HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI. Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI. Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial kecemasan menjelang batas akhir masa studi pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin rendah tingkat kecemasannya. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa UII angkatan 1999 dan sebelumnya yang masih aktif kuliah dan sudah tutup teori. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan adalah modifikasi dari Setiawan (2005) dan skala dukungan sosial adalah modifikasi dari Winahyu (1998). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS for windows untuk menguji apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan menjelang batas akhir masa studi. Korelasi Product moment dari Pearson menunjukkan korelasi r = - 0,473 yang artinya ada hubungan negatife yang signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menjelang batas akhir masa studi. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Kecemasan. xiv

2 Pengantar Beberapa perguruan tinggi di Indonesia banyak yang telah menerapkan aturan yang berkaitan dengan pembatasan batas masa studi pada mahasiswanya, aturan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 Bab III tentang Beban dan Masa Studi (pasal 5,ayat 1) yang menyatakan beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat) SKS dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) SKS yang dijadwalkan untuk delapan semester dan dapat ditempuh dalam waktu kurang dari delapan semester dan selama-lamanya 14 semester setelah pendidikan menengah. Universitas Islam Indonesia (UII) juga telah menerapkan aturan pembatasan masa studi pada semua fakultas, meskipun ada perbedaan aturan antara kelompok ilmu eksakta dan kelompok ilmu sosial dalam hal jangka waktu penyelesaian masa studi. Seperti pada kelompok ilmu eksakta diterapkan aturan sembilan tahun masa studi, dan kelompok ilmu sosial menerapkan delapan tahun masa studi. Jika para mahasiswa tidak dapat mnyelesaikan studinya hingga waktu yang ditetapkan, maka para mahasiswa tersebut akan mendapat sanksi berupa drop out (DO). Aturan semacam itu jelas membuat para mahasiswa yang mendekati batas akhir masa studinya menjadi cemas, karena mereka tidak tahu apakah mereka dapat menyelesaikan studinya sesuai batas waktu yang ditentukan atau tidak.aturan tersebut diterapkan agar mahasiswa dapat lebih terprogram dalam menjalani kuliahnya dan selesai tepat waktu. Mahasiswa juga dituntut untuk xv

3 membuat perencanaan studi yang baik, dan lebih mendahulukan kepentingan studinya daripada aktivitas-aktivitas yang bersifat non akademik. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan pada beberapa mahasiswa, bahwa beberapa mahasiswa mengalami kecemasan, karena semakin dekatnya batas akhir waktu studinya, sementara mereka merasa tidak mampu untuk menyelesaikan kuliahnya dengan baik. Beberapa mahasiswa yang penulis wawancarai memang tidak terlalu mengalami kecemasan semacam itu, karena mereka telah bekerja atau berkeluarga, atau kurangnya tuntutan dari lingkunganya untuk menyelesaikan studinya. Namun sebagian besar responden yang penulis wawancarai menyatakan bahwa mereka merasakan cemas dan khawatir dengan hal itu. Dapatlah disimpulkan bahwa kecemasan dalam menghadapi batas akhir masa studi merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh para mahasiswa lama. Seorang individu atau mahasiswa akan berkurang kecemasannya jika mendapat motivasi, dorongan, dukungan untuk segera menyelesaikan studinya baik dari keluarga maupun lingkugannya. Johnson dan johnson (1991) menyimpulkan bahwa dukungan sosial berhubungan dengan berkurangnya kecemasan, depresi, gangguan umum dan simptom-simptom gangguan tubuh bagi orang yang mengalami stres dalam pekerjaan. Lebih lanjut Johnson dan Johnson (1991) menyatakan bahwa cara yang paling efektif dalam mengatur kecemasan, yang dapat menjadi stressor bagi seseorang adalah dengan menggunakan sistem dukungan sosial, yaitu melibatkan orang lain yang menaruh perhatian dan simpatik xvi

