IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

dokumen-dokumen yang mirip
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

BAB IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki

VI. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik.

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Bogor (PSP3 IPB) dan PT. Pertani di Propinsi Jawa Timur tahun 2010.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODOLOGI PENELITIAN

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

IV. METODE PENELITIAN

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

Tahun Luas (ha) Perkembangan Luas (ha) Perkembangan 2003 Jawa Luar Jawa Indonesia

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

III. METODE PENELITIAN. untuk memperoleh data dan melaksanakan analisis yang terkait dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

III. KERANGKA PEMIKIRAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. METODELOGI PENELITIAN. sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

BAB III METODEPENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

BAB IV METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. probiotik maupun non probiotik oleh peternak, dimulai dari pembesaran bibit

I. METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panai Hilir Kabupaten. Labuhanbatu pada bulan Maret 2016 sampai April 2016.

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis penelitian, penelitian ini

BAB IV METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Musiduga terletak di tiga

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

IV. METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, h Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif korelasional, yaitu metode yang

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

BAB III METODE PENELITIAN. survei SOUT (Struktur Ongkos Usaha Tani) kedelai yang diselenggarakan oleh

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

Transkripsi:

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kabupaten Garut merupakan sentra produksi kentang terbesar kedua di Jawa Barat. Kecamatan terpilih yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kecamatan Pasirwangi, karena merupakan salah satu kecamatan yang memiliki luas panen kentang terbesar di Kabupaten Garut namun memiliki produktivitas yang lebih rendah dibanding sentra produksi lainnya. Selain itu Kecamatan Pasirwangi memiliki karakteristik kemiringan lahan yang bervariasi (Tabel 4). Tabel 4. Kemiringan Lahan, Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kentang Beberapa Sentra Produksi di Kabupaten Garut, 2009 Kecamatan Kemiringan Lahan (%) 0-2 2-5 15-40 > 40 Luas Panen (Ha) Kentang Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) Cikajang 437 985 6.458 4.615 1.407 30.710 21,83 Pasirwangi 702 1.502 1.526 940 1.042 20.976 20,13 Cisurupan 1.596 2.001 1.843 2.648 551 11.768 21,36 Samarang 1.029 812 2.842 1.288 338 9.403 27,82 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut, 2012 Selanjutnya dari 12 desa yang ada, dipilih dua desa sebagai lokasi penelitian yang dapat mewakili karakteristik yang diinginkan, yaitu desa Barusari dan desa Padaawas. Kedua desa tersebut dipilih karena hampir di setiap dusun para petani mengembangkan komoditas kentang (Badan Ketahan Pangan Kabupaten Garut, 2010). Pengambilan data primer dilakukan selama bulan Juni 2011 Juli 2011. 41

4.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data cross section. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada petani melalui kuesioner dan pengamatan lapang. Data primer yang diambil adalah data yang diperlukan dalam analisis pendapatan dan biaya erosi dalam usahatani kentang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk mengadopsi pola konservasi. Data tersebut meliputi data mengenai karakteristik petani (umur, pendidikan, pengalaman, jumlah tanggungan keluarga), luas lahan, kecuraman lereng, tingkat produksi, penerimaan, penggunaan input, dan lainnya. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat, dan literatur-literatur yang relevan dalam penelitian, seperti jumlah produksi kentang dari tahun ke tahun, luas panen usahatani kentang, produktivitas kentang, penggunaan pupuk ideal untuk pertanaman kentang, dan sebagainya. 4.3 Kerangka Sampling dan Penentuan Responden Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah simple random sampling. Pada penelitian ini, responden adalah petani kentang dataran tinggi yang menanam kentang pada periode antara September 2010 sampai Juni 2011. Data dikumpulkan dari PPL (Petugas Penyuluh Lapang) Desa Barusari dan Padaawas. Berdasarkan data dari PPL didapatkan 120 nama petani kentang yang dijadikan kerangka sampling. Nama-nama tersebut diberi nomor urut 1-120 dan kemudian dilakukan pengundian agar nama-nama tersebut memiliki peluang yang sama untuk menjadi responden. Sehingga terpilih 50 petani kentang yang dijadikan responden. Jumlah ini dianggap sudah memenuhi batas minimum 42

sampel (30 sampel) yang dapat digunakan untuk menduga karakteristik dari populasi. Karakteristik Desa Padaawas dan Desa Barusari tersaji pada Tabel 5. Tabel 5. Karakteristik Desa Terpilih di Kecamatan Pasirwangi, 2011 Desa Kriteria Kemiringan (%) Ketinggian (dpl) Infrastruktur Jarak ke Pusat kecamatan (Km) Padaawas 0 - >40 500 - >1000 baik 2 Barusari 2 - >40 500 - >1000 Kurang baik 3,5 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut (2012) Keterangan : * urutan pertama menunjukkan tanaman utama 4.4 Metode Pengumpulan Data Tanaman Utama*) Kentangkubis-tomat Kentangkubis-tomat Jumlah Responden (orang) Data dikumpulkan melalui survey dan wawancara langsung kepada petani kentang dataran tinggi, dengan menggunakan kuesioner yang telah disediakan. 4.5 Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ditabulasi menggunakan Excell. Analisis yang dilakukan yaitu analisis nilai ekonomi konservasi dan untuk melihat faktor yang mempengaruhi adopsi digunakan model Logit. Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0. Berikut ini tabel keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data, dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 6. Keterkaitan Tujuan, Sumber Data dan Metode Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengadopsi konservasi Data sekunder dan data primer melalui wawancara dan peninjauan lapang Analisis menggunakan model regresi logistik dengan menggunakan maximum likelihood estimator (MLE) 2 Menghitung nilai ekonomi konservasi usahatani kentang Data sekunder dan data primer melalui wawancara dan peninjauan lapang 27 23 Analisis nilai ekonomi konservasi usahatani kentang (perbedaan pendapatan usahatani konservasi dan non-konservasi) 43

4.5.1 Model Regresi Logistik Untuk melihat peluang petani dalam mengadopsi pola konservasi, dilakukan model regresi logit. Berdasarkan teori ekonomi dan analisis empiris, faktor-faktor yang diduga berpengaruh adalah umur, pendidikan formal petani, status kepemilikan lahan, pendapatan petani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan garapan, tingkat kecuraman lahan, dan pengalaman bertani. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka model logit dapat dijabarkan sebagai berikut: Keterangan: P i = peluang kesediaan petani mengadopsi pola konservasi (P i = 1 jika petani mengadopsi konservasi, dan P i = 0 jika petani tidak mengadopsi konservasi 1 P i = peluang ketidaksediaan petani mengadopsi pola konservasi Z i β 0 = keputusan petani = intersep β i = parameter peubah (i = 1, 2, 3,, 10) UMR PDKN LLHN SLHN = umur (tahun) = lamanya petani menempuh pendidikan formal (tahun) = luas lahan garapan (Ha) = status kepemilikan lahan PDPT D = 1, lahan milik sendiri; D = 0, lainnya = pendapatan tunai petani (Rp/Ha) 44

JTK CURM PLMN = jumlah tanggungan keluarga (jiwa) = tingkat kecuraman lahan usahatani (persen) = pengalaman bertani (tahun) Pendugaan parameter koefisien model logit menggunakan metode pendugaan kemungkinan maksimum atau maximum likelihood estimator (MLE). Pendugaan MLE memfokuskan fakta bahwa populasi-populasi (yang dicirikan dengan parameternya) berbeda membangkitkan contoh-contoh berbeda; suatu conoth apapun yang sedang dikaji kemungkinan (peluang)nya lebih besar berasal dari beberapa populasi daripada populasi lainnya (Juanda, 2009). 4.5.2 Analisis Nilai Ekonomi Persamaan berdasarkan teori ekonomi dan hasil analisis empiris yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh rumusan yang ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Perhitungan Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Usahatani Kentang Deskripsi Perhitungan A. Jumlah Produksi Kentang (Kg) B. Jumlah Kentang yang Dijual (Kg) C. Harga Kentang (Rp) D. Penerimaan Total A * C E. Penerimaan Tunai B * C F. Biaya Tunai : Benih (Rp) Pupuk Organik (Rp) Pupuk An-organik (Rp) Pestisida (Rp) Tenaga Kerja Luar Keluarga (Rp) Ajir dan Mulsa (Rp) Bahan Bakar (Rp) Pajak (Rp) G. Biaya Diperhitungkan : Sewa Lahan (RP) Penyusutan Alat (Rp) Tenaga Kerja Dalam Keluarga (Rp) H. Biaya Total F + G I. Pendapatan Tunai E F J. Pendapatan Total D H 45

