NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Telah disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuningsih S. Psi., M. si)

2 HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Catur Handayani Hepi Wahyuningsih INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pola asuh permissive indifferent dengan penyesuaian diri personal pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara pola asuh permissive indifferent dengan penyesuaian diri personal pada remaja. Subyek penelitian ini adalah remaja yang berada pada rentang usia antara 15 sampai 21 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala penyesuaian diri personal sejumlah 17 aitem berdasarkan aspek penyesuaian diri personal dari Schneiders (1964) dan skala pola asuh permissive indifferent sebanyak 20 aitem berdasarkan aspek pola asuh permissive indifferent yang dikemukakan oleh Baumrind (Steinberg dalam Barus, 2003). Analisis data yang diperlukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi Spearman dari Pearson dengan dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows Dari hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi antara variabel penyesuaian diri personal dengan pola asuh permissif indifferent adalah sebesar rxy = -0,284 dan p = 0,008 ( p < 0,01 ). Hal ini berarti bahwa ada hubungan negatif antara pola asuh permissif indifferent dengan penyesuaian diri personal pada remaja. Semakin tinggi pola asuh permissif indifferent maka semakin rendah penyesuaian diri personal pada remaja. Maka hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Kata kunci : Pola asuh permissive indifferent, penyesuaian diri personal

3 PENGANTAR Latar Belakang Permasalahan Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adoleceré yang artinya tumbuh untuk mencapai kematangan. Perkembangan adolescente sesungguhnya memiliki arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock dalam Ali & Asrori, 2004). Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan (Calon dalam Monnks, 2002) karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tapi tidak lagi memiliki status anak-anak. Remaja yang dalam masa peralihan sering dihadapkan pada berbagai macam perubahan, baik secara fisik, perkembangan intelektual, sikap, interest, hubungan pribadi, sosial, bakat, emosi, perkembangan bidang moral, serta keagamaan. Secara fisik, Perubahan yang terjadi sebagai tanda keremajaan seperti perubahan pada bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Pematangan kelenjar pituitary berpengaruh pada proses pertumbuhan tubuh sehingga remaja mendapatkan ciri-cirinya sebagai perempuan dewasa atau laki-laki dewasa. Perubahan-perubahan fisik itu, menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.

4 Penyesuaian diri personal (pribadi) pada periode remaja berkaitan dengan penyesuaian diri secara fisik, emosi, seksual, serta moral dan religius (Schneider, 1964). Remaja perlu mengadakan penyesuaian penyesuaian tingkah laku yang tidak selalu bisa dilakukan dengan mulus terutama jika tidak ada dukungan dari orangtua. Pada masa ini juga, remaja diharapkan mulai dapat menilai dan menghayati nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh lingkungannya sehingga penyesuaian diri remaja berjalan baik dan sesuai yang diharapkan oleh lingkungannya. Sedangkan hambatan penyesuaian diri remaja dapat dilihat dari tanda-tanda kecemasan tinggi, rasa rendah diri, depresi, ketergantungan pada orang lain dan tanda-tanda psikosomatis. Pada masa ini, yang terpenting bagi remaja adalah mendapatkan bimbingan agar rasa ingin tahunya yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif dan produktif. Jika tidak, dikhawatirkan dapat menjurus kepada kegiatan atau perilaku negatif, misalnya: mencoba narkoba, minum-minuman keras, penyalahgunaan obat, atau perilaku seks pranikah yang berakibat terjadinya kehamilan (Soerjono Soekanto dalam Ali dan Asrori, 2004). Data screening yang dilakukan Pokja Narkoba Depdiknas di wilayah Jabodetabek pada tahun 2003 saja (sekitar siswa) menunjukkan bahwa siswa SLTP dan SMU/SMK yang terlibat penggunaan narkoba sebanyak 3.5%, miras 27%, dan perokok 44%. Data di atas menunjukkan bahwa penggunaan zat adiktif telah diterima di kalangan generasi muda sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Selain