4 Cohen & Syme (1985), mengemukakan manfaat dukungan sosial tergantung pada ketepatan dukungan yang diberikan ketika menghadapi situai yang mendukung dan mengatakan dukungan sosial dapat bersumber dari orangorang yang memiliki hubungan yang berarti dengan individu, misalnya: keluarga saudara teman dekat,pasangan hidup rekan kerja dan tetangga. Sumber dukungan sosial dari keluarga, karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh individu. Keluarga merupakan unit masyarakat terkecil dimana di dalamnya terdapat struktur yang lengkap yang sangat berpengaruh terhadap dukungan perkembangan mahasiswa. Teman juga merupakan sumber dukungan yang penting buat mahasiswa setelah keluarga, karena didalam lingkungan kampus ada interaksi sosial yang dapat memberikan suport bagi mahasiswa untuk lebih mengembangkan kemampuannya Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan dengan variabel penelitian ini adalah penelitian oleh Winahyu (1998). Penelitian tersebut menggunakan dukungan sosial sebagai variabel bebas dan rasa malu sebagai variabel tergantung. Berkaitan dengan variabel tergantung, terdapat beberapa penelitian yang menggunakan kecemasan sebagai variabel tergantung, terdapat beberapa penelitian yang menggunakan kecemasan sebagai variabel tergantungnya adalah penelitian yang dilakukan Prasetyo (2005) menggunakan efikasi diri sebagai varaibel bebas dan kecemasan mendapatkan pekerjaan sebagai variabel variabel tergantung. Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya, karena penelitian ini mengkombinasikan antara dukungan sosial xvii

5 sebagi variabel bebas dan kecemasan menjelang batas akhir masa studi sebagai variabel tergantung. Kecemasan Kecemasan dapat di artikan sebagai sebagai suatu ketakutan yang samar, berasal dari adanya konflik dalam diri individu. Branca (1969) mendefinisikan kecemasan sebagi perasaan yang tidak menyenangkan yang menyertai rasa frustasi dan ketidakjelasaan tentang masa depan dan pengharapan tentang rasa sakit, kegagalan atau ancaman kegagalan. Rasa cemas muncul tanpa disadari, tidak dapat diputuskan kapan rasa itu muncul dan sekali hal itu terjadi sulit untuk menghentikannya (Talls,1995). Darajat (1968), mengatakan bahwa kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur aduk yang terjadi ketika individu memberikan perhatian dan tanggung jawab twerhadap segala sesutu yang dicemaskan Terdapat beberapa teori yang membahas tentang kecemasan. Secara umum, terdapat empat pendekatan utama (Kowalski, 2000), yaitu: psikodinamika, expresive-behavioral theories, biologis, dan kognitif. 1. Psikodinamika Psikodinamika mengacu pada teori-teori psikoanalisa Freud. Freud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan afektif yang tidak menyenangkan, yang muncul dari ketidaksadaran.untuk menghadapi kecemasan yang dialami, orang akan mengembangkan mekanisme pertahanan diri yang mungkin bersifat adaptif (yaitu kecemasan yang realistik) atau maladaptif (yaitu kecemasan neurotik). xviii

6 2. Teori Expressive-Behavioral Teori ini menyatakan bahwa kecemasan merupakan suatu perpaduan dari sejumlah emosi yang saling terpisah-pisah, dimana yang paling menonjol adalah rasa takut. Emosi-emosi lain yang paling sering berkombinasi dengan takut, hingga menimbulkan kecemasan adalah kemarahan, rasa bersalah, rasa malu, dan ketertarikan. 3. Teori Biologis Gray (Kowalski, 2000) menyatakan bahwa kecemasan muncul karena dipicu oleh aktivasi dari behavioral inhibition system (BIS). BIS menghambat perilaku, sebagai respon dari stimulus-stimulus yang mengancam. Orang yang mempunyai kecenderungan tinggi untuk cemas, mempunyai BIS yang sangat reaktif. 4. Teori Kognitif Dari berbagai teori kognitif yang membahas tentang kecemasan, yang paling terkemuka adalah teori appraisal (penilaian). Proses penilaian terdiri dari dua tahap, yaitu penilaian primer, dimana individu menilai kadar ancaman yang ditampilkan oleh lingkungan; dan penilaian sekunder, dimana individu mengevaluasi kemampuanya untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut. kecemasan adalah perasaan katakutan atau ketegangan yang dialami seseorang, sebagai akibat dari keadaan-keadaan yang menekan. Kecemasan merupakan keadaan emosi individu yang muncul karena adanya tekanan dan ancaman terhadap dirinya. Kecemasan berkaitan pula dengan konflik pribadi individu yang merupakan hasil hubungan interpersonal individu. Meskipun menyebabkan individu pada kondisi yang tidak menyenangkan, kecemasan xix

7 memiliki arti penting sebagai peringatan bagi individu agar mengetahui adanya bahaya yang mengancam dirinya. White dan Watt (1989) menyatakan bahwa kecemasan bisa disebabkan oleh berbagai hal yang dapat dibagi menjadi 3 ( tiga ) golongan besar, yaitu : a. Adanya objek, situasi, hasil, gagasan dan sebagainya yang mengancam harga diri atau nilai-nilai seseorang. b. Kebutuhan untuk menanggulangi situasi dengan cara mempertahankan konsep diri atau nilai-nilai c. Keragu-raguan apakah dapat menangani situasi dengan baik. Kecemasan yang dialami individu akan ditampilkan dalam bentuk gejalagejala. Kecemasan dalam bentuk gejala, menurut Supratiknya (1995) terdiri dari empat aspek psikologis yang merupakan reaksi-reaksi kecemasan yang nampak pada gejala- gejala kejiwaan, yakni: a. Perasaan tak menentu, biasanya perasaan ini senantiasa diliputi ketegangan dan munculnya perasaan was-was. b. Mudah tersinggung (terlalu peka), perasaan seperti ini disertai emosi-emosi kuat dan sangat tidak stabil, dan mudah marah. c. Sulit berkonsentrasi, biasanya ditandai dengan sulitnya mengambil sebuah keputusan, serba takut salah dalam bertindak d. Kurang percaya diri, reaksi seperti ini di tandai dengan timbulnya perasaan tidak mampu, malu, dan minder. xx

8 Dukungan Sosial Identifikasi Variabel Penelitian Manusia merupakan mahluk sosial, dan dua kebutuhan sosial dasar manusia adalah kebersamaan atau merasa memiliki dan dimiliki, dan dua kebutuhan untuk memperoleh dukungan atau sama lainnya. (Selain mengadakan kontak-kontak sosial manusia juga membutuhkan dukungan dari orang lain dalam mengantisipasi dan menghadapi suatu masalah. Lazarus (1991) menyatakan bahwa manusia tidak didesain untuk hidup sendiri. Selama hidupnya manusia saling bergantung dengan orang lain, tidak hanya untuk sebagian besar kepuasaan pribadi, tapi juga untuk kelangsungan hidupnya. Setiap orang hidup dalam jaringan sosial yang saling menguntungkan dan bergantung dalam keseharian maupun dimasa kritis, orang mempunyai kebutuhan akan sistem bantuan yang saling menguntungkan dan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial. Kebanyakan bantuan tersedia dalam keluarga atau antar teman dan akan terasa dalam krisis seperti dalam situasi keseharian atau bahkan lebih (Parry, 1990). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial bersumber dari keluarga mempunyai peran penting dalam perkembangan kepribadian anak, pelatih dalam membawakan diri, bersikap dan bertingkah laku serta melakukan pendekatan semuanya akan diperhatikan dan dicontoh oleh anak didiknya dan teman satu tim adalah sumber dukungan karena teman memberikan rasa senang, semangat dan dukungan selama waktu berlatih House dan Kahn (1985) menyebutkan bentuk-bentuk dukungan sosial yaitu adanya dukungan emosional berupa penghargaan, cinta, kepercayaan, perhatian xxi

9 dan kesediaan untuk mendengarkan; dukungan informatif yaitu nasehat, sugesti, arahan langsung dan informasi; dukungan instrumental yaitu berupa bantuan uang, kesempatan dan modifikasi lingkungan; bantuan penilaian yaitu umpan balik dan membandingkan dengan orang lain. Thoits (1986) mengatakan bahwa dukungan sosial bersumber dari orangorang yang memiliki hubungan yang berarti bagi individu seperti keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, saudara dan tetangga. Sumber-sumber dukungan sosial adalah keluarga dan teman. Broophy, dkk (Rahayu, 2000) mengatakan bahwa guru dan teman adalah sumber dukungan sosial. Dengan demikian maka sumber dukungan sosial yang mempengaruhi mahasiswa dapat diperoleh dari keluarga, teman-teman. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dukungan sosial terdiri dari dukungan emosional, dukungan informative, dukungan instrumental dan penilaian terhadap individu. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan kecemasan Menjelang Batas Akhir Masa Studi Peraturan yang dibuat oleh Pendidikan Tinggi tentang pembatasan masa studi membuat mahasiswa termotivasi untuk segera menyelesaikan studinya tepat waktu. Aturan semacam itu diterapkan supaya para mahasiswa lebih terprogram dalam menjalani kuliahnya, serta dapat menyelesaikan studinya lebih tepat waktu. Dengan aturan semacam itu pula, mahasiswa juga dituntut untuk senantiasa membuat manajemen dan perencanaan studi yang baik, serta lebih memberikan xxii

10 prioritas pada studinya daripada aktivitas-aktivitas lainya yang bersifat non akademik. Hal tersebut dapat juga membuat mahasiswa menjadi cemas karena apakah mereka mampu meyelesaikan sudinya tepat waktu.terutama mahasiswa yang telah melewati batas akhir masa studinya dan terancam drop out. Rasa cemas muncul tanpa disadari, tidak dapat diputuskan kapan rasa itu muncul dan sekali hal itu terjadi sulit untuk menghentikannya (Talls,1995). Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur aduk yang terjadi ketika individu memberikan perhatian dan tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dicemaskan (Darajat,1968). Johnson dan Johnson (1991) menyebutkan dukungan sosial sebagai pemberian bantuan seperti materi, emosi dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan dengan adanya keberatan dan ketersediaan orang-orang yang berarti atau yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima dan menjaga individu menggunakan sumber-sumber psikologis yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah. Dengan demikian apabila seorang mahasiswa mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang yang bermakna dalam hidupnya, yaitu keluarga dan temanteman serta dosen, maka tingkat kecemasan yang dialaminya ketika menghadapi batas akhir masa studinya akan berkurang. Sebaliknya apabila seorang mahasiswa kurang mendapatkan dukungan sosial dari orang-orang yang bermakna dalam xxiii

11 hidupnya tersebut, maka kecemasan yang di alaminya ketika menghadapi batas akhir masa studinya cenderung meningkat. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang akan diuji melalui penelitian ini yaitu ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecemasan menjelang batas akhir masa studi. Semakin tinggi dukungan sosial, semakin rendah tingkat kecemasanya. sebaliknya semakin rendah dukungan sosial semakin tinggi tingkat kecemasanya menjelang batas akhir masa studi. Identifikasi Variable Penelitian Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Tergantung : kecemasan 2. Variable bebas : Dukungan sosial Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa UII angkatan 1999 dan sebelumnya yang masih aktif kuliah dan sudah tutup teori. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Skala Kecemasan dan Skala Dukungan Sosial. Skala ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana harga diri dan dukungan sosial yang dimiliki subyek. xxiv

12 1. Skala Kecemasan Skala kecemasan yang digunakan untuk penelitian ini disusun oleh peneliti sendiri, merupakan modifikasi dari skala kecemasan yang digunakan oleh Setiawan (2005) yang disusun berdasarkan aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan oleh Supratiknya (1995), yaitu aspek psikologis.yakni : 1. Perasaan tak menentu, 2. Mudah tersinggung, 3. Sulit berkonsentrasi, 4. Kurang percaya diri. Skala ini terdiri dari 55 aitem, yang terbagi atas 32 buah aitem favorable dan 23 buah aitem unfavorable. Aitem favorable adalah aitem yang memihak atau mendukung pada atribut yang hendak diukur, sedangkan aitem unfavorable adalah aitem yang menentang atau menolak atribut yang hendak diukur. Aitem yang favorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Sangat Setuju (SS) : 1 c. Tidak Setuju(TS) : 3 b. Setuju (S) : 2 d. Sangat Tidak Setuju (STS) : 4 Aitem yang unfavorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang tidak mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Sangat Setuju (SS) : 4 c. Tidak Setuju (TS) : 2 b. Setuju (S) : 3 d. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 xxv

13 Dari keseluruhan jawaban subyek, kemudian diperoleh skor-skor dari tiap aitem. Keseluruhan skor tersebut kemudian dijumlahkan. Skor total yang di peroleh menunjukkan tinggi rendahnya kecemasan 2. Skala Dukungan Sosial Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Skala Dukungan Sosial yang disusun oleh Winahyu (1998). Skala ini disusun berdasarkan empat aspek yaitu: dukungan emosional, dukungan informatif, dukungan instrumental, dan dukungan penilaian Skala ini terdiri atas 40 aitem yang terbagi dalam 20 aitem favorabel dan 20 aitem unfavorabel. Aitem favorable adalah aitem yang memihak atau mendukung pada atribut yang hendak diukur, sedangkan aitem unfavourable adalah aitem yang menentang atau menolak atribut yang hendak diukur. Aitem yang favorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Sangat Setujug (SS) : 4 c. Tidak Setuju (TS) : 2 b. Setuju (S) : 3 d. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 Aitem yang unfovorable adalah aitem yang mengandung nilai-nilai yang tidak mendukung suatu pernyataan tertentu. Nilai yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Sangat Setuju (SS) : 1 c. Tidak Setuju (TS) : 3 b. Setuju (S) : 2 d. Sangat Tidak Setuju (STS) : 4 xxvi

14 Dari keseluruhan jawaban subyek, kemudian diperoleh skor-skor dari tiap aitem. Keseluruhan skor tersebut kemudian dijumlahkan. Skor total yang di peroleh menunjukkan tinggi rendahnya dukungan sosial. Metode Analisis Data Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan tehnik korelasi product moment dengan program SPSS for Windows versi Pembahasan Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara variabel dukungan sosial dengan variabel kecemasan. Angka koefisien korelasi sebesar rxy = - 0,473 dengan p= 0,00 (p<0,01) menunjukkan hubungan antara dua variabel tersebut terbukti, artinya semakin tinggi dukungan sosial yang dimiliki seorang mahasiswa, maka semakin rendah kecemasan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial dukungan sosial yang dimiliki seorang mahasiswa, maka semakin rendah ke kecemasan yang dimiliki mahasiswa tersebut. Di berlakukannya aturan oleh Pendidikan Tinggi tentang pembatasan masa studi telah membuat mahasiswa menjadi cemas yaitu adanya pemikiran pada diri mereka apakah mereka mampu menyelesaikan studinya tepat waktu atau tidak, terutama mahasiswa yang telah melewati batas akhir masa studinya dan terancam drop out. Rasa cemas muncul tanpa disadari, tidak dapat diputuskan xxvii

15 kapan rasa itu muncul dan sekali hal itu terjadi sulit untuk menghentikannya (Talls,1995). Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur aduk yang terjadi ketika individu memberikan perhatian dan tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dicemaskan. Namun bisa juga sebaliknya, rasa cemas tersebut justru dapat menghambat individu dalam aktivitasnya, temasuk aktivitas dalam rangka penyelesaian studinya. La Rocco, dkk(dlm Watson & De Bortali Tregerathon.1984) bahwa dukungan sosial berhubungan dengan berkurangnya kecemasan, depresi, gangguan umum dan simtom-simtom gangguan tubuh bagi orang yang mengalami stres dalam pekerjaan. Sebaliknya rendahnya dukungan sosial berhubungan dengan penyalahgunaan obat, perilaku menyimpang dan bunuh diri. Hal ini bisa dipahami, bahwa kurangnya dukungan sosial pada diri seseorang dapat meningkatkan kadar kecemasan pada diri orang tersebut. Dukungan sosial bersumber dari orang-orang yang memiliki hubungan yang berarti dengan diri seseorang, yaitu keluarga, teman, dan dalam konteks mahasiswa, dosen. (Thoits,1986). Dengan demikian apabila dukungan sosial yang bersumber dari keluarga dan teman-teman, serta dosen diberikan pada mahasiswa tersebut, maka tingkat kecemasan pada mahasiswa yang telah melewati batas masa studinya dan terancam drop out akan berkurang. xxviii

