REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PURWIYANTO STAF AHLI MENTERI KEUANGAN BIDANG PENGELUARAN NEGARA DISAMPAIKAN PADA MUSRENBANG PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA, 3 APRIL 2017
OUTLINE KONDISI KALIMANTAN TIMUR Sosial, Ekonomi dan Layanan Publik KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2017 ARAH KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA Tahun 2018 STRATEGI OPTIMALISASI Pendapatan dan Pembiayaan Pembangunan di daerah 2
Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Layanan Publik (1) : Pertumbuhan, Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan seprovinsi Kalimantan Timur 5,7% 5,3% 5,1% 4,7% 10,5% 3,1% 10,7% 8,0% 10,2% 5,1% 9,3% 1,3% 5,1% 12,1% 5,8% 11,7% 8,3% 1,4% 4,8% 5,6% 0,0% 2,9% 1,3% Pertumbuhan PDRB 2015 2,6% 5,9% 7,5% Tingkat pengangguran 2015 8,8% 9,2% 1,9% 1,0% 7,3% 7,9 6,2% Tingkat Kemiskinan Daerah 2015 Source: BPS 3
Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Layanan Publik (2) : Gini Ratio, PDRB perkapita, dan Tingkat Kemiskinan Antardaerah PDRB perkapita Prov. Kalimantan Timur termasuk empat besar PDRB tertinggi di Indonesia, dengan Gini Ratio dan Tingkat Kemiskinan dibawah ratarata nasional. (1) (3) 0,32 32,9 (4) (2) 6 Ratarata Nasional: Tingkat Kemiskinan 10,7% Pendapatan perkapita Rp45,18 jt 4
Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Layanan Publik (3) : Ketimpangan Layanan Publik Antar Kab/Kota di Kalimantan Timur Masih terjadi ketimpangan layanan publik antardaerah di Kalimantan Timur Akses Air Minum Layak 352.9 PDRB per Kapita Persalinan dgn Tenaga Kesehatan 95,1% Kota Balikpapan 145.7 100% Kota Balikpapan & Kab. Mahakam Ulu 69,2% Kab. Paser 4% Kab. Mahakam Ulu Kota Bontang Kab. Penajam Paser Utara 48.1 Kab. Berau Juta Rupiah 79,8 Kab. Paser Akses Sanitasi Kota Bontang 89,9% Kab. Penajam Paser Utara 36% Indeks Pembangunan Manusia Partisipasi Sekolah hingga SMP Kab. Berau 88% Kab. Kutai Barat Sumber : BPS 20,7% 64,9 Kab. Majakam Ulu 71,8 Kab. Kutai Kartanegara 78,8 Kota Balikpapan Kab. Kutai Barat 79,4% 62,1% Kab. Mahakam Ulu SMP 5
Peningkatan kualitas perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai bukti penguatan Nawacita dan Desentralisasi Sebagai implementasi Nawacita ke 3: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka NKRI Total TKDD Belanja K/L 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0 2013 LKPP 513,3 573,7 623,1 710,9 764,9 582.9 577.2 732.1 677.6 763.6 0 20.8 46.7 513.3 573.7 602.3 664.2 704.9 2014 LKPP 2015 LKPP Dana Desa 2016 Realisasi 2017 APBN 6 60 Kebijakan dan Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagai salah satu instrument penting desentralisasi fiskal berperan strategis untuk: Perbaikan pelayanan dasar publik yang lebih berkualitas. Penurunan kesenjangan antar daerah. Pengentasan kemiskinan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat. Setiap Dana Transfer memiliki fungsi yang berbeda: DBH: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antara Pusat dan Daerah. DAU: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antardaerah. DAK FISIK: Mengatasi ketimpangan infrastruktur layanan publik. DAK Nonfisik: Mendukung operasionalisasi layanan publik. DID: memberikan reward utk daerah berkinerja baik. Dana Desa: untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa.
