BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Aspal merupakan bahan perkerasan untuk jalan raya. Tentu "penghuni" jurusan Teknik Sipil mengenalnya. Mari kita bahas bersama mengenai aspal.

kimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prasarana jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB.IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data analisis kandungan Resin, Wax dan Aspalten di dalam minyak mentah dapat dilihat pada Tabel 4.1.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN UJI PEMANASAN ASPAL

APAKAH LUMPUR DI SIDOARJO MENGANDUNG SENYAWA HIDROKARBON?

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 1 : , Maret 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dalam penunjang aktivitas di segala bidang. Berbagai aktivitas seperti

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN III SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. o Atom karbon mempunyai kemampuan membentuk rantai (ikatan yang panjang).

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pengolahan Minyak Bumi

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

II. TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK : Reaksi Pembuatan Alkena dengan Dehidrasi Alkohol

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

TKS 4406 Material Technology I

BAB VIII SENYAWA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Disusun Oleh :

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB VII KIMIA ORGANIK

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

GUGUS FUNGSI, TATA NAMA, SIFAT, DAN SINTESIS SEDERHANA SENYAWA HIDROKARBON

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN KARAKTERISTIK MEKANIS ASPAL YANG DITAMBAHKAN SULFUR SEBAGAI BAHAN TAMBAH

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

A. Sifat Fisik Kimia Produk

PEMBUATAN ETIL ASETAT MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI

INDUSTRI MINYAK BUMI

SIFAT SIFAT FISIK ASPAL

STUDI SIFAT-SIFAT REOLOGI ASPAL YANG DIMODIFIKASI LIMBAH TAS PLASTIK

Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (DASAR BIDANG KEAHLIAN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KUALITATIF SENYAWA ORGANIK dan SENYAWA ANORGANIK

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

Air adalah wahana kehidupan

Pengaruh Temperatur Terhadap Penetrasi Aspal Pertamina Dan Aspal Shell

Cara uji daktilitas aspal

BABII TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Addres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1

Bilamana beberapa fase berada bersama-sama, maka batas di antara fase-fase ini dinamakan antarmuka (interface).

PENGARUH PENGGUNAAN SURFAKTAN ALKILBENZEN SULFONAT DAN DIETANOLAMIDA DALAM PEMBUATAN ASPAL EMULSI SKRIPSI SIGIT SURYA ARBI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 RANCANGAN PENELITIAN

Pengantar Edisi Kedua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB IV BAHAN PO LIMER

Ubah Plastik Jadi Bahan Bakar

BAB 7 HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB 6 BAHAN POLYMER Part 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM KONSTRUKSI JALAN UJI PEMANASAN BAHAN BITUMEN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK FARMASI PERCOBAAN I PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKENA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK DASAR I SENTESIS BENZIL ALKOHOL DAN ASAM BENZOAT

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

Materi Penunjang Media Pembelajaran Kimia Organik SMA ALKANA

LKS HIDROKARBON. Nama : Kelas/No.Abs :

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal adalah material perekat berwarna coklat kehitam hitaman sampai hitam dengan unsur utama bitumen. Aspal merupakan senyawa yang kompleks, bahan utamanya disusun oleh hidrokarbon dan atom atom N, S, dan O dalam jumlah yang kecil. Dimana unsur unsur yang terkandung dalam bitumen adalah karbon (82-88%), hidrogen (8-11%), sulfur (0-6%), oksigen (0-1,5%), dan nitrogen (0-1%) (Nuryanto, 2008). Aspal dihasilkan dari minyak mentah yang dipilih melalui proses destilasi minyak bumi. Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 350 o C dibawah tekanan atmosfer untuk memisahkan fraksi fraksi ringan, seperti gasoline (bensin), kerosene (minyak tanah), dan gas (Wignall, 2003). Aspal sendiri memiliki beberapa kelemahan seperti mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen yang disebabkan tekanan terlalu berat melintas diatasnya, keretakan keretakan yang ditimbulkan oleh panas, juga kerusakan yang disebabkan karena kelembaban, ini semua terjadi pada campuran aspal (Brown, Rowlet, dan Boucher, 1990). Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan dari aspal tersebut adalah dengan menggunakan aspal yang dimodifikasi. Tujuan modifikasi aspal adalah untuk memperluas daya guna, meningkatkan kualitas dan memudahkan pemakaian. Modifikasi dapat dilakukan dengan penambahan material tertentu seperti karet,

