PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *)

PERKEMBANGAN UPAH BURUH

PERKEMBANGAN UPAH BURUH

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2014 SEBESAR 102,18

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL 2008 SEBESAR 135,16

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN JUNI 2013 SEBESAR 117,68

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2014 SEBESAR 103,40

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2014

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2013

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2014 SEBESAR 102,63

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN BERAS

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE APRIL 2017

Transkripsi:

No. 56 / IX / 1 Nopember 2006 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) Pada bulan Agustus 2006, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat 102,60 atau turun 0,53 persen dibanding NTP Juli 2006 yang mencapai 103,15. Hal ini disebabkan kenaikan Indeks harga yang diterima petani sebesar 0,04 persen, lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan Indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,58 persen. Dari 23 propinsi yang dilaporkan pada bulan Agustus 2006, 9 propinsi mengalami kenaikan, dan 14 propinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Propinsi Sumatera Selatan, yaitu sebesar 6,80 persen karena harga produsen kopi biji kering robusta naik 7,78 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Propinsi Riau yaitu sebesar 13,58 persen, karena harga karet getah tebal turun 17,89 persen. Pada Agustus 2006, terjadi inflasi di daerah perdesaan Indonesia sebesar 0,52 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena indeks harga sub kelompok makanan naik 0,55 persen, perumahan naik 0,38 persen, pakaian naik 0,69 persen, dan kelompok aneka barang dan jasa naik 0,51 persen. *) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. 1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan petani. Semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani. NTP cukup berfluktuasi selama periode Januari 1994 - Agustus 2006. Penurunan NTP umumnya terjadi ketika panen raya padi, namun naik kembali pada waktu sesudahnya. Kenaikan tajam NTP disebabkan karena harga komoditas ekspor hasil perkebunan rakyat naik drastis pada masa krisis. Perubahan kurs mata uang yang cepat Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 1

pada tahun 1998, membuat produk pertanian Indonesia sangat murah di luar negeri, namun naik tajam di dalam negeri. Petani, terutama sub sektor perkebunan rakyat, mendapatkan keuntungan dari krisis; namun tidak berlangsung lama. Harga barang/jasa untuk usaha pertanian cenderung meningkat setelah puncak krisis dilewati, akibatnya biaya produksi pertanian naik, sehingga NTP menurun kembali. Grafik 1. NTP Nasional Januari 1994 s.d Agustus 2006 (1993=100) 150 140 130 120 110 100 90 199401 199408 199503 199510 199605 199612 199707 199802 199809 199904 199911 200006 200101 200108 200203 200210 200305 200312 200407 200502 200509 200604 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 23 propinsi di Indonesia pada bulan Agustus 2006, NTP secara nasional turun 0,53 persen dibanding NTP Juli 2006, yaitu dari 103,15 menjadi 102,60. NTP Agustus 2006 naik 0,22 persen terhadap NTP Agustus 2005 (year-on-year). Hal ini disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Agustus 2006, secara nasional indeks harga yang diterima petani (IT) naik 0,04 persen dibandingkan dengan IT bulan Juli 2006, yaitu 2 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006

dari 568,14 menjadi 568,37. Subsektor Tanaman Bahan Makanan (TBM) naik 1,13 persen, dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) turun 2,73 persen. Bila NTP bulan Agustus 2006 dibandingkan bulan Juli 2006, tiga kelompok pada subsektor TBM yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok padi naik sebesar 2,64 persen, kelompok palawija naik sebesar 1,73 persen, dan kelompok buah-buahan naik sebesar 1,72 persen. Sebaliknya, kelompok sayur-sayuran turun sebesar 5,02 persen. Bila NTP bulan Agustus 2006 dibandingkan dengan bulan Agustus 2005 (year-onyear), indeks harga yang diterima petani naik 16,14 persen. Hal tersebut terutama disebabkan naiknya indeks harga komoditas tanaman perkebunan rakyat sebesar 18,73 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (IB) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Agustus 2006 secara nasional indeks harga yang dibayar petani naik 0,58 persen dibandingkan indeks bulan Juli 2006. Indeks konsumsi rumah tangga naik 0,52 persen, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian naik 0,71 persen. Naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga pada bulan Agustus 2006 dibandingkan dengan bulan Juli 2006, juga menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan, yang disebabkan keempat sub kelompok mengalami kenaikan. Sub kelompok makanan naik sebesar 0,55 persen, kelompok perumahan naik 0,38 persen, pakaian naik 0,69 persen, dan aneka barang dan jasa naik 0,51 persen. Pada bulan yang sama juga terjadi inflasi di daerah perkotaan sebesar 0,33 persen. Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal pertanian bulan Agustus 2006 naik 0,71 persen dibandingkan indeks bulan Juli 2006. Hal ini disebabkan naiknya indeks sub kelompok bibit, pupuk & sewa tenaga sebesar 0,72 persen, upah sebesar 0,71 persen, lainnya sebesar 0,27 persen, dan sub kelompok penambahan barang modal naik 0,69 persen. Bila dibandingkan keadaan bula n Agustus tahun 2005 (year-on-year), indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 15,88 persen. Hal tersebut disebabkan kenaikan seluruh sub kelompok konsumsi rumah tangga, terutama naiknya indeks harga sub kelompok perumahan yang mencapai 27,17 persen. Kenaikan indeks konsumsi rumah tangga atau inflasi perdesaan year-on-year sebesar 17,49 persen. Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 3

Tabel 1. Perubahan Nilai Tukar Petani Nasional Tahun 2005-2006 (1993=100) Persentase Perubahan Sektor, Kelompok dan Indeks Nasional Agt 2006 Agt 2006 Agt 2006 Sub Kelompok Tahun 2005 Tahun 2006 thd thd thd Agt Des Juli 1) Agt 2) Juli 2006 Des 2005 Agt 2005 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Indeks Harga yg Diterima Petani 489,39 517,10 568,14 568,37 0,04 9,92 16,14 1.1. Tanaman Bahan Makanan 482,06 508,32 549,88 556,08 1,13 9,40 15,36 1.1.1. Padi 469,73 489,55 543,99 558,36 2,64 14,06 18,87 1.1.2. Palawija 463,98 487,98 527,23 536,37 1,73 9,92 15,60 1.1.3. Sayur-sayuran 464,93 517,65 540,28 513,15-5,02-0,87 10,37 1.1.4. Buah-buahan 602,81 632,76 660,79 672,14 1,72 6,22 11,50 1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat 460,14 493,85 561,68 546,33-2,73 10,63 18,73 2. Indeks Harga yg Dibayar Petani 478,02 523,73 550,78 553,96 0,58 5,77 15,88 2.1.Konsumsi Rumahtangga 453,06 503,61 529,56 532,32 0,52 5,70 17,49 2.1.1. Makanan 452,35 495,07 523,71 526,59 0,55 6,37 16,41 2.1.2. Perumahan 432,38 522,51 547,78 549,86 0,38 5,24 27,17 2.1.3. Pakaian 464,20 488,04 508,67 512,20 0,69 4,95 10,34 2.1.4. Aneka Barang dan Jasa 480,04 515,95 534,30 537,03 0,51 4,09 11,87 2.2.Biaya Produksi & 544,95 577,78 608,72 613,04 0,71 6,10 12,50 Penambahan Barang Modal 2.2.1 Bibit, pupuk & sewa tenaga 478,40 507,15 527,33 531,11 0,72 4,72 11,02 2.2.2 Upah 640,16 680,49 731,68 736,88 0,71 8,29 15,11 2.2.3 Lainnya 302,94 305,05 313,84 314,68 0,27 3,16 3,88 2.2.4 Penambahan Barang Modal 359,12 374,50 389,80 392,48 0,69 4,80 9,29 3. Nilai Tukar Petani 102,38 98,73 103,15 102,60-0,53 3,92 0,22 1) 2) Persentase pelaporan data Propinsi Riau, Kalbar, Kalteng dan Sulut masih terlalu rendah. Persentase pelaporan data Propinsi Riau, Kalteng, dan Kaltim masih terlalu rendah. 4. Perbandingan Antar Propinsi Bila dibandingkan NTP bulan Agustus terhadap NTP bulan Juli 2006, dari 23 propinsi yang dilaporkan, 9 propinsi mengalami kenaikan dan 14 propinsi mengalami penurunan (Meskipun persentase pelaporan data dari Propinsi Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur masih terlalu rendah). Kenaikan tertinggi terjadi di Propinsi Sumatera Selatan yaitu 6,80 persen karena harga produsen kopi biji kering robusta naik 7,78 persen, sedangkan penurunan terbesar terjadi di Propinsi Riau yaitu sebesar 13,58 persen karena harga produsen karet getah tebal turun 17,89 persen. a. Perbandingan antar propinsi di Pulau Sumatera Dari 8 propinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei hingga Agustus 2006, Propinsi Sumatera Selatan mengalami kenaikan terbesar yaitu sebesar 6,80 4 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006