KEBIJAKAN DANA BAGI HASIL 2017 Perluasan Diskresi Penggunaan DBH DBH Cukai Hasil Tembakau (CHT) selain untuk mendanai: peningkatan kualitas bahan baku pembinaan industri pembinaan lingkungan sosial sosialisasi ketentuan di bidang cukai pemberantasan barang kena cukai ilegal. dapat juga digunakan untuk kegiatan lain sesuai prioritas & kebutuhan daerah dengan porsi 50%. DBH Kehutanan dari Dana Reboisasi, dapat digunakan untuk: pengelolaan taman hutan raya pencegahan & penanggulangan kebakaran hutan penataan batas kawasan pengawasan & perlindungan penanaman pohon pada daerah aliran sungai kritis, penanaman bambu pada kanan kiri sungai, dan pengadaan bangunan konservasi tanah & air pengembangan perbenihan penelitian dan pengembangan. 0,5% Tambahan DBH SDA Migas dapat digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah. 7
Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017 : Formula Alokasi DAU: Mengatasi Ketimpangan Fiskal antardaerah. Formula alokasi: selisih kebutuhan fiskal dikurangi kapasitas fiskal AD CF Memperhitungkan Belanja Gaji PNSD Memperhitungkan gaji PNSD yang akan dialihfungsikan ke Provinsi Prov AD = 40%, CF =60% Kab/Kota AD = 45%, CF =55% AD = Alokasi Dasar CF = Celah Fiskal Kbf = Kebutuhan Fiskal Kpf = Kapasitas Fiskal KbF Jumlah Penduduk Luas Wilayah PDRB per Kapita IPM IKK KpF PAD DBH Perhitungan Besaran DAU untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota PAGU DAU NASIONAL 26% X PDN NETO Bagian Provinsi Bagian Kab/Kota 10% 90% 8
Kebijakan Dana Alokasi Umum 2017 Pengalihan urusan pemerintahan. Beban pengalihan Rp15,4 T sudah ditampung dalam APBN 2017 Potensi tambahan beban pengalihan Rp3,6 T. Solusi: Penyesuaian porsi DAU dlm APBNP. Pagu DAU tidak final. Penyesuaian alokasi DAU pd APBNP dan APBDP Implikasi: Penyesuaian kontrak, penyesuaian belanja Solusi: fleksibilitas kontrak, cash planning Pengalihan urusan konkuren daerah > pusat. Pengalihan urusan konkuren butuh Rp3 T (belum termasuk BPKB dan Dikti kesehatan) Implikasi: 6 bulan pembayaran belanja pegawai telah dan akan menjadi beban APBD 2017. 6 bulan menjadi beban APBN (Rp1,5 T). Solusi: Rp 756 M diperhitungkan sbg pengurang DAU. Penggunaan Dana Transfer Umum (DBH + DAU), minimal 25% digunakan untuk belanja infrastruktur layanan dasar publik dan ekonomi untuk mendorong: pertumbuhan ekonomi; pengentasan kemiskinan; pengurangan pengangguran; dan pengurangan kesenjangan antardaerah. 9
450.0 400.0 350.0 300.0 250.0 200.0 150.0 100.0 50.0 0.0 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% Pelaksanaan DAK Fisik Tahun 2016 di Kalimantan Timur Miliar rupaih 385.2 347.0 90.1% 108.2 64.5 71.4 82.4 81.7 79.2 85.0 61.8 49.2 76.8 95.8% 68.9% 99.1% 96.9% 78.5% 74.4 65.1 87.6% 165.9 145.6 129.1 139.7 77.8% 96.0% 78.0 76.6 57.4 23.1 73.6% 30.2% 0.0% ALOKASI REALISASI Secara keseluruhan, realisasi DAK Fisik 2016 untuk wilayah Kalimantan Timur mencapai 83,8% dari pagu total Rp1,3 triliun. Daerah dengan realisasi terendah adalah Kab. Mahakam Ulu yang hanya mencapai 30,2%, sementara yang tertinggi adalah Kab. Kutai Barat mencapai 99,1%. 10
1400 1200 1000 800 600 400 200 0 92% 90% 88% 86% 84% 82% 80% 78% 76% 74% 72% Pelaksanaan DAK Fisik TA 2017 (1): Kebijakan dan Alokasi 89.5% Milyar 190 211 170 167 79.1% 260 224 86.2% 82.8% 232 192 583 516 88.5% 1331 1116 83.8% 1038 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Pagu Realisasi % Pada tahun 2017, alokasi DAK Fisik seprov. Kaltim sebesar Rp1,04 triliun. Mempertajam fokus bidang/sub bidang DAK Fisik untuk mendukung pencapaian prioritas nasional. Mengalokasikan DAK Fisik berdasarkan usulan daerah dan prioritas nasional. Memberikan afirmasi untuk daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi. Melakukan sinkronisasi rencana kegiatan dalam pengalokasian DAK: antar bidang/subbidang DAK, antardaerah, dan antara DAK dengan pendanaan selain DAK. dengan mengoptimalkan peran Provinsi. Mempercepat penetapan petunjuk teknis DAK dan pemberlakuan petunjuk teknis min 3 tahun yang ditetapkan dalam Perpres. 11
Kebijakan DAK Fisik 2017 (2): Perbaikan Mekanisme Penyaluran Berdasarkan Kinerja Penyerapan & Capaian Output 65% 12
Kebijakan DAK Fisik 2017 : Transisi Penyaluran Melalui KPPN Mulai 2017 JAN MINGGU 3 JAN MINGGU 34 FEB MINGGU 14 JAN MARET FEB MARET MARET APRIL PENYUSUNAN POKJA DJPK & DJPB PENYUSUNAN PROSES BISNIS PENYIAPAN REGULASI: REVISI PMK 187/2016 PENYUSUNAN SOP LINK PENYIAPAN PERANGKAT (APLIKASI) SOSIALISASI KEPADA SELURUH KPPN & PEMDA PENYALURAN TRIWULAN I 1. PELAKSANAAN PENYALURAN MELALUI KPPN DITARGETKAN MULAI BULAN APRIL 2017 (TRIWULAN 1) 2. PERLU MEMPERHITUNGKAN MASA TRANSISI: PERALIHAN KPA DARI DJPK KE DJPB PERALIHAN DIPA, PPSPM (Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar), DAN PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) 13
800.0 700.0 600.0 500.0 400.0 300.0 200.0 100.0 0.0 110.0% 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% Pelaksanaan DAK Nonfisik Tahun 2016 di Kalimantan Timur 100.0% 674.1 674.1 60.3% 282.6 57.8% 40.2% 83.9 64.0 48.5 25.7 57.3% 170.3 86.3 49.5 42.5% 2.4 1.0 57.5% 62.9% 84.6 48.6 61.3 38.5 132.6 60.3% 79.9 63.7% 183.9 59.1% 117.1 35.6 21.0 Alokasi Realisasi % Secara keseluruhan, realisasi DAK Nonfisik 2016 untuk wilayah Kalimantan Timur mencapai 75,3% dari pagu total Rp1,7 triliun atau sebesar Rp1,3 triliun. Daerah dengan realisasi terendah adalah Kab. Kutai Barat yang hanya mencapai 40,2%, sementara yang tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Timur mencapai 100%. 14
Pelaksanaan DAK Nonfisik 2017: Kebijakan dan Alokasi 697.5 46.3 798.4 23.1 DAK NONFISIK SE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 2017 Rp1,76 triliun 59.8 124.2 3.0 11.7 BOS BOP PAUD TPG TAMSIL TKG BOKB KOP & UKM ADMINDUK Pengalokasian DAK Nonfisik berdasarkan atas biaya satuan (unit cost) dikalikan jumlah kebutuhan berdasarkan data dari K/L teknis terkait Memberikan Tunjangan Khusus kepada Guru PNSD di desa sangat tertinggal untuk memberikan kompensasi atas kesulitan hidup dalam melaksanakan tugas. Mengalokasikan dana administrasi kependudukan yang ditujukan untuk mendukung penyelenggaraan program dan kegiatan administrasi kependudukan. 15
Kebijakan Dana Insentif Daerah 2017 Tujuan: memberikan penghargaan kepada daerah yang berkinerja baik pengelolaan kesehatan fiskal, keuangan daerah, pelayanan dasar publik serta ekonomi & kesejahteraan DIALOKASIKAN KEPADA PROVINSI KRITERIA UTAMA Opini BPK Penetapan Perda APBD tepat waktu. KABUPATEN BERDASARKAN KOTA KRITERIA KINERJA Kesehatan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah Pelayanan dasar publik; dan Ekonomi dan kesejahteraan. 16
Distribusi Dana Insentif Daerah 2017 17
Kebijakan Pengalokasian Dana Desa (1) : Formula Pengalokasian Dana Desa DIALOKASIKAN UNTUK 74.954 DESA Berdasarkan: jumlah penduduk desa, angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dan tingkat kesulitan geografis desa. CARA PENGHITUNGAN Proporsi dan bobot formula: 90% Alokasi Dasar (Pemerataan), 10% Berdasarkan variabel: jumlah penduduk desa (25%), angka kemiskinan desa (35%), luas wilayah desa (10%), dan tingkat kesulitan geografis desa (30%) PERTIMBANGAN memperhatikan aspek pemerataan dan keadilan rasio penerima Dana Desa terkecil dan terbesar adalah paling rendah, yakni 1:4 standar deviasi yang paling rendah. Prioritas Penggunaan membiayai pembangunan pemberdayaan masyarakat Prioritas Pelaksanaan Swakelola menggunakan tenaga kerja setempat, sehingga penghasilan dan peningkatan daya beli masyarakat desa terjaga, Kegiatan yang mendorong masyarakat produktif secara ekonomi 18 6,384.40 5,002.40 3,136.90 3,171.10 2,891.80 2228.9 205.7 115.2 255.8 2015 2016 2017 Dana Desa ADD Bagi Hasil PDRD Dana Desa SeProvinsi Kalimantan Timur 2015 2016 2017 Dana Desa* 2228,9 5.002,4 6.384,4 ADD* 2.891,8 3.136,9 3.171,1 Bagi Hasil PDRD* 205,7 115,2 255,8 Jumlah Desa 7.809 7.809 7.809 Ratarata tiap desa* 0,7 1,0 1,3
