IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Musiduga terletak di tiga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Musiduga terletak di tiga"

Transkripsi

1 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Musiduga terletak di tiga kenagarian (struktur pemerintahan setingkat desa) Kenagarian Muaro, Kenagarian Silokek, dan Kenagarian Durian Gadang, Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat potensi wisata, namun di dalam daerah ini juga terdapat kegiatan penambangan emas ilegal yang berindikasi merusak sumberdaya alam dan lingkungan. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret- Mei Jenis dan Sumber data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan jalan dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung dari objek yang diteliti. Data primer diperoleh melalui pembagian kuesioner dan wawancara kepada pengunjung, penambang emas, dan masyarakat sekitar kawasan Musiduga. Data sekunder diperoleh dari literatur, website dan dari instansi yang terkait dengan penelitian, seperti Dinas Pariwisata Seni Budaya Pemuda dan Olah Raga (Parsenibudpora) Kabupaten Sijunjung, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sijunjung, dan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Sijunjung. Selain dari instansi terkait, datadata sekunder juga diperoleh dari literatur-literatur yang relevan dengan topik penelitian ini.

2 4.3 Metode Pengambilan Sample Pada penelitian ini responden berasal dari pengunjung yang berkunjung ke obyek wisata Musiduga, masyarakat sekitar Musiduga, penambang emas, dan instansi terkait. Metode pengambilan sample dilakukan dengan purposive sampling, yaitu pengambilan responden yang ditemui di lokasi secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki yang sesuai dengan kriteria penelitian. Menurut Mardalis (2004), purposive sampel adalah cara memperoleh sampel yang dilakukan dengan cara sengaja dan dengan menggunakan perencanaan tertentu. Responden yang dipilih pada penelitian ini merupakan responden yang berusia 17 tahun ke atas yang dinilai dapat berkomunikasi dengan baik dan bersedia untuk mengikuti proses wawancara. Banyaknya sample pengunjung dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla 1993) yaitu: dimana n adalah ukuran sample, N merupakan banyaknya populasi dan e sama dengan nilai kritis/ batas kesalahan sehingga berdasarkan rumus tersebut, responden pengunjung yang dijadikan sebagai sample penelitian ini berjumlah 100 orang. Selain pengunjung, dilakukan wawancara terhadap 50 orang masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan Musiduga. Masyarakat yang dimaksud memiliki kriteria sehat jasmani dan rohani, mampu berkomunikasi dengan baik dan yang sudah memiliki pekerjaan dan kehidupannya terkait langsung dan tidak langsung dengan kawasan Musiduga. Selanjutnya, dilakukan juga wawancara terhadap 50 responden yang bekerja sebagai penambang emas dengan syarat mampu berkomunikasi dengan baik dan memiliki pekerjaan utama

3 sebagai penambang emas di kawasan Musiduga. Pengambilan sample pada 50 responden masyarakat Musiduga dan 50 responden penambang emas diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih representatif. Wawancara secara mendalam dilakukan kepada informan (key person), yaitu kepada dua orang dari Dinas Parsenibudpora Kabupaten Sijunjung yaitu satu orang Kepala Bidang (Kabid) Kepariwisataan dan satu orang staff bidang kepariwisataan, dua orang dari Dinas pertambangan dan Energi Kabupaten Sijunjung yaitu satu orang Kabid Pertambangan Umum dan satu orang staff Pertambangan Umum, dua orang dari KLH, dan Wali Nagari di desa Musiduga. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excell dan Minitab 14 for windows. Pada Tabel 5 akan diuraikan matriks analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan-tujuan dalam penelitian ini. Tabel 5. Matriks Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data Analisis Data 1. Mengetahui tingkat ketergantungan masyarakat Musiduga terhadap pemanfaatan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhannya. - Inventarisasi jenis pekerjaan masyarakat Musiduga - Persentase pendapatan masyarakat 2. Mengidentifikasi persepsi stakeholder terhadap kerusakan lingkungan akibat penambangan emas ilegal Data sekunder: - Monografi Desa Data primer: - Wawancara dengan masyarakat melalui kuesioner - wawancara mendalam kapada aparat desa di kawasan Musiduga Data primer: - Wawancara dengan masyarakat yang menjadi responden baik yang bekerja sebagai penambang yang dari pemanfaatan sumberdaya alam - Analisis Deskriptif berasal