16 Kesimpulan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecemasan menjelang batas akhir masa studi diterima. Ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan kecemasan menjelang batas akhir masa studi, artinya, semakin tinggi dukungan sosial, semakin rendah kecemasan menjelang batas akhir masa studi. Sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang dimiliki mahasiswa, semakin tinggi pula kecemasan menjelang batas akhir masa studi. xxix

17 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI Oleh : Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006 xxx

18 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI PADA MAHASISWA UII Telah Disetujui Pada Tanggal: Dosen Pembimbing, (Sonny Andrianto S.Psi,.M.si) xxxi

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional yaitu merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung : Kecemasan sebelum berlomba Variabel Bebas : Dukungan sosial B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kecemasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi. Penelitian dengan teknik korelasi bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kecemasan akademik : Efikasi diri B. Definisi Operasional 1. Kecemasan Akademik Kecemasan akademik adalah dorongan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian korelasional yang menghubungkan antara penggunaan situs jejaring sosial (X) dengan empati (Y). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam rancangan penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif, seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam rancangan penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif, seperti BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Dalam rancangan penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif, seperti yang di jelaskan Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menguraikan tentang variabel penelitian, definisi operasional, metodologi pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian (X) dengan motivasi bekerja pada mahasiswa (Y), maka penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dimana gejala ini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek

BAB III METODE PENELITIAN. Dimana gejala ini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi. Dimana gejala ini adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Creswell ( dalam Alsa, 2003, h. 13) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dapat menurun, maka akan memberi pengaruh juga pada fisiologis dan perilaku secara umumnya. D. Hipotesis Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan negatif antara dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan metode korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga. 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga. 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel bebas : dukungan sosial keluarga 2. Variabel tegantung : sikap ibu terhadap anak penyandang autisme B. Definisi Operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan strategi yang mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitian. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan antara tingkat dukungan social keluarga dengan prestasi siswa SMA Jendral Sudirman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik regresi ganda. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitan 1. Identifikasi variabel penelitian Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah : a. Variabel terikat (X) : Frekuensi Merokok b. Variabel bebas (Y)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN.1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rancangan korelasional dengan teknik survei untuk melihat hubungan variabel terikat dengan variabel tergantungnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Syarat utama sebelum melakukan sebuah penelitian adalah menentukan variabel-variabel penelitian agar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (00:3) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang bertujuan untuk mengetahui BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Suchman dalam Nazir, 005). Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya untuk mengetahui hubungan antar dua variabel penelitian. Penelitian kuantitatif lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan partisipasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi ganda yaitu bentuk analisa variabel ( data) untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan sebuah cara untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang hendak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud (dalam Arikunto, 2006) penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,

Lebih terperinci

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pendidikan tinggi untuk semua awalnya diperkenalkan di Amerika Serikat sekitar tahun 1970-an. Ini adalah pengakuan terhadap hak-hak rakyat Amerika untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penulisan penelitian yang baik dan secara ilmiah tentunya dibutuhkan suatu penelitian yang baik dan cermat. Dalam penyusunan penelitian ini metode yang penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengetahui ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian korealasional kuantitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya dengan kemandirian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai:

BAB III METODE PENELITIAN. analisa data serta validitas dan reabilitas alat ukur. penelitian, untuk menentukan desai penelitian yang dipakai: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Operasional Variabel Penelitian, (c) Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan 38 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi : (a) Identifikasi Variabel Penelitian, (b) Depenisi Operasional Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi 2. Variabel Tergantung : Stres Akademik 1. Kecerdasan Emosi B. Definisi Operasional Variabel Kecerdasan emosi sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Menurut Arikunto (00) Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, beringkat

Lebih terperinci

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE 1. Psikologis, ditunjukkan dengan adanya gejala: gelisah atau resah, was-was atau berpikiran negatif, khawatir atau takut, merasa akan tertimpa bahaya atau terancam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Azwar (2007) penelitian dengan pendekatan kuantitattif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode

BAB III METODE PENELITIAN. definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode pengumpulan data, validitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Identifikasi variabel penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yaitu analisis pearson product moment untuk mengetahui hubungan yang terjadi antar variabel Self (X) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah

BAB III METODE PENELITIAN. karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan unsur paling penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggung

Lebih terperinci