5 itu, data di atas menunjukkan bahwa terjadi kemerosotan moral yaitu norma-norma tradisional yang memudar digantikan dengan penetrasi globalisasi (khususnya gaya hidup) yang diadopsi secara mentah-mentah tanpa ada proses kognitif dan emosional yang benar sehingga terjadi social brain washing yang tidak terkontrol. Produknya adalah tawuran antar pelajar, bunuh diri, kriminal dalam keluarga, prestasi belajar menurun, malas sekolah, merenggangkan ikatan dalam keluarga famili bonding tidak mengindahkan hukum, kehilangan cita-cita, kecelakaan bertambah, kebanggaan terhadap institusi-keluarga, sekolah, lingkungan, daerah bahkan bangsa pudar (Monintja, 2004) Penyimpangan yang terjadi pada masa remaja dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah bentuk perlakuan orangtua terhadap anaknya yang berkaitan dengan perhatian, interaksi, sikap dan komunikasi orangtua dengan anak yang sering dikaitkan dengan pola asuh (Lestari, 2006). Faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian remaja menurut Schneiders (Ali dan Asrori, 2004) adalah kondisi fisik, kepribadian, proses belajar, lingkungan, serta agama dan budaya. Kondisi lingkungan yang dimaksud mencakup lingkungan keluarga yang didalamnya terdapat interaksi orangtua dengan anak.yang biasa disebut dengan pola asuh. Banyak orangtua yang mengetahui cara penerapan pola asuh yang tepat terhadap anaknya, namun mereka mengabaikan hal tersebut dengan alasan mengejar karir dan mencari penghasilan yang besar demi memenuhi kebutuhan ekonomi

6 keluarga dan menjamin masa depan anak-anak. Orangtua seperti ini sering kelimpahan berbagai tekanan dan stres dalam hidup mereka, sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu dan perhatian yang diluangkan untuk anak. Karena keterbatasan waktu, orangtua yang terlalu sibuk mengasuh anaknya dengan pola permissive Indifferent (permisif mengabaikan), yaitu suatu pola dimana si orangtua sangat tidak ikut campur dalam kehidupan remaja. Orangtua dengan tipe seperti ini mengabaikan kebutuhan-kebutuhan anak. Suka, duka, keberhasilan, dan kegagalankegagalan, serta kesulitan-kesulitan anak tidak mendapat respon dari orangtua. Hal ini berkaitan dengan perilaku sosial remaja yang tidak cakap, terutama kurangnya pengendalian diri (Steinberg dalam Barus, 2003). Berdasarkan penjelasan diatas, diperoleh gambaran bahwa penyesuaian diri personal pada remaja sangat penting dan memiliki dampak yang positif bagi perkembangan remaja selanjutnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui secara empiris benarkah pola asuh permissif indifferent mempengaruhi penyesuaian diri personal pada remaja.

7 METODE PENELITIAN Subjek pada penelitian ini merupakan remaja yang berada pada rentang usia antara 15 sampai 21 tahun dengan jumlah 72 orang yang merupakan siswa-siswi SMA UII Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala untuk mengungkap aspek-aspek atau variabel-variabel yang ingin diteliti. Skala yang digunakan adalah skala penyesuaian diri personal dan skala pola asuh permissive indifferent 1. Skala Penyesuaian Diri Personal Skala penyesuaian diri personal digunakan untuk mengungkap tingkat penyesuaian diri personal remaja. Alat ini disusun berdasarkan adanya aspek-aspek penyesuaian diri personal yang dikemukakan oleh Schneider (1964). Dalam penyesuaian diri personal terkandung lima aspek yaitu aspek penyesuaian diri fisik, penyesuaian diri emosi, aspek penyesuaian diri seksual, dan aspek penyesuaian diri moral dan aspek penyesuaian diri religius. Skala ini tersusun atas 25 item favourabel. Penilaian pada skala ini dilakukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh subjek pada setiap aitem yang dijawab. Pilihan jawaban diskor dengan menggunakan range nilai dari 4 sampai dengan 1, dengan pilihan jawaban sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Pilihan jawaban yang semakin mengarah pada pilihan sangat sesuai, maka skor akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya, pilihan jawaban yang semakin mengarah pada pilihan sangat tidak sesuai, maka skor akan semakin rendah.

8 2. Skala Pola Asuh permissive indifferent Skala yang digunakan dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dari Baumrind (Steinberg dalam Barus, 2003) dengan aspek-aspek : parental responsiveness dan parental demandingness. Skala terdiri dari 20 aitem favourabel. Bentuk skala tersebut berupa pernyataan yang disertai pilihan jawaban sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Pilihan jawaban diskor dengan menggunakan range nilai dari 4 sampai dengan 1 Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek maka semakin tinggi tingkat pola asuh permissive indifferent yang diterima subjek,sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka makin rendah tingkat pola asuh permissive indifferent. Analisis data yang diperlukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dari Pearson untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Berdasarkan teknik product moment apabila mendapatkan koefisien korelasi yang signifikan berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Analisis data dilakukan dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows 12.0.

9 HASIL PENELITIAN Dari data subjek penelitian di SMA UII Yogyakarta ini diperoleh gambaran sebagai berikut: Deskripsi Subjek Penelitian Keterangan Jawaban Frekuensi Prosentase Subjek Usia 15 tahun 12 16,67 % 16 tahun % 17 tahun 18 tahun 19 tahun 21 tahun ,22 % 8,33 % 1,39 % 1,39 % Total % Jenis Kelamin Perempuan 40 55,56 % Laki-laki 32 44,44 % Total Deskripsi Data Penelitian Variabel Skor Hipotetik Skor Empirik Mi Max Mean SD Min Max Mean SD n personal ,5 8, ,1250 5,22167 Indifferent ,3194 7,88978 Kategorisasi data penyesuaian diri personal dan pola asuh permissive indifferent No. Kategorisasi Norma penyesuaian diri personal Norma PA Permissif Indifferent 1 Sangat rendah x < 27, 2 x < 32 2 Rendah 27, 2 = x = 37, 4 32 = x = 44 3 Sedang 37, 4 < x = 47, 6 44 < x = 56 4 Tinggi 47, 6 < x = 57, 8 56 < x = 68 5 Sangat tinggi X > 57, 8 X > 68

10 Distribusi Skor penyesuaian diri personal dari Subjek Penelitian No. Kategorisasi Norma Jumlah Presentase 1 Sangat rendah x < 27, 2-0 % 2 Rendah 27, 2 = x = 37, 4-0 % 3 Sedang 37, 4 < x = 47, 6 4 orang 5,55 % 4 Tinggi 47, 6 < x = 57, 8 43 orang 59,72% 5 Sangat Tinggi X > 57, 8 25 orang 34,72% Distribusi Skor Tingkat pola asuh permissive indifferent No. Kategorisasi Norma Jumlah Presentase 1 Sangat Rendah x < orang 15,27 % 2 Rendah 32 = x = orang 65,27 % 3 Sedang 44 < x = orang 16,66 % 4 Tinggi 56 < x = 68 2 orang 2,77 % 5 Sangat Tinggi X > 68 - O % A. Uji Hipotesis Dari hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi antara variabel penyesuaian diri personal dengan pola asuh permissif indifferent adalah sebesar rxy = - 0,284 dan p = 0,008 ( p < 0,01 ). Hal ini berarti bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara pola asuh permissif indifferent dengan penyesuaian diri personal pada remaja. Maka hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Semakin tinggi pola asuh permissif indifferent maka semakin rendah penyesuaian diri personal pada remaja. Hasil analisis juga menunjukkan koefisien determinasi ( R squared ) variabel penyesuaian diri personal dengan pola asuh permissif indifferent sebesar 0,056 berarti variabel pola asuh permissif indifferent memiliki sumbangan efektif sebesar 5,6 % untuk meningkatkan penerapan penyesuaian diri personal.

11 B. Analisis Tambahan a) Uji korelasi Spearman bertujuan untuk melngetahui aspek manakah yang paling berpengaruh untuk menjadi prediktor penyesuaian diri personal pada remaja. Berdasarkan Uji korelasi spearman dapat disimpulkan bahwa aspek pola asuh permissif indifferent yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri personal pada remaja adalah aspek parental responsiveness dengan r = -300, p =0,005 (p<0,05). b) Uji korelasi Spearman bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pola asuh permissif indifferent dengan tiap-tiap aspek penyesuaian diri personal. Berdasarkan uji korelasi spearman dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola asuh permissif indifferent dengan aspek penyesuaian diri seksual dengan r = -0,363, p = 0,001 (p<0,05) serta aspek penyesuaian diri religius dengan r = -0,230, p = 0,026 (p<0,05) c) Dengan menggunakan teknik statistik T-test untuk melihat ada tidaknya perbedaan tingkat penyesuaian diri personal pada remaja berdasarkan jenis kelamin. Maka diperoleh hasil t = - 0,816 dengan harga p = 0,417 (p>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat penyesuaian diri personal pada remaja dilihat dari jenis kelamin subjek penelitian.

12 Pembahasan Penelitian membuktikan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara pola asuh permissive indifferent dengan penyesuaian diri personal artinya semakin tinggi tingkat pola asuh permissive indifferent yang diberikan pada remaja maka akan semakin rendah tingkat penyesuaian diri personal pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pola asuh permissive indifferent yang diberikan pada remaja maka akan semakin tinggi tingkat penyesuaian diri personal pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Hasil analisis menunjukkan koefisien determinasi (R squared) variabel penyesuaian diri personal dengan pola asuh permissive indifferent sebesar 0,056 yang berarti variabel pola asuh permissive indifferent memiliki sumbangan efektif sebesar 5,6 % untuk meningkatkan penerapan penyesuaian diri personal. Kecilnya sumbangan efektif pola asuh permissive indifferent terhadap penyesuaian diri personal dikarenakan dalam penyesuaian diri personal terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya (Schneider dalam Ali dan Asrori, 2004) yaitu : Kondisi fisik, kepribadian, edukasi / pendidikan, kondisi lingkungan sekitar seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, serta kebudayaan dan agama. Pola asuh orangtua termasuk kedalam faktor lingkungan keluarga. Pola asuh permissive indifferent meliputi dua aspek yaitu yaitu aspek parental responsiveness dan aspek parental demandingness. Tetapi dari kedua aspek pola asuh permissive indifferent tersebut aspek yang berpengaruh terhadap penyesuaian diri personal pada remaja adalah aspek parental responsiveness, yaitu menunjuk pada

13 sejauh mana orangtua menanggapi kebutuhan-kebutuhan anak dalam suatu sikap menerima dan mendukung. Orangtua dengan gaya pengasuhan indifferent cenderung memperlihatkan kadar responsiveness yang rendah, yang berarti orangtua kurang menanggapi kebutuhan-kebutuhan anak dalam suatu sikap menerima dan mendukung. Serta menolak, tidak tanggap, dan berpusat pada orangtua (Santrock, 2003). Penyesuaian diri personal memiliki lima aspek, yaitu penyesuaian diri fisik, penyesuaian diri emosi, penyesuaian diri seksual, penyesuaian diri moral dan penyesuaian diri religi. Berdasarkan analisis tambahan, diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara pola asuh permissive indifferent dengan aspek penyesuaian diri seksual serta aspek penyesuaian diri religius. Pohan (Laily dan Matulessy) berpendapat bahwa membicarakan masalah seks dengan anak sama sekali tidak tabu, yang penting disesuaikan dengan tingkat perkembangannya. Berdasarkan hasil penelitian Laily dan Matulessy (2004) disimpulkan bahwa orangtua hendaknya tetap mempertahankan pola sex expressive yaitu orangtua mengintegrasikan seks kedalam kehidupan keluarga secara seimbang, orangtua tidak berbelit-belit ketika melakukan pendekatan masalah sekaul-karena pola tersebut merupakan pola komunikasi yang paling ideal dalam menyampaikan masalah seksual pada anak. Orangtua yang sering menggunakan pola sex expressive salah satunya karena orangtua memiliki banyak waktu di rumah sehingga kesempatan untuk berkomunikasi dengan anak juga banyak.