4 3. Menganalisis potensi dan dampak kegiatan wisata di Musiduga: - Menganalisis nilai WTP pengunjung terhadap penetapan tarif di kawasan Musiduga - Menganalisis dampak ekonomi dari kawasan wisata Musiduga bagi masyarakat sekitar. - Menganalisis dampak lingkungan dari kegiatan wisata alam. 4. Menganalisis kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata emas maupun yang tidak - Wawancara secara mendalam pada key person seperti: Dinas Parsenibudpora dan Dinas Pertambangan dan Energi, Aparat Desa, KLH Data Primer: - Wawancara dengan pengunjung melaui kuesioner Data primer: - Wawancara dengan masyarakat melaui kuesioner Data primer: Wawancara mendalam dengan Dinas Parsenibudpora Data Primer: - Wawancara dengan penambang emas melalui kuesioner - Wawancara kepada Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas parsenibudpora, KLH,Wali Nagari - Wilingness To Pay untuk penetapan tarif dan atraksi wisata yang diminati - Analisis Perubahan Pendapatan dan pekerjaan - Analisis Deskriptif - Analisis Deskriptif - Model Regresi Logit Identifikasi Tingkat Ketergantungan Masyarakat Musiduga dari Pemanfaatan Sumberdaya Alam untuk Pemenuhan Kebutuhannya Identifikasi tingkat ketergantungan masyarakat Musiduga terhadap pemanfaatan sumberdaya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dengan inventarisasi jenis pekerjaan masyarakat Musiduga terlebih dahulu. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis persentase pendapatan.

5 Analisis mengenai besarnya persentasi pendapatan yang diterima oleh masyarakat dengan adanya kawasan Musiduga digunakan untuk mengetahui apakah pendapatan yang diterima oleh masyarakat dengan adanya pemanfaatan sumberdaya alam Musiduga merupakan usaha pokok, cabang usaha, atau hanya sebagai penghasilan tambahan bagi mereka. Menurut Soehadji (1995) dalam Soetanto (2002) menjelaskan persentase pendapatan seseorang dan membaginya menjadi tiga tipologi usaha berdasarkan share pendapatan yaitu: (1) usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan kurang dari 30% (<30%) disebut sebagai usaha sambilan, (2) usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan antara 30 sampai 70% (30-70%) disebut sebagai cabang usaha, (3) usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan lebih dari 70 sampai 100% (70,1-100%) disebut sebagai usaha pokok. Perhitungan persentase pendapatan masyarakat yang berasal dari pemanfaatan SDA secara langsung terhadap total pendapatan adalah:...(4.1) dimana: %IMM = Persentase pendapatan masyarakat dari pemanfaatan sumberdaya alam I SDA I Total = Pendapatan rata-rata masyarakat dari pemanfaatan sumberdaya alam = Pendapatan total masyarakat Identifikasi Persepsi Multistakeholder terhadap Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Emas Ilegal Identifikasi persepsi multistakeholder terhadap penambangan emas ilegal melalui wawancara dengan masyarakat yang bekerja sebagai penambang emas maupun yang tidak sebagai penambang emas yang menjadi responden dalam penelitian (kuesioner) dan wawancara secara mendalam kepada aparat desa, Dinas Parsenibudpora, Dinas Pertambangan dan Energi, dan KLH yang dianalisis secara

6 deskriptif. Responden diberi pilihan mengenai ada tidaknya kerusakan lingkungan akibat penambangan emas berupa polusi air, udara, suara, struktur tanah rusak, mempengaruhi kehidupan biota, dan mempengaruhi kesehatan. Analisis ini diharapkan menghasilkan persepsi multipihak (masyarakat, penambang emas, dan instansi terkait) terhadap kondisi lingkungan di sekitar kawasan Musiduga akibat adanya kegiatan tambang emas tersebut Analisis Potensi Wisata dan Dampak Ekonomi Lingkungan Kegiatan Wisata di Kawasan Musiduga Keberadaan kawasan wisata Musiduga memiliki potensi yang dapat dianalisis seperti potensi obyek wisata alam dan dampak ekonomi lingkungan dari kegiatan wisata di kawasan Musiduga. Analisis pada penelitian ini yaitu analisis nilai WTP pengunjung dalam penetapan tarif masuk kawasan Musiduga, dampak ekonomi dari keberadaan kawasan wisata Musiduga terhadap masyarakat sekitar, dan analisis dampak kegiatan wisata terhadap lingkugan sekitar Musiduga Analisis Nilai WTP Pengunjung dalam Penetapan Tarif Masuk Kawasan Musiduga Guna mendapatkan nilai kesediaan membayar atau WTP pengunjung di kawasan wisata Musiduga dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Sebelum mendapatkan nilai kesediaan membayar, penulis membuat skenario berdasarkan usaha pengembangan tempat wisata Musiduga memerlukan dana yang cukup besar untuk menunjang kegiatan pengembangan dan pengelolaan tempat wisata dimana sumber pendapatan berasal dari Pemerintah Daerah. Namun, dana dari Pemerintah Daerah tersebut belum mencukupi untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata Musiduga. Selanjutnya dana tersebut akan dialokasikan untuk penyediaan fasilitas-fasilitas dan pengadaan

7 sarana dan prasarana yang mendukung aktivitas rekreasi di kawasan wisata Musiduga, meningkatkan daya tarik wisata, serta untuk upaya pemeliharaan lingkungan tempat wisata. Oleh karena itu Pemerintah Daerah berencana mengadakan penetapan tarif masuk kawasan wisata. Seluruh responden diberi informasi mengenai skenario tersebut agar responden dapat mengetahui gambaran tentang situasi hipotesis yang dimaksud. Setelah membuat pasar hipotetik, guna mendapatkan nilai penawaran pada penelitian ini dilakukan dengan survey ke pengunjung. Tujuan dari survey ini adalah memperoleh nilai maksimum keinginan membayar (WTP) dari pengunjung sebagai responden. Nilai penawaran yang diajukan terhadap pengunjung adalah menggunakan teknik pertanyaan tertutup atau close-ended question yaitu teknik bertanya terhadap responden dengan memberikan pertanyaan yang sudah disertai dengan jawaban-jawaban untuk dipilih (Mubyarto dan Suratno 1981). Langkah selanjutnya adalah memperkirakan nilai rata-rata WTP menggunakan nilai ratarata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. Dugaan Rataan WTP dihitung dengan rumus (Hanley dan Spash 1993): Dimana : = Dugaan rataan WTP (Rp) =...(4.2) Wi n i = Nilai WTP ke-i (Rp) = Jumlah responden (orang) = Responden ke-i yang bersedia membayar tarif masuk kawasan wisata (i=1,2,...,n)

8 Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Musiduga bagi Masyarakat Sekitar Dampak ekonomi keberadaan tempat wisata Musiduga terhadap masyarakat sekitar dianalisis dengan mengkaji kontribusi sektor wisata terhadap pendapatan masyarakat dari adanya kegiatan wisata di kawasan Musiduga. Kontribusi tersebut dilihat dengan perhitungan pendapatan rata-rata masyarakat berdasarkan kelompok pekerjaan. Perhitungan pendapatan rata-rata dihitung dengan rumus sebagai berikut:...(4.3) dimana: I M = Kontribusi sektor wisata terhadap pendapatan rata-rata responden masyarakat IT M IT = Pendapatan total responden masyarakat = Pendapatan rata-rata responden masyarakat di luar sektor wisata Musiduga Tujuan dari analisis yang dilakukan terhadap pendapatan masyarakat di sektor wisata adalah untuk melihat proporsi pendapatan rata-rata masyarakat sebagai pekerja yang terkait baik langsung maupun tidak langsung terhadap pengelolaan kawasan wisata Musiduga. Berdasarkan proporsi pendapatan tersebut dapat diketahui apakah keberadaan Musiduga merupakan usaha pokok, cabang usaha, atau hanya sebagai usaha sambilan. Persentase proporsi pendapatan yang diperoleh dari Musiduga tersebut dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:...(4.4) dimana : % I M = Persentase proporsi pendapatan responden masyarakat pada sektor wisata Musiduga

