BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

BAB II TINJAUANPUSTAKA. atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari.

USIA REMAJA. Merupakan jalan panjang yg menjembatani priode Kehidupan anak dan dewasa. Berawal tahun dan berakhir usia 18 tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB II LANDASAN TEORI

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik pada pagi hari. Sarapan pagi termasuk dalam 10 Pedoman Umum Gizi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah Negara beriklim tropis dengan sumber daya alam yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

7 Kebiasaan Penyebab Kadar Gula Darah Melonjak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan sasaran strategis dari peningkatan gizi

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan. untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

GIZI SEIMBANG BAGI ANAK REMAJA. CICA YULIA, S.Pd, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA. Sub Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat dengan Gizi Seimbang Pada Lansia

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaan di dalam alat pencernaan.

Sarapan dan Camilan : Dua Strategi Penting Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makanan untuk Ketahanan Atlit

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena baru di Indonesia. Selain berperan sebagai ibu rumah. tangga, banyak wanita berpartisipasi dalam lapangan pekerjaan

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan adalah segala yang kita makan atau masukkan kedalam tubuh yang

Transkripsi:

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gizi 2.1.1 Defenisi Gizi Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas di samping untuk kesehatan gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas kerja. Menurut sediatama ( dalam santoso,2004) gizi atau makanan merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi sumber energy atau tenaga, menyokong pertumbuhan badan memelihara dan mengganti jaringan tubuh, mengatur metabolism dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh. Sedangkan Menurut Almatsier (2003) dalam bukunya prinsip dasar ilmu gizi mengartikan gizi atau nutrient adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses kehidupan. Secara umum zat gizi yang dikenal adalah karbohidrat atau hidrat arang, protein atau oksigen dengan alasan yang belum bisa di terima oleh semua ahli ( Sediautama,2000). 2.1.2 Gizi Remaja Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan gizi remaja. Disamping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir, penyalahgunaan obat, ketercanduan alcohol dan rokok terbukti menambah beban para remaja. Sedikit sekali yang diketahui tentang asupan pangan remaja. Meski asupan kalori dan protein sudah tercukupi namun elemen lain seperti besi, kalsium dan beberapan vitamin masih kurang. Kebiasaan makan yang di peroleh semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan berikutnya.

16 Ada tiga alasan mengapa remaja dikatagorikan rentan. Pertama,percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntun penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Ketiga, keikutsertaan dalam olahraga, ketercanduan alkohol dan obat meningkatkan kebutuhan makan secara berlebihan yang menimbulkan obesitas (Arisman,MB, 2002). Banyaknya energi yang dibutuhkan oleh remaja yang diacu pada RDA (Recommended Daily Allowances) yang dalam garis besarnya menyatakan bahwa remaja putra memerlukan lebih banyak energi dari pada putri. Pada usia 16 tahun remaja putra membutuhkan sekitar 3470 kkal/hari, dan menurun menjadi 2900 pada usia 19 tahun. Kebutuhan remaja putri memuncak dalam usia 12 tahun ( 2550 kalori ) untuk kemudian menurun menjadi 2200 kkal pada usia 18 tahun. Untuk perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dengan pola tumbuh untuk remaja putra berkisar antara 0,29-0,32 gr/cm (Tinggi Badan ), sementara putri hanya 0,27-0,29 gr/cm. Kebutuhan akan semua jenis mineral juga meningkat peningkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok,karena komponen penting pembentukan tulang dan otot. Asupan kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg (pra remaja) sampai 1200 mg (remaja). Untuk vitamin peningkatan kebutuhannya harus bertambah sejajar dengan pertambahan energi, sehingga terus meningkat dari kebutuhan semasa bayi dan anak ( Arisman,MB dalam buku Gizi Dalam Daur Kehidupan 2002). 2.1.3 Kebutuhan Zat Gizi Penggolongan bahan makanan berdasarkan fungsi dari zat gizi nya menurut sediautama (2000) adalah : 1. Zat gizi penghasil energi, yaitu karbohidrat yaitu lemak dan protein. Zat gizi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan pokok. Zat tenaga dari makanan pokok digunakan untuk pertumbuhan dan beraktifitas. 2. Zat gizi pembangun sel terutama diduduki oleh protein sehingga bahan pangan lauk pauk tergolong dalam bahan makanan sumber zat pembangun berguna untuk perkembangan.

17 3. Zat gizi pengatur, kedalam kelompok ini termasuk vitamin dan mineral.zat pengatur diperlukan agar organ tubuh berfungsi dengan baik. KLASIFIKASI GIZI Zat Gizi Fungsi Zat Gizi Karbohidrat Sumber Energi Lemak Mineral Pertumbuhan dan Mempertahankan jaringan Protein Vitamin Air Regulasi Proses dalam tubuh Makan-makanan yang beraneka ragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Apabila terjadi kekurangan akan kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan-makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhnya kecukupan sumber zat tenaga,zat pembangun dan zat pengatur. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Menurut Ari Agung (2000), Anak-anak memerlukan penanganan serius terutama jaminan ketersediaan zat gizi sedini mungkin. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan,diantaranya adalah: 1. Kekurangan gizi berakibat meningkatnya angka kesakitan dan menurunnya produktifitas kerja manusia.

18 2. Kekurangan gizi berakibat menurunnya kualitas kecerdasan manusia muda. 3. Kurangnya gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk bekerja. Periode remaja merupakan salah satu tahapan kehidupan seseorang dimana pertumbuhan berat badan dan tinggi badan mengalami puncaknya. Untuk mendukung proses pertumbuhan yang cepat ini maka seorang remaja membutuhkan dukungan zat gizi yang cukup. Remaja juga merupakan kelompok rentan gizi karena pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat, kemudian juga kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengankebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya, maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapa menghambat pertumbuhannya. Pada anak remaja mulai terjadi menarche (awal menstruasi), yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu kalau kekurangan konsumsi makanan khususnya Fe, maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia). Remaja yang memiliki asupan gizi yang cukup akan memiliki kondisi tubuh yang lebih sehat, menjalani aktifitas sehari-hari dengan baik apakah di rumah maupun di sekolah serta jarang mengalami sakit. Lalu bagaimana cara mengetahui kebutuhan gizi remaja?, berikut uraian siangkatnya. 1. Kebutuhan Energi Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas seharihari serta dibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh. Ada banyak cara yang bisa anda gunakan untuk menghitung kebutuhan gizi remaja, antara lain : Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas kecukupan beberapa zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia. Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energy sebesar : Umur 10-12 tahun : 2050 kkal Umur 13-15 tahun : 2400 kkal Umur 16-18 tahun : 2600 kkal

19 Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan berat badan Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan menggunakan rumus berikut : Remaja putri Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari Umur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari Remaja putra Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari Umur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari 2. Kebutuhan Protein Protein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan tetapi juga sebagai cadangan energy jika asupan energy terbatas atau kurang. Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu sebagai berikut : Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Umur 10-11 tahun : 50 gr Umur 13-15 tahun : 60 gr Umur 16-18 tahun : 65 gr Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut Umur 10-12 tahun : 40 gr/hari (putra) 50 gr/hari (putri) Umur 13-15 tahun : 60 gr/hari (putra) 57 gr/hari (putri) Umur 16-18 tahun : 65 gr/hari (putra) 50 gr/hari (putri) 3. Kebutuhan Lemak dan Karbohidrat Kebutuhan lemak bagi remaja sebesar 25-30% dari kebutuhan kalori, sedangkan untuk karbohidrat sekitar 55-70% dari kebututhan kalori. Misalnya seorang remaja putri berusia 12 tahun. Jika ia memiliki kebutuhan energy sebesar 2050 kkal, dan anda mmeilih kebutuhan lemak sebesar 30% dan karbohidrat sebesar 55%, maka kebutuhan lemak dan karbohidrat sebagai berikut : Kebutuhan lemak : (0.30 x 2050 kkal)/9 = 68.3 gr Kebutuhan karbohidrat : (0.55 x 2050 kkal)/4 = 281.9 gr

20 4. Kebutuhan Vitamin dan Mineral Remaja membutuhkan vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup karena sangat berhubungan dengan proses pertumbuhan remaja serta kondisi pubertas yang dialami saat ini. Khusus untuk kebutuhan vitamin dan mineral, anda bisa menggunakan table AKG. 2.2 Sarapan Pagi 2.2.1 Defenisi Sarapan Pagi Makan atau sarapan pagi adalah makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktifitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan. Jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari ( Amrannur, 2009 ). Sarapan pagi baik bagi anak sekolah karena waktu sekolah adalah aktifitas yang membutuhkan energy dan kalor yang cukup besar. Sarapan pagi harus memenuhi sebanyak ¼ kalor sehari (Judar Wanto,2008). Sebagai pemasok energi awal,khususnya sebagai sumber energy glukosa bagi otak,sarapan sangat dianjurkan terutama pada anak balita,anak-anak, remaja dan wanita hamil. Glukosa sangat terlibat dalam mekanisme daya ingat koknitif (memori seseorang) meskipun. 2.2.2 Manfaat Sarapan Pagi Berikut ini adalah beberapa manfaat sarapan pagi (Rahmi,2007) 1. Memberi energi untuk otak. Hanya minum teh manis atau beberapa potong biskuit hinggah waktunya makan siang bukannya sarapan. Manfaat sarapan adalah meningkatkan kemampuan otak dan meningkatkan konsentrasi. 2. Meningkatkan Asupan Vitamin Jus buah segar adalah sarapan yang dianjurkan karena mengandung vitamin dan mineral yang menyehatkan. Sari buah alami dapat meningkatkan kadar gula darah setelah semalaman tidak makan. Setelah