polimer, resin, fiber dan lain lainnya. Disamping itu aspal dapat juga dibuat dalam bentuk emulsi dengan penambahan emulsifier (Daswiyanto, 1998). Aspal emulsi merupakan aspal yang didispersikan secara merata ke dalam air. Untuk dapat mendispersikan aspal yang bersifat non polar ke dalam air yang bersifat polar diperlukan bahan pengemulsi (emulsifier) yang molekulnya memiliki bagian polar dan non polar (Depertemen Pekerjaan Umum, 1991). Emulsifier atau sering juga disebut sebagai surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai struktur molekul yang terdiri dari gugus yang tidak suka pelarut (liofob) dan gugus yang suka dengan pelarut (liofil) (Rosen, 1978). Alkilbenzen sulfonat merupakan salah satu jenis surfaktan anionik dengan gugus alkil yang sangat bercabang. Bagian alkil senyawa ini disintesis dengan polimerisasi propilen dan dilekatkan pada cincin benzen dengan reaksi alkilasi Friedel Crafts. Kemudian dilakukan pengolahan dengan basa (Fessenden dan Fessenden, 1986). Dietanolamida adalah senyawa yang terdiri dari gugus amina dan dialkohol. Dialkohol menunjukkan adanya dua gugus hidroksil pada molekulnya. (Herawan, Nuryanto, dan Guritno, 1999). Dietanolamida termasuk dalam surfaktan non ionik yang memiliki kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan cairan atau antar permukaan dua cairan yang tidak saling bercampur. Aktifitas suatu surfaktan terjadi karena sifat ganda dari molekulnya, yang terdiri dari bagian hidrofilil dan lipofil (Gennaro, 1990). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tentang pemanfaatan surfaktan alkilbenzen sulfonat dan dietanolamida yang dicampurkan dengan air dan aspal untuk pembuatan aspal emulsi. Diharapkan dalam penelitian ini penggunaan surfaktan tersebut dapat meningkatkan sifat sifat fisik dari aspal emulsi yang dihasilkan.

1.2 Permasalahan Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Apakah alkilbenzen sulfonat dan dietanolamida dapat digunakan sebagai campuran dalam pembuatan aspal emulsi. 2. Berapa nilai viskositas dan persentase padatan dalam pembuatan aspal emulsi dengan menggunakan alkilbenzen sulfonat dan dietanolamida. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada: 1. Sampel yang digunakan yaitu aspal dengan tipe penetrasi 60/70. 2. Surfaktan yang digunakan adalah alkilbenzen sulfonat dan dietanolamida. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah diatas maka, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah alkilbenzen sulfonat dan dietanolamida dapat digunakan sebagai sufaktan dalam pembuatan aspal emulsi sehingga dapat mengikat agregat dengan baik. 2. Untuk mementukan nilai viskositas dan persentase padatan dalam pembuatan aspal emulsi dengan menggunakan surfaktan alkilbenzen sulfonat dan dietanolamida. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Sebagai informasi tambahan mengenai pemanfaatan surfaktan alkilbenzen sulfonat dan dietanolamida sebagai bahan tambahan dalam pembuatan aspal emulsi.

2. Sebagai solusi alternatif terhadap permasalahan pembangunan jalan lalu lintas agar kualitas aspal sebagai bahan dasar jalan raya lebih baik dan lebih tahan lama. 1.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium, dimana pada penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu: 1. Tahapan Preparasi Aspal. Pada tahapan ini, aspal dipreparasi untuk mendapatkan aspal yang bersih dari kotoran. 2. Tahapan Pembuatan Emulsi. Pada tahapan ini, surfaktan dicampurkan dengan air dalam variasi tertentu. 3. Tahapan Pembuatan Aspal Emulsi. Pada tahapan ini, aspal hasil preparasi dicampurkan dengan emulsi sedemikian rupa dengan variasi tertentu. 4. Tahapan Karakterisasi Aspal Emulsi. Pada tahapan ini, hasil pembuatan aspal emulsi perlu untuk dikarakterisasi yaitu dengan pengujian viskositas, pengujian persentase padatan, dan pengujian dengan FTIR. Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: - Variabel Bebas : Berat aspal (55g, 60g, 65g, 70g, dan 75g). Berat surfaktan alkilbenzen sulfonat (35g, 30g, 25g, 20g, dan 15g). Berat surfaktan dietanolamida (35g, 30g, 25g, 20g, dan 15g). - Variabel Tetap : Berat air (10g). - Variabel Terikat : Uji viskositas, Uji persentase padatan, Uji FTIR.

1.7 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Polimer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Analisis uji viskositas dilakukan di PT. Smart Tbk Belawan. Analisis FTIR dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi.