NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR
|
|
- Utami Hadiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR Oleh: KARTIKA UTAMI HEPI WAHYUNINGSIH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2009
2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing (Hepi Wahyuningsih, S.Psi.,M.Si)
3 HUBUNGAN ANTARA ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR Kartika Utami Hepi wahyuningsih INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan positif antara orientasi masa depan dengan motivasi belajar. Hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan positif antara orientasi masa depan dengan motivasi belajar. Semakin tinggi orientasi masa depan, semakin tinggi motivasi motivasi belajar, sebaliknya semakin rendah orientasi masa depan, semakin semakin rendah motivasi belajar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi yang sedang menimba ilmu di SMA UII Yogyakarta, berjumlah 62 subjek. Pengambilan data dilakukan pada tanggal Februari Adapun skala yang digunakan adalah skala Orientasi Masa Depan yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Trommsdorff dan Lamm (2008), berjumlah 26 item. Sedangkan skala Motivasi Belajar disusun oleh peneliti berdasarkan aspek yang dikemukakan oleh Pintrich dan Schunk (Conley, 2006), berjumlah 25 item. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment dari Pearson dengan fasilitas program SPSS 12.0 for windows untuk menguji apakah terdapat hubungan positif antara orientasi masa depan dengan motivasi belajar. Korelasi product moment menunjukkan korelasi sebesar r = 0,554 yang artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara orientasi masa depan dengan motivasi belajar. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci : Orientasi Masa Depan, Motivasi Belajar
4 Pengantar Semua individu dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tidak pernah terpuaskan dan semua individu mempunyai alat-alat yang diperlukan untuk memuaskannya, salah satunya dengan belajar. Tujuan-tujuan pembelajaran akan dengan mudah di capai apabila siswa memiliki motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan suatu aktivitas yang penting bagi siswa, karena motivasi belajar kunci dari kesuksesan seseorang untuk meraih tujuan hidupnya. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan adalah ketika seorang siswa mempunyai motivasi belajar. Dengan adanya motivasi belajar sesulit apapun materi pelajaran atau proses pembelajaran yang diikutinya maka mereka akan menjalaninya dengan baik. Sehingga siswa tidak akan menemukan hambatan dalam proses menuju kelulusan dan ketika melanjutkan pendidikan di bangku perguruan tinggi. ( Ibarat seseorang menjalani hidup dan kehidupannya, tanpa di landasi motivasi maka hanya kehampaan yang di terimanya dari hari kehari. Dengan adanya motivasi yang tumbuh kuat dalam diri seseorang akan menjadi modal penggerak utama dalam melakoni dunia ini hingga nyawa seseorang berhenti berdetak. Begitu pula siswa, selama siswa menjadi pembelajar maka selama itu pula siswa membutuhkan motivasi belajar guna keberhasilan proses belajarnya. Siswa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk meningkatkan motivasi belajarnya agar memperoleh hasil yang memuaskan. Dengan tekad yang kuat dari dalam diri siswa untuk sukses secara akademis, akan membuat motivasi belajarnya semakin meningkat dan lebih baik lagi.