Perbaikan Mekanisme Penyaluran Dana Desa (2) Perbaikan mekanisme penyaluran diarahkan untuk meningkatkan efektifitas pemanfaatan dan akuntabilitas pelaksanaan Dana Desa, dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja penyerapan dan capaian output, serta memindahkan penyaluran melalui KPPN di daerah EXISTING PERUBAHAN Besaran Penyaluran RKUN ke RKUD Thp I 60 % Thp II 40 % RKUD ke RKUDES Thp I Thp II 60% 40% RKUN ke RKUD Thp I 60 % Thp II 40 % RKUD ke RKUDES Thp I Thp II 60% 40% Syarat: Perda APBD/APBDes Perkada Laporan realisasi & konsolidasi Minimal Penyaluran ke RKUDes Minimal Penyerapan Capaian Output 50% 50% 90% 75% 50% 75% 50% Waktu Penyaluran Maret Agus t 7 hari kerja setelah diterima di RKUD Agus Maret Tahap1 t paling lambat Juli 7 hari kerja setelah diterima di RKUD 19
PokokPokok Kebijakan TKDD Tahun 2018 KEBIJAKAN UMUM Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN dialokasikan sesuai money follows program untuk mendukung implementasi Nawacita ketiga. Penganggaran, pengalokasian, dan penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan anggaran & capaian output. Pagu DAU nasional tidak bersifat final, mengikuti perubahan PDN neto. Implikasi: perlu penyesuaian APBD Porsi gaji PNSD dalam penghitungan DAU semakin menurun secara gradual. Memperhitungkan beban pengalihan urusan antar tingkat pemerintahan. Minimal 25% DBH dan DAU digunakan untuk belanja infrastruktur layanan publik. Mengatasi kesenjangan ketersediaan layanan publik antardaerah. Pengalokasian DAK berbasis usulan dan kebutuhan daerah sesuai target output per bidang. Sinkronisasi DAK Fisik: antarprogram, antardaerah, dan antarsumber pendanaan. Jenis DAK Fisik: DAK Regular pemenuhan SPM urusan wajib layanan dasar, a.l. pendidikan, kesehatan, infrastruktur. DAK Penugasan lokus dan program prioritas sesuai prioritas nasional dalam RKP 2018, a.l. pendidikan vokasi, RS Rujukan, irigasi, dan air minum & sanitasi. DAK Afirmasi percepatan infrastruktur daerah perbatasan, kepulauan dan tertinggal, a.l. Transportasi, perumahan dan permukiman. Memberikan rewards kepada daerah berprestasi dalam kinerja: tata kelola keuangan daerah, a.l. eplanning, ebudgeting, dan eprocurement. pelayanan publik, a.l. penurunan gizi buruk dan PTSP. kesejahteraan, a.l. pengurangan kemiskinan dan pengangguran. 20
Kebijakan Umum DAK Fisik Tahun 2018 Penyempurnaan Jenis & Bidang DAK Fisik sesuai prinsip money follows program, berbasis proposal, serta sinkronisasi DAK dg belanja K/L. Pengalokasian DAK berbasis target output per bidang, kebutuhan daerah, dan kinerja penyerapan dana dan capaian output/outcome. Penguatan peran Propinsi dalam sinkronisasi usulan DAK Fisik daerah. Pelaksanaan penyaluran DAK Fisik melalui KPPN, dengan meningkatkan kualitas pelaporan output DAK Fisik (berbasis spatial) digunakan sebagai bahan informasi dalam pengambilan kebijakan (rewards and punishment pengalokasian DAK Fisik). 21
PokokPokok Kebijakan TKDD Tahun 2018 (2) Berbasis kebutuhan per bidang (sector based), untuk urusan wajib layanan dasar DAK REGULER 1. Pendidikan 2. Kesehatan dan KB 3. Jalan 4. Air Minum 5. Sanitasi 6. Perumahan dan Permukiman 7. Pasar 8. IKM 9. Pertanian 10. Kelautan dan Perikanan 11. Pariwisata Berbasis kewilayahan (area based), untuk Lokpri pada kategori daerah perbatasan, kepulauan dan tertinggal DAK AFIRMASI 1. Kesehatan (Puskesmas) 2. Perumahan dan Permukiman 3. Transportasi 4. Pendidikan 5. Air Minum 6. Sanitasi Berbasis program prioritas nasional (program based), sesuai Rencana Kerja Pemerintah tahun 2018 DAK PENUGASAN 1. Pendidikan (SMK) 2. Kesehatan (RS Rujukan dan RS Pratama) 3. Air Minum 4. Sanitasi 5. Jalan 6. Irigasi 7. Pasar 8. Energi Skala Kecil 9. Lingkungan Hidup dan Kehutanan 22
