MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada Proses Tanpa Reaksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB 6. Neraca Energi dengan Efek Reaksi Kimia

BAB II LANDASAN TEORI

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

KESETIMBANGAN ENERGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

KESETIMBANGAN ENERGI

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

Campuran udara uap air

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

II. DESKRIPSI PROSES

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Ikan cakalang

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

PENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER)

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK)

E V A P O R A S I PENGUAPAN

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

WHAT ARE COOLING TOWERS?

Pengaruh o Brix Terhadap Karakteristik Perpindahan Panas pada Evaporator Robert Sistem Quintuple Effect di PG. Gempolkrep

FISIKA TERMAL Bagian I

Evaporasi S A T U A N O P E R A S I D A N P R O S E S T I P F T P UB

BAB IV PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN EFISIENSI ENERGI PADA ALAT PENGERINGAN DAUN SELEDRI BERBASIS KONTROL SUHU DAN HUMIDITY UDARA

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

Termodinamika Material

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

KONSEP DASAR PENGE G RIN I GA G N

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancang Bangun Oven Untuk Proses Pengeringan Kulit Ikan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

BAB IV PERHITUNGAN PERPINDAHAN KALOR

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

LAPORAN TUGAS AKHIR. Analisa Performance Menara Pendingin Tipe Induced Draft Counterflow Tower With Fill Sebagai Pendingin Pengecoran Baja

EFEKTIVITAS ALAT PENUKAR KALOR DOUBLE PIPE BERSIRIP HELICAL SEBAGAI PEMANAS AIR DENGAN MEMANFAATKAN GAS BUANG MESIN DIESEL

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DATA

KUIS I PROSES TRANSFER Hari, tanggal : Rabu, 3 November 2004 Waktu : 100 menit Sifat : Tabel Terbuka

STUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER.

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

E V A P O R A S I PENGUAPAN

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

Macam-macam Pengering. TBM ke 9

A. Pengertian Psikometri Chart atau Humidty Chart a. Terminologi a) Humid heat ( Cs

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

BAB II LANDASAN TEORI

ENTROPI. Untuk gas ideal, dt dan V=RT/P. Dengan subtitusi dan pembagian dengan T, akan diperoleh persamaan:

Ada berapa jenis materi atau zat? Bagaimanakah struktur materi suatu benda?

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

KARAKTERISTIK PENGERINGAN COKLAT DENGAN MESIN PENGERING ENERGI SURYA METODE PENGERINGAN THIN LAYER

Disusun Oleh : REZA HIDAYATULLAH Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST, MT, Ph.D.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

BAB II LANDASAN TEORI. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada

KOMPARASI WAKTU PENGERINGAN AWAL GREEN BODY HASIL CETAK KERAMIK DENGAN SISTEM ALAMIAH dan SISTEM VENTILASI PADA PT X BALARAJA - BANTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI PROSES REFRIJERASI DENGAN KOMPRESI SATU TAHAP DAN LEBIH

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor ISSN INOVASI MESIN PENGERING PAKAIAN YANG PRAKTIS, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS EFISIENSI SIKLUS COMBINE CYCLE POWER PLANT (CCPP) GAS TURBINE GENERATOR TERHADAP BEBAN OPERASI PT KRAKATAU DAYA LISTRIK

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

Transkripsi:

MODEL SISTEM DAN ANALISA PENGERING PRODUK MAKANAN Abstrak Pengeringan adalah sebuah prses dimana kelembaban dari sebuah prduk makanan dikurangi agar rasa, dan bentuk tetap terjaga dengan meningkatnya kemampuan untuk disimpan lebih lama dan juga kemudahan pengakutannya. Prduk makanan yang sangat membutuhkan prses lanjut seperi prses pengeringan ini adalah antara lain prduk makanan bentuk bubuk seperti susu bubuk, tepung rti, dan juga prduk makanan kering seperti kismis. Berbagai mdel system pengeringan yang telah dikembangkan telah dapat menjaga kualitas prduk makanan seperti yang diharapkan. Pada tulisan ini akan dijelaskan beberapa mdel sistim pengeringan seperti Drum Drier, Tray Dries. Tunnel Drier dan Belt Drier yang telah diterapkan pada industri makanan. 1. Knsep dasar sistem pengeringan Prses pengeringan merupakan prses perpindahan panas dari sebuah permukaan benda sehingga kandungan air pada permukaan benda berkurang. Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya perbedaan temperatur yang signifikan antara dua permukaan. Perbedaan temperatur ini ditimbulkan leh adanya aliran udara panas diatas permukaan benda yang akan dikeringkan yang mempunyai temperatur lebih dingin. Aliran udara panas merupakan fluida kerja bagi sistim pengeringan ini. Kmpnen aliran udara yang mempengaruhi prses pengeringan adalah kecepatan, temperatur, tekanan dan kelembaban relati Prses pengeringan sebuah prduk makanan membutuhkan waktu untuk mendapatkan prduk kering yang diinginkan, bila berat sebuah prduk diperhitungan sebagai fungsi waktu maka akan diperleh bentuk grafik sebagai berikut : 1

1 Misture Cntent 2 3 Gambar 1. Grafik Prses Pengeringan Makanan Dan gambar 1 diatas dapat dijelaskan bahwa prses 1 ke 2 memperlihatkan pada prses awal aliran udara panas dapat menguapkan sejumlah air dalam prduk makanan sebanding lurus dengan bertambahnya waktu pemanasan. Sedangkan pada prses 2 ke 3 dengan bertambahnya waktu kapasitas prses penguapan air malah berkurang disebabkan leh telah menurunnya temperatur aliran udara panas dan naiknya kelembaban relatif udara sehingga udara panas menjadi jenuh dan tidak mampu lagi menguapkan air. Untuk alasan inilah prses pengeringan dengan aliran udara panas ini harus disediakan udara dalam jumlah besar agar kualitas prduk makanan yang akan dikeringkan sesuai dengan yang ditetapkan. Grafik pada gambar 1 dapat dimdifikasi sehingga akan diperleh sebuah grafik yang dapat menjelaskan jenis kndisi pengeringan sehingga akan mempermudah membuat mdel persamaannya. Laju kandungan air yang diuapkan dimdifikasi menjadi laju pengeringan terhadap waktu sehingga diperleh grafik sebagai berikut : 2

Time Gambar 2. Grafik Laju Pengeringan Terhadap Waktu Titik 1 sampai titik 2 pada gambar diatas disebut sebagai cnstant-rate perid, sedangkan titik 2 sampai titik 3 disebut dengan falling-rate perid. Titik 2 disebut sebagai critical misture cntent. Cnstant-rate perid disebut juga sebagai kndisi pengeringan knstan yang dianggap mampu menjelaskan persamaan prses pengeringan pada sistim pengeringan ini. Selama kndisi ini berlangsung, kandungan air selalu mengumpul di permukaan prduk yang akan dikeringkan disebabkan laju difusi ke permukaan benda lebih cepat daripada laju penguapannya serta sifat prduk tidak mempengaruhi laju pengeringan. Laju pengeringan pada kndisi ini dapat dibedakan menjadi dua mekanisme perpindahan panas, yaitu knveksi dan knduksi. Pada pengeringan knveksi panas yang dibutuhkan untuk menguapkan kandungan air dari prduk diberikan leh udara suhu permukaan mendekati suhu wet bulb dari udara masuk. Besarnya laju pengeringan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : M = ha( T T ) α h fg s 3

dimana : M = Laju pengeringan (kj s) h = kefisien knveksi (kw! m2. C) A = Luas pindahan panas (M2) Tα = Temperatur aliran udara ( C) Ts =Temperatur permukaan( C) hfg = Panas laten yang diukur pada suhu TS (kj/ kg) Prses pindahan panas yang lain adalah knduksi. Mdel prses pindahan panas knduksi dapat digambarkan sebagai berikut : Uap air Prduk yang dikeringkan Q knduksi Gambar 3. Mdel Prses Pindahan Panas Knduksi Pada pengeringan knduksi suhu permukaan prduk yang dikeringkan akan mendekati suhu titik didih dari udara masuk. Besarnya laju pengeringan dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini : 4

M = kma(pg - Pv ) dimana : km A Pg Pv = Kefisien pindahan massa (kg/ s.m2.kpa) = Bergantung pada rancangan sistim pengering = Tekanan jenuh air yang diukur pada suhu permukaan (kpa) = Tekanan parsial uap air dalam udara (kpa) Persamaan lain yang dapat digunakan untuk menghitung laju pengering pada prses knduksi adalah sebagai berikut : M UA( Tsumber Ts ) = h fg dimana : U = Kefisien pindahan panas seluruhnya diantara sumber panas dengan permukaan (W/m 2. C) T sumber = Suhu sumber panas ( C) T S = Suhu permukaan ( C) 2. Analisa Mdel Sistim Pengeringan 2.1 Drum Drier Gambaran mdel pengering Drum Drier adalah sebagai berikut : 5

DRUM DRIER Water vapr Knife remves dried prduct Steam cndenses inside drum........................................ Tank cntaining liquid material fr drying Gambar 4. Mdel Pengering Drum Drier Mdel pengering ini menggunakan prses knduksi untuk menguapkan air dari prduk yang akan dikeringkan. Mdel ini terdiri dari tiga kmpnen utama, yaitu : 1. Tangki Fungsi : Sebagai tempat prduk yang akan dikeringkan. Prduk yang akan dikeringkan ditampung dan dikumpulkan di tempat ini. Bentuk tangki dibuat sedemikian rupa agar semua prduk dapat 6

dikeringkan dengan sempurna. 2. Drum Fungsi : Sebagai alat pengering dimana ditempatkan uap panas ke dalam drum MI. Drum mempunyai knstruksi sedemikian rupa sehingga dapat dimasukan uap panas ke dalamnya. Saat drum berputar maka prses pengeringan yang dilakukan pada drum ini merupakan prses pengeringan lapis batas dimana prduk akan bersinggungan dengan permukaan panas dan menempel pada drum sehingga dapat terangkut mengikuti putaran drum. Selama pengangkutan ini kandungan air dalam prduk akan menguap sehingga saat drum berputar menyelesaikan siklus putarnya prduk telah mencapai kadar air yang diinginkan. Putaran Drum dan panas uap yang dimasukkan diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan prduk dengan kadar air yang ditetapkan. 3. Pisau Skrap Fungsi: Memisahkan prduk yang telah kering. Prduk yang diinginkan dan masih menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke dalam tangki keluaran. Prses pemisahan ini dilah - ukan dengan sebuah pisau skrap yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memisahkan prduk dari drum dengan sempurna. Aliran massa pada sistim Drum Drier dapat dianalisa untuk mendapatkan besarnya ttal energi yang digunakan. Pemasukan material ke sistim dapat dianggap sebagai pemasukkan dua jenis aliran massa, yaitu aliran massa prduk dan aliran massa air. Saat berada dalam sistim kedua aliran terpisah dan kemudian keluar kelingkungannya dengan cara berbeda sesuai dengan sifat-sifat zatnya. Persamaan kesetimbangan aliran massa ini dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut : 7

MH2O(cair) M H20(cair) M prduk Drum Drier Q Lss M prduk Q Gambar 5. Aliran Massa Pada Sistim Drum Drier Kesetimbangan Kesetimbangan aliran massa sistim ini adalah sebagai berikut : = M prduk C prduk ( Te T i) + M H 20 ( he hi ) Q dimana : + Q Lss Q M prduk = Laj u pindahan panas = Laju aliran massa prduk jadi C prduk = Panas jenis dari prduk jadi T e T i M h e h i H 20 = Suhu keluar prduk = Suhu masuk prduk = Laju penguapan air = Entalpi air (dalam bentuk uap) saat keluar = Entalpi air (dalam bentuk cair) saat masuk Q Lss = Kerugian panas yang keluar sistim Alat ini dapat menjadi sangat efisien bila besar kerugian panas tidak melebihi 10% dari jumlah ttal enegi yang dibutuhkan. Banyaknya prduk yang akan dikeringkan dibatasi leh tingginya suhu pengeringan yang tersedia dan kemampuan prduk tersebut agar terjadinya prses pengeringan lapisan batas pada drum pengering. 8