21 itu bisa dilanjutkan dengan makanan sereal, nasi atau roti. Menu pilihan lain berupa roti dan telur, bubur, susu, mie pasta dan lain-lain. 3. Memperbaiki memori atau daya ingat Penelitian terakhir membuktikan bahwa tidur semalaman membuat otak kita kelaparan. Jika kita tidak mendapat glukosa yang cukup pada saat sarapan, maka fungsi otak atau memori dapat terganggu. Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Suzan E. Bagwel tahun 2008 (Loyola University New Orleans) Pada dua kelompok populasi dengan kebiasaan sarapan yang rutin pada suatu kelompok dan kebiasaan sarapan yang tidak rutin pada kelompok lainnya, menggunakan test daya ingat yaitu dengan cara memberikan delapan kata yang sering ditemuin oleh kedua kelompok tersebut untuk di hafal selama lima menit,kemudian menuliskannya kembali dalam waktu satu menit.hasil dari test tersebut didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok dengan kebiasaan sarapan rutin dibandingkan dengan kelompok yang kebiasaan sarapannya tidak rutin. 4. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stress Dari sebuah survei, anak-anak dan remaja yang sarapan memiliki performa lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku positif, ceria, koperatif, gampang berteman,dan gampang menyelesaikan masalah dengan baik. Sedangkan anak yang tidak sarapan tidak dapat berfikir dengan baik dan selalu kelihatan malas. 2.2.3 Dampak Jarang Sarapan Pagi Satu jadwal makan yang sering terlupakan adalah sarapan. Sarapan sering disepelekan hanya karena alasan tidak sempat, bangun terlambat dan sebagainya. Padahal, sarapan justru merupakan jadwal makan yang paling penting. Jika secara teratur Anda melewatkan sarapan, kebiasaan ini bisa membahayakan kesehatan. Salah satunya, bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Dampak negatif bila tidak sarapan pagi

22 Hipoglikemia Pada anak yang tidak sarapan, menipisnya sediaan glikogen otot tidak tergantikan. Untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal, tubuh lalu memecah simpanan glikogen dalam hati menjadi gula darah. Jika bantuan pasokan gula darah inipun akhirnya habis juga, tubuh akan kesulitan memasok jatah gula darah ke otak. Akibatnya anak bisa menjadi gelisah, bingung, pusing, mual, berkeringat dingin, kejang perut bahkan bisa sampai pingsan. Ini merupakan gejala hipoglikemia (merosotnya kadar gula darah ) ( Ratnawati, 2001 : 85 ). Obesitas Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada siang dan malam hari daripada orang yang sarapan karena asupan energi cenderung meningkat ketika sarapan dilewatkan. Mereka akan mengonsumsi lebih banyak makanan pada waktu siang dan malam hari. Asupan makanan yang banyak pada malam hari akan berakibat pada meningkatnya glukosa yang disimpan sebagai glikogen. Karena aktivitas fisik pada malam hari sangat rendah, glikogen kemudian disimpan dalam bentuk lemak. Hal inilah yang akan mengakibatkan terjadinya obesitas ( Siagian, 2008 ). Selain itu, tidak ada asupan makanan di pagi hari juga bisa memicu kadar insulin lebih tinggi dalam darah. Jika kondisi ini berlangsung terusmenerus dapat menjadi cikal bakal penyakit diabetes. 2.3 Prestasi Belajar 2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, Karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar (Ridwan 2008).

