan yaitu: - Melakukan pendalaman terhadap masalah yang sudah dirumuskan dengan cara studi literatur. - Menyiapkan instrumen penelitian berupa kegiatan pengumpulan data untuk tahap pekerjaan lapangan. 2. Tahap Pengumpulan Data. - Melaksanakan pengumpulan data primer. dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi penelitian, melakukan pertemuan dengan responden, wawancara mendalam (depth interview) yang dilakukan dengan cara diskusi dengan stake holder, nara sumber (interview guite) dan komite sekolah. - Melaksanakan pengumpulan data skunder dilakukan dengan mengumpulkan data pendukung untuk penjelas, pemberi keterangan, atau data pelengkap data primer, dapat berupa data teori dan konsep pembangunan didapatkan dari sumber pustaka atau literatur berupa kebijakan, rencana dan tindakan mendorong sekolah menjadi sekolah Adiwiyata, sedang dilaksanakan maupun rencana pembangunan masa mendatang yang dapat diperoleh dari kantor/instansi terkait. 3. Tahap Analisis Data. - Melakukan analisis data dari yang telah dikumpulkan. 29

11 - Menarik kesimpulan awal dari hasil penelitian. - Melakukan pengujian kesimpulan awal dengan mengajukan hasilnya kepada responden dan pihak terkait. - Menarik kesimpulan akhir. - Penyusunan laporan. 30

12 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Kondisi Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitan adalah Kabupaten Dairi tepatnya daerah Kecamatan dengan luas wilayah Km 2 atau ha dan Kecamatan Sidikalang dengan luas wilayah 70,67 Km 2 atau Ha, yang merupakan dua dari 15 Wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi. Daftar Sekolah Menengah Atas di Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi terdiri dari 13 Sekolah Menengah Atas Negeri dan 11 Sekolah Menengah Atas Swasta, dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1. Jumlah Di Kabupaten Dairi Tahun 2016 No Nama Sekolah Jumlah Siswa 1 1 Sidikalang Pegagan Hilir Silima Pungga-Pungga Parbuluan Sumbul Tigalingga Siempat Nempu Tanah Pinem Lae Parira Siempat Nempu Hilir Siempat Nempu Hulu Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, 2016 (Data Diolah) 31

13 Tabel 4.2. Jumlah SMA Swasta di Kabupaten Dairi Tahun 2016 No. Nama Sekolah Jumlah Siswa 1 SMA Swasta Bukit Cahaya 382 Sidikalang 2 SMA Swasta Bukit Cahaya Sumbul SMA Swasta Santo Petrus SMA Swasta Perguruan Nasional 128 Sidikalang 5 SMA Swasta Advent Sumbul 54 6 SMA Swasta Nusantara SMA Swasta Rismaduma SMA Swasta Kesuma Sumbul Karo 84 9 SMA Swasta Parulian Balna SMA Swasta Lingga SMA Swasta Metodist 74 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, 2016 (Data Diolah) Sesuai dengan Judul tesis ini Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata Nasional di 1 dan Kabupaten Dairi, maka sekolah yang menjadi sampel penelitian merupakan sekolah yang sudah meraih Adiwiyata Kabupaten dan Adiwiyata Provinsi namun belum meraih Adiwiyata Nasional, yaitu, dan sebagai pembanding yang menjadi sampel, yaitu 1. SMA Negeri 1 merupakan satu-satunya sekolah di Kabupaten Dairi yang telah berhasil meraih Penghargaan Adiwiyata Nasional pada tahun 2014, sehingga kedua Sekolah Menengah Atas tersebut menjadi populasi penelitian, yaitu 1 dan di Kabupaten Dairi. 32

14 Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian 29

15 4.1.2 Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah sejumlah warga sekolah dari 1 dan. Responden adalah Siswa, Guru, Pegawai Sekolah, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, komposisi responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Jumlah Responden Siswa No Nama Sekolah Jumlah Siswa Sidikalang Tabel 4.4. Jumlah Responden Guru No Nama Sekolah Jumlah Guru Sidikalang Tabel 4.5. Jumlah Responden Pegawai Sekolah Sekolah No Nama Sekolah Jumlah Pegawai Sekolah Sidikalang

16 Tabel 4.6. Jumlah Responden Kepala Sekolah No Nama Sekolah Jumlah Kepala Sekolah Sidikalang 1 2 Tabel 4.7. Jumlah Responden Komite Sekolah No Nama Sekolah Jumlah Komite Sekolah Sidikalang 4 8 Tabel 4.8. Distribusi Responden Menurut Kategorinya No Jenis Responden Frekuensi Persen (%) 1 Siswa Guru Pegawai Sekolah Kepala Sekolah Komite Sekolah Dari tabel 4.8 terlihat bahwa total keseluruhan responden yang mengisi kuesioner adalah 211 orang. 31

17 4.1.3 Tanggapan Responden terhadapimplementasi Program Adiwiyata Nasional di 1 dan di Kabupaten Dairi Kebijakan Berwawasan Lingkungan Dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup, salah satunya dapat dimulai dari lingkungan pendidikan atau sekolah. Oleh sebab itu pihak sekolah perlu membuat suatu kebijakan yang sifatnya berwawasan lingkungan hidup. Kebijakan berwawasan lingkungan terdiri atas komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) (KLH 2014) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan telah mencantumkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, upayapelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup, mata pelajaran wajib dan/atau mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan ketuntasan minimal belajar Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan, maka diperoleh sebaran jawaban seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut: 32

18 Tabel4.9.Distribusi jawaban responden tentang telah mencantumkan kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 Baik Baik Cukup Kurang Kurang

19 2 Kepala Sekolah 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Apakah Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk responden guru di 1 diperoleh data bahwa 13 responden menjawab telah dilaksanakan dengan sangat baik, dan 4 responden menjawab baik, responden kepala sekolah menjawab sangat baik, responden Pegawai Sekolah 2 sangat baik dan 2 responden baik, untuk responden komite sekolah 4 responden menjawab baik, sedangkan untuk responden siswa tidak dilakukan kuisioner. Berdasarkan jawaban responden pada 1 telah mencantumkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam KTSP sudah dengan sangat baik dimana sebanyak 61,54 % responden menjawab sangat baik dan 38,46% menjawab baik sebagaimana terlihat pada tabel 4.9. Untuk responden guru di SMA Negeri diperoleh data bahwa 19 responden menjawab telah dilaksanakan 34

20 dengan baik, dan 31 responden menjawab cukup, responden kepala sekolah menjawab sangat baik, responden Pegawai Sekolah 5 responden sangat baik, 2 responden baik, 1 responden cukup, komite sekolah 3 responden menjawab baik 1 responden menjawab cukup, sedangkan untuk responden siswa tidak siswa menjawab karena tidak diajukan pertanyaan. Berdasarkan persentase jawaban responden 9,38% menjawab sangat baik, 37,50% baik, 51,56% menjawab cukup dan 1,56 menjawab kurang. Tabel4.10. Distribusi jawaban responden tentang struktur kurikulum telah mencantumkanupayapelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang

21 Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sebagaimana terlihat pada tabel 4.10 jelas memperlihatkan bahwa 1 telah melaksanakannya dengan sangat baik, dimana 17 responden menjawab sangat baik (65,38%), 8 responden baik (30,77%) dan 1 responden menjawab cukup (3,85%). Sementara untuk responden guru di 18 responden menjawab telah dilaksanakan dengan sangat baik, 8 responden baik, 22 responden menjawab cukup, dan 3 responden menjawab kurang, responden kepala sekolah menjawab sangat baik, responden Pegawai Sekolah 2 responden sangat baik, 5 responden baik, 1 responden cukup, komite sekolah 4 responden menjawab cukup, sedangkan untuk responden siswa tidak menjawab karena tidak diajukan pertanyaan. Berdasarkan jawaban responden yang tertuang dalam tabel 4.10 jelas terlihat bahwa struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup di masih dalam kategori cukup. Jawaban responden sebanyak 32,81% menjawab sangat baik, 20,31% menjawab baik, 42,19% menjawab cukup dan 4,69% menjawab kurang. 36

22 Tabel4.11. Distribusi jawaban responden tentang mata pelajaran wajib dan/atau mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan ketuntasan minimal belajar No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang

23 3 Pegawai Sekolah 1 4 Komite 1 5 Siswa Jawaban responden bahwa mata pelajaran wajib dan/atau mulok yang terkait PLH dilengkapi dengan ketuntasan minimal belajar di 1 sudah sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden, dimana 15 responden (57,69%) menjawab sangat baik, 10 responden menjawab baik (38,46%) dan hanya1 responden (3,85%) yang menjawab cukup. Sementara responden di sebanyak 28 responden (43,75%) menjawab masih cukup Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) harus mencantumkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi : Kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, Tersedianya sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu (Permen LH No. 05 Tahun 2013). Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan, maka diperoleh sebaran jawaban seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut: 38

24 Tabel4.12.Distribusi jawaban responden tentang telah mencantumkanprogram dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Tidak hanya terkait dengan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), Program Adiwiyata juga harus didukung oleh Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), di 1 telah memiliki rencana kegiatan dan anggaran sekolahyang baik.sesuai dengan hasil kuisioner dimana 10 responden (38,46%) menjawab sangat baik, 14 responden (53,85%) baik, dan hanya 2 responden (7,69%) yang menjawab cukup, sehingga dapat disimpulkan bahwa, implementasinya di 1 sudah baik, namun harus lebih ditingkatkan. 39

25 Sementara itu, di tidak sedikit responden yang menjawab cukup sebanyak 22 responden (34,38%) terhadap rencana kegiatan dan anggaran sekolah, 26 responden (40,63%) baik, 3 responden (4,69%) cukup bahkan 13 responden (20,31%) menjawab sangat kurang. Data ini menunjukkan responden berpendapat bahwa pengalokasian dana masih <20% dan belum dialokasikan secara proporsional dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan, untuk kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peran serta masyarakat dan kemitraan, peningkatan dan pengembangan mutu Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan hidup sebagai strategi pembelajaran perlu dilakukan untuk membentuk sikap perduli lingkungan dikalangan siswa-siswa, dalam penelitian ini siswa 1 dan. Tujuan mengetahui pengaruh faktor kebijakan kurikulum dan strategi pembelajaran dalam mendukung pencapaian mutu sekolah tentang lingkungan hidup adalah dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan program pembelajaran afektif yang dapat dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan terdiri atas komponen Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup dan Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup (KLH, 2014). 40

26 Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup Keberhasilan pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungansangat ditentukan oleh Tenaga pendidik yang harus memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup. Tenaga pendidik harus mampu menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran (belajar aktif/ partisipatif), mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi pembelajaran LH sesuai dengan jenjang pendidikan, mengembangkan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran LH, menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas,mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran LH, mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH, mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (KLH, 2014). Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan, maka diperoleh sebaran jawaban seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut: 41

27 Tabel4.13.Distribusi jawaban responden tentangmenerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran (belajar aktif/ partisipatif) No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan hidup di 1 sudah dilaksanakan dengan sangat baik dalam hal; menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajarandinyatakan 11 responden (42,31%), baik14 responden (53,85%) dan cukup 1 responden (3,85%). Data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan hidup di dalam hal menerapkan pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam 42

28 pembelajaranhanya 13 responden (20,31%) yang menyatakan sangat baik, 15 responden (23,44%) baik, 28 responden (43,75%) cukup, bahkan 8 responden (12,50%) menyatakan sangat kurang. Tabel4.14. Distribusi jawaban responden tentang mengembangkan isu lokal dan atau isu global sebagai materi pembelajaran LH sesuai dengan jenjang pendidikan No Responden Sekolah 1 Guru 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang

29 2 Kepala Sekolah 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa Upaya pengembangan isu lokal yang ada diwilayah sekitar telah dilakukan oleh kedua sekolahdan atau bahkan isu global untuk lebih menumbuhkan keperdulian siswa terhadap lingkungan. Jumlah responden di 1 sebanyak11 responden (42,31%)menjawab telah dilaksanakan dengan sangat baik,13 responden (50,00%) baik dan 2 responden (7,69%) menjawab cukup. Sementara di sebanyak 17 responden (26,56%) menjawab sangat baik, 15 responden (23,44%) baik, 27 responden (42,19%) cukup,1 (1,56%) responden kurang dan 4 responden (6,25%) menjawab sangat kurang. Hasil kuisioner seperti yang terlihat pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa dibutuhkan peningkatan kompetensi dari tenaga pendidik untuk lebih mengembangkan kemampuan dalam menyampaikan pembelajaran tentang upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sehingga akan lebih mudah dipahami oleh para peserta didik. 44

30 Tabel4.15.Distribusi jawaban responden tentang mengembangkan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran LH No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Responden 1,sebanyak 14 responden (53,85%)menjawab bahwa tenaga pendidik telah memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup dalam hal pengembangan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran LH dengan sangat baik dan 12 responden (46,15%) menjawab baik. Sedangkan hasil kuisionerdi SMAN telah dilakukanupaya untuk mengembangan metode pembelajaran lingkungan hidup. Namun, hanya 14 responden 45

31 (21,88%) menjawab sangat baik, 14 responden (21,88%) baik, 29 responden (45,31%) cukup, 1 responden (1,56%) kurang dan 6 responden (9,38%) menjawab sangat kurang. Tabel4.16.Distribusi jawaban responden tentang menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Jawaban responden tentang tenaga pendidik di 1 apakah telah mampu menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas. Sesuai dengan hasil penelitian 14 responden (53,86%) menjawab sangat baik, 11 responden (42,31%) baik dan hanya 1 responden (3,85%) yang menjawab cukup. Sementara di sebanyak 15 responden (23,44%) menjawab sangat baik, 17 responden (26,56%) baik, 25 46

32 responden (39,06%) cukup, 1 responden (1,56%) kurang dan 6 responden (9,38%) menjawab masih sangat kurang. Tabel4.17. Distribusi jawaban responden tentang mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran LH No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Kompetensi tenaga pendidik di 1 yang mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran LH sebanyak14 responden (53,85%) menjawab sangat baik, 11 responden (42,31%) baik dan 1 responden (3,85%) menjawab cukup. Hasil pengamatan dilapangan jelas terlihat besarnya peran yang diberikan oleh masyarakat sekitar terhadap pengembangan kegiatan 47

33 pembelajaran lingkungan hidup, diantaranya banyaknya bantuan sarana dan prasarana yang diberikan secara swadaya. Sementara di hanya 9responden (14,06%) yang menyatakan sangat baik, 9 responden (14,06%) baik, 36 responden (56,25%) cukup, 3 responden (4,69%) kurang dan 7 responden (10,94%) menjawab sangat kurang. Hasil kuisioner tabel 4.17 terlihat jelas bahwa hubungan yang terjalin antara tenaga pendidik dengan orang tua peserta didik dan masyarakat di masih harus lebih ditingkatkan, karena tanpa dukungan semua pihak dengan keterbatasan yang dimiliki maka akan sangat sulit untuk meraih penghargaan Adiwiyata Nasional. Tabel4.18.Distribusi jawaban responden tentang mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH No Responden Sekolah Baik Cukup Kurang Baik Kurang 1 Guru Kepala Pegawai Komite Siswa

34 Kompetensi tenaga pendidik untuk mengkomunikasikan hasil-hasil pembelajaran lingkungan hidup baik melalui majalah, dinding, buletin sekolah, pameran, web-site, radio, TV, surat kabar dan jurnal di 1 8 responden (30,77%) menjawab sangat baik, 6 responden (23,08%) baik dan 12 responden (46,15%) menjawab cukup. Data ini menunjukkan bahwa masih dibutuhkan pengembangan kompetensi tenaga pendidik sehingga mampu malakukan inovasi-inovasi dengan harapan peserta didik akan lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan. Sedangkan di tidak ada responden yang menjawab sangat baik, 19 responden (29,69%) baik, 33 responden (51,56%) cukup, 2 responden (3,13%) kurang dan 10 responden (15,63%) menjawab sangat kurang. Tabel4.19. Distribusi jawaban responden tentang mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari No Responden Sekolah Baik Cukup Kurang Baik Kurang 1 Guru Kepala Pegawai Komite Siswa

35 Kompetensi tenaga pendidikdi 1 dalam mengkaitkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam pemecahan masalah LH, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sudah relatif baik terlihat dari jawaban responden, dimana 11 responden (42,31%) menjawab sangat baik, 13 responden (50,00%) baik dan 2 responden (7,69%) menjawab cukup. Sementara di 15 responden (23,44%) yang menjawab sangat baik, 13 responden (20,31%) baik, 28 responden (43,75%) cukup serta 6 responden (9,38%) menjawab sangat kurang Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Keberhasilan pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungandapat dilihat juga dari kemampuan Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.peserta didik akan mengimplementasikannya dengan menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan pelestarian fungsi LH, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan LH, menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan sehari-hari dan mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan berbagai cara dan media (KLH, 2014). Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan, maka diperoleh sebaran jawaban seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut: 50

36 Tabel4.20.Distribusi jawaban responden tentang menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan pelestarian fungsi LH, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan LH No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Jawaban responden di 1 tentang peserta didik apakah telah menghasilkan karya nyata yang berkaitan dengan pelestarian fungsi LH, mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan LH. Terdapat 23 responden (40,35%) menjawab sangat baik, 23 responden (40,35%) baik dan 11 responden (19,30%) menjawab cukup. Sementara itu, di, terdapat 27 responden (17,53%) menjawab sangat baik, 44 responden (28,57%) baik, 62 responden (40,26%) cukup, 1 responden (0,65%) kurang dan 20 responden (12,99%) menjawab sangat kurang. 51

37 Tabel Distribusi jawaban responden tentang menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan masalah LH dalam kehidupan sehari-hari No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Data pada tabel 4.21 menunjukkan bahwa peserta didik di 1 telah mampu menerapkan pengetahuan lingkungan hidup yang diperoleh untuk memecahkan masalah lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan jawaban responden sebanyak 22 responden (38,60%) menjawab sangat baik, 20 responden (35,09%) baik, 14 responden (24,56%) cukup dan hanya 1 responden (1,75%) yang menjawab sangat kurang. Sementara menurut responden peserta didik di, apakah telah mampu menerapkan pengetahuan lingkungan hidup yang diperoleh untuk 52

38 memecahkan masalah lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari, sebanyak 11 responden (7,14%) menjawab sangat baik, 49 responden (31,82%) baik, 68 responden (44,16%) cukup, 2 responden (1,30%) kurang dan 24 responden (15,58%) yang menjawab sangat kurang. Banyaknya jumlah responden yang menjawab sangat kurang menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum mampu memecahkan masalah lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari. Pihak sekolah harus melakukan inovasi dan terobosan baru sehingga pengetahuan lingkungan hidup yang diperoleh dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah lingkungan hidup yang dialamiwarga sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Tabel Distribusi jawaban responden tentang mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan berbagai cara dan media No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang

39 Menurut responden di 1 peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil pembelajaran lingkungan hidup,sebanyak 16 responden (28,07%) menjawab sangat baik, 20 responden (35,09%) baik, 17 responden (29,82%) cukup, 2 responden (3,51%) kurang dan 2 responden (3,51%) menjawab sangat kurang. Jumlah responden di yang menjawab sangat kurang, kuisioner tentang peserta didik mengkomunikasikan hasil pembelajaran lingkungan hidup dengan berbagai cara dan media cukup besar sebanyak 35 responden (22,73%), ini menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum memanfaatkan cara atau media. Sebanyak 18 responden (11,69%) menjawab sangat baik, 59 responden (38,31%) menjawab baik, 38 responden (24,68%) cukup dan 4 responden (2,60%) menjawab kurang Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif Komponen lain yang kiranya juga penting diketahui dalam penelitian ini adalah menyangkut aspek kegiatan lingkungan berbasis partisipatif. Pihak sekolah telah melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah dan menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain)(klh, 2014) Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah Implementasi pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah antara lain; memelihara dan merawat gedung dan 54

40 lingkungan sekolah oleh warga sekolah, memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah), mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidupdan mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar. (KLH, 2014). Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan, maka diperoleh sebaran jawaban seperti yang terlihat pada tabel-tabel berikut: Tabel 4.23.Distribusi jawaban responden tentang Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang

41 Kesadaran warga sekolah di 1 dalam memelihara, merawat gedung dan lingkungan sekolah sudah sangat baik, terlihat dari hasil kuisioner dimana 44 responden (77,19%) menjawab sangat baik, 12 responden (21,05%) baik dan hanya 1 responden (1,75%) yang menjawab cukup. Pada lokasi penelitian tidak ditemukan adanya sarana dan prasarana yang tidak terawat, lingkungan sekolah sangat rapi, bersih dan terutus dengan baik. Warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah, antara lain; piket kebersihan kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan pemeliharaan taman oleh masing masing kelas. Sedangkan responden di, sebanyak74 responden (48,05%) menjawab sangat baik, 41 responden (26,62%) baik, 34 responden (22,08%) cukup, 1 responden (0,65%) kurang dan 4 responden (2,60%) menjawab sangat kurang. Keterlibatan warga sekolah antara lain dapat berupa; piket kebersihan kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan pemeliharaan taman oleh masing masing kelas. Jumlah responden yang menjawab cukup relatif banyak, hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran warga sekolah untuk terlibat dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah harus lebih ditingkatkan. Tabel 4.24.Distribusi jawaban responden tentang memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah) No Responden Sekolah Baik Cukup Kurang Baik Kurang 1 Guru Kepala Sekolah

42 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa Warga sekolah 1 telah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH antara lain pemeliharaan taman, toga, rumah kaca (green house), hutan sekolah, pembibitan, kolam, pengelolaan sampah dengan sangat baik. Setiap kelas memiliki taman dan pembibitan sendiri yang menjadi tanggung jawab bersama dari masing-masing kelas. Tabel 4.24 telah menunjukkan implementasi Program Adiwiyata Nasional untuk indikator sekolah telah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH sudah sangat berhasil. Sebanyak 41 responden (71,93%) menjawab sangat baik, 14 responden (24,56%) baik, dan hanya 2 responden (3,51%) yang menjawab cukup. Sementara di, terdapat 65 responden (42,21%) menjawab sangat baik, 48 responden (31,17%) baik, 34 responden (22,08%) cukup, 2 responden (1,30%) kurang, dan 5 responden (3,25%) menjawab sangat kurang. Jawaban responden 57

43 menunjukkan bahwa masih terdapat lahan dan fasilitas sekolah yang belum dimanfaatkan sesuai dengan kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH. Tabel Distribusi jawaban responden tentang mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Untuk indikator pengembangan kegiatan ekstrakulikuler atau kulikuleryang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di 1, sebanyak 32 responden (56,14%) menjawab sangat baik, 18 responden (31,58%) baik dan 7 responden (12,28%) menjawab cukup. 58

44 Sementara di, sebanyak 65 responden (42,21%) menjawab sangat baik, 32 responden (20,78%) baik dan 48 responden (31,17%) menjawab cukup, 3 responden (1,95%) kurang dan 6 responden (3,90%) menjawab sangat kurang. Tabel 4.26.Distribusi jawaban responden tentang Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Gambaran kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di 1 dapat terlihat dari data tabel 4.26, dimana 22 responden (38,60%) menjawab sangat baik, 29 responden (50,88%) baik dan 6 responden (10,53%) menjawab cukup. 59

45 Jawaban responden di, sebanyak 47 responden (30,52%) menjawab sangat baik, 40 responden (25,97%) baik, 52 responden (33,77%) cukup, 5 responden (3,25%) kurang dan 10 responden (6,49%) sangat kurang. Tabel Distribusi jawaban responden tentang mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Indikator yang terkait dengan mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar yang diikuti sekolah, menunjukkan bahwa 1 cenderung memiliki keterlibatan yang relatif baik, sebagaimana digambarkan oleh tabel Sebanyak 18 responden (31,58%) menjawab sangat baik, 24 60

46 responden (42,11%) baik, 14 responden (24,56%) cukup dan 1 responden (1,75%) menjawab kurang. Sedangkan di, masihbanyak responden menjawab sangat kurang meski tidak sedikit yang menjawab baik. Sebanyak 9 responden (5,84%) menjawab sangat baik, 63 responden (40,91%) baik, 54 responden (35,06%) cukup, 10 responden (6,49%) kurang dan 18 responden (11,69%) menjawab sangat kurang. Berdasarkan jawaban responden terlihat bakwa pihak sekolah telah terlibat dalam kegiatan lingkungan yang diprakarsai oleh pihak luar namun kualitas dan kuantitasnya masih rendah Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak Pihak sekolah harus menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan memanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup, untuk mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah, untuk meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup danmemberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan LH (KLH, 2013). 61

47 Tabel 4.28.Distribusi jawaban responden tentang menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan memanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 2 Sidikalang 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Secara jelas tabel 4.28 memperlihatkan bahwa pihak sekolah di 1 telahmemanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup sudah terjalin. Sebanyak 27 responden (47,37%) menjawab sangat baik, 19 responden (33,33%) baik dan 11 responden (19,30%) menjawab cukup. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa bentuk kerjasama yang paling umum dilakukan oleh sekolah dengan pihak luar adalah kegiatan pengembangan kapasitas dan pengetahuan warga sekolah tentang lingkungan. Kegiatan jenis ini bisa berupa seminar, perkemahan pramuka dan lain sebagainya. Nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran 62

48 lingkungan hidup yang pernah diundang pihak sekolah atau secara sukarela memberikan pembelajaran antara lain : orang tua siswa, alumni, LSM, Media (pers), dunia usaha, Konsultan, dan instansi pemerintah daerah terkait khususnya Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi. Pihak sekolah juga telahmemanfaatkan nara sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup, namun dari segi kualitas dan kuantitas masih sangat terbatas. Hasil kuisioner sebanyak 35 responden (22,73%) menjawab sangat baik, 35 responden (22,73%) baik, 47 responden (30,52%) cukup, 8 responden (5,19%) kurang dan 29 responden (18,83%) menjawab sangat kurang. Beberapa nara sumber yang pernah memberikan pembelajaran antara lain : orang tua siswa, alumni, LSM, Media (pers), dunia usaha, instansi pemerintah daerah terkait dan sekolah lain. Tabel Distribusi jawaban responden tentang mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang

49 5 Siswa Jawaban responden terkait pihak sekolah mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah, sebanyak 36 responden (63,16%) menjawab sangat baik, 17 responden (29,82%) baik dan 4 responden (7,02%) menjawab cukup. Pihak sekolah juga telah menjadin kemitraan dengan berbagai pihak, diantaranya : orang tua, alumni, Media (pers), dunia usaha, pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, sekolah lain untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah. Namun, seperti terlihat dari data hasil kuisioner, 36 responden (23,38%) menjawab sangat baik, 43 responden (27,92%) baik dan 42 responden 27,72%) cukup, 8 responden (5,19%) kurang, bahkan terdapat 25 responden (16,23%) yang menjawab sangat kurang. Data pada tabel 4.29 menunjukkan masih kurang optimalnya kerjasama yang dijalin dengan pihak mitra. Tabel Distribusi jawaban responden tentang meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang

50 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa Komite sekolah merupakan mitra yang sangat strategis untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hasil kuisioner 23 responden (40,35%) menjawab sangat baik, 28 responden (49,12%) baik dan 6 responden (10,53%) menjawab cukup. Berdasarkan jawaban responden, pihak sekolah masih memiliki peluang untuk lebih meningkatkan kemitraan dengan pihak komite sekolah, meski secara khusus responden komite sekolah menjawab sudah baik. Hasil wawancara diperoleh informasi bahwa banyaknya mitra yang bersedia bekerjasama untuk membantu sekolah tidak terlepas dari dukungan yang telah diberikan oleh pihak komite sekolah. Tabel 4.30 memperlihatkan bahwa peranan komite sekolah untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di hanya 33 responden (21,43%) menjawab sangat baik, 48 responden (31,17%) baik,50 responden (32,47%) cukup, 5 responden (3,25%) kurang dan 18 responden (11,69%) menjawab sangat kurang. 65

51 Tabel Distribusi jawaban responden tentang menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Kemitraan dengan berbagai pihak telah dijalin denganbaik, diantaranya menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran lingkungan hidup di sekolah lain, seminar, pemerintah daerah dan provinsi sumatera utara, sebanyak 30 responden (52,63%) menjawab sangat baik, 20 responden (35,09%) baik dan 7 responden (12,28%) menjawab cukup. Sementara itu, jawaban responden di, sebanyak 27 responden (17,53%) menjawab sangat baik, 25 responden (16,23%) baik, 69 responden (44,81%) cukup, 9 responden (5,84%) kurang dan 24 responden (15,58%) sangat kurang. 66

52 Tabel Distribusi jawaban responden tentang memberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan LH No Responden Sekolah 1 Guru 1 2 Kepala 1 3 Pegawai 1 4 Komite 1 5 Siswa 1 Baik Cukup Kurang Baik Kurang Tabel 4.32 terlihat bahwa pihak sekolah di 1 telah memberikan dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan LH dengan sangat baik, dimana 35 responden (61,40%) menjawab sangat baik, 16 responden (28,07%) baik dan 6 responden (10,53%) menjawab cukup. Hasil wawancara dan pengamatan dilapangan bentuk dukungan yang diberikan pihak sekolah seperti : bimbingan teknis pembuatan biopori, pengelolaan sampah dan pertanian organik. Sementara di,sebanyak 79 responden (51,30%) menjawab sangat baik, 44 responden (28,57%) baik dan 25 responden (16,23%) cukup, 3 responden 67

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIA

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIA I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIA CADANGAN.HANYA GUNAKAN BAGIAN INI BIL STANDAR NILAI A. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA

PETUNJUK EVALUASI PENCAPAIAN ADIWIYATA I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan IMPLEMENTASI PENCAPAIAN MAX. HASIL Upaya. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang

Lebih terperinci

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA

SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA SUPLEMEN 1 BUKU PANDUAN ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN SEKOLAH ADIWIYATA UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA (SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN HIDUP) KERJASAMA ANTARA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau

Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/ atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau LAMPIRAN 1 SUPLEMEN 1 BUKU ADIWIYATA TENTANG PENJELASAN PENCAPAIAN I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. STANDAR Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan 1.

Lebih terperinci

PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA

PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA PERSIAPAN KEGIATAN ADIWIYATA TAHUN 2014 DAN STRATEGI MENUJU SEKOLAH ADIWIYATA I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Memuat Upaya Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN ADIWIYATA

KRITERIA PENILAIAN ADIWIYATA LAMPIRAN III PERATURAN MENTERILINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA A. Kebijakan Berwawasan Lingkungan KRITERIA PENILAIAN ADIWIYATA Standar

Lebih terperinci

D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah Yang Ramah lingkungan. Tujuan Kegiatan Sasaran Output Waktu I II III IV

D. Pengembangan dan atau Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah Yang Ramah lingkungan. Tujuan Kegiatan Sasaran Output Waktu I II III IV Rencana terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu : A. Latar belakang : Uraian motivasi harapan dalam mengikuti Program Adiwiyata B. Potensi Kendala : Uraian potensi kendala dalam mewujudkan Program Adiwiyata

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN ADIWIYATA

PEDOMAN PEMBINAAN ADIWIYATA LAMPIRAN II PERATURAN MENTERILINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA PEDOMAN PEMBINAAN ADIWIYATA A. Ruang Lingkup Kegiatan pembinaan adiwiyata

Lebih terperinci

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif Tujuan Kas 3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 1. Kebijakan 2. Kurikulum 3. Kegiatan Lingkungan 4. Pengelolaan Sarana A. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendidikan Lingkungan Hidup di Indonesia Pesatnya pembangunan saat ini yang ditopang dengan modernitas industrial dan mesin-mesin teknologi mutakhir telah menyebabkan sumbersumber

Lebih terperinci

PROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

PROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG PROGRAM ADIWIYATA DALAM DUNIA PENDIDIKAN ISTI ENDARTATI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG Dasar Hukum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

6 NAMA KEPALA SEKOLAH : II : 10.00 II : 0.00

6 NAMA KEPALA SEKOLAH : II : 10.00 II : 0.00 KELOMPOK : KABUPATEN / KOTA * : NAMA SEKOLAH : 4 ALAMAT SEKOLAH : EVALUASI KOMPONEN, STANDAR DAN IMPLEMENTASI SEKOLAH ADIWIYATA KODE : NILAI : PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 0 NOMOR TELP : I : 0.00 I : 0.00

Lebih terperinci

METODE EVALUASI 2 STANDAR (Kebijakan Berwawasan dan Penerapan Kurikulum Berbasis Lingkungan)

METODE EVALUASI 2 STANDAR (Kebijakan Berwawasan dan Penerapan Kurikulum Berbasis Lingkungan) METODE EVALUASI 2 STANDAR (Kebijakan Berwawasan dan Penerapan Kurikulum Berbasis Lingkungan) Oleh : Ir. Rugaya Biki, M.Si BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET DAERAH (BLHRD) PROVINSI GORONTALO Outline Materi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA SALINAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

TELAAH PEMAHAMAN DAN PARTISIPASI GURU SD DI KECAMATAN COLOMADU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA

TELAAH PEMAHAMAN DAN PARTISIPASI GURU SD DI KECAMATAN COLOMADU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

KERJASAMA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KERJASAMA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN I. PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di Indonesia. Pada awalnya penyelenggaraan PLH di Indonesia dilakukan oleh Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta pada tahun

Lebih terperinci

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item

Lebih terperinci

ADIWIYATA KEBIJAKAN ADIWIYATADI KABUPATEN MAGELANG

ADIWIYATA KEBIJAKAN ADIWIYATADI KABUPATEN MAGELANG ADIWIYATA KEBIJAKAN ADIWIYATADI KABUPATEN MAGELANG Pemerintah Kabupaten Magelang. Dinas Lingkungan Hidup Jl. Letnan TukiyatNomor4A, (0293) 330 1855, Kota Mungkid, 56511 PERKENALAN NAMA TTL : TRI AGUNG

Lebih terperinci

PROGRAM ADIWIYATA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMPN 24 PADANG Monalisa 1

PROGRAM ADIWIYATA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMPN 24 PADANG Monalisa 1 PROGRAM ADIWIYATA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMPN 24 PADANG Monalisa 1 ABSTRACT This article was written to analysed (1) Implementation of Adiwiyata Programme in SMPN 24 Padang that is the

Lebih terperinci

UPAYA PENCAPAIAN ADIWIYATA DI SMA NEGERI 8 MALANG

UPAYA PENCAPAIAN ADIWIYATA DI SMA NEGERI 8 MALANG UPAYA PENCAPAIAN ADIWIYATA DI SMA NEGERI 8 MALANG Bayu Adha Riyandhika Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang Email: bayu_dika23@yahoo.com Saichudin Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN 2017

PROFIL SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN 2017 PROFIL SEKOLAH ADIWIYATA TAHUN 2017 Menciptakan Kondisi Yang Baik Bagi Sekolah Untuk Menjadi Tempat Pembelajaran Dan Penyadaran Warga Sekolah, Sehingga Di Kemudian Hari Warga Sekolah Tersebut Dapat Bertanggungjawab

Lebih terperinci

KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Tim Teknis Adiwiyata Jakarta, 25-27 Maret 2014 I. KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN STANDAR: A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI 7 SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh :

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ADIWIYATA

BAB III TINJAUAN SEKOLAH MENENGAH ATAS ADIWIYATA Toilet 1 1 Sumber: Analisis Pribadi Dari Tabel di atas dapat di lihat bahwa Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banguntapan memiliki kelebihan sehingga Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Banguntapan ini memenagkan

Lebih terperinci

1. Susy H. R. Sadikin, S.E., M.Sc., 2. Drs. Samino, M. Pd, 3. Susetyo Widiasmoro, M. Ed. 4. Dr. Muchlis Catio, M. Ed, 5. Ir.

1. Susy H. R. Sadikin, S.E., M.Sc., 2. Drs. Samino, M. Pd, 3. Susetyo Widiasmoro, M. Ed. 4. Dr. Muchlis Catio, M. Ed, 5. Ir. TIM TEKNIS ADIWIYATA 1. Susy H. R. Sadikin, S.E., M.Sc., Kabid Komunitas Pendidikan Lingkungan 2. Drs. Samino, M. Pd, Kasubdit Sarana Prasarana, Dit. Pembinaan SD, Kemdikbud 3. Susetyo Widiasmoro, M. Ed.

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN UNTUK KEPALA SEKOLAH Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan... Pendidikan : (isi sesuai dengan jabatan/status saudara)

KUISIONER PENELITIAN UNTUK KEPALA SEKOLAH Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan... Pendidikan : (isi sesuai dengan jabatan/status saudara) Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN UNTUK KEPALA SEKOLAH Nama Responden :... Hari/Tanggal :... Nama Sekolah :... Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan Umur :... Pendidikan : (isi sesuai dengan jabatan/status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 29 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Adiwiyata-Sekolah Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup (Panduan Sekolah Adiwiyata 2010 Wujudkan Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan di Jawa Barat sudah berada dalam taraf menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi di perairan, tanah, dan udara.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegowanu Wetan yang terletak di Jalan Jendral Sudirman nomor 8 Tegowanu Wetan kecamatan Tegowanu

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MAKALAH SEMINAR PENGEMBANGAN SEKOLAH BERWAWASAN ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPATIF 1 OLEH: MUHAMMAD NURS 2 A BAN JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 Makalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang terus mengalami perubahanperubahan yang menuju pada perkembangan baik fisik maupun sosialnya. Aspek fisik seperti letak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat dan dalam pengembangannya terbuka untuk umum, yang

Lebih terperinci

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN Heny Puspita R Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sumitro Djojohadikusumo No. 07 Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sumitro Djojohadikusumo No. 07 Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tempat dan Waktu 3.1.1. SMA Negeri 1 Sirombu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sirombu beralamat di Jl. Sumitro Djojohadikusumo No. 07 Sirombu Kecamatan Sirombu Kabupaten

Lebih terperinci

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014

Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014 Laporan PELAKSANAAN SOSIALISASI ADIWIYATA PROV. GORONTALO TAHUN 2014 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2014 BIDANG SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA DAN TINGKAT PARTISIPASI SISWA DI SMK N 2 SEMARANG Onny Setyowati Ananto Aji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh berbagai suku,golongan, dan lapisan masyarakat. Mengingat hal itu, sudah

Lebih terperinci

Buku Panduan Adiwiyata 2011 KATA PENGANTAR

Buku Panduan Adiwiyata 2011 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Buku Panduan Adiwiyata 2011 Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) telah disepakati pada tanggal 19 Februari 2004 oleh 4 (empat) departemen yaitu Kementerian Negara Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada dan berlaku saat ini, desa mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada dan berlaku saat ini, desa mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada sistem pemerintahan yang ada dan berlaku saat ini, desa mempunyai peran yang strategis dan penting dalam membantu pemerintah daerah dalam proses penyelenggaraan

Lebih terperinci

MEKANISME PEMBINAAN ADIWIYATA KEPALA BADAN

MEKANISME PEMBINAAN ADIWIYATA KEPALA BADAN MEKANISME PEMBINAAN ADIWIYATA KEPALA BADAN Outline Materi Pengertian Pembinaan Adiwiyata Tujuan Pembinaan Adiwiyata Target Pencapaian Adiwiyata Mekanisme Pembinaan Adiwiyata Landasan Hukum Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Upaya Pencapaian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian upaya adalah untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, tindakan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400-1.700 meter diatas permukaan laut, Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh berbagai suku,golongan, dan lapisan masyarakat. Mengingat hal itu, sudah

Lebih terperinci

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian KEBIJAKAN SEKOLAH DAN PARTISIPASI SISWA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA DI SMP NEGERI 1 JAKENAN KABUPATEN PATI Sinta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Pati yang terletak di Jl Jenderal Ahmad Yani No. 4 Pati dan SMA Negeri 9 Semarang yang berada di Jl.Cemara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SD Negeri Sine 1 Sragen merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan diterimanya penghargaan Adiwiyata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHLUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia 1 BAB I PENDAHLUAN A. Latar Belakang Masalah Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia internasional saat ini. Hal ini dipicu oleh perilaku manusia yang kurang peduli pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup (Sirait, 2011: 3). Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan menjadi poin krusial yang menguras perhatian pemerintah, khususnya di negara-negara berkembang. Masalah ketimpangan masih menjadi isu besar pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini akan membahas tentang (1) Pendekatan dan Rancang Penelitian, (2) Kehadiran Peneliti, (3) Sumber Data Penelitian, (4) Teknik Pengumpulan Data, (5) Analisis Data,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) PENGEMBANGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) MOJOSARI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang sudah dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu mengevaluasi pelaksanaan program pengembangan Desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii RIWAYAT HIDUP... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 037 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM ADIWIYATA DAERAH KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2009, hlm.2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan 25 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Situ Sawangan-Bojongsari, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah 5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Jayapura Tahun 2013-2017 merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus ada dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan 1.1.1 Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi SMP N 3 kota bumi pada proses pembelajaran sudah berjalan meskipun terdapat kendala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif, dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari bahasa Inggris qualitative research. 1 Jenis penelitian ini, menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan

BAB I. PENDAHULUAN. ditengarai dengan perilaku guru dan murid sekolah yang tidak berwawasan 22 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan sekolah di satu sisi dapat menampilkan kondisi yang kontradiktif jika ditinjau dari sudut pelestarian lingkungan. Hal ini terutama ditengarai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Yaitu jenis penelitian yang menggambarkan suatu keadaan atau penelitian

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo Implementasi Program Adiwiyata Dalam Pengelolaan Lingkungan Sekolah Dan Tingkat Partisipasi Warga Sekolah di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badai krisis ekonomi yang mulai menerpa Indonesia pada medio 1997 telah melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak terkecuali bisnis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Landasan Hukum... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Sistematika Penulisan... 4 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN KINERJA RENJA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pertimbangan ada beberapa masalah yang timbul dan kurang kondusifnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pertimbangan ada beberapa masalah yang timbul dan kurang kondusifnya 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu Penelitian Lokasi Penelitian dipilih di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi dengan pertimbangan ada beberapa masalah yang timbul dan kurang kondusifnya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1429, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Dana Alokasi Khusus. Pemanfaatan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2013

Lebih terperinci

SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS

SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS Januari 2018 PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2018 Menuju Sekolah Berwawasan Lingkungan (Green School) Pra Adiwiyata DASAR HUKUM pasal 65 ayat (1), (2) dan (4) Undang undang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu dengan menggambarkan atau menjelaskan suatu keadaan, kondisi, peristiwa atau

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi dan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA DITINJAU DARI ASPEK KEGIATAN PARTISIPATIF DI SDN UNGARAN I YOGYAKARTA.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA DITINJAU DARI ASPEK KEGIATAN PARTISIPATIF DI SDN UNGARAN I YOGYAKARTA. i ii iii EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH ADIWIYATA DITINJAU DARI ASPEK KEGIATAN PARTISIPATIF DI SDN UNGARAN I YOGYAKARTA Ika Maryani 1) Prodi PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan Alamat Kantor: UAD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap wilayah di dunia tidak terkecuali Indonesia. Hampir di seluruh aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI

PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI 1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Dairi 1.1 Letak Geografis Wilayah Kanupaten Dairi Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015 Hal 1 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI Formulir RKA SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2015 URUSAN PEMERINTAHAN : 1.0. LINGKUNGAN HIDUP ORGANISASI : 1.0.01. KANTOR LINGKUNGAN

Lebih terperinci

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Bapak/Ibu/Sdr Kepala Sekolah yang terhormat, RESPONDEN KEPALA SEKOLAH Dengan ini pekenankanlah saya Wisnu Subagyo mahasiswa Pasca Sarjana Magister Manajemen Pedidikan UKSW mohon kebaikan hati Bapak/Ibu

Lebih terperinci

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.

1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia masalah kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septi Rotari, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini arus globalisasi telah mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia secara menyeluruh termasuk Indonesia. Masyarakat sekarang ikut dimanjakan oleh kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem karena banyak melibatkan faktor-faktor terkait untuk mencapai tujuan sistem. Out put yang diharapkan dalam pembuatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 A. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode untuk memudahkan penulis untuk memecahkan masalah penelitian. Menurut Arikunto (2002,hlm.151), metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Tika (2005:4) mengemukakan penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI)

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung. Secara astronomis kampus Unversitas Pendidikan Indonesi (UPI) 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang terletak di Jalan. DR.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara, antara lain untuk menciptakan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah sebagai berikut, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMP Negeri 3 Pakem SMP Negeri 3 Pakem merupakan sekolah yang terletak di dusun Pojok Harjobinangun Pakem dengan batas wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Lokasi Penelitian berada di Kawasan Perkotaan Cianjur yang terdiri dari 6 Kelurahan dan 14 Desa yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.90, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pemanfaatan. DAK. Tahun Anggaran. 2012. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KLH 2014

RENCANA KERJA KLH 2014 2014 RENCANA KERJA KLH 2014 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PESISIR SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengertian Rencana kerja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)

Lebih terperinci

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan

Gambar 6 Peta Lokasi Penelitan III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Jambangan, Kecamatan Jambangan Kota Surabaya, Jawa Timur. Terletak pada 07 0 21 0 Lintang Selatan dan 112

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan membagi hutan menjadi hutan negara dan hutan hak. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani

Lebih terperinci

PERAN SERTA WARGA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM ADIWIYATA DI SMA NEGERI 9 LEMPAKE SAMARINDA

PERAN SERTA WARGA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM ADIWIYATA DI SMA NEGERI 9 LEMPAKE SAMARINDA ejournal Administrasi Negara Volume 5, (Nomor 2 ) 2017: 5922-5933 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PERAN SERTA WARGA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM ADIWIYATA DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Medan Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu, sebagai tempat berlangsungnya objek penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com

Lebih terperinci