5 Setianingrum (2000) menyatakan bahwa hal yang penting untuk di tumbuhkan adalah motivasi, yang merupakan kunci utama proses pembelajaran, karena dengan adanya motivasi belajar, seorang anak bukan hanya menjadikan belajar sebagai kewajiban tapi jadi mendapat kenikmatan dengan melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan belajar. Ames (Kusumaningrum, 2005) menyatakan motivasi merupakan faktor yang penting berkaitan berkaitan dengan proses dan hasil belajar siswa. Seorang siswa yang mempunyai motivasi untuk belajar, mereka akan tergerak untuk melakukan aktivitas belajar, mengerjakan tugas-tugas dan menunjukkan komitmen terhadap aktivitas tersebut. Motivasi belajar sangat penting bahkan lebih penting daripada semua bakat dan kemampuan seorang siswa dalam bidang-bidang tertentu. Siswa yang mempunyai motivasi belajar dengan rasa senang maka akan berpeluang sangat besar di berbagai bidang mata pelajaran di sekolah. Seharusnya siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Sehingga siswa akan memiliki sarana untuk mengatasi rintangan yang ada dan mendorong diri sendiri untuk mengoptimalkan potensi terbaik yang siswa tersebut miliki, sehingga berpeluang mengubah kegagalan menjadi sebuah keberhasilan. Sayangnya, tidak semua siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Siswa sering terlena dan kurang bersemangat dalam belajar, siswa kurang berinisiatif cenderung menunggu apa yang harus dilakukan dari guru atau orangtua. Padahal sekarang paradigmanya sudah berubah. Siswalah yang harus aktif dalam proses belajarnya. Bagi siswa, belajar dianggap sebagai kegiatan yang yang tidak menarik
6 dan mungkin tanpa disadari diangggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya (Rini, 2002). Seperti keluhan yang datang dari orang tua pada umunya, yang menyatakan anaknya yang terlalu banyak bermain dari pada belajar. Baik siang, sore sampai malam hari, anak lebih suka bermain. Orang tuanya harus berteriak-teriak jika harus menyuruh anaknya belajar, bahkan sampai harus memberi ancaman pada anaknya karena begitu sulitnya menyuruh anaknya belajar. ( Hal serupa juga terjadi pada siswa SMU berjenis kelamin laki-laki yang saat ini duduk di bangku kelas dua di salah satu SMU Negeri Yogyakarta, berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa tersebut bahwa menunjukkan adanya gejala jarang masuk sekolah, sering melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi belajar yang sangat rendah. Subyek tersebut sering bolos, terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran yang tidak disukainya. Pada akhir tahun yang lalu subyek termasuk salah seorang yang dipermasalahkan untuk kenaikan kelasnya. Di rumah, subyek tersebut tidak mempunyai tempat belajar sendiri, ia belajar di tempat tidurnya. Ia banyak bermain dan sering bentrok dengan gurunya di sekolah karena ulahnya yang nakal. Bolos sekolah adalah hal yang paling sering di lakukan. Rasa malas dan kejenuhan yang di alami oleh subyek membuatnya harus menjadi yang terbawah di banding teman-teman sekolahnya, prestasi akademik yang di dapatnya membuat guru dan orangtuanya prihatin. Seharusnya di usia yang telah menginjak remaja subyek sudah harus berpikir untuk meningkatkan motivasi belajar dan keinginannya untuk
7 menjadikan dirinya sendiri menjadi lebih baik dan berlimpah ilmu sebagai pegangan hidupnya. Subyek masih belum tahu apa yang akan ia lakukan untuk kehidupannya ke depan nanti, masih sulit dibayangkan oleh subyek. Kasus lain juga didapat dari DH seorang gadis 16 tahun yang duduk di bangku kelas dua di salah satu SMU Negeri Tangerang. DH mempunyai fasilitas belajar yang sangat lebih. Tidak pernah DH merasa sangat kekurangan. Namun prestasi belajar DH biasa-biasa saja. DH seperti halnya remaja lain, yang masih senang dengan bermain, bergaul dengan teman-teman dan masih sangat kurang memikirkan belajar. DH mengalami kemunduran dalam prestasi belajarnya. Di kelas sering melamun, dan terlihat susah konsentrasi. Saat melamun DH tampak kuatir. Dia lebih sering mencoret-coret buku catatannya, sehingga DH sering tidak mempehatikan pelajaran yang diikutinya. Oleh karena itu DH sering mengerjakan PR saat pagi hari di sekolah dengan meminjam pekerjaan temannya yang sering mengerjakan tugas yang diberikan guru. DH tidak mau berusaha bagaimana merubah tingkah dan perilakunya agar ia menjadi siswa yang kaya akan ilmu pengetahuan dan gemar belajar. DH belum juga tahu bagaimana kehidupannya ke depan nanti. ( Berdasarkan beberapa kasus tersebut dapat di jelaskan masih banyaknya siswa yang kurang memiliki motivasi belajar. Pentingnya motivasi belajar juga di tegaskan oleh Walgito (1993) bahwa motivasi sangat besar peranannya dalam belajar. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar salah satunya kekaburan orientasi masa depan (Abror, 1993). Orientasi masa depan sering di singkat menjadi
8 OMD adalah cita cita dan upaya antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan. Orientasi yang membayangkan kehidupan di kemudian hari, tetapi antisipasinya lebih bernuansa fantasi atau lamunan yang kurang realistis (Sadarjoen, 2006). Siswa yang berorientasi kemasa depan akan termotivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan begitu siswa akan berupaya untuk selalu mengejar pengetahuan dan menimba ilmu dengan sungguh-sungguh. Memiliki orientasi yang baik, sehingga orientasi masa depan akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar giat (Saroni, 2008). Hal ini sangat penting bagi kelangsungan dan kesinambungan proses belajar siswa, dengan begitu siswa akan memiliki pandangan atau gambaran tujuan masa depannya. Dengan begitu siswa tidak mengalami kebingungan menentukan rencana dan tujuan dalam rangka mempersiapkan diri menuju masa yang akan datang. Hendriyani (2000) menyatakan bahwa siswa yang memiliki orientasi masa depan akan selalu mengidentifikasikan ide-ide yang penuh semangat dan antusias pada kegiatan-kegiatan intelektual serta berkeinginan untuk menumbuhkan motivasi belajar guna mengejar pengetahuan setinggi-tingginya. Dengan adanya perhatian siswa yang besar terhadap orientasi masa depan menyadari bahwa siswa yang berpendidikan dan memiliki motivasi belajar akan mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Dalam hal ini pendidikan dan motivasi belajar yang tinggi dipandang sebagai cara paling utama dalam memperoleh ilmu pengetahuan guna mencapai cita-cita Desmita (2005).