persen, sedangkan NTP Propinsi Riau mengalami penurunan terbesar yaitu 13,58 persen. b. Perbandingan antar propinsi di Pulau Jawa Pada Agustus 2006, hanya Propinsi Jawa Barat yang mengalami kenaikan yaitu sebesar 2,20 persen. Tiga Propinsi lainnya mengalami penurunan yaitu: Jawa Tengah turun 0,45 persen, dan DI Yogyakarta turun 1,79 persen, dan Jawa Timur turun 4,56 persen. c. Perbandingan antar propinsi di luar Pulau Sumatera dan Jawa Dari sebelas propinsi di luar Pulau Jawa dan Sumatera yang melaporkan hasil survei hingga Agustus 2006, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Propinsi Kalimantan Barat yaitu 4,18 persen dan penurunan terbesar terjadi di Propinsi Sulawesi Utara yaitu 9,08 persen. Tabel 2. Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) Juli - Agustus 2006 (1993=100) Juli 2006 1) Agustus 2006 Perubahan (%) PROPINSI NTP Ranking NTP Ranking kl(4) & kl(2) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Kalimantan Barat 191,36 1 199,35 1 4,18 Sulawesi Tenggara 145,91 2 148,17 2 1,55 Sumatera Selatan 131,41 4 140,35 3 6,80 Sulawesi Utara 145,21 3 132,03 4-9,08 Jambi 122,56 6 128,40 5 4,76 D.I Yogyakarta 126,71 5 124,44 6-1,79 Jawa Barat 115,02 8 117,55 7 2,20 Bali 115,32 7 114,93 8-0,34 Lampung 105,41 11 107,18 9 1,69 Nusa Tenggara Timur 107,24 9 105,14 10-1,96 Bengkulu 106,92 10 104,51 11-2,25 Nasional 103,15 102,60-0,53 Sulawesi Selatan 100,21 12 102,50 12 2,28 Nanggroe Aceh D 97,42 14 98,38 13 0,99 Jawa Tengah 97,32 15 96,88 14-0,45 Sulawesi Tengah 97,75 13 96,54 15-1,24 Kalimantan Selatan 92,81 19 93,24 16 0,47 Jawa Timur 96,58 16 92,17 17-4,56 Sumatera Utara 94,17 18 90,65 18-3,74 Kalimantan Tengah 92,24 20 85,10 19-7,74 Riau 94,91 17 82,02 20-13,58 Kalimantan Timur 81,86 21 80,27 21-1,95 Sumatera Barat 74,89 22 74,34 22-0,74 Nusa Tenggara Barat 47,50 23 46,42 23-2,27 2) 1) Persentase pelaporan data Propinsi Riau, Jambi, Kalbar, Sulut dan Sulteng masih terlalu rendah. Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 5

2) Persentase pelaporan data Propinsi Riau, Kalteng dan Kaltim masih terlalu rendah. B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN OKTOBER 2006 Berdasarkan observasi sebanyak 602 transaksi gabah di 18 propinsi pada Oktober 2006, rata-rata harga gabah di tingkat petani dibandingkan bulan September 2006 untuk semua kualitas mengalami kenaikan. Harga gabah kualitas Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 1,00 persen; Gabah Kering Panen (GKP) naik sebesar 0,58 persen; dan Gabah kualitas Rendah naik 1,83 persen. Rata-rata harga gabah di tingkat penggilingan baik kualitas GKG maupun GKP berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Persentase observasi harga gabah di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP naik dibanding bulan lalu, yaitu dari 0,14 persen pada September 2006 menjadi 0,35 persen pada Oktober 2006. Persentase observasi gabah berkualitas rendah turun, yaitu dari 9,45 persen pada September 2006 menjadi 5,81 persen pada Oktober 2006. Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 1.629,-/kg dijumpai di Kab. Gianyar, Propinsi Bali dengan kualitas GKP. Harga tertinggi sebesar Rp 2.950,-/kg dijumpai di Kab. Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah dengan kualitas GKP. Pada bulan Oktober 2006, survei harga produsen gabah yang masuk berasal dari 602 observasi di 18 propinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Observasi dilakukan terhadap kelompok kualitas yaitu: GKG sebanyak 29 observasi (4,82 %), GKP sebanyak 538 observasi (89,37 %) dan gabah kualitas rendah sebanyak 35 observasi (5,81 %). Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. 1. Kasus Harga Di bawah HPP dan Kualitas Rendah Dari 567 (602-35) observasi di 18 propinsi hanya terdapat 2 observasi (0,35 %) kasus harga di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP, yaitu hanya terdapat di propinsi Bali. 6 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006

Kasus untuk gabah kualitas rendah sebanyak 35 observasi (5,81 %), ditemukan di 4 propinsi yaitu Jabar, Jateng, Jatim, dan Kaltim. Tabel 3: Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Menurut Kelompok Kualitas Oktober 2006 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp./kg) ( % ) Terendah Tertinggi Ratarata Ratarata Harga Tingkat Penggi lingan (Rp/kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp/kg) Selisih Harga kol (6) Terhadap kol (7) (Rp/Kg) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) G K G 29 (4,82 %) 2 200,00 (Hulu Sei Utara; Kalsel) 2 672,00 (Minahasa; Sulut) 2 414,69 2 461,41 2 250 211,41 9,40 G K P 538 (89,37 %) 1 629,00 (Gianyar; Bali) 2 950,00 (Kapuas; Kalteng) 2 099,18 2 148,48 1 730 418,48 24,19 Gabah Kualitas Rendah 35 (5,81 %) Total 602 (100,00) 1 700,00 (Sukabumi; Jabar) 2 186,00 (Sragen; Jateng) 1 871,60 1 937,14 ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- --- --- --- Keterangan: GKG: kadar air?14 % dan kadar lain? 3 %. GKP: kadar air (14,01-25%) dan kadar lain (3,01-15%). Di luar kualitas: kadar air > 25 % atau kadar lain > 15%. * HPP di tingkat penggilingan berdasarkan INPRES NOMOR 13 TAHUN 2005 tgl. 10 Oktober 2005 diberlakukan mulai Januari 2006 Tabel 4: Persentase Observasi Gabah di Bawah HPP Menurut Kualitas Oktober 2006 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi Harga Tingkat Penggilingan Di Bawah HPP Sama Dengan HPP (1) (2) (3) (4) G K G 29 --- --- G K P 538 2 (0,37 %) --- Semua Kua litas 567 2 (0,35 %) --- Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 7

Kualitas Rendah 2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu 35 Pada bulan Oktober 2006, dari 602 observasi diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp 1.629,-/kg, dan di tingkat penggilingan sebesar Rp. 1.649,-/kg, dijumpai di Propinsi Bali, Kab. Gianyar, Kec. Gianyar, kualitas Gabah Kering Panen (GKP). Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp 2.950,-/kg, dan di tingkat penggilingan sebesar Rp. 3.000,-/kg, dijumpai di Propinsi Kalimantan Tengah, Kab. Kapuas, Kec. Kapuas Timur, kualitas Gabah Kering Panen (GKP). Untuk rata-rata komponen mutu yang terdiri dari kadar air dan kadar lain, yaitu: untuk kualitas GKG kadar airnya sebesar 13,18 persen dan kadar lainnya sebesar 2,69 persen, GKP kadar airnya sebesar 18,67 persen dan kadar lainnya sebesar 6,74 persen, sedangkan untuk gabah kualitas rendah kadar airnya sebesar 26,42 persen dan kadar lainnya sebesar 12,80 persen. Tabel 5: Rata-rata Komponen Mutu Kualitas Gabah yang Dijual Petani Menurut Kelompok Kualitas Gabah Oktober 2006 Rata-rata Komponen Mutu (%) Kelompok Kualitas Kadar Air Kadar Lain G K G G K P Kualitas Rendah 13,18 18,67 26,42 2,69 6,74 12,80 Tabel 6: Persentase Observasi Harga Gabah Di Tingkat Penggilingan di Bawah HPP dan Gabah Kualitas Rendah Januari Oktober 2006 Rincian Di Tingkat Penggilingan (%) 2006 Jan. Peb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agst. Sept. Okt. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Obs. Di bawah HPP Obs. Gabah Kualitas Rendah 7,75 5,39 31,73 25,00 11,82 4,60 1,95 1,22 0,14 0,35 7,81 22,75 28,65 24,75 13,42 12,38 8,72 6,35 9,45 5,81 8 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006

Tabel 7: Rata-rata Harga Gabah Menurut Kualitas Agustus Oktober 2006 Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Kualitas Agst. Sept. Okt. % Perub. kol (4) thd (3) Tingkat Petani (Rp/Kg) Agst. Sept. Okt. % Perub. kol (8) thd (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) a. G K G b. G K P c. Kualitas Rendah 2 394,42 2 163,31 2 040,33 2 433,20 2 134,07 1 898,49 2 461,41 2 148,48 1 937,14 1,16 0,68 2,04 2 356,08 2 113,49 1 989,31 2 390,87 2 087,10 1 837,88 2 414,69 2 099,18 1 871,60 1,00 0,58 1,83 Grafik 2: Rata-rata Harga Gabah Di Tingkat Penggilingan Di Indonesia (Nopember 2005 Oktober 2006) Harga Rata-rata (RP/kg) 2600 2500 2400 2300 2200 2100 2000 1900 1800 1700 1600 1500 1400 1300 GKG GKP Di luar Kualitas HPP GKG HPP GKP 1200 Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Bulan Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 9

C. PERKEMBANGAN UPAH BURUH Upah nominal harian buruh tani pada bulan Agustus 2006 naik sebesar 0,81 persen dibanding upah bulan Juli 2006, yaitu dari Rp 13.716,- menjadi Rp 13.827,-, secara riil juga mengalami kenaikan 0,35 persen *). Dibanding upah Agustus 2005 (year on year) upah nominal naik 14,84 persen. Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada bulan Oktober 2006 naik 0,29 persen dibanding upah bulan September 2006, yaitu dari Rp 34.532,- menjadi Rp 34.631,-, namun secara riil turun sebesar 0,56 persen *). Dibanding upah Oktober 2005 (year on year), upah nominal naik 7,78 persen. Upah nominal bulanan buruh industri pada triwulan II 2006 naik sebesar 8,42 persen dibanding upah triwulan I 2006 yaitu dari Rp 970.050,- menjadi Rp 1.051.707,-, secara riil juga naik 7,49 persen *). Dibanding upah triwulan II 2005 (year on year), upah nominal naik 15,37 persen. *) Perubahan upah riil menggambarkan perubahan daya beli dari pendapatan yang diterima buruh seperti: buruh tani, buruh informal perkotaan, buruh industri yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Semakin tinggi upah riil maka semakin tinggi daya beli upah buruh, dan sebaliknya. 1. Perkembangan Upah Buruh Pertanian. Secara nasional, pada bulan Agustus 2006 rata-rata upah nominal buruh tani mengalami peningkatan sebesar 0,81 persen dibanding upah bulan Juli 2006 yaitu dari Rp 13.716,- menjadi Rp 13.827,-. Jika dibanding Agustus 2005 (year on year) upah nominal tersebut mengalami kenaikan sebesar 14,84 persen. dibanding bulan Juli 2006 sebesar 0,35 persen. Secara riil, upah mengalami peningkatan Rata-rata upah nominal buruh tani di Pulau Jawa pada bulan Agustus 2006 mengalami kenaikan sebesar 0,86 persen dibanding upah bulan sebelumnya, yaitu dari Rp 12.295,- menjadi Rp 12.401,-. Jika dibandingkan dengan rata-rata upah nominal Agustus 2005 (year on year), terjadi kenaikan sebesar 15,20 persen. Secara riil, upah mengalami peningkatan dibanding bulan Juli 2006 sebesar 0,47 persen. Untuk Luar Jawa, rata-rata upah nominal buruh tani pada bulan Agustus 2006 naik sebesar 0,73 persen dibanding upah bulan sebelumnya yaitu dari Rp 16.225,- menjadi Rp 10 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006

