PEMBELAJARAN MANAJEMEN KINERJA. Manajemen Kinerja Pertemuan ke-13

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

PANDUAN KERJA 1 IMPLEMENTASI PROGRAM INDUKSI BAGI KEPALA SEKOLAH

Artikel : Lima Hal yang Diperlukan dalam Sebuah Program Pelatihan 0

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

BENTUK ORGANISASI USAHA

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design)

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

BAB I. PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan akan sangat ditentukan oleh kinerja karyawan. Dalam

Adhyatman Prabowo, M.Psi

MANAJEMEN KINERJA. Paradigma Baru Dalam Memanajemeni. Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU

1. Menetapkan rencana kinerja tim

Teknik Presentasi Informasi, meliputi ceramah/kuliah, konferensi/diskusi, media audiovisual, pembelajaran jarak jauh/kursus korespondensi, internet

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Moda Tatap Muka dan Moda Daring Waktu: 2 JP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

4/24/2014 PELIBATAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN KONSEP PPK

Subsistem Manajemen Tenaga Kerja

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Program Online Training With Expert Personal Coach

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

Penilaian Kinerja. Levinson mendefinisikan kinerja dan beberapa istilah lain yang terkait berikut ini.

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

Modul PIGP bagi Kepala Sekolah/Madrasah

METODE DAN JENIS PELATIHAN

KINERJA, PERAN MANAJEMEN KINERJA DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI DAN PERFORMANCE KERJA, DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN KINERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. cara. Agar dapat mencapai tujuannya diperlukan pengelolaan faktor-faktor produksi

1. Merencanakan hasil pencapaian tim. 2. Mengembangkan tim yang kompak. 3. Berpartisipasi dalam fasilitasi kerja tim

yang dihadapi saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. i. Memberikan tugas kepada peserta didik dalam bentuk laporan kegiatan sekaligus

TRAINING NEED ANALYSIS

Manajemen Kinerja dan Kompensasi

SUSUNAN KEPEGAWAIAN INTERNAL DAN KARIR

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bambang Purwoko & Amirudin METODE DALAM PENGUATAN KAPASITAS

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP

MODUL KETRAMPILAN KOMUNIKASI INTER-PROFESI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembentukan tim dalam perusahaan merupakan salah satu proses

BAB II LANDASAN TEORI

LATAR BELAKANG Ketika karyawan baru dipekerjakan, mereka tidak mungkin mampu beradaptasi dgn pekerjaan secara sempurna meskipun mereka lolos seleksi y

MANAJEMEN OPERASIONAL

Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL)

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

BAB IV ANALISIS PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MANAJER DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD DI KB TK ISLAM MASJID AL AZHAR PERMATA PURI NGALIYAN SEMARANG

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bagian ini dibahas hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dari jawaban

Judul Unit : MenetapkanEfektivitas Hubungan di TempatKerja

oleh : Maria Nunik Andina L

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dampingan, menganalisis seluruh data baik dari dampingan, dan kepala sekolah

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tersedia. Manajemen sumber daya manusia secara sederhana dapat diartikan. daya manusia secara optimal dalam suatu organisasi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1

MODUL 9 PENYUSUNAN RENCANA TINDAK; PEMBERDAYAAN KOPERASI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH. Dosen : M. Tasrifin,SH,MH,MM.

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

Bab 4 PROSES SELEKSI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA BERKELOMPOK

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

Career Management.

BUKU MANUAL. Sistem Informasi Kebutuhan Pelatihan (SIBULAT) Badan Pengembangan & Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK)

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha yang semakin ketat dewasa ini menuntut

Apabila mahasiswa bisa memberikan usulan perbaikan atau penyelesaian masalah, maka itu merupakan nilai tambah, namun bukan suatu keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan

Nama : Dedi Priyatno Nim : Prodi : Sistem Informasi (Kls 22)

Gambar 6 Hasil Skala Perilaku Account Officer

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (MSDM) yang penting. Ketika permintaan pekerjaan berubah, kemampuan

14FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SDN. PETEMON Kelas / Semester : IV / I Tema : (3) Peduli Terhadap Makhluk Hidup Sub Tema :

BAB V IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENJAS

RENCANA KERJA TINDAK LANJUT (RKTL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA

2016 PENERAPAN PENDEKATAN CONFERENCING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENILAIAN KARYAWAN. Oleh : Hendriadi De Keizer Priatna Kusuma Andri Ismail Imas Siti M. Durahim. Classified - Restricted

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab 9: PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN. Hak cipta 2005 South-Western. Semua hak dilindungi undangundang.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. : Dasar Kompetensi Kejuruan Administrasi Kelas/ Semester Materi Pokok/Tema/Topik : Administrasi Keuangan

BAHAN PERTEMUAN DAN KUIZ MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (MSDM) STRATEGIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data kualitatif dan

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI PUSKESMAS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kepempinan Transaksional (X1), Kepemimpinan Transformasional (X2) dan

PENGURUS. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi pengurus koperasi ditetapkan dalam anggaran dasar koperasi yang bersangkutan.

Transkripsi:

PEMBELAJARAN MANAJEMEN KINERJA 1 Manajemen Kinerja Pertemuan ke-13

Sub Pokok Bahasan Pertemuan ke-13 2 Dasar pemikiran manajemen kinerja Kontribusi manajemen kinerja Pembelajaran manajemen kinerja formal Pembelajaran manajemen kinerja non formal

Pembelajaran Manajemen Kinerja 3 Pelaksanaan manajemen kinerja yang berhasil dalam organisasi harus melibatkan para individu dan manajer untuk memahami : a) Bagaimana manajemen kinerja dilaksanakan b) Pentingnya manajemen kinerja c) Pengembangan keahlian dan ketrampilan yang diperlukn oleh karyawan dan manajer Tujuan prgram pembelajaran manajemen kinerja adalah: a) Menjelaskan kepada individu dan manajer mengenai dasar pemikiran terhadap proses pembelajaran manajemen kinerja dimana mereka terlibat. Proses tersebut mencakup factor-faktor penentu keunggulan bisnis yang mengharuskan suatu organisasi untuk mengenalkan manajemen kinerja dan diskripsi proses-prosesnya. b) Menguraikan kontribusi manajemen kinerja: mengapa pembelajaraan manajemen kinerja menjadi penting; bagaimana cara penyusunannya dan manfaat bagi pegawai dan organisasinya c) Mengembangkan keahlian dan ketrampilan pegawai yang harus digunakan dalam organisasi

A. Dasar Pemikiran Manajemen Kinerja 4 a) Manajemen kinerja dianggap berkaitan dengan: q Kelalaian (itu bukan urusan saya), q Kecurigaan (buang-buang waktu saja), qkesinisan (kami sudah tahu itu semua) atau permusuhan (itu tidak akan berhasil). Reaksi-reaksi yang negative ini harus diselesaikan melalui kepemimpinan dari puncak, komunikasi (secara lesan, penggunaan intranet, dan brosur), pelatihan, pembimbingan dan pengarahan. b) Pengembangan high-performance culture. Manajemen puncak harus mendemonstrasikan manajemen kinerja akan meningkatkan efektivitas organisasi dan kinerja secara menyeluruh. c) Manajemen kinerja harus dikelola dalam organisasi dan diperlakukan sebagai core value

B. Kontribusi Penjelasan manajemen kinerja kepada manajer dan individu harus menekankan pada: 5 a) Kebutuhan partnership dan dialog. Bagi manajer dan ketua tim, Penekanan terhadap penjelasan manajemen kinerja adalah bahwa mereka membantu, membimbing dan memberikan pendampinga, bukan memutuskan. Bagi individu, penjelasan harus ditekankan kepada bagaimana mereka memperoleh manfaat dari self assesment dan bagian peran yang dapat mereka mainkan untuk mengembangkan keahliannya. b) Pertukaran informasi (umpan balik) yang terbuka dan jujur c) Manajer dan individu secara bersama sama melibatkan diri dalam pelaksanaan manajemen kinerja untuk dapat memperoleh manfaat bagi mereka Manajemen kinerja bukan merupakan kegiatan yang mudah. Hal ini memerlukan pihak-pihak yang terlibat dengan keahlian yang tinggi dan keahlian tersebut menjadi faktor yang belum dikembangan atau dipraktikkan dalam organisasi.

Tidak semua manajer dan individu bersedia untuk menerima umpan balik, jika mereka belum pernah melakukan sebelumnya. 6 a) Menerima, merespon dan bereaksi terhadap umpan balik merupakan keahlian yang tidak lasim yang tidak berbeda bagi banyak orang. b) Kesepakatan terhadap diskripsi peran, tujuan dan persyaratan kemampuan, aplikasi ukuran kinerja dan metode analisis serta penggunaan hasil evaluasi juga menjadi kesepakatan yang aneh. c) Konsep perencanaan pengembangan personal dan pembelajaran diri sendiri menjadi sesuatu yang baru bagi banyak orang d) Manajer harus mengembangkan kemampuan dalam pembimbingan kepada individu e) Manajer dan individu juga harus mengetahui cara mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan evaluasikinerja

Kemampuan utama yang harus diketahui oleh individu dalam manajemen kinerja antara lain: 7 a) Penyiapan gambaran peran dan tanggungjawab yakni pendifinisian lingkup hasil utama dan persyaratan kompetensi b) Pendifinisian tujuan c) Identifikasi dan penggunaan ukuran kinerja d) Pemberian dan penerimaan umpan balik e) Pengambilan bagian dalam pertemuan untuk evaluasi yaitu untuk memastikan bahwa ada dialog yang benar antara manajer dan pada individu secara bersama-sama, berterus terang dan secara bebas untuk berdiskusi mengenai kondisi kinerja dan kebutuhan pembelajaran f) Identifikasi kebutuhan pembelajaran dan penyiapan serta implementasi rencana pengembanga personal. g) mendiognosa dan pemecahn masalah kinerja h) Pelatihan

C. Pembelajaran Formal Untuk mengikuti workshop, para pesertanya harus: a) Memahami tujuan evaluasi kinerja b) Mengetahui cara mempersiapkan evaluasi yang konstruktif c) Mengetahui cara melakukan evaluasi kinerja yang efektif d) Dapat menyediakan umpan balik yang baik e) Dapat memperoleh pemahaman awal berkaitan dengan proses pelatihan dan pembimbingan 8 Program pembelajaran manajemen kinerja harus mencakup seluruh keahlian yang berbentuk modul-modul tentang proses-proses dan keahlian secara keseluruhan. Contoh program evaluasi kinerja disajikan sebagai berikut: 1. Tujuan workshop:

2. Program: 9 9.00 Tujuan workshop 9.30 Tujuan evaluasi kinerja 10.00 Persiapan untuk evaluasi 10.30 Minum kopi 10.45 Pemberian umpan balik 11.15 Pelaksanaan evaluasi 12.30 Makan siang 13.30 Praktik dalam pelaksanaan evaluasi (1) 15.00 Minum teh 15.15 Praktik dalam pelaksanaan evaluasi (2) 16.30 Menggunakan hasil evaluasi dengan baik 17.00 Penutupan

10 Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam manajemen kinerja, maka berikut ini disajikan kursus-kