NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA REMAJA AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

NASKAH PUBLIKASI PENERIMAAN DIRI WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA DITINJAU DARI KEPRIBADIAN TAHAN BANTING (HARDINESS) DAN STATUS PEKERJAAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA OLEH: RITA SINTHIA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama. Uji Linearitas Hasil Penelitian Utama

PERBEDAAN KUALITAS PERSAHABATAN MAHASISWA DITINJAU DARI MEDIA KOMUNIKASI

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel Penelitian. kerendahahtian dan pemaafan pada mahasiswa, untuk membuktikan hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI. Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses pertumbuhan dan perkembangan. Individu pada masa remaja mulai

BAB IV LAPORAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu mengetahui tempat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dianalisis menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

Pengantar. (SDM) yang berkualitas dan siap bersaing dengan tenaga asing. Bagi penderita

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Telah Disetujui Pada Tanggal ---------------------- Dosen Pembimbing Utama (H. Fuad Nashori, S. Psi, M.Si., Psi)

3 HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Chinta Pradhika H. Fuad Nashori INTISARI Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara persahabatan dengan kepercayaan diri pada mahasiswa baru. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan yang positif antara persahabatan dengan kepercayaan diri pada mahasiswa baru. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2006, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, yang berusia antara 16-17 tahun. Subjek yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini berjumlah 102 orang. Data mengenai Persahabatan diperoleh dengan menggunakan skala Persahabatan yang disusun oleh Anantasari (1997) dan sedikit dimodifikasi oleh peneliti. Skala Kepercayaan Diri juga disusun sendiri oleh penulis dengan mengacu pada aspek-aspek kepercayaan diri dari skala Lauster (1978). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS 12,0 For Windows. Hasil analisis data dengan tekhnik korelasi Product Moment dari Karl Person menunjukkan nilai r = 0,585 dan p = 0.000 (p<0.01). Artinya, ada hubungan yang sangat signifikan antara persahabatan dengan kepercayaan diri. Sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Kata Kunci : Kepercayaan Diri, Persahabatan

4 Pengantar Kepercayaan diri merupakan salah satu modal penting dalam kehidupan. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias sakti. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut di mana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Kenyataannya, banyak individu memiliki rasa tidak percaya diri yang kuat sehingga tidak berani menyampaikan berbagai gejolak atau pun emosi yang ada di dalam dirinya kepada orang lain, apalagi jika menyangkut hal-hal yang dianggapnya tidak baik untuk diketahui orang lain. Akibatnya individu tersebut lebih banyak memendam berbagai persoalan hidup yang akhirnya seringkali terlalu berat untuk ditanggung sendiri sehingga menimbulkan berbagai masalah psikologis maupun fisiologis. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Bagi sebagian besar orang mudah untuk mendapatkan teman, tapi perlu proses yang panjang untuk mendapatkan seorang sahabat. Teman mungkin cuma luarnya saja, tapi sahabat, sangat mendalam. Apalagi di tengah

5 merajalelanya budaya masyarakat yang buruk. Siapa pun pantas untuk menjadi sahabat, asal mempunyai prinsip yang jelas dalam berteman. Collins dan Sprinthall (1995) persahabatan adalah hubungan dekat antar individu yang saling mengenal satu sama lain dan saling menghargai. Dengan demikian persahabatan sangat besar artinya terutama dalam kehidupan remaja. Karena individu merasa diakui dan dibutuhkan oleh sahabatnya serta diterima oleh lingkungannya, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri pada individu tersebut. Satu hal yang ikut mempengaruhi kepercayaan diri adalah persahabatan. Clarke dan Koch (1983) pada masa remaja persahabatan mulai bersifat lebih mendalam dan dapat meningkatkan kepercayaan diri. Sullivan (Santrock, 2003) merupakan ahli teori yang paling berpengaruh dalam pembicaraan mengenai pentingnya persahabatan pada masa remaja. Sullivan (Santrock, 2003) berpendapat bahwa ada peningkatan yang dramatis dalam kadar kepentingan secara psikologis dan keakraban antar teman dekat pada masa awal remaja. Berbeda dengan teori-teori psikologi analisa yang lain yang menekankan pada pentingnya hubungan orang tua dan anak. Sullivan (Santrock, 2003) beranggapan bahwa teman juga memainkan peranan penting dalam membentuk kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja. Mengenai kesejahteraan, Sullivan (Santrock, 2003) menyatakan bahwa semua orang memiliki sejumlah kebutuhan sosial dasar, juga termasuk kebutuhan kasih sayang (ikatan yang aman), teman yang menyenangkan, penerimaan oleh lingkungan sosial, keakraban dan hubungan seksual. Apakah kebutuhan ini dapat dipenuhi atau tidak akan sangat menentukan kesejahteraan emosi individu. Sebagai contoh,

6 jika kebutuhan untuk teman yang menyenangkan tidak terpenuhi maka individu menjadi bosan dan depresi; jika kebutuhan untuk penerimaan sosial tidak terpenuhi individu dapat memiliki harga diri yang rendah. Dalam perkembangan, sahabat menjadi salah satu hal yang sangat diandalkan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut pada masa remaja dan segala pengalaman keberhasilan dan kegagalan dengan sahabat meningkatkan kondisi kesejahteraan para remaja. Secara khusus, Sullivan (Santrock, 2003) percaya bahwa kebutuhan untuk kedekatan meningkat pada masa remaja awal dan hal ini mendorong para remaja untuk mencari teman dekat. Sullivan merasa bahwa jika remaja gagal untuk membentuk persahabatan yang akrab mereka akan mengalami perasaan kesepian diikuti dengan rasa harga diri dan kepercayaan diri yang menurun. Dari fenomena dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai para remaja yang mempunyai masalah mengenai kepercayaan diri. Mahasiswa baru adalah bagian dari remaja yang banyak mengalami masalah kepercayaan diri. Mahasiswa-mahasiswa yang ada di Yogyakarta, pada umumnya berasal dari luar daerah. Mereka jauh dari keluarga dan teman-teman sewaktu di sekolah menengah. Mereka harus melakukan segala sesuatunya sendiri. Selain itu juga dikarenakan kurangnya interaksi antar sesama teman, sehingga remaja merasa kesepian dan tidak dibutuhkan. Hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa orang mahasiswa baru angkatan 2006, Universitas Islam Indonesia, pada awalnya mereka mengatakan bahwa mereka belum bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Mereka masih diantar oleh orang tua, dari mendaftar ke universitas, tes masuk universitas, sampai mereka sudah mulai masuk kuliah.

7 Setelah kuliah dimulai, beberapa bulan pertama mereka masih mudah merasa cemas akan kemampuannya, karena persoalan yang mereka hadapi lebih berat dibanding sewaktu masih duduk di bangku SMU. Mereka juga tidak tahu bagaimana cara mengembangkan diri, karena mereka merasa tidak memiliki kelebihan pada bidang tertentu, sehingga mereka menjadi mudah putus asa dan sulit untuk menetralisir timbulnya ketegangan di dalam suatu situasi. Hal ini semua disebabkan karena mereka tidak memiliki rasa percaya diri. Fenomena di atas merupakan suatu topik yang sangat menarik untuk dibahas, karena sering kali menjadi masalah yang dihadapi oleh para remaja terutama remaja yang memiliki kepercayaan diri yang rendah sehingga remaja tersebut menemukan kesulitan untuk memulai suatu persahabatan. Dari uraian di atas, maka permasalahan yang ingin diungkapkan adalah apakah ada hubungan antara persahabatan dengan kepercayaan diri pada mahasiswa baru.

8 Metode Penelitian Subjek penelitian ini adalah remaja, mahasiswa baru Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, angkatan 2006, berusia antara 16-19 tahun. Subjek langsung dipilih di lokasi penelitian sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Subjek yang demikian diasumsikan telah melewatkan cukup waktu untuk memiliki kepercayaan diri di lingkungan kampus dan telah memiliki jalinan hubungan persahabatan dengan teman mereka. Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala Persahabatan dan skala Kepercayaan Diri. Skala Persahabatan terdiri atas 42 aitem yang disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan Parker dan Asher (1993). Skala Kepercayaan Diri terdiri atas 50 aitem yang disusun berdasarkan aspek dari skala Lauster (1978). Skala menggunakan empat alternatif jawaban yang harus dipilih salah satunya oleh subjek. Skala ini terdiri dari pernyataan favorabel maupun unfavorabel. Untuk pernyataan favorabel jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 4, untuk jawaban Sesuai (S) mendapat skor 3, untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 2, dan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 1. Sedangkan untuk pernyataan unfavorabel jawaban Sangat Sesuai (SS) mendapat skor 1, untuk jawaban Sesuai (S) mendapat skor 2, untuk jawaban Tidak Sesuai (TS) mendapat skor 3, dan untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) mendapat skor 4. Untuk menguji adanya hubungan antara persahabatan dengan kepercayaan diri digunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Perhitungan statistik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis komputer dengan program SPSS 12,00 for windows.

9 Hasil Penelitian Uji hipotesis dilakukan dengan teknik korelasi product moment dari Pearson karena data memenuhi persyaratan normalitas dan linearitas. Uji korelasi menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 1. Korelasi Antara Persahabatan dengan Kepercayaan Diri Korelasi Pearson Persahabatan Kepercayaan Diri p Persahabatan 1 0,585 0.000 Kepercayaan Diri 0,585 1 (p<0,01) Melalui uji tersebut didapatkan kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Persahabatan dengan Kepercayaan Diri yang dibuktikan dengan r = 0,585 dan p = 0.000 (p<0.01). Semakin tinggi tingkat persahabatan maka semakin tinggi pula tingkat kepercayaan diri. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat persahabatan, maka semakin rendah pula tingkat kepercayaan diri, dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Pada hasil analisis dapat diketahui juga bahwa koefisien determinasi (R Squared) Persahabatan terhadap Kepercayaan Diri sebesar 34,2%. Hasil penelitian di atas ditambah dengan analisis mengenai perbedaan antara tingkat persahabatan pada mahasiswa baru berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) serta perbedaan tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa baru berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Analisis dilakukan dengan menggunakan Independent Sample T-Test, yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

10 a. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa tingkat persahabatan pada mahasiswa baru antara laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari p=0,868; p>0,05. b. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa baru antara laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari p=0,653; p>0,05.

11 Pembahasan Hasil analisis data yang dilakukan membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persahabatan dengan kepercayaan diri pada mahasiswa baru. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat persahabatan maka kepercayaan diri yang ditunjukkan akan semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya semakin rendah tingkat persahabatan maka semakin rendah pula kepercayaan diri tersebut. Korelasi antara kedua variabel ini pula menunjukkan bahawa persahabatan dapat digunakan untuk memprediksi munculnya kepercayaan diri. Dengan kata lain, korelasi positif antara persahabatan dengan kepercayaan diri menunjukkan bahwa kenaikan pada persahabatan secara proporsional akan diikuti oleh kenaikkan pada kepercayaan diri. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Clarke dan Koch (1983) yang mengatakan bahwa pada masa remaja persahabatan mulai bersifat lebih mendalam dan dapat meningkatkan kepercayaan diri. Sullivan (Rakhmat, 2004) menjelaskan bahwa jika individu diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan dirinya, maka individu cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya. Persahabatan mengalami perkembangan dari masa anak ke masa remaja dan dewasa. Hubungan persahabatan adalah suatu bentuk yang penting dan langsung dalam penciptaan suatu kepercayaan diri. Rasa percaya diri seseorang sangat dipengaruhi oleh kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempatnya berada. Dengan daya penyesuaian diri yang baik, seseorang akan mampu menempatkan diri pada posisi yang sesuai dengan kemampuannya. Di samping itu individu pun akan bisa berinteraksi sosial dengan orang-orang di lingkungan tempat dirinya berada dengan baik (bisa diterima sebagi salah satu anggota

12 masyarakat yang dibutuhkan oleh orang lain). Jika seseorang mampu menempatkan diri, ia akan memiliki rasa percaya diri yang cukup karena tidak dihadapkan pada suatu hal di luar kapasitasnya. Setiap kali seseorang terlibat di dalam interaksi sosial (dalam pergaulannya sehari-hari), dirinya pun melakukan proses belajar untuk memahami diri, orang lain, dan lingkungannya. Dengan belajar, dirinya bisa menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya. Seseorang yang telah berhasil menyesuaikan diri di dalam setiap interaksi sosial yang dilakukannya, biasanya akan berhasil meningkatkan rasa percaya diri, hal ini disebabkan di dalam proses penyesuaian diri, seseorang harus lebih dulu bisa memahami kelebihan dan kelemahannya secara menyeluruh. Selanjutnya, dirinya akan menempatkan diri pada posisi yang sesuai dengan orang lain di lingkungan tempatnya terlibat di dalam suatu interaksi sosial. Seseorang yang sudah berhasil menyesuaiakan diri berarti sudah bisa diterima oleh orang lain dan memiliki arti yang cukup baik di mata orang lain. Hal ini bisa menjadi salah satu jalan bagi setiap orang untuk bisa membangun rasa percaya diri. Kepercayan diri sangat diperlukan dalam proses sosialisasi dan merupakan perkembangan dari self identity (identitas diri). Prosentase persahabatan subyek yang memperoleh skor sangat tinggi adalah 6,86% (7 subyek), 18,62% (19 subyek) memperoleh skor tinggi, 45,9% (45 subyek) memperoleh skor sedang, 27,45% (28 subjek) memperoleh skor rendah, dan 2,94% (3 subjek) memperoleh skor sangat rendah. Hal ini berarti sebagian besar subyek (mahasiswa angakatan 2006, Jurusan teknik Industri, fakultas teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia) memiliki tingkat persahabatan yang sedang.

13 Prosentase kepercayaan diri subyek yang memperoleh skor sangat tinggi adalah 5,88% (6 subyek), 17,64% (18 subyek) memperoleh skor tinggi, 48,03% (49 subyek) memperoleh skor sedang, 27,45% (28 subjek) memperoleh skor rendah, dan 0,98% (1 subjek) memperoleh skor sangat rendah. Hal ini berarti sebagian besar subyek (mahasiswa angakatan 2006, Jurusan teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia) memiliki tingkat kepercayaan diri yang sedang. Kontribusi persahabatan terhadap kepercayaan diri diketahui sebesar 0,342 (34,2%) yang menunjukkan bahwa persahabatan memberi sumbangan efektif sebesar 34,2% terhadap kepercayaan diri. Sisanya sebesar 65,8% adalah faktor lain yang turut berpengaruh namun tidak diperhatikan dalam penelitian ini. Faktor tersebut antara lain faktor komunikasi interpersonal. Dari hasil analisis Independent Sample T-Test, diketahui bahwa tingkat persahabatan pada mahasiswa baru antara laki-laki dan perempuan tidak memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari p=0,868; p>0,05. Begitu juga hal nya dengan tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa baru antara laki-laki dan perempuan juga tidak memiliki perbedaan. Hal ini dapat dilihat dari p=0,653; p>0,05.

14 Kesimpulan Hasil penelitian dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara persahabatan dengan kepercayaan diri, yang dibuktikan dengan r = 0,585 dan p = 0.000 (p<0.01)., dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti mengajukan saran-saran berdasarkan hasil yang diperoleh, sebagai berikut : 1. Saran-saran kepada subjek penelitian Subjek penelitian diharapkan agar meningkatkan lagi kepercayaan dirinya antaar lain dengan berpikir positif dan menghargai diri sendiri serta yakin akan kemampuan yang dimiliki. Kepercayaan diri dapat ditingkatkan antara lain berasal dari dalam diri remaja maupun lingkungan sebagai sumber di luar subjek. Subjek penelitian juga diharapkan dapat lebih meningkatkan hubungan persahabatannya sehingga dapat lebih membantu untuk meningkatkan kepercayaan diri. 2. Saran-saran kepada peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tema yang sama, disarankan untuk menggunakan teknik wawancara pada subjek penelitian sehingga dapat terungkap masalah yang lebih dalam dan apabila dalam pengambilan data menggunakan skala tersebut ditunggu sampai subyek selesai menjawab, karena dikhawatirkan subyek dalam pengisian tidak jujur sehingga tidak

15 sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam penyebaran data sebaiknya subjek uji coba (try out) tidak sama dengan subyek penelitian, agar data yang diperoleh tidak jauh berbeda hasilnya. Selain itu juga sebaiknya dalam penyusunan alat ukur disarankan pada indikator atribut yang lebih spesifik sehingga hasilnya lebih sesuai dengan keadaan subyek.

16 DAFTAR PUSTAKA Anantasari, M.L. 1997. Hubungan Antara Persahabatan Dengan Penyesuaian Sosial Pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta. Fakultas Psikologi UGM. Asher, S.R. dan Parker. 1993. Friendship And Friendship Quality In Midlle Childhood : Link With Peer Group Acceptance And fellings Of Loneliness And Social Dissatisfaction. Journal of Developmental Psychology. 29, 611-621. Clarke, A dan Koch, B. 1983. Children Development Though adolescence. Cichago : John Wiley and Sons. Collins, W. A. dan Sprinthall, N.A. 1995. Adolescence Psychology. A Developmental View. Third Edition. Mcgraw-Hill, Inc. Lauster, P.!978. Personality Test (2nd.Ed.). London : Pan Books, Ltd. Rakhmat, J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Santrock, J.W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja. Jakarta : Penerbit Erlangga.

17 IDENTITAS PENULIS Nama Alamat : Chinta Pradhika : Jalan Merdeka Gang Aman No.38, Pontianak. Jalan Cempaka No.236, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta. No.telepon/HP : (0561)739229/ 081328770989