Arah Kebijakan DAK Nonfisik 2018 Pengalokasian berdasarkan kebutuhan riil dan kapasitas daerah Peningkatan kebijakan afirmasi terhadap daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (perbatasan) Peningkatan kualitas DAK Nonfisik melalui penerapan performance based dan pemantauan penggunaan DAK Nonfisik JENIS DAK FISIK 2018 a. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) b. Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD c. Tunjangan Profesi Guru PNSD d. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD e. Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah Khusus f. BOK dan BOKB g. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM & Ketenagakerjaan h. Bantuan Pelayanan Administrasi Kependudukan 26
Perbaikan Penganggaran Dana Desa ke Depan Penganggaran Dana Desa ditujukan untuk mengatasi kesenjangan dan kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa. Arahan Presiden : Alokasi dinaikkan 2 kali dibandingkan dengan tahun 2017. Janji kampanye : Alokasi untuk setiap Desa sesuai janji kampanye Rp.1,4 M tiap desa dengan tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara Meningkatkan anggaran Dana Desa hingga 10% dari dan di luar Dana Transfer ke Daerah untuk memenuhi amanat UU No.6 Tahun 2014 Menyempurnakan formula alokasi/distribusi Dana Desa dengan tetap memerhatikan aspek pemerataan & keadilan, untuk: Mempercepat pengentasan kemiskinan. Mengatasi kesenjangan penyediaan sarana & prasarana pelayanan publik antardesa. Memberikan afirmasi pada desa tertinggal dan sangat tertinggal, serta daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan. Penyempurnaan formula alokasi/distribusi Dana Desa dilakukan melalui: Penyesuaian bobot variabel dengan penekanan pada variabel jumlah penduduk miskin. Perubahan formulasi proporsi Alokasi dasar (AD) untuk pemerataan, dan Alokasi Formula (AF) berdasarkan variabel dalam UU No. 6 tahun 2014, untuk distribusi yang lebih berkeadilan. Kebijakan afirmasi dalam perhitungan Dana Desa kepada daerah sangat tertinggal dan tertinggal, serta memerhatikan aspek kewilayahan untuk mempercepat pembangunan desa di daerah terluar, terdepan, perbatasan, dan kepulauan. 24
Strategi Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Pajak daerah dan retribusi daerah belum optimal (ratarata 13,32% pada periode 2011 sd. 2015), APBD masih tergantung dari dana transfer. Peningkatan Basis Data Perpajakan Mendata ulang WP & objek pajak Meningkatkan koordinasi internal pemda antara lain dengan bagian penerbitan izin Memanfaatkan data pihak ketiga (BPN utk PBB) Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak Melakukan penilaian ulang atas dasar pengenaan disesuaikan dengan potensi dan kemampuan wajib pajak Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan Dibidang penilaian dan penagihan dpt dikerjasamakan dengan DJP dan DJKN. Strategi Optimalisasi Pajak Daerah Untuk Peningkatan PAD Sinergi Pemda dan DPRD dlm menetapkan Perda PDRD Untuk meningkatkan PAD tanpa menimbulkan distorsi terhdp Modernisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam pengelolaan basis data. Penggunaan Teknologi Informasi dalam pelayanan perpajakan, misalnya eskpd, epayment dan sejenisnya Membangun organisasi perpajakan daerah berdasarkan fungsi: pengelola data, pelayanan, penagihan, pemeriksaan, dan pengawasan. Menyusun SOP setiap pelayanan. Peningkatan SDM Menambah jumlah diklat utk ahli penilaian, penagihan, dan pemeriksaan. Menambah jumlah diklat terkait dengan praktik pemungutan perpajakan yang baik. Kerjasama kemitraan dengan pemda lain Dibidang pemeriksaan dapat yang dinilai sukses dalam pemungutan berkoordinasi dengan Polri, Kejaksaan, perpajakan. BPK, & BPKP perekonomian 25
Terima Kasih 26