16.344,-. Jika dibanding Agustus 2005 (year on year) terjadi kenaikan upah sebesar 14,35 persen. Secara riil, upah mengalami peningkatan dibanding bulan Juli 2006 sebesar 0,21 persen. 2. Perkembangan Upah Buruh Informal Perkotaan 2.1. Upah Buruh Bangunan (konstruksi) Per Hari Secara nominal, rata-rata upah bulan Oktober 2006 dibanding September 2006 mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen yaitu dari Rp 34.532,- menjadi Rp 34.631,-, sedangkan dibanding Oktober 2005, upah nominal naik sebesar 7,78 persen. Secara riil, upah Oktober 2006 dibanding dengan September 2006 mengalami penurunan sebesar 0,56 persen yaitu dari Rp 9.248,- menjadi Rp 9.196,-. Jika dibanding Oktober 2005, upah riil naik sebesar 1,42 persen. 2.2. Upah Buruh Potong Ram but Wanita Per Kepala Secara nominal, rata-rata upah bulan Oktober 2006 dibanding September 2006 mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen yaitu dari Rp 7.768,- menjadi Rp 7.798,- sedangkan dibanding dengan Oktober 2005, upah nominal naik sebesar 5,01 persen. Secara riil, upah bulan Oktober 2006 dibanding September 2006 mengalami penurunan sebesar 0,48 persen yaitu dari Rp 2.080,- menjadi Rp 2.070,-. Jika dibanding Oktober 2005, upah riil turun sebesar 1,24 persen. 2.3. Upah Buruh Pembantu Rumah tangga PerBulan Secara nominal, rata-rata upah bulan Oktober 2006 dibanding September 2006 naik sebesar 0,23 persen yaitu dari Rp 163.234,- menjadi Rp 163.603,-. Jika dibandingkan dengan upah Oktober 2005, upah nominal naik sebesar 5,11 persen. Secara riil, upah bulan Oktober 2006 dibanding September 2006 mengalami penurunan sebesar 0,62 persen yaitu dari Rp 43.714,- menjadi Rp 43.441,-. Jika dibanding Oktober 2005, upah riil turun sebesar 1,10 persen. 3. Perkembangan Upah Buruh Industri Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah buruh industri pada triwulan II 2006 naik sebesar 8,42 persen dibanding triwulan I 2006 yaitu dari Rp 970.050,- menjadi Rp 1.051.707,-. Jika dibanding triwulan II 2005, upah nominal naik sebesar 15,37 persen. Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 11

Secara riil, upah buruh industri pada triwulan II 2006 naik sebesar 7,49 persen dibanding triwulan I 2006 yaitu dari Rp 265.012,- menjadi Rp 284.861,-. Bila dibandingkan dengan triwulan II 2005, upah riil turun sebesar 0,14 persen. 3.1. Upah Buruh Industri Rokok Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah buruh industri rokok pada triwulan II 2006 turun sebesar 18,60 persen dibanding triwulan I 2006 yaitu dari Rp 694.142,- menjadi Rp 565.017,-. Jika dibanding triwulan II 2005, upah nominal turun sebesar 10,62 persen. Secara riil, upah buruh industri rokok pada triwulan II 2006 turun sebesar 19,30 persen dibanding triwulan I 2006 yaitu dari Rp 189.635,- menjadi Rp 153.038,-. Bila dibandingkan dengan triwulan II 2005, upah riil turun sebesar 22,64 persen. 3.2. Upah Buruh Pakaian Jadi Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah buruh industri pakaian jadi pada triwulan II 2006 turun sebesar 4,37 persen dibanding triwulan I 2006 yaitu dari Rp 937.421,- menjadi Rp 896.461,-. Jika dibandingkan dengan triwulan II 2006, rata-rata upah nominal tersebut naik sebesar 0,99 persen. Secara riil, rata-rata upah buruh industri pakaian jadi pada triwulan II 2006 turun sebesar 5,19 persen dibanding triwulan I 2006 yaitu dari Rp 256.098,- menjadi Rp 242.812,-. Jika dibandingkan dengan triwulan II 2005, terjadi penurunan rata-rata upah riil sebesar 12,58 persen. 3.3. Upah Buruh Batu Bata, Ubin Per Bulan Secara nominal, rata-rata upah buruh batu bata, ubin pada triwulan II 2006 dibanding triwulan I 2006 naik sebesar 13,76 persen yaitu dari Rp 445.516,- menjadi Rp 506.811,-. Apabila dibandingkan dengan triwulan II 2005, upah nominal naik sebesar 27,69 persen. Secara riil, rata-rata upah buruh batu bata, ubin pada triwulan II 2006 naik sebesar 12,78 persen dibanding triwulan I 2006 yaitu dari Rp 121.713,- menjadi Rp 137.273,-. Jika dibandingkan dengan triwulan II 2005, rata-rata upah riil buruh batu bata naik sebesar 10,52 persen. 12 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006