9 I M = Pendapatan rata-rata responden masyarakat dari kegiatan wisata Musiduga I TM = Pendapatan total responden masyarakat Musiduga Analisis Dampak Kegiatan Wisata terhadap Lingkungan Sekitar Musiduga Penelitian untuk mengetahui apakah pemanfaatan sumberdaya untuk kegiatan wisata memberikan dampak terhadap lingkungannya dilakukan dengan melakukan wawancara kepada responden (kuesioner) yaitu pengunjung, pekerja, masyarakat sekitar, dan instansi terkait seperti pihak Dinas Parsenibudpora, KLH, dan Wali Nagari. Adapun indikator yang ditanyakan kepada responden tentang dampak kegiatan wisata terhadap lingkungan sekitar yaitu menambah keindahan pemandangan, menjaga keasrian lingkungan, membuat segar udara sekitar, dan menimbulkan sampah. Analisis ini diharapkan menghasilkan persepsi multistakeholder (pengunjung, pekerja, masyarakat sekitar, dan instansi terkait) terhadap kondisi lingkungan di sekitar kawasan Musiduga akibat adanya kegiatan wisata Analisis Kemungkinan Masyarakat Penambang Emas Beralih Profesi ke kegiatan Wisata Analisis kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata dengan wawancara kepada penambang emas dan melalui wawancara secara mendalam kepada Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Parsenibudpora, dan KLH. Selanjutnya, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke wisata digunakan model regresi logistik; Bentuk umum model logit adalah:...(4.5)

10 Dalam kasus penelitian ini, nilai biner diberikan kepada variabel dependen yaitu keinginan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata. Nilai 0 untuk penambang emas yang tidak bersedia beralih profesi dan nilai 1 untuk penambang emas yang bersedia beralih profesi. Guna menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi keinginan penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata menggunakan model regresi logit dengan menduga variabel penjelas (independent) seperti jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, lama menambang emas, pendapatan per bulan, pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan ilegal terhadap sumberdaya alam dan lingkungan, dan penyuluhan dari Pemerintah Daerah. Untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan masyarakat untuk beralih mata pencaharian dari pertambangan emas ke sektor wisata, maka digunakan model sebagai berikut : Z = β 0-1JTK + 2PNDDKN - 3LME - 4PNDPTN + 5PDJPPEI + 6PNYLH + ε i Dimana : Z β 0 = Kemungkinan masyarakat penambang emas beralih profesi ke kegiatan wisata, nilai 0 untuk penambang emas yang tidak bersedia beralih profesi dan nilai 1 untuk penambang emas yang bersedia beralih profesi. = Intersep = koefisisien regresi. JTK = Jumlah tanggungan keluarga (orang). PNDDKN = Tingkat pendidikan (bernilai 1 jika SD, bernilai 2 jika SMP, bernilai 3 jika SMU, bernilai 4 jika D1/D3 bernilai 5 jika S1, bernilai 6 jika S2/S3). LME = Lama menambang emas (tahun). PNDPTN = Pendapatan per bulan (rupiah). PDJPPEI = Pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan ilegal terhadap sumberdaya alam dan lingkungan: 0 tidak tahu, 1 tahu. PNYLH = Penyuluhan dari Pemerintah Daerah: 0 tidak ada penyuluhan, 1 ada penyuluhan. ε i = error term

11 Variabel-variabel di atas dipilih karena berdasarkan teori-teori, penelitian terdahulu, dan observasi di lapangan. Menurut Pangesti (1995) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk ikut berpartisipasi dalam suatu kegiatan atau program dikelompokkan dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dijabarkan sebagai berikut: 1. Faktor internal: mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. 2. Faktor eksternal: merupakan faktor diluar karakteristik individu. Pada penelitian ini faktor internal yang diteliti terbatas pada hal-hal berikut: jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, lama menambang emas, pendapatan, dan pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan emas ilegal, sedangkan faktor eksternal berupa penyuluhan dari Pemerintah Daerah. Jumlah tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk beralih profesi dari kegiatan penambangan emas ke kegiatan wisata, yang dinyatakan dalam besaran jumlah jiwa yang ditanggung oleh anggota dalam keluarga. Jumlah tanggungan keluarga diduga bernilai negatif. Semakin sedikit jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung akan menyebabkan semakin sedikit kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, semakin sedikit jumlah tanggungan keluarga akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Menurut Sumarwan (2004) menyatakan bahwa pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan seseorang. Pemasukan variabel pendidikan ini dapat melihat bagaimana tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kemungkinan beralih profesi dari kegiatan penambangan emas

12 ilegal ke kegiatan wisata. Tingkat pendidikan diduga bernilai positif. Semakin tinggi tingkat pendidikan penambang emas semakin mudah untuk memahami tentang lingkungan. Oleh karena itu, semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Pada penelitian ini, lama menambang emas diduga bernilai negatif. Semakin lama penambang emas berprofesi sebagai pekerja diduga akan semakin kecil kemauan penambang emas tersebut untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Faktor selanjutnya yang diduga berpengaruh adalah pendapatan. Menurut Sukirno (1985) menyatakan bahwa besarnya pendapatan berhubungan dengan kemampuan membiayai kebutuhan hidup. Tingkat pendapatan diduga bernilai negatif. Semakin tinggi pendapatan penambang emas maka diduga semakin kecil kemauan penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Menurut Kurniawan (2008) adanya pengetahuan terhadap manfaat dari suatu hal akan menyebabkan orang mempunyai sikap positif terhadap hal tersebut. Pada penelitian ini, pengetahuan tentang dampak jangka panjang penambangan emas ilegal terhadap sumberdaya alam dan lingkungan diduga bernilai positif. Semakin penambang emas mengetahui dan memahami tentang dampak jangka panjang penambangan emas ilegal akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata. Adanya penyuluhan merupakan salah satu faktor yang diduga mempengaruhi kemungkinan responden untuk beralih profesi. Penyuluhan dari Pemerintah Daerah diduga bernilai positif. Semakin banyak penyuluhan yang didapat oleh penambang emas maka akan mendorong penambang emas untuk beralih profesi ke kegiatan wisata.

13 Pengujian Model Regresi Logit Pengujian signifikansi model dan parameter dalam analisis regresi logistik diuraikan sebagai berikut: Uji Likelihood Ratio Uji Likelihood Ratio dalam uji secara keseluruhan model logit dimana rasio fungsi kemungkinan model UR (lengkap) terhadap fungsi kemungkinan model R (H 0 benar). Fungsi kemungkinan tersebut adalah (Juanda 2009): Dengan hipotesis: H 0 : 1= 2 =. = k H 1 : minimal j#0, untuk j= 1,2,3...k Jika menggunakan taraf nyata α, hipotesis H 0 ditolak (model signifikan) jika dan jika statistik G > X 2 α (k-1) dan jika H 0 ditolak maka dapat disimpulkan minimal ada #0, dengan pengertian model regresi logistik dapat menjelaskan atau memprediksikan pilihan individu pengamatan. Uji Signifikansi Tiap Parameter (uji Wald) Untuk menguji faktor mana ( j #0) yang berpengaruh terhadap pilihannya, perlu uji statistik lanjut. Dalam hal ini, uji signifikasi dari koefisian secara parsial dapat dilakukan dengan statistik uji Wald yang serupa dengan statistik uji-t atau uji Z dalam regresi linear biasa (Juanda 2009). Hipotesisnya adalah: H 0 : j = 0 untuk suatu j tertentu ; j = 0,1,...,p H 1 : j 0