9 Bertitik tolak dari latar belakang diatas muncul pertanyaan apakah ada hubungan orientasi masa depan dengan motivasi belajar? Metode Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa siswi SMA UII Yogyakarta. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berjumlah 62 subjek. Metode pengambilan data dalam penelitian ini dengan menggunakan skala yaitu skala psikologis untuk mengungkap atribut psikologis yang dijadikan variabel dalam penelitian ini. Skala ini terdiri dari skala motivasi belajar dan skala orientasi masa depan. Skala motivasi belajar terdiri atas 26 aitem skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh Pintrich & Schunk (Conley, 2006). Skala orientasi masa depan terdiri atas 25 aitem. Skala ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh Trommsdorff dan Lamm (2008). Skala Motivasi Belajar menyediakan empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor bergerak dari angka 1 sampai dengan 4, pada pernyataan favorable nilai tertinggi 4 adalah untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Sebaliknya pada pertanyaan unfavorable nilai tertinggi 4 adalah untuk jawaban
10 sangat tidak sesuai (STS), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), 2 untuk jawaban sesuai (S), dan 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS). Skala orientasi masa depan juga menyediakan empat alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skor bergerak dari angka 1 sampai dengan 4, pada pernyataan favorable nilai tertinggi 4 adalah untuk jawaban sangat sesuai (SS), 3 untuk jawaban sesuai (S), 2 untuk jawaban tidak sesuai (TS), dan 1 untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS). Sebaliknya pada pertanyaan unfavorable nilai tertinggi 4 adalah untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS), 3 untuk jawaban tidak sesuai (TS), 2 untuk jawaban sesuai (S), dan 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS). Semua data yang telah terkumpul dalam penelitian ini akan di analisis dengan metode statistik, dan untuk menguji hubungan antara orientasi masa depan dengan motivasi belajar digunakan metode analisis korelasi Product Moment dari Pearson. Perhitungan akan dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu menggunakan program SPSS 12.0 for windows. Hasil Penelitian Setelah terbukti bahwa sebaran data yang diperoleh adalah normal dan hubungan antar variabel linier, maka dilakukan uji terhadap hipotesis dengan teknik product moment. Perhitungan analisis korelasi product moment menggunakan program SPSS 12.0 for windows, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
11 Tabel 1 Analisis Korelasi Product Moment Orientasi Masa Depan Dan Motivasi Belajar Product Moment Motivasi Belajar p Orientasi Masa Depan 0,554 0,000 Analisis data menunjukkan korelasi antara variabel motivasi belajar dan orientasi masa depan nilai r = 0,554 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi belajar dan orientasi masa depan, semakin tinggi motivasi belajar, semakin tinggi orientasi masa depan sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Berdasarkan hasil analisis diketahui koefisien determinasi (R square) variabel orientasi masa depan dengan motivasi belajar dalam penelitian ini adalah sebesar 0,307. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi masa depan memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi belajar 30,7 % yang berarti 69,3 % merupakan pengaruh dari variabel lain baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan orientasi masa depan. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka hipotesis yang telah diajukan, yaitu ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dan orientasi masa depan diterima. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara motivasi belajar dan orientasi masa depan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji korelasi product moment dari
12 Pearson dengan menggunakan fasilitas komputer SPSS for windows, menunjukkan nilai r =0,554 dengan p =0,000 (p<0,01). Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi belajar dan orientasi masa depan, semakin tinggi motivasi belajar, maka semakin tinggi orientasi masa depan. Menurut Saroni (2008), siswa yang berorientasi ke masa depan akan termotivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan begitu siswa akan berupaya untuk selalu mengejar pengetahuan dan menimba ilmu dengan sungguhsungguh. Memiliki orientasi yang baik, sehingga orientasi masa depan akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar giat. Untuk mengetahui apakah variabel motivasi belajar dan orientasi masa depan memiliki hubungan yang linear dilakukan uji linearitas. Hasilnya menunjukkan F = 31,548; p = 0,000 (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel motivasi belajar dan orientasi masa depan linier. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendriyani (2000) menyatakan bahwa siswa yang memiliki orientasi masa depan akan selalu mengidentifikasikan ide-ide yang penuh semangat dan antusias pada kegiatan-kegiatan intelektual serta berkeinginan untuk menumbuhkan motivasi belajar guna mengejar pengetahuan setinggi-tingginya. Saroni (2008) menyatakan bahwa orientasi masa depan menjadi penyemangat bagi siswa untuk lebih meningkatkan motivasi belajar dengan baik. Dengan orientasi masa depan yang terpetakan, maka segala hal yang dibutuhkan untuk pencapaiannya
13 dapat disusun secara sistematis dan jelas terhadap segala hal yang harus dilakukan sehingga terciptanya motivasi belajar yang tinggi pada siswa. Oleh karena itulah, maka sebagai siswa harus mampu membangkitkan motivasi belajar terhadap pemantapan orientasi masa depannya sehingga semangat belajar menjadi berlipat dan upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai karena siswa itu. Dengan motivasi belajar yang tinggi atas masa depan, maka siswa akan menyadari bahwa mereka harus aktif dalam proses belajar. Subyek dalam penelitian ini memiliki tingkat orientasi masa depan yang sedang dengan persentase 66,1 %, hal ini dibuktikan dari hasil rerata empirik keseluruhan subyek 82,854 dan mean hipotetik 65 dengan standar deviasi hipotetik 7,151 (43,34 < x < 86,66). Demikian juga dengan tingkat motivasi belajar subyek berada pada tingkat yang sedang dengan persentase 74,2 % berdasarkan rerata empiric 78,725 dan mean hipotetik 62,5 dengan standar deviasi 7,603 (41,67 < x < 83,33). Kontribusi variabel orientasi masa depan terhadap motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dengan nilai R square 0,307. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi masa depan memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi belajar 30,7 % yang berarti 69,3 % merupakan pengaruh dari variabel lain baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri subyek yang memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar. Seperti yang dijelaskan oleh Dalyono (1996) bahwa kuat lemahnya motivasi belajar siswa turut mempengaruhi keberhasilan siswa. Oleh karena itu motivasi harus dimiliki oleh siswa dengan cara
14 memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Senantiasa memasang tekad yang bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar Kelemahan dari penelitian ini adalah pada pengambilan data atau penyebaran alat ukut di masing-masing kelas peneliti didampingi oleh guru sehingga bisa saja siswa menjawab pernyataan item yang peneliti bagikan tidak sesuai dengan apa yang ada pada diri siswa, karena siswa ingin dinilai oleh guru dan peneliti sebagai siswa yang memiliki motivasi belajar dan orientasi masa depan yang tinggi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara orientasi masa depan dan motivasi belajar, dengan demikian semakin tinggi orientasi masa depan, maka motivasi belajar juga semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah orientasi masa depan, maka motivasi belajar semakin rendah. Kontribusi variabel orientasi masa depan terhadap motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dengan nilai R square=0,307. Hal ini menunjukkan bahwa orientasi masa depan memberikan sumbangan efektif terhadap motivasi belajar 30,7 % yang berarti 69,3 % merupakan pengaruh dari variabel lain.
15 Saran Berdasarkan hasil yang telah dicapai, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi Subyek Penelitian Hendaknya siswa siswi SMA UII Yogyakarta lebih meningkatkan motivasi belajar, salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan memiliki orientasi masa depan, dengan adanya orientasi masa depan maka siswa akan lebih menfokuskan diri terhadap tujuan yang akan dicapai, maka motivasi belajarnya pun akan lebih meningkat lagi. 2. Bagi Orang Tua Sebaiknya orang tua selalu mengarahkan apa yang menjadi cita-cita anaknya. Sehingga anak menjadi memiliki orientasi masa depan yang jelas. Dengan bantuan dan dukungan dari orang tua, maka anak akan menjadi lebih termotivasi untuk belajar dan tidak mengalami kebingungan dalam berorientasi masa depan yang ingin anak capai. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar dalam proses penyebaran angket di dalam kelas hendaknya tidak didampingi oleh guru tetapi penyebaran dilakukan oleh peneliti sendiri sehingga siswa benar-benar menjawab pernyataan item sesuai dengan apa yang siswa alami.
16 Daftar Pustaka Abror, A. R Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya. Kusumaningrum, A Hubungan Interaksi Dalam Kelompok Belajar Dengan Motivasi Belajar Siswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : UII. Conley, M, AnneMarrie and Karabenick, A, Stuar Construct Validity Issues in The Measerement Of Motivation To Learn. Combined program in educational and Psychology. University of Michigana. Dalyono, M Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Desmita Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Motivasi dan Belajar. Hendriyani Orientasi Masa Depan Remaja Berdasarkan Peran Jenis, Jenis Sekolah Dan Tingkat Pendidikan Orangtua. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta : UGM. Rini, M Anakku Malas Belajar. Sadarjoen, S. S Melulu Orientasi Masa Depan, Cukupkah?. Saroni. M Perlunya Pengawasan Terhadap Masa Depan.
17 Setianingrum Hubungan Antara Sikap Terhadap Ujian Nasional Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas Tiga SMP. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : UII. Trommsdorff, G and Lamm, H An Analysis of Future Orientation and Some of it s Social Determinants. Walgito, B Psikologi Umum. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Umum UGM.
18 Idemtitas Penulis Nama : Kartika Utami No. Mahasiswa : Alamat : Perumahan Keroncong Permai EB 2 No. 26 RT 05 RW 03 Jatiuwung Tangerang - Banten No. Telepon :
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU
1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi dalam hidupnya. Guna memenuhi kebutuhan tersebut, manusia harus dapat melakukan penyesuaian
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Skala Konsep Diri dan. Skala Motivasi Berprestasi
96 LAMPIRAN A Skala Konsep Diri dan Skala Motivasi Berprestasi 97 Instrumen Penelitian Variabel Skala X A. Blue Print ASPEK INDIKATOR AITEM NO F/U 1. Kondisi Pandangan 1. Saya mampu hidup mandiri 1 F yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA Telah disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama (Hepi Wahyuningsih S. Psi., M. si) HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian
66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian merupakan persiapan menyeluruh dari penelitian mencakup hal-hal yang akan dilakukan peneliti
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan
34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang menjadi sasaran penyelidikan dan suatu yang mengacu pada variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya (Hadi,
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI
PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI Azalia Harumi & Joko Kumoro Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: harumiazalia@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang Berawal dari pemikiran dan kemauan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan di Kedungkandang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Konformitas 2. Variabel Bebas : Nilai Budaya Jawa B. Definisi Operasional 1. Konformitas Konformitas merupakan tendensi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti menggunakan tryout dengan alasan bahwa dengan menggunakan tryout diharapkan item pada skala ini lebih valid dan reliable untuk mengukur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode
Lebih terperinciUji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama. Uji Linearitas Hasil Penelitian Utama
Uji Normalitas Sebaran Hasil Penelitian Utama One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test makna hidup harga diri N 80 80 Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences Mean 79,64 109,85 Std. Deviation 8,070 9,834
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Tipe Penelitian (B). Identifikasi Variabel Penelitian, (C). Definisi Operasional Penelitian, (D). Subjek
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi
KONTRIBUSI LINGKUNGAN BELAJAR DAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI KERJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum menggunakan teknik analisis korelasi product moment untuk uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi. Uji asumsi terdiri
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Oleh : Arum Kusuma Putri Uly Gusniarti PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional (X) dengan efektivitas kinerja karyawan (Y),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI
NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode
BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau
48 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Maksudnya adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau model matematis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti mendatangi tempat yang akan diteliti dan mempersiapkan segala keperluan untuk penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian dan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian
Lebih terperinciBAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi
33 BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sedayu. Sekolah ini terletak di Argomulyo Sedayu Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian, yaitu merupakan upaya yang menggambarkan keseluruhan pemikiran atau program penelitian
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HARAPAN ORANGTUA DENGAN MOTIF BERPRESTASI SKRIPSI
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HARAPAN ORANGTUA DENGAN MOTIF BERPRESTASI SKRIPSI Oleh : RIZQIANI HAYATI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai
BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan Product Moment Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi
68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subyek penelitian atau populasi ini adalah Mahasiswa Semester 8 yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Darmadi (2011: 165) penelitian korelasi berkaitan dengan pengumpulan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang di gunakan Metode peneletian adalah cara dan prosedur yang sitematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah ertentu dengan maksud mendapatkan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERAN DUKUNGAN ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI I KAMPAR
NASKAH PUBLIKASI PERAN DUKUNGAN ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI I KAMPAR Oleh: FITRIA APRIANI RATNA SYIFA A. R PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Tergantung Variabel Bebas : Kecemasan akademik : Efikasi diri B. Definisi Operasional 1. Kecemasan Akademik Kecemasan akademik adalah dorongan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
Lebih terperinciLAMPIRAN A. ALAT PENGUMPUL DATA : 1. Skala Dukungan Sosial
LAMPIRAN A ALAT PENGUMPUL DATA : 1. Skala Dukungan Sosial 62 63 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1, Pabelan, Surakarta Sehubungan dengan penyelesaian tugas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan partisipasi
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
Lebih terperinciBLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL. Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam
BLUE PRINT SKALA KEMATANGAN VOKASIONAL Definisi Kematangan Vokasional Kematangan vokasional merupakan kesiapan dan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional yang berupa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel terikat (Y), yaitu Perilaku Prososial. b. Variabel bebas (X), yaitu Gender
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : a. Variabel terikat (Y), yaitu Perilaku Prososial
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji coba terpakai, yaitu pengambilan data dilakukan satu kali yang digunakan untuk uji alat
Lebih terperinciHUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI
HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.
Lebih terperinciKONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS
KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dalam rangka menampung minat siswa-siswi dan santriwansantriwati
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah MTs Al Hidayah didirikan oleh Romo Kyai Ismail pada tahun 1983 dalam rangka menampung minat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif
64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini peneliti mengajukan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif adalah
Lebih terperinciLampiran 1 ANGKET PENELITIAN (TRYOUT)
LAMPIRAN 105 Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN (TRYOUT) 106 107 ANGKET PENELITIAN Kepada Yth. Siswa/siswi SMAN 1 Wonosari di Klaten Assalamu alaikum wr.wb. Ditengah kesibukan Saudara pada saat belajar, perkenankanlah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian korelasional yang menghubungkan antara penggunaan situs jejaring sosial (X) dengan empati (Y). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
43 BAB III METODE PEELITIA Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif diartikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan alat bantu statistik paling utama dalam memberikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD se-gugus Sadewa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD se-gugus Sadewa Temanggung tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 198 siswa. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian dan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional. Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif yaitu suatu
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. jalan yang banyak dikunjungi oleh customer dan menjadi produk
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit 1 adalah salah satu rumah sakit swasta di Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa terkecuali dituntut untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi dan modernisasi, banyak terjadi perubahanperubahan dalam berbagai sisi kehidupan yang mengharuskan setiap manusia tanpa terkecuali
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
Lebih terperinciKONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS
KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciKEMANDIRIAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 27 PURWOREJO
KEMANDIRIAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 27 PURWOREJO Sulistiyaningsih, Budiyono, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah: 1. Variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Gaya Manajemen Konflik 2. Variabel Bebas : Kompetensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (1998 : 483) rancangan penelitian adalah rancangan dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga penelitian akan memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebagai metode penelitian. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data numerik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA. Hanna Fadhillah.
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PRA KONDISI UNTUK BERKONSENTRASI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA Hanna Fadhillah Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI REMAJA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMK YOSONEGORO MAGETAN. Edy Subowo, Nuke Martiarini Universitas Setia Budi
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI REMAJA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA SMK YOSONEGORO MAGETAN Edy Subowo, Nuke Martiarini Universitas Setia Budi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
Lebih terperinci