14 Bilsky dan Westman (Waruwu, 2003) menyatakan bahwa kedekatan individu pada ibunya (orangtua) akan sangat berdampak pada religi. Artinya hubungan pribadi dengan ibu mempengaruhi religi anak-anaknya. Agama sangat memuliakan anak. Orangtua salah mengurus anak artinya tidak bisa memegang amanah dari Tuhan. Anak butuh pengetahuan dan informasi yang alangkah baiknya, diluruskan oleh orang tua. Agar apa yang mereka lihat dari luar dan ajaran agama dari orang tua, itu bisa singkron. Orangtua juga harus mampu menerapkan pola asuh yang tepat untuk mengarahkan dan membentuk anak sesuai tujuan yang diinginkan karena pola asuh yang diterapkan orangtua terhadap anak akan mempengaruhi watak dan kepribadian anak Oleh karena itu sangat disayangkan jika masih ada orangtua yang memberikan pengasuhan secara permissive indifferent kepada anaknya. Mereka mengira dengan membiarkan si anak akan dapat menimbulkan sikap kemandirian dan ketahanan mental. Mereka tidak mengetahui bahwa perlakuan tersebut hanya akan membentuk anak berkepribadian lemah. Bila anak dibesarkan dalam pengasuhan orangtua yang mempunyai karakteristik adanya kontrol maupun penerimaan yang tinggi dari orangtua, dimana selain memberikan batasan-batasan orangtua juga merespon berbagai kebutuhan anak juga adanya sikap hangat dan pemberian kenyamanan bagi anak, maka anak akan tumbuh dengan menunjukan ciri-ciri harga diri yang tinggi, mandiri, perilaku menolong (altruistic) yang tinggi, percaya diri serta mempunyai prestasi yang baik di sekolah (Boyd & Bee, 2002). Karena itulah seharusnya orangtua mengasuh anak-anaknya penuh dengan cinta kasih, kehangatan dan penerimaan.

15 Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain : Pertama, skala yang digunakan sebagai alat ukur terdiri dari aitem-aitem favourable, sehingga tidak dapat mengukur konsistensi dari subjek penelitian. Dan yang kedua, subjek yang digunakan dalam penelitian ini sudah sering digunakan sebagai subjek dalam penelitian-penelitian yang lain sebelumnya sehingga pada saat pengisian angket subjek merasa jenuh dan dikhawatirkan jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan subjek yang sebenarnya.

16 A. Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan pada responden dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan negatif antara pola asuh permissive indifferent dengan penyesuaian diri personal pada remaja. Artinya semakin tinggi tingkat pola asuh permissive indifferent yang diberikan pada remaja maka akan semakin rendah tingkat penyesuaian diri personal pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah tingkat pola asuh permissive indifferent yang diberikan pada remaja maka akan semakin tinggi tingkat penyesuaian diri personal pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima. 2. Variabel pola asuh permissive indifferent memberikan sumbangan efektif sebesar 5,6 % untuk meningkatkan penerapan penyesuaian diri personal pada remaja.

17 B. Saran Beberapa saran yang di ajukan oleh penulis di tujukan kepada : 1. Bagi orangtua agar tidak memberikan pengasuhan secara permissive indifferent kepada anak-anaknya agar anak dapat berkembang secara optimal dan mempunyai penyesuaian diri personal yang baik. 2. Masyarakat melalui kegiatan-kegiatan seminar yang mengangkat tema tentang keluarga, agar mencoba mengajarkan pola asuh anak secara khusus kepada para orangtua di seluruh Indonesia. Melalui kegiatan ini dimaksudkan guna membantu meningkatkan pengetahuan para orangtua dalam upaya mengasuh anak, terutama bagi orangtua yang sarat dengan kegiatan di luar rumah. 3. Penelitian ini berfokus pada pola asuh permissive indifferent dalam kaitannya dengan penyesuaian diri personal pada remaja. Banyak hal yang dapat digali berdasarkan topik tersebut serta mengembangkannya dalam konteks penelitian selanjutnya. Pada penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan tryout ulang apabila ingin memakai alat ukur yang digunakan oleh peneliti sehingga tingkat reliabilitas dan validitasnya menjadi lebih baik.

18

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bagian yang paling utama didalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat rencana (rancangan penelitian). Penelitian ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang indah, tetapi tidak setiap remaja dapat menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang beberapa permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 80 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol dari beberapa tahapan yang logis. Sedangkan rancangan penelitian merupakan pedoman

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. pergolakan dalam dalam jiwanya untuk mencari jati diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Masa remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsur penting dalam suatu penelitian ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN DAN KELEKATAN REMAJA PADA AYAH

NASKAH PUBLIKASI PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN DAN KELEKATAN REMAJA PADA AYAH NASKAH PUBLIKASI PERAN AYAH DALAM PENGASUHAN DAN KELEKATAN REMAJA PADA AYAH Oleh : RIRIN KARINA RINA MULYATI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara strategi manajemen kelas dan prestasi akademik mata pelajaran Fisika, Kimia, Biologi pada siswa kelas XI-IPA SMAN X di Bandung. Teori