Tabel 8. Ringkasan Upah Buruh Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 13

Ringkasan Upah Buruh (Rupiah) Tani Per Hari Tahun 2005 Tahun 2006 Persentase Perubahan Rincian Jenis Agst`06 Agst`06 Agst`06 Upah Agustus Desember Juli Agustus thd thd thd Juli`06 Des'05 Agst'05 Nasional Upah Nominal 12.040 12.827 13.716 13.827 0,81 7,80 14,84 Upah Riil 2.632 2.520 2.558 2.567 0,35 1,87-2,47 Jawa Upah Nominal 10.765 11.443 12.295 12.401 0,86 8,37 15,20 Upah Riil 2.425 2.306 2.364 2.375 0,47 2,99-2,06 Luar Jawa Upah Nominal 14.293 15.272 16.225 16.344 0,73 7,02 14,35 Upah Riil 2.996 2.898 2.899 2.905 0,21 0,24-3,04 Ringkasan Upah Buruh (Rupiah) Informal Perkotaan Per Hari/Bulan Jenis Tahun 2005 Tahun 2006 Persentase Perubahan Rincian Okt`06 Okt`06 Okt`06 Upah Oktober Desember September Oktober thd thd thd Sept'06 Des'05 Okt'05 Bangunan per hari Upah Nominal 32.130 33.149 34.532 34.631 0,29 4,47 7,78 Upah Riil 9.067 9.238 9.248 9.196-0,56-0,45 1,42 Potong rambut wanita Upah Nominal 7.426 7.500 7.768 7.798 0,39 3,97 5,01 per kepala Upah Riil 2.096 2.090 2.080 2.070-0,48-0,96-1,24 Pembantu Rumahtangga Upah Nominal 155.648 156.663 163.234 163.603 0,23 4,43 5,11 per bulan Upah Riil 43.925 43.659 43.714 43.441-0,62-0,50-1,10 Ringkasan Upah Buruh (Rupiah) Industri Per Bulan Jenis Tahun 2005 Tahun 2006 Persentase Perubahan Rincian TW II '06 TW II '06 TW II '06 Upah TW II TW IV *) TW I **) TW II **) thd thd thd TW I '06 TW IV '05 TW II '05 Industri (total) Upah Nominal 911.603 951.524 970.050 1.051.707 8,42 10,53 15,37 Upah Riil 285.259 265.093 265.012 284.861 7,49 7,46-0,14 Industri rokok Upah Nominal 632.170 722.915 694.142 565.017-18,60-21,84-10,62 Upah Riil 197.819 201.403 189.635 153.038-19,30-24,01-22,64 Industri pakaian jadi Upah Nominal 887.636 831.124 937.421 896.461-4,37 7,86 0,99 Upah Riil 277.759 231.550 256.098 242.812-5,19 4,86-12,58 Industri batu bata, ubin Upah Nominal 396.921 422.834 445.516 506.811 13,76 19,86 27,69 Upah Riil 124.205 117.801 121.713 137.273 12,78 16,53 10,52 Catatan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara 14 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006

Grafik 3. Ringkasan Indeks Upah Riil (Jan '96 atau Q1 '96 = 100) 180 160 140 Indeks 120 100 80 60 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Upah Buruh Bangunan Upah Buruh Tani Upah Buruh Industri Grafik 4. Indeks Upah Riil Buruh Informal Perkotaan (Januari '96 = 100) 130 110 Indeks 90 70 50 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 BuruhBangunan Upah Gunting Rambut Wanita Upah Pemb. RT Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006 15

Gambar 5. Rata-rata Upah Riil (Rp. 000) Buruh Industri Rokok, Pakaian Jadi dan Batu Bata, Ubin Serta Total Industri 300 250 Rupiah (000) 200 150 100 50 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Industri rokok (riil) Industr pakaian jadi (riil) Indutri batu bata, ubin (riil) Total Industri (riil) 16 Berita Resmi Statistik No.56 / IX / 1Nopember 2006