23 Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar dan mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa (Ridwan, 2008). Raport adalah nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran. Nilai di raport biasanya dibuat setiap semester. Dari hasil raport tersebut dapat diketahui nilai siswa setiap semesternya apakah mengalami penaikan atau penurunan. 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor- faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu : 1). Faktor Interen Faktor Interen adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Didalam membicarakan faktor interen ini, akan dibahas menjadi tiga faktor yaitu :faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a). Faktor Jasamani Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Kesehatan dapat terganggu apabila asupan gizi yang masuk tidak seimbang dengan kegiatan belajar, dengan kata lain asupan gizi seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. b). Faktor Psikologis Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju pada suatu objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan sehingga ia tidak suka lagi belajar.

24 c). Faktor Kelelahan Asupan gizi yang tidak seimbang dengan pemakaian untuk aktivitas tubuh akan mengakibatkan kekacauan sisa pembakaran yang berdampak pada kelelahan, sehingga menghambat proses belajar. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh (Slameto, 2003). 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Faktor Keluarga Pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerja sama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak dirumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar (Ridwan, 2008). Adapun faktor lain yang berpengaruh dalam belajar anak adalah pendidikan orang tua. Pada orang tua yang memiliki cukup pendidikan pada umumnya akan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar. Antara lain asupan gizi yang seimbang, pengaturan waktu belajar serta penyediaan alat belajar (Slameto, 2003). b). Faktor Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alatalat pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

25 Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya (Ridwan, 2008). 2.4 Pengaruh Gizi Terhadap Prestasi Belajar Status gizi adalah pengukuran kadar gizi dalam tubuh seseorang yang dapat diukur dalam skala berat badan. Hal ini tentu hubungan dengan kecukupan gizi yang sesuai baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat gizi sesuai dengan kebutuhan faal tubuh. Pada usia anak sekolah kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk metabolisme tubuh. Apabila asupan gizi terbatas atau kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi. Kebutuhan protein usia 10-12 adalah 50 gram/hari, 13-15 tahun sebesar 57gram/hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 gram/hari. Kebutuhan energi sangat dibutuhkan pada proses pembelajaran anak, karena pada proses belajar ilmu pengetahuan diterima berhubungan dengan jasmani yang diperoleh melalui panca indra, sehingga apabila salah satu panca indra rusak maka anak tidak akan sempurna menerima pelajaran yang berdampak terhadap buruknya hasil belajar mereka. Anak dengan status gizi kurang atau buruk selain mengalami hambatan pertumbuhan fisik juga akan mengalami gangguan belajar berupa penurunan prestasi akademik disekolah. Prestasi adalah hal yang diinginkan oleh semua orang khususnya para pelajar. Tujuan seorang pelajar pergi ke sekolah, adalah berusaha sebisa mungkin untuk mencapai prestasi maksimal,selain untuk mendapat ilmu. Dalam mencapai sebuah prestasi, tentunya membutuhkan usaha yang maksimal. Usaha yang dilakukan akan berjalan lancar jika kita mempunyai semangat yang cukup. Jika kita ingin semangat saat menuntut ilmu, maka kita harus memiliki energi yang cukup. Inilah peran zat gizi yang cukup untuk menunjang prestasi siswa. Jika siswa mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang memenuhi syarat, pasti otak akan menerima asupan yang cukup. Jika otak diasup dengan zat gizi yang cukup, maka kecerdasan dan daya ingat otakpun akan meningkat.

26 Cukup jelas perbedaan antara siswa yang setiap harinya mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi yang cukup dengan siswa yang hanya mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat saja. Meskipun karbohidrat juga penting, namun jika yang konsumsi hanya karbohidrat saja, energi akan cepat habis karena pembakaran energinya lebih cepat. Kita butuh penyeimbang karbohidrat tersebut. Itulah mengapa, kita butuh makanan yang mengandung protein, lemak, zat besi, mineral dan yang lain. Tentunya, agar pembakaran energi tersebut tidak berlangsung terlalu cepat, sehingga kita dapat menghemat energi yang kita miliki. Perbedaannya adalah proses, kecepatan dan ketepatan dalam berfikir yang dimiliki. Siswa yang perkembangan otaknya maksimal karena zat gizi yang dikonsumsi akan memiliki prestasi yang lebih maksimal dibanding dengan siswa yang perkembangan otaknya kurang maksimal. Jadi, pengaruh zat gizi terhadap prestasi siswa cukup besar. Tanpa zat gizi yang diasup untuk tubuh dan otak, prestasi yang diraihpun kurang maksimal. Karena prestasi berawal dari apa yang dihasilkan oleh otak. Dan otak butuh nutrisi untuk bekerja mendukung kegiatan untuk mencapai prestasi tersebut.