2.2. Sistim Pengering Knveksi Sistim pengering knveksi menggunakan aliran udara panas untuk mengeringkan prduk. Prses pengeringan terjadi saat aliran udara panas ini bersinggungan lansung dengan permukaan prduk yang akan dikeringkan. Mdel pengering yang menggunakan sistim pengering ini adalah : 2.2.1. Tray Drier Gambaran mdel pengering Tray Drier adalah sebagai berikut : Gambar 6. Mdel Pengering Tray Drier Pada mdel ini, prduk ditempatkan pada setiap rak yang tersusun sedemikian rupa agar dapat dikeringkan dengan sempurna. Udara panas sebagai fluida kerja bagi mdel ini diperleh dari pembakaran bahan bakar, panas matahari. atau listrik. Kelembaban relatif udara yang mana sebagai faktr pembatas kemampuan udara menguapkan air dari prduk, diperhatikan dengan mengatur pemasukan dan pengeluaran udara ke dan dari alat pengering ini melalui sebuah alat pengalir. 9

2.2.2. Tunnel Drier Gambaran mdel pengering Tunnel Drier adalah sebagi berikut :. Gambar 7. Mdel Pengenng Tunnel Drier Knstruksi mdel pengering ini hampir serupa dengan Tray Drier. Perbedaan mendasar terletak pada penempatan prduk yang akan dikeringkan. Pada mdel ini prduk yang akan dikeringkan ditempatkan pada sebuah rak yang tersusun sedemikian rupa dan susunan rak ini ditempatkan diatas sebuah kereta drng sehingga mempermudah pemasukan dan pengelurannya. Prses pemasukan dan pengeluran udara panas hampir mirip dengan Tray Drier tetapi sedikit berbeda dalam hal pengaturan aliran udara didalam sistim. Pada mdel ini aliran udara dapat diatur sehingga mempunyai aliran dalam arah yang sama (aliran paralel), aliran lawan arah (aliran cunter) atau aliran silang (aliran crss) dengan letak susunan kereta.. 10

2.2.3. Belt Drier Gambaran mdel pengering Belt Drier adalah sebagai berikut : Gambar 8. Mdel Pengering Belt Drier Mdel pengering ini menggunakan penghantar sabuk yang ergerak secara kntinu membawa prduk yang akan dikeringkan- Knstruksi sabuk dibuat berlubang pada sisi-sisinya agar aliran udara panas yang bergerak menyilang paralel atau cunter dapat mencapai semua permukaan prduk sehingga kering dengan sempurna. Untuk prses pengeringan knveksi ini, besar energi yang dibutuhkan dapat dihitung bila semua kmpnen dari aliran massa yang masuk dan keluar sistim dapat diketahui. Gambaran aliran massa dari sistim ini adalah sebagai berikut : Udara Drier Udara Uap air Prduk basah Prduk kering Q Gambar 9. Aliran Massa Pada Sistim Pengeringan Knversi Kesetimbangan aliran massa sistim ini adalah sebagai berikut : 11

Q = M pe C [ Ca ( Tae Tai ) + ai ( hve hvi )] + M evap ( hve hli ) + Q lss pe ( TPe TPi ) + M a ω dimana : Q M pe = Energi panas yang dibutuhkan = Laju aliran massa prduk yang keluar sistem Cpe = Panas j enis prduk yang keluar sistim Tpe = Suhu keluar prduk = Suhu masuk prduk T pi M a = Laju aliran massa udara kering yang masuk sistim C a = Panas jenis udara kering pada tekanan knstan T ae = Suhu keluar udara. T ai = Suhu masuk udara ω ai = Kelembaban abslut udara masuk h ve = Entalpi uap air dari udara keluar = Entalpi uap air dari uadara masuk h vi M evap h li Q lss = Laju penguapan dalam sistim = Entalpi air dari prduk yang masuk = Kerugian panas pada dinding dan kebcran udara Untuk sistim ini kerugian panas yang mencapai 20% dari ttal energi yang digunakan dianggap sebagai kerugian yang signifikan dan menurunkan efisiensi sistim. Memanfaatkan udara buang untuk digunakan kembali sebagai fluida kerja dapat menurunkan ngks perasinal, tetapi akan menaikkan kelembaban dalam sistim sehingga laju penguapan akan turun dan prses pengeringan tidak sempurna. Perhitungan yang akurat dan teknik yang tepat dibutuhkan untuk mendapatkan prses pengeringan yang sempurna dengan biaya perasinal yang tidak tinggi. 12

Referensi : 1. Batty, J. Clair, Steven L. Flkman, Fd Engineering Fundamentals, Jhn Wiley & Sns, New Yrk, 1983. 2. Incrpera, Frank P., David P. Dewitt, Fundamental f Heat and Mass Transfer, Jhn Wiley & Sns, Singapre, 1981. 13