KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

9 Aspek manajerial kedua yang dilaksanakan mahasiswa adalah bekerja sebagai pendampin Sinder Kebun Wilayah (SKW) selama enam minggu. Kegiatan yang dil

Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Sejarah PG Cepiring

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

V. GAMBARAN UMUM KONDISI PERGULAAN NASIONAL, LAMPUNG DAN LAMPUNG UTARA

TEBU. (Saccharum officinarum L).

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

I Ketut Ardana, Hendriadi A, Suci Wulandari, Nur Khoiriyah A, Try Zulchi, Deden Indra T M, Sulis Nurhidayati

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

PEMBAHASAN Aspek Teknis

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

KEADAAN UMUM Letak Geografis dan Administratif Luas Areal dan Tata Guna Lahan

IV. KEADAAN UMUM PG. KREBET BARU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

KONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

V. EKONOMI GULA. dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi gula akan berimplikasi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan penting

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK PT PG CANDI BARU SIDOARJO. Diajukan oleh : Elizabeth Silvia Veronika NRP: Lovitna Novia Puspitasari NRP:

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode

I. PENDAHULUAN. pemerintah yang konsisten yang mendukung pembangunan pertanian. Sasaran pembangunan di sektor pertanian diarahkan untuk meningkatkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Pesawaran. Selatan. Kabupaten Pesawaran terbentuk melalui Undang-Undang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah dan Perkembangan Letak Geografis Kebun Keadaan Iklim dan Tanah

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

III. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A.

KEADAAN UMUM PERKEBUNAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Transkripsi:

KEADAAN UMUM Sejarah Perusahaan PT Gula Putih Mataram (GPM) merupakan salah satu perusahaan yang didirikan sebagai wujud swasembada nasional untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang timbul di Indonesia, terutama pada masalah konsumsi gula. Perusahaan ini berbentuk perseroan terbatas (PT) swasta penuh degan status Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak dalam bidang industri gula dengan mengelola perkebunan tebu dan pabrik gula sebagai unit usaha di sektor agoindustri. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 21 April 1988 dengan akte notaris Imas Fatimah, SH. No. 33 dan surat izin No. 064/SITU/BKPMD/II/1988. PT GPM tergolong perusahaan yang padat modal dan padat karya. Hal ini tercermin dari besarnya investasi yang ditanam dan jumlah tenaga kerja yang diserap. PT GPM senantiasa membawa misi pembangunan ekonomi secara utuh di dalam menjalankan usahanya. PT GPM didirikan dengan tujuan: 1. Diharapkan mampu berperan dalam menunjang program-program pemerintah, yaitu dalam hal pengadaan gula nasional dan penyediaan lapangan kerja baru. 2. Mendayagunakan lahan yang kurang produktif menjadi lahan yang lebih produktif dan menggali potensi, pengalaman, serta pengetahuan mengenai budidaya tebu di lahan kering. 3. Mampu menunjang dan mewjudkan upaya peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lingkungan perusahaan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut tergantung oleh banyak faktor, diantaranya melalui pelaksanaan program secara terpadu dan kerja sama yang terjalin baik dengan instansi pemerintah maupun swasta, serta hubungan dengan masyarakat sekitar perusahaan.

11 Letak Geografi dan Topografi PT GPM memiliki kantor direksi di Jakarta dan kantor pembantu yaitu kantor purchasing (purchase office/tko) di Bandar Lampung dan instalasi tetes (molasses installation) di Pelabuhan Panjang. Perkebunan tebu dan pabrik gula PT GPM terletak di Desa Mataram Udik, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Jarak dari ibukota Provinsi Lampung (Bandar Lampung) ke lokasi PT GPM sekitar 144 km. Lokasi perkebunan terletak di tengah-tengah areal perkebunan. Letak geografis PT GPM pada 105 26 18-105 30 22 BT dan 4 42 50 LS dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah selatan dan timur : PT Gunung Madu Plantations Sebelah barat bagian selatan : PT Great Giant Pineapple Company Sebelah barat bagian utara : Way terusan dan PT Sweet Indo Lampung Sebelah timur dan utara : Way terusan, PT Sweet Indo Lampung, dan PT Indolampung Perkasa Bentuk wilayah PT GPM pada umumnya datar sampai bergelombang dan sebagian besar memiliki tingkat kemiringan 9 15 %, terutama pada daerah yang dekat dengan sungai. Lahan PT GPM berada pada ketinggian 105 127 m di atas permukaan laut (dpl) dan sekitar 75 % areal ini berasal dari hutan sekunder dan selebihnya adalah hutan primer. Perkebunan tebu di PT GPM dibagi menjadi lima divisi produksi, yaitu divisi 1, 2, 3, 4, dan 5. Pembagian wilayah divisi berdasarkan jalan utama (main road) menjadi empat kuadran. Titik pusat (0.0) dari kuadran ini terletak di pabrik. Peta wilayah PT GPM dapat dilihat pada Lampiran 2. Letak masing-masing divisi tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Divisi 1 : mulai dari km 5 km 17 timur utara 2. Divisi 2 : mulai dari km 2 timur selatan ujung barat selatan 3. Divisi 3 : mulai ujung barat utara km 5 timur utara 4. Divisi 4 : mulai dari km 2 timur selatan km 17 timur selatan 5. Divisi 5 : mulai dari km 17 timur ujung timur

12 Keadaan Iklim dan Tanah Keadaan tanah di PT GPM berasal dari sedimen turf masam dan ph sekitar 4 5 dengan tingkat kesuburan rendah sampai sedang. Jenis tanah di areal perkebunan PT GPM yaitu ultisol dan aluvial. Rata-rata curah hujan dari tahun 2000 2009 adalah 186.42 mm/bulan dengan rata-rata bulan basah 8.3 dan bulan kering 2.4. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, tipe iklim perkebunan dan pabrik adalah tipe iklim B. Rata-rata suhu tahun 2008 yaitu 26.44 ºC dengan kelembaban 80.4 %. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas perkebunan PT GPM secara keseluruhan 35 827.63 ha, dengan areal yang ditanami tebu 24 515.98 ha dan 462. 65 ha digunakan untuk pabrik, perkantoran, perumahan, dan fasilitas perusahaan lainnya. Sisanya berupa hutan, rawa-rawa, dan sungai. Data tata guna lahan PT GPM dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas Areal dan Tata Guna Lahan PT GPM, 2009 No. Pemanfaatan Lahan Luas (ha) 1 Luas Areal Tanam Divisi 1 5 027.34 Divisi 2 4 444.47 Divisi 3 4 941.54 Divisi 4 4 970.79 Divisi 5 (Inti dan Plasma) 4 990.97 Research and Development 140.87 2 Emplacement Areal Pabrik 22.07 Areal Perkantoran dan Parkir 60.06 Areal Perumahan dan Bedeng 292.14 Lapangan Udara dan Lapangan Olahraga 23.45 Areal Bagas, Laterit, dan pond stillage 64.93 3 Jalan, Rawa, Tanah Tidak Produktif 10 849 Total 35 827.63 Sumber: Departemen Plantation (2009)

13 Keadaan Tanaman dan Produksi PT GPM memiliki 2 kategori tanaman tebu yang dibudidayakan yaitu replanting cane (RPC) dan ratoon cane (RC). RPC merupakan tanaman tebu yang ditanam pada bekas areal tanaman tebu yang telah dibongkar, sedangkan RC (tanaman keprasan) merupakan tanaman tebu yang berasal dari tanaman pertama yang telah ditebang, kemudian tunggul-tunggulnya dipelihara kembali menjadi tanaman baru. Luas areal RPC dan RC masing-masing yaitu 9 241.29 ha dan 15 104.86 ha. Luas areal tanam sekitar 24 515.98 ha yang terdiri dari areal tanam produksi seluas 22 249.67, areal kebun bibit 2 096.48 ha, areal Riset and Development 140.87 ha dan areal break crop 28.96 ha. Sistem tanam yang digunakan oleh PT GPM yaitu sistem tanam ganda (double row). Varietas yang dominan ditanam pada musim tanam 2009/2010 adalah GP 95-287, GP 95-316, dan TC 09. Hasil utama PT GPM adalah gula kristal putih sedangkan hasil sampingnya berupa tetes (molasses), ampas tebu (bagase), dan blotong. Molasses digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol, ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar pabrik, sedangkan blotong digunakan sebagai pupuk organik dan pengaplikasian di lapang dicampur dengan sisa abu bagas (bagase ash). Luas areal tanam PT GPM selama lima tahun terakhir terus mengalami perluasan areal tanam, tetapi hasil produksi tebu dan produksi gula cenderung berfluktuasi. Produksi tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 1 752 219.61 ton tebu dan menghasilkan 168 264.64 ton gula. Hal tersebut disebabkan oleh pertambahan areal tanam terbesar selama lima tahun terakhir yaitu seluas 899.08 ha. Produksi terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 1 506 954.06 ha tebu dan menghasilkan 136 736.26 ton gula. Penurunan produksi terjadi akibat adanya kemarau panjang saat musim tanam dan pemberian irigasi yang kurang maksimal. Data produksi gula PT GPM tahun 2004 2009 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

14 Tabel 2. Data Produksi PT GPM Tahun 2005 2009 GPM dan Plasma 2005 2006 2007 2008 2009 Luas areal produksi (ha) 21 471.64 21 589.61 21 630.20 22 529.28 22 338.54 Produksi tebu (ton) 1 749 311.97 1 506 954.06 1 636 211.05 1 752 219.61 1 738 592.08 Produktivitas (ton/ha) 81.47 69.80 75.64 77.78 77.83 Rendemen (%) 8.61 9.09 9.47 9.60 8.80 Hablur (ton/ha) 7.11 6.33 7.16 7.47 6.85 Produksi gula (ton) 152 608.62 136 736.26 154 904.36 168 264.64 153 045.08 Sumber : Departemen Plantation (2010) Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Struktur organisasi PT Gula Putih Mataram (GPM) merupakan salah satu perusahaan dari Sugar Group Companies (SGC). SGC terdiri atas 4 perusahaan yaitu: PT GPM, PT Indolampung Perkasa, dan PT Indolampung Destilery. SGC dipimpin oleh seorang manajer umum (general manager) yang bertanggung jawab kepada direksi. Untuk melaksanakan tugasnya manajer umum dibantu oleh beberapa wakil manajer umum (vice general manager) yang membawahi beberapa departemen yang dipimpin oleh kepala departemen. Masing-masing departemen dibagi menjadi beberapa divisi dan dipimpin oleh kepala divisi. Manajer umum (general manager) merupakan staf operasional yang membantu direksi melaksanakan pengelolaan perusahaan termasuk melakukan hubungan dengan instasi di luar perusahaan. Manajer umum bertanggung jawab dalam mengawasi semua kegiatan baik teknis di lapangan maupun administrasi dengan berpedoman kepada Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) dan kebijakan atau petunjuk direksi. Manager umum dibantu oleh manajer pertanian, manajer workshop, manajer warehouse, manajer pabrik, manajer administrasi, dan manajer bisnis dan keuangan. Manajer Pertanian (Plantation) bertanggung jawab dalam mengelola seluruh kegiatan budidaya yaitu dari kegiatan penanaman, perawatan, sampai

15 pengangkutan tebu ke cane yard. Keberadaan divisi ini sangat penting karena menentukan produktivitas kebun dan kualitas tebu yang diharapkan. Manajer Plantation dibantu oleh Kepala Divisi (Divisi I, II, III, IV, V, administrasi dan pemanenan), officer, pengawas, dan pekerja kebun. Struktur organisasi Departemen Plantation, PT GPM dapat dilihat pada Lampiran 3. Manajer Workshop PT GPM bertanggung jawab dalam mengelola perbaikan, perawatan, serta pengadaan barang sparepart seluruh alat dan mesin yang ada di PT GPM. Manajer Warehouse bertanggung jawab atas pengelolaan stock material, yang berkenaan dengan kebutuhan dari perusahaan misalnya BBM, pupuk, spare part traktor dan lain-lain. Manajer pabrik (factory) bertanggung jawab dalam mengelola seluruh kegiatan yang berada di pabrik mulai dari cane yard dampai dengan pengemasan gula beserta kegiatan perawatan alat-alatnya. Manajer Administrasi bertanggung jawab dalam hubungannya dengan kesejahteraan karyawan dan pendataan. Manajer bisnis dan keuangan (finance) bertanggung jawab dengan persoalan keuangan intern perusahaan dan pada pihakpihak yang bekerja sama dengan perusahaan. Ketenagakerjaan Berdasarkan sifat hubungan kerja tenaga kerja PT GPM dibedakan atas karyawan dan tenaga harian. Karyawan dibedakan atas karyawan staf dan non staf. Karyawan staf terdiri dari manajer, kepala divisi, dan asisten kepala divisi (officer). Karyawan non staf terdiri dari pengawas (supervisor), teknisi lapang (field assistant), mandor, mekanik, dan operator. Karyawan staf dan non staf berdasarkan sifatnya terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak. Tenaga harian berdasarkan sifatnya ada kontraktual dan musiman. Tenaga harian kontraktual bekerja sepanjang tahun, sedangkan tenaga harian musiman bekerja hanya pada musim tertentu yaitu pada musim panen dan tanam. Tabel 3. Jumlah Karyawan dan Tenaga Harian di Departemen Plantation, PT GPM 2009 Karyawan Jumlah (orang) Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang) Staf 72 Kontraktual 38 243 Non Staf 744 Musiman 9 058 Sumber : Departemen Plantation (2010)

16 Keragaan Pabrik PT GPM sebagai perusahan gula memiliki pabrik yang dibangun pada tahun 1986 dan mulai beroperasi penuh pada tahun 1987. Kapasitas giling awal 8 000 10 000 ton tebu/hari, pada tahun 1994 kapasitas giling meningkat menjadi 10 000 12 000 ton tebu/hari. Waktu giling pabrik mulai bulan April hingga Oktober. Pengolahan tebu di PT GPM menggunakan sulfitasi yaitu pengolahan dengan pemberian kapur dan belerang dioksida pada saat pemurnian. Mutu gula yang dihasilkan adalah SHS 1A yaitu mutu yang sesuai dengan standar yang diberikan oleh P3GI. Produk Gulaku yang dijual dipasaran merupakan produk yang dihasilkan oleh PT Gula Putih Mataram. Kebutuhan listrik dipenuhi dengan memiliki sumber listrik sendiri yaitu dengan menggunakan dua boiler yang menggunakan bahan bakar ampas tebu (bagasse)dengan komposisi 120 ton bagasse/jam/unit, tiga unit turbo generator dengan kapasitas 6000 KVA/unit dan tiga unit diesel generator dengan kapasitas 750 KVA/unit.