Selanjutnya, diperoleh rumusan untuk menghitung nilai ekonomi konservasi (Incremental Net Benefit) yang ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8. Perhitungan Nilai Ekonomi Adopsi Konservasi Deskripsi Sistem Penanaman Konservasi Non Konservasi A Penerimaan 1 3 B Biaya 2 4 C Net Benefit dengan Konservasi (Rp) 1-2 D Net Benefit Tanpa Konservasi (Rp) 3-4 E Incremental Net Benefit (Nilai Ekonomi) (Rp) C-D 4.5.3. Pengujian Hipotesis 1. Uji Multikolinearitas Uji asumsi klasik yang sering dipergunakan dalam regresi linear berganda adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas. Dari keempat uji tersebut, uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi berkaitan dengan nilai residualnya, sedangkan uji multikolinearitas berkaitan dengan variabel bebasnya. Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antar peubah bebas dalam model tersebut (Juanda, 2009). Regresi logistik adalah regresi di mana variabel terikatnya adalah dummy, yaitu 1 dan 0. Dengan demikian, residualnya yang merupakan selisih antara nilai prediksi dengan nilai sebenarnya tidak perlu diuji. Sehingga pada regresi logistik, uji asumsi klasik yang perlu dilakukan adalah uji multikolinearitas. Pada pengujian multikolinearitas, indikasi adanya korelasi yang kuat antara variabel independen, ditunjukkan dengan angka korelasi yang melebihi 0,8 (Gujarati, 2004). 46

2. Hosmer and Lemeshow s Goodness of Fit Test Uji ini digunakan untuk menguji kelayakan model regresi. Jika nilai signifikasi Hosmer and Lemeshow s Test lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol maka terima hipotesis nol, artinya model regresi layak digunakan untuk analisis selanjutnya dan model yang dihasilkan dapat dikatakan model yang baik, karena tidak ada perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan yang diamati. 3. Uji Likelihood Ratio Untuk menguji apakah model logit secara keseluruhan dapat menjelaskan keputusan kualitatif (Y), statistik uji yang digunakan adalah dengan likelihood ratio. Uji Likelihood ratio adalah uji secara keseluruhan model logit dimana rasio fungsi kemungkinan model UR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan model R (H 0 benar) (Juanda, 2009). Hipotesis yang digunakan adalah: H 0 : β 2 = β 3 = = β n H 1 : minimal ada β j 0, untuk j= 2,3, n Statistik uji-g dibawah ini menyebar menurut sebaran khi-kuadrat dengan derajat bebas (k-1) Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis Ho ditolak (model signifikan) jika statistik G > X 2 α,k-1 47

4. Omnibus Test of Model Coefficient Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel yang diuji secara simultan berpengaruh terhadap variabel independent. Hipotesis nol yang menyatakan bahwa semua slope pada model sama dengan nol harus ditolak jika nilai signifikasi pada nilai Chi-square lebih kecil dari 0,05. 5. Uji Wald Untuk menguji faktor mana (βj 0) yang berpengaruh nyata terhadap pilihannya, dapat menggunakan statistik uji Wald yang serupa dengan statistik uji-t atau uji-z dalam regresi linear biasa (Juanda, 2009). Hipotesis yang diuji adalah: H 0 : β j = 0, untuk j= 2,3,, n H 1 : β j 0 Statistik uji yang digunakan adalah: Dimana β j = koefisien regresi Se (β j ) = standard error of β (galat kesalahan dari β) 6. Odds Ratio Kajian hubungan antara variabel kategorik dikenal adanya ukuran asosiasi atau ukuran keeratan hubungan antar variabel kategorik. Salah satu ukuran asosiasi yang dapat diperoleh melalui analisis regresi logistik adalah odds ratio. Odds ratio sering diistilahkan dengan resiko atau kemungkinan, yaitu rasio peluang terjadinya pilihan-1 terhadap peluang terjadinya pilihan-0 alternatifnya (Juanda, 2009). Secara matematis dapat ditulis: 48

