NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Telah Disetuji Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Uly Gusniarti, S.Psi., M.Si., Psi)

3 HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa. Semakin efisien kebiasaan belajar maka akan semakin tinggi prestasi belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N I Depok sebanyak 56 siswa. Adapun skala yang digunakan adalah skala kebiasaan belajar, sedangkan untuk variabel tergantung yaitu prestasi belajar dan variabel kontrol yaitu IQ, peneliti menggunakan metode dokumentasi. Skala kebiasaan belajar terdiri dari 40 aitem, kesemuanya mengacu pada aspek kebiasaan belajar yang efisien yang dikemukakan oleh Gie (1979). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik Korelasi Parsial menggunakan fasilitas komputer program SPSS for windows untuk menguji apakah terdapat hubungan yang positif antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa. Korelasi parsial menunjukkan koefisien korelasi r sebesar 0,290 dengan nilai p = 0,016 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa. Jadi hipotesis dari penelitian ini diterima. Kata kunci : kebiasaan belajar, prestasi belajar siswa.

4 Pengantar Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar, karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari suatu kegiatan yang pokok atau utama dalam dunia pendidikan. Selanjutnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa ditunjukkan melalui nilai hasil tes evaluasi, misalnya melalui ulangan atau tes. Hasil tersebut biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau angka yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi misalnya hasil rapor. Hasil rapor tersebut dapat dipergunakan oleh guru, untuk mengetahui sejauhmana murid-murid memahami pelajaran di sekolah dan dapat digunakan untuk menentukan prestasi belajar siswa sebagai hasil belajar. Prestasi dipandang dari bidang pendidikan ialah suatu istilah yang menunjukkan derajat keberhasilan siswa mencapai tujuan belajar setelah mengikuti proses belajar dari suatu program yang telah ditentukan (Tjundjing, 2000). Prestasi belajar siswa tersebut lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Tu u, 2004). Nilai tes tersebut oleh guru kemudian diolah dan dituangkan kedalam bentuk rapor, yang kemudian rapor tersebut digunakan sebagai pencapaian hasil belajar siswa selama di sekolah. Prestasi belajar siswa sering dijadikan sebagai indikator keberhasilan siswa sebagai hasil dari pendidikan di sekolah. Siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi atau memuaskan biasanya dianggap berhasil dalam mengikuti pendidikan di sekolah. Namun bila siswa mencapai prestasi belajar yang kurang memuaskan, maka siswa tersebut dianggap tidak berhasil atau bahkan gagal dalam

5 mengikuti pendidikan di sekolah. Hal ini yang menjadikan mengapa para siswa berlomba-lomba dalam belajar, yaitu agar dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Terkait dengan prestasi belajar yang tinggi, Nardono (2006), salah satu guru di SMA N I Depok, menyatakan bahwa kebanyakan para siswa yang menduduki rangking lima besar, adalah mereka yang memiliki kebiasaan belajar yang baik seperti selalu mengulang pelajaran yang diberikan di sekolah, atau mengerjakan tugas dari sekolah. Ditambahkan pula oleh Nardono (2006) bahwa dengan memiliki kebiasaan belajar yang efisien, para siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Namun tidak semua siswa mengetahui cara atau kebiasaan belajar yang efisien sehingga mengakibatkan prestasi belajar mereka menurun. Brotosedjati (2004) sebagai Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah (Kedaulatan Rakyat, 13 Januari 2004) mengatakan bahwa untuk wilayah Jateng besarnya angka para murid yang drop out mencapai 0, 36 % dari total empat juta anak didik. Drop out tersebut bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi saja tetapi karena cara belajar siswa yang tidak baik, sehingga menyebabkan prestasi belajar mereka merosot. Hal yang hampir sama juga dialami oleh SMA N I Depok pada tahun 2005, Wuryono (2006), selaku guru koordinator BK SMA N 1 Depok, menambahkan bahwa nilai rata-rata rapor siswa kelas X pada tahun 2005 juga mengalami penurunan. Jika pada tahun 2004 nilai rata-rata rapor ialah sebesar 70 sedangkan untuk tahun 2005 mengalami sedikit penurunan menjadi 66,5. Penurunan prestasi belajar ini dikarenakan siswa memiliki kebiasaan belajar yang buruk, seperti

6 memilih sistem kebut semalam untuk belajar jika besok ada ulangan atau tes dan kebiasaan mereka untuk menunda-nunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Kebiasaan belajar bukan merupakan bawaan sejak lahir, namun lebih dapat dikatakan merupakan hasil dari usaha siswa untuk mencapai hasil belajar yang tinggi (Setiawan, 1995). Terkait dengan kebiasaan belajar, Mulyoputro (2006) menambahkan bahwa kebiasaan belajar yang baik itu akan membawa dampak atau hasil yang positif bagi para siswa, seperti pembuatan jadwal kegiatan oleh siswa yang dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sendiri oleh siswa. Adanya jadwal kegiatan tersebut, siswa harus bisa membagi waktu belajarnya agar dapat mengulang pelajaran sehingga tidak mudah lupa dan sebagai persiapan untuk sekolah esok harinya. Dengan terbiasa belajar setiap hari, para siswa dapat mengulangi bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dengan mengulang siswa akan menjadi lebih memahami pelajaran yang kurang atau tidak mereka pahami. Slameto (1995) berpendapat dalam pelajaran, siswa menjadi makin baik penguasaannya jika kepada mereka diberikan banyak kesempatan untuk mengulang. Jadi siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik cenderung dapat hidup dengan penuh disiplin dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan belajarnya untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas penulis berasumsi apakah ada hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa. Dari pertanyaan tersebut penulis

7 tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa? Metode Penelitian Subjek dalam penelitian ini menggunakan siswa kelas X SMA N I Depok yang dipilih dengan cara mengundi sehingga didapat dua kelas, yang berjumlah 56 siswa. Metode pengumpulan data dengan menggunakan skala kebiasaan belajar. Skala kebiasaan belajar terdiri atas 40 aitem yang disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Gie (1979). Skala berdasarkan model Likert yaitu metode pernyataan sikap yang menggunakan respon subjek sebagai dasar penentuan nilai skalanya (Azwar, 2004). Berdasarkan model Likert, pilihan jawaban atas pernyataan terdiri atas lima kategori, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), R (raguragu), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju), tetapi untuk menghindari kemungkinan subjek memiliki jawaban tengah atau ragu-ragu, maka penulis mengurangi jawaban menjadi empat kategori saja. Untuk menguji adanya hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa (dengan mengontrol IQ) digunakan teknik korelasi parsial (Partial Correlation). Perhitungan statistik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis komputer dengan program SPSS for windows.

8 Hasil Penelitian Uji hipotesis dilakukan dengan teknik korelasi parsial (Partial Correlation) karena data telah memenuhi persyaratan dari uji normalitas dan linieritas. Uji korelasi menunjukkan hasil sebagai berikut : Tabel 1 Korelasi Antara kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa (dengan Mengontrol IQ) Korelasi Parsial Kebiasaan Belajar Prestasi Belajar Kebiasaan Belajar Prestasi Belajar ,290 0,290 1,000 p 0,16 (p<0,05) 0,16 (p<0,05) Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa (dengan mengontrol inteligensi). Hasil analisis hipotesis dapat dilihat pada nilai koefisien r sebesar 0,290 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar dengan melakukan kotrol terhadap inteligensi. Hasil analisis juga menunjukkan koefisien determinasi (R squared) variabel kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0,084, hal ini berarti sumbangan efektif kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 8,4%. Analisis tambahan dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat inteligensi dengan prestasi belajar. Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi parsial (parsial correlation) dengan menggunakan bantuan fasilitas SPSS for Windows, menunjukkan hasil yaitu :

9 - Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa tanpa mengontrol inteligensi dengan nilai koefisien r sebesar 0,332 (p<0,05). - Terdapat hubungan yang signifikan antara inteligensi dengan prestasi belajar siswa dengan nilai koefisien r sebesar 0,270 (p<0,05). Pembahasan Hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi parsial (partial correlation) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar,dengan mengontrol inteligensi (r sebesar 0,290 dengan p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar dengan melakukan kotrol terhadap inteligensi. Nilai rata-rata empiris dari skor kebiasaan belajar adalah 109,57 hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki kebiasaan belajar yang sedang. Kebiasaan belajar siswa yang sedang ini sama dengan yang diutarakan oleh Wuryono (2006), selaku guru koordinator BK SMA N I Depok, yang menyatakan bahwa siswa-siswa memiliki kebiasaan belajar yang tidak baik. Seperti memilih sistem kebut semalam untuk belajar bila besok ada ulangan atau tes dan kebiasaan untuk menunda-nunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah. Sementara itu berdasarkan data penelitian nilai rata-rata empiris dari prestasi belajar siswa adalah 68,25 ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki pretasi belajar yang tinggi. Hal ini berarti kebiasaan belajar mempunyai hubungan

10 yang sedang dengan prestasi belajar, dapat dilihat dari sumbangannya sebesar 8,4%. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Gie (1979), yang menyatakan bahwa kebiasaan belajar yang efisien dapat membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi. Kebiasaan belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu : (1) Keteraturan yang meliputi dari kebiasaan mengikuti pelajaran dengan teratur, mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru dan menanyakan pelajaran yang belum jelas dipahami kepada guru, menyimpan dan merawat alat perlengkapan belajar, dan kebiasaan membaca buku-buku pelajaran. Seorang siswa harus belajar secara teratur, dengan terbiasa belajar secara teratur maka siswa akan menjadikan belajar menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. (2) Disiplin, terdiri dari disiplin dalam penguasaan materi pelajaran dan disiplin dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas rumah (PR) dan tugas sekolah. Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan tugas-tugas dan pekerjaan rumah (PR), seorang siswa dapat mempunyai cara belajar yang baik atau efisien. (3) Dapat berkonsentrasi dalam belajar. Bila seorang siswa dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat belajar, maka dia akan dapat belajar dengan baik, siswa dapat dengan cepat menghafal dan memahami bahan pelajaran yang diberikan di sekolah.

11 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa (dengan mengontrol IQ). Selain itu juga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar siswa tanpa mengontrol IQ. Hasil penelitian yang lain adalah terdapat hubungan yang signifikan antara inteligensi dengan prestasi belajar siswa. Dengan kesimpulan ini berarti hipotesis penelitian diterima. Saran Ada beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagi orang tua - Orang tua diharapkan mampu memberikan bimbingan dan pengawasan mengenai kebiasaan belajar yang efektif kepada siswa terutama di lingkungan keluarga. - Orang tua juga dapat membantu guru dengan mengawasi kegiatan belajar siswa di rumah. 2. Bagi sekolah dan guru - Guru dapat membantu siswa dalam mempertahankan prestasi belajar siswa,misalnya dengan memberikan cara belajar yang baik atau membuatkan contoh jadwal belajar sehari-hari di rumah. - Penelitian ini juga membuktikan bahwa inteligensi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar, karena itu pihak sekolah harus lebih memperhatikan aspek IQ. Misalnya dalam penerimaan siswa baru,

12 pihak sekolah dapat meminta hasil IQ calon siswa baru ketika masih duduk di bangku SMP. Sehingga pihak sekolah dapat menggunakan IQ untuk mengawasi prestasi belajar siswa ketika telah diterima menjadi siswa baru disekolah tersebut. 3. Bagi Siswa - Siswa semakin meningkatkan kebiasaan belajar yang baik agar prestasi belajar yang didapat semakin memuaskan. 4. Bagi peneliti selanjutnya - Peneliti selanjutnya dapat menambahkan faktor lain dalam kebiasaan belajar siswa seperti perhatian orang tua atau fasilitas dalam belajar, sehingga data yang didapat akan lebih baik.

13 DAFTAR PUSTAKA Achmadi, A dan Narbuko, C Metodologi Penelitian. Jakarta. Bumi Aksara. Andriana, E Prestasi Belajar dan Penerimaan Sosial Teman Sebaya Anak Usia Sekolah Akhir Ditinjau Dari Peran Jenis. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Gajah mada. Azwar, S Bunga Rampai Psikologis Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi belajar Edisi II. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset Pengantar Psikologi Inteligensi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset. Bungin, B Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Fajar Interpratama Offset. Chaplin, J.P Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Desmita Psikologi Perkembangan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Gie, L Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Hadi, S Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta.ANDI offset. Hanafi, I Perbedaan Prestasi Belajar Antara Siswa Dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Dan Siswa Dengan Kurikulum 1994 Pada siswa SMP. Naskah Publikasi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia. Hasmayni, B Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kebiasaan Belajar Dan Pengisian Waktu Luang Pada Siswa SD Karangwuni I Yogyakarta. Tesis (Tidak Diterbitkan) Yogyakarta, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Kedaulatan Rakyat Angka DO di Jateng Memprihatinkan.Yogyakarta. 13 Januari.

14 Mulyasa Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Setiawan, J, L. Kebiasaan Belajar Yang Buruk. Anima Vol. X No. 39. April-Juni. Slameto Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta, Rineka Cipta. Sudjiono Hubungan Antara Kecerdasan Emosi, Kebiasaan Belajar Dan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas III SLTP N Surabaya Tahun Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Surya, H Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar (Bagi Pelajar Dan Mahasiswa). Jakarta. PT Elex Media Komputindo. Suryabrata, S Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Syafitri, A Gambaran Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Siswa SMUN 106 Jakarta Yang Berprestasi Akademik Rendah. Psikodinamik Vol. 6 No 2. Syah, M Psikologi Belajar. Jakarta. Logos Wacana Ilmu. Tairas, M.M dan Wagey Pendidikan Dan Tugas Perkembangan Anak Serta Jenjang Pendidikan. Anima Vol. IX. 34, Januari - Maret. Tjundjing, S. 2001, Hubungan Antara IQ, EQ, dan AQ Dengan Prestasi Study Pada Siswa SMU. Anima Vol. XVII, 1, Tu u, T Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta, Grasindo. Winarsunu, T Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan. Malang. UMM Press. Witherington, B Psikologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.

15 IDENTITAS PENULIS Nama : Arum Kusuma Putri Alamat :Jl. Raya Jogja Solo km 14 No.telepon/HP : (0274) /