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode

METODE PENELITIAN. nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode 50 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Pada penelitian hubungan virginitas dengan intensitas melakukan seks pra nikah, peneliti menggunakan tipe penelitian eksplanatori dengan metode kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Berdasarkan data yang telah diperoleh dari penelitian tersebut diadakan uji asumsi. Uji asumsi dikerjakan dengan menggunakan Statistical Package of Social Science (

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum mengadakan pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu menentukan tempat atau kancah pelaksanaan penelitian, yaitu pada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini termaasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sarwono (006) metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu jenis pendekatan penelitian yang bersifat numerikal (Azwar, 004). Pendekatan kuantitatif ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu remaja mulai dari rentang usia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2003) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah & Penelitian. Penelitian ini penulis lakukan pada remaja di SMK-SMTI Yogyakarta yang terletak di Jalan Kusumanegara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian adalah merupakan suatu rangkain kegiatan ilmiah yaitu dalam rangka pemecahan suatu permalasahan. Hasil penelitian tidak perna dimaksudkan sebagai suatu pemecahan langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif kuantitatif. Maka pendekatan penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif kuantitatif. Maka pendekatan penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kegiatan teoritis dan empiris pada penelitian ini diklasifikasikan dalam metode deskriptif kuantitatif. Maka pendekatan penelitian ini adalah observasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian 66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian merupakan persiapan menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Sesuai dengan namanya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN. remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA BAB IV HASIL PENELITIAN A. Orientasi dan Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan pada remaja berusia 17-21 tahun. Para remaja ini terbagi di SMKN 1, SMKN 2, SMKN 5, SMA Mataram, SMA Ksatrian dan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya perilaku asertif bagi setiap individu adalah untuk memenuhi segala kebutuhan dan keinginan dan keinginan, misalnya dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi hampir bersamaan antara individu satu dengan yang lain, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi hampir bersamaan antara individu satu dengan yang lain, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia selalu mengalami perubahan sepanjang kehidupan yakni sejak dalam kandungan sampai meninggal. Fase-fase perkembangan yang terjadi hampir bersamaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi pada data penelitian. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Sebelum melakukan uji hipotesis, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi normalitas dan linearitas data penelitian. Uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang datanya berupa angka atau data non angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode korelasi untuk mengetahui hubungan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini bersifat kuantitatif yang ingin melihat perbedaan kenakalan remaja (variabel

BAB III METODE PENELITIAN. ini bersifat kuantitatif yang ingin melihat perbedaan kenakalan remaja (variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kenakalan remaja dan pola asuh orangtua. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, maksudnya bahwa dalam menganalisis data dengan menggunakan angka-angka, rumus, atau model matematis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I dikemukakan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode, lokasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Creswell ( dalam Alsa, 2003, h. 13) menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsure penting dalam suatu pendekatan ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Azwar (2013, h.5) adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari mulai

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah BAB III METODE PENELITIAN Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian ataupun penulisan karya ilmiah sangat penting. Pada dasarnya suatu penelitian adalah cara kerja agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dari skala kepuasan perkawinan dan keterbukaan diri peneliti melakukan pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau 48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif 2. Variabel Independen: Kepribadian kompetitif B. Definisi Operasional 1. Perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. perananya dalam menentukan variabel secara teliti. Selain itu ia juga

BAB III METODELOGI PENELITIAN. perananya dalam menentukan variabel secara teliti. Selain itu ia juga 38 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Menurut Arikunto (2002 : 75) jenis pendekatan penelitian ditentukan oleh variabel penelitian. Namun jelas pendekatan juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan lokasi yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR Oleh: KARTIKA UTAMI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Pada penelitian ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2012/201, hal ini merujuk pada pendapat

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Istilah pubertas juga istilah dari adolescent yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan sebelum uji hipotesis. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada datadata numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Subyek Penelitian Gambaran umum subjek penelitian ini diperoleh dari data yang diisi responden, yaitu inisial, usia, jenis kelamin responden,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan korelasi. Penelitian penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian adalah pedoman dan langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian. Untuk mencapai suatu kebenaran ilmiah, maka diperlukan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian komparasi atau perbedaan, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau membandingkan hasil penelitian

Lebih terperinci