Dimana : P = peluang kejadian yang terjadi P 1 = peluang kejadian yang tidak terjadi 4.5.4. Definisi Operasional 1. Konservasi adalah sistem penanaman yang dilakukan oleh petani yaitu dengan membuat guludan melintang searah kontur. Sedangkan apabila petani membuat guludan searang lereng, petani dikatakan tidak melakukan konservasi. 2. Jumlah produksi kentang adalah jumlah produk kentang yang dihasilkan dalam produksi, baik yang dijual, dikonsumsi, diberikan, dan dijadikan bibit diukur dalam kilogram (Kg). 3. Jumlah produksi kentang yang dijual adalah jumlah produk kentang yang dijual, diukur dalam kilogram (Kg) 4. Harga kentang adalah harga kentang di tingkat petani, diukur dalam Rupiah/Kg. 5. Penerimaan total adalah jumlah produksi yang diukur dalam kilogram dikalikan dengan harga kentang di tingkat petani yang diukur dalam rupiah 6. Biaya total adalah jumlah biaya tunai usahatani dan biaya-biaya yang diperhitungkan dan diukur dalam rupiah 7. Pendapatan total adalah selisih antara total penerimaan usahatani dengan biaya total dan diukur dalam rupiah 8. Penerimaan tunai adalah jumlah kentang yang dijual dikalikan dengan harga kentang, dan diukur dalam rupiah 49

9. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan selama usahatani dan diukur dalam rupiah 10. Pendapatan tunai adalah selisih antara penerimaan tunai dan biaya tunai yang dikeluarkan petanidan diukur dalam rupiah. 11. Benih adalah jumlah benih yang digunakan petani dalam proses produksi dikalikan dengan harga benih diukur dalam rupiah (Rp). 12. Pupuk Organik adalah jumlah pupuk kandang (kotoran ayam) dikalikan harga pupuk kandang. Harga pupuk kandang adalah harga yang diterima petani ditambah dengan biaya transport dan biaya angkut, diukur dalam rupiah. 13. Pupuk An-Organik adalah jumlah pupuk Urea, ZA, TSP/SP36, KCL, dan NPK, dikalikan harga masing-masing jenis pupuk. Harga pupuk an-organik adalah harga yang diterima petani ditambah dengan biaya transport dan biaya angkut, diukur dalam rupiah. 14. Pestisida adalah jumlah penggunaan pestisida, baik cair maupun padat dikalikan dengan harga pestisida. Dalam penelitian ini jumlah pestisida dihitung dengan penggunaan pestisida terbanyak oleh petani, yaitu Daconil. Harga pestisida adalah harga Daconil yang berlaku di daerah penelitian diatambah dengan transport, diukur dalam rupiah. 15. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan kentang, meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga diukur dalam hari kerja setara pria (HKP). Harga tenaga kerja adalah upah yang berlaku di daerah penelitian diukur dalam rupiah. 16. Pajak adalah jumlah pajak yang dibayarkan petani per hektar, diukur dalam rupiah. 50

17. Sewa Lahan adalah besarnya uang sewa yang berlaku di daerah penelitian, diukur dalam rupiah. 18. Umur, merupakan umur petani sampai wawancara dilakukan, diukur dalam tahun 19. Pendidikan Formal Petani, merupakan lamanya pendidikan formal yang diselesaikan oleh petani, diukur dalam tahun 20. Luas Lahan, Luas lahan merupakan input tetap adalah luas lahan garapan yang digunakan untuk menanam kentang, diukur dalam hektar. 21. Status Kepemilikan Lahan yang dimaksud adalah status kepemilikan lahan yang digarap petani untuk menanam kentang. Dibedakan antara petani pemilik dan petani penyewa. Petani pemilik dalah petani yang akses untuk dapat menggarap lahan tersebut tanpa hambatan dari orang lain, meskipun tidak ada status hukum atas lahan tersebut. Petani penyewa adalah petani yang mengusahakan lahan orang lain dengan memberi imbalan berupa hasil panen sesuai dengan perjanjian sewa. 22. Pendapatan Petani, pendapatan yang dihitung adalah pendapatan tunai yang dihasilkan dari usahatani kentang pada musim tanam tahun terakhir. 23. Jumlah Tanggungan Keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang secara ekonomi masih dalam tanggungan petani. 24. Tingkat Kecuraman Lahan Usahatani, Kecuraman lahan yang digunakan untuk usahatani kentang petani yang diukur dalam persentase. 25. Pengalaman adalah waktu yang dihabiskan petani sejak memulai usahatani, diukur dalam tahun. 51