14 Statistik uji yang digunakan adalah W j = j / SE ( j ) ; j = 0,1,...p Dimana : i = vektor koefisien dihubungkan dengan penduga (koefisien X) SE ( i ) = Galat kesalahan dari i Odd Ratio Odds berarti resiko atau kemungkinan peluang kejadian sukses terhadap kejadian tidak sukses dari variabel respon. Makin besar nilai Odds makin besar peluang seseorang untuk mengambil keputusan, sehingga nilai Odds merupakan kecenderungan seseorang menentukan pilihan yang pertama. Secara matematis dapat dituliskan (Juanda 2009): Dimana: P = Peluang kejadian yang terjadi P-1 = Peluang Kejadian yang tidak terjadi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Tingkat Ketergantungan Masyarakat Musiduga terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Alam

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Tingkat Ketergantungan Masyarakat Musiduga terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Alam VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Tingkat Ketergantungan Masyarakat Musiduga terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Alam Berdasarkan data pada Tabel 6 pada bab V terlihat bahwa lebih dari 80% masyarakat di desa sekitar

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. wisata tirta. Lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1. IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di obyek wisata Tirta Jangari, Waduk Cirata, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur. Pemilihan lokasi ini dilakukan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek, V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek, Kanagarian Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah di daerah sekitar terusan BKB Jakarta, yaitu sepanjang daerah Halimun sampai Karet, Jakarta Pusat. Pengambilan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga dan Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada obyek wisata pemandian air panas alam CV Alam Sibayak yang berlokasi di Desa Semangat Gunung Berastagi, Kabupaten Karo Sumatera

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Pengumpulan data primer penelitian dilakukan di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Terdapat tiga konsep pemikiran teoritis yang dibahas, yaitu:

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara

Lebih terperinci

IV. METODELOGI PENELITIAN

IV. METODELOGI PENELITIAN IV. METODELOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wana Wisata Curug Nangka Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Pemilihan lokasi Wana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah para pengunjung Hutan Mangrove, Pasar Banggi, Rembang. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta IV. METODOLOGI PENELITAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Penelitian lapang dilakukan selama dua bulan, yaitu Maret-April

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah

IV. METODOLOGI PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) karena masyarakat dan instansi di daerah IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Tahura Ir. H. Djuanda dan Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang IV. METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di daerah hulu dan hilir Sungai Musi, yang terletak di kota Palembang Sumatera Selatan. Penentuan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan

KERANGKA PEMIKIRAN. akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan metode CVM akan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Willingness to Accept Willingness to Accept merupakan salah satu bagian dari metode CVM dan akan digunakan dalam penelitian ini. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di beberapa peternak plasma ayam broiler di Kota Depok. Penentuan lokasi penelitian dilakukan atas dasar pertimbangan

Lebih terperinci

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan

dimana: n1= jumlah sampel dalam tiap kecamatan IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kota Bogor merupakan kota

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan Kabupaten III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di objek wisata Air Terjun Way Lalaan Kabupaten Tanggamus yang berada di Pekon Kampung Baru, Kecamatan Kotaagung Timur, Lampung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Pemilihan tersebut dengan pertimbangan bahwa wilayah tersebut merupakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan wisata Puncak Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan wisata ini meliputi wisata outbound (yang berada di Lembah Pertiwi,

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN 19 II. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Bogor. Pemilihan wilayah dilakukan dengan pertimbangan wilayah tersebut memiliki jumlah angkutan umum kota

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2009-Juni 2009 di beberapa wilayah terutama Jakarta, Depok dan Bogor untuk pengambilan sampel responden

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di enam kelurahan di Kota Depok, yaitu Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan Tapos, Kelurahan Beji, Kelurahan

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengunjung wisata Kraton Ratu Boko di Kabupaten Sleman. B. Lokasi Penelitian Ratu Boko. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 30 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Karakteristik Responden Jasa Transportasi Angkutan Umum Kota (Angkot) yang Berbahan Bakar Premium di Kota Bogor Jasa transportasi angkutan umum kota ini digunakan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Eksternalitas Positif Potensi Wisata Air BKB

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Eksternalitas Positif Potensi Wisata Air BKB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Eksternalitas Positif Potensi Wisata Air BKB Wisata merupakan salah satu bentuk kegiatan yang bermanfaat, selain bisa menghilangkan rasa jenuh juga dapat menjadi sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui

III. METODE PENELITIAN. PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan yang selanjutnya disingkat PUAP, adalah bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Perumahan Kota Bogor tepatnya di perumahan Bogor Raya Permai, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kotamadya Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya dengan berdasarkan tingkat eksplanasinya 54.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

BAB III METODE PENELITIAN. Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitiannya adalah para pengunjung di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka. Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembira Loka terletak di Jl. Kebun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Salah satu yang mempengaruhi kualitas penelitian adalah kualitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan objek wisata Waduk Sermo di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

IV. METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TPA Pasir Sembung yang berada di Kabupaten Cianjur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan. Pemilihan dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kota Solo. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan

IV. METODE PENELITIAN. Kota Solo. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Grojogan Sewu yang terletak di Kelurahan Kalisoro dan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 30 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional dalam penelitian ini mencakup seluruh definisi yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian yang berjudul Analisis Respon Masyarakat terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM Jenis Premium (Kasus: Pengendara Mobil Pribadi di Bogor)

Lebih terperinci

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi. sebanyak 2% responden menyatakan masalah polusi suara di TWA Gunung Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 25 berikut ini. Persepsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

METODE PENELITIAN. Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) pertimbangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga 37 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Jabar Banten KCP Dramaga dan juga cabang Cibinong. Pelaksanaan penelitian berlangsung bulan Juli 2009 sedangkan upaya

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang. III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah para Peternak Sapi Perah di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang menerima Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek /Subjek Penelitian Ngebel. Objek pada penelitian ini yaitu para pengunjung objek wisata alam Telaga B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Ponorogo tepatnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatau metode penelitian dalam meneliti status sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN 16 BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Selaras dengan latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai, fokus penelitian ini bertumpu pada upaya rekonstruksi (penyusunan kembali) model pengembangan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH PADI DI KECAMATAN NISAM KABUPATEN ACEH UTARA 18 Hayatul Rahmi 1, Fadli 2 email: fadli@unimal.ac.id ABSTRAK Pengambilan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai sekarang tingkat kesadaran masyarakat wajib pajak terhadap wajib pajaknya masih dianggap sangat rendah dan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Pada umumnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Sistem Integrasi

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ambulu, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup semua pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kasomalang Kabupaten

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kasomalang Kabupaten IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Jalan Raya Kabupaten Subang. Jalan Raya merupakan jalur alternatif untuk menuju Kabupaten Sumedang, Kuningan, Cirebon,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dimulai bulan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian mengenai persepsi dan sikap responden terhadap produk Oreo setelah adanya isu melamin serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang dilakukan pada penelitian ini adalah peserta BPJS kelas II yang berada di Kabupaten Sleman. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek dari penelitian yang dilakukan penulis pada skripsi ini adalah wisatawan domestik dan mancanegara pada objek wisata halal di Aceh. Penelitian

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar III.1 di bawah ini. Gambar III.1. Diagram Alir Penelitian 28 III.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pola hidup masyarakat yang menyadari pentingnya kesehatan menyebabkan, kebutuhan pangan tidak hanya sebatas produk pelengkap dengan citarasa yang enak,

Lebih terperinci

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN VII. HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1. Analisis Kesediaan Membayar Responden Analisis kesediaan membayar dilakukan untuk mengetahui apakah responden bersedia atau tidak membayar daripada paket-paket wisata yang

Lebih terperinci

Uraian secara lengkap setiap aspek dan kriteria yang menjadi bahan. pertimbangan dalam penentuan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur

Uraian secara lengkap setiap aspek dan kriteria yang menjadi bahan. pertimbangan dalam penentuan teknologi pengolahan sampah di Jakarta Timur Keterangan Gambar 2 : K 1 = Penyerapan tenaga kerja K 2 = Potensi konflik dengan masyarakat rendah K 3 = Menumbuhkan lapangan usaha K 4 = Menumbuhkan sektor formal dan/atau informal K 5 = Penguatan peran

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK

ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS REGRESI LOGISTIK ORDINAL PADA FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP PENYAKIT MATA KATARAK BAGI PASIEN PENDERITA DI KLINIK MATA UTAMA GRESIK Latar Belakang Katarak Indonesia Klinik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Karimunjawa yang terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN SAMPEL. 2. Perusahaan yang melakukan dan tidak melakukan restatement laporan keuangan

BAB III METODE DAN SAMPEL. 2. Perusahaan yang melakukan dan tidak melakukan restatement laporan keuangan BAB III METODE DAN SAMPEL 3.1. Data dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan dengan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supamo, 1999:115).

Lebih terperinci

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

3 METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 15 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penelitian ini, lokasi yang menjadi objek penelitian adalah wilayah PPN Brondong, Kabupaten Lamongan propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini didasari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Regresi Logistik Biner untuk data Hasil Pembangkitan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Regresi Logistik Biner untuk data Hasil Pembangkitan HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Logistik Biner untuk data Hasil Pembangkitan Model regresi logistik digunakan untuk menggambarkan hubungan antara peubah respon dan peubah penjelas pada data hasil pembangkitan.

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif dan kualitatif. Penelitian secara kuantitatif dalam kontek penelitian ini tentang menilai

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Kabupaten Kuningan, Jawa Barat

Gambar 2. Peta Kabupaten Kuningan, Jawa Barat BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Alasan penentuan lokasi karena hutan Kabupaten Kuningan merupakan salah satu hutan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dengan metode survey di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi atas Perubahan PTKP dan Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Terhadap Tingkat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Data dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penilitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan pada lokasi yang ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah atau lokasi yang terpilih merupakan salah satu sentra

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research), karena penulis terlibat langsung dalam penelitian. Field research adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik 1. Uji Klasifikasi Model Uji klasifikasi model dapat menunjukkan kekuatan atau ketepatan prediksi dari model regresi untuk mempredikasi tingkat nilai willingness

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum 3.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil tempat penelitian di Kantor Walikota Jakarta Barat khususnya di instansi Kepegawaian. Adapun

Lebih terperinci

PENGUKURAN NILAI EKONOMI OBYEK WISATA KAWASAN RAWAPENING KABUPATEN SEMARANG DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN, VALUASI KONTINGENSI, DAN CHOICE MODEL

PENGUKURAN NILAI EKONOMI OBYEK WISATA KAWASAN RAWAPENING KABUPATEN SEMARANG DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN, VALUASI KONTINGENSI, DAN CHOICE MODEL PENGUKURAN NILAI EKONOMI OBYEK WISATA KAWASAN RAWAPENING KABUPATEN SEMARANG DENGAN PENDEKATAN BIAYA PERJALANAN, VALUASI KONTINGENSI, DAN CHOICE MODEL 2013 Sri Subanti & Arif R Hakim Motivasi Studi Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup 39 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif

Lebih terperinci

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI DAN SIKAP RESPONDEN TERHADAP PRODUK OREO SETELAH ADANYA ISU MELAMIN Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hutan mangrove non-kawasan hutan. Selain itu, adanya rehabilitasi hutan

METODE PENELITIAN. hutan mangrove non-kawasan hutan. Selain itu, adanya rehabilitasi hutan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kawasan Pesisir Pantai Tlanakan, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA

PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 51 61. PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK PADA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI WANITA (Studi kasus di desa Dolok Mariah Kabupaten Simalungun) Oktani Haloho, Pasukat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis. Menurut Surakhmad (2004) metode deskriptif analitik merupakan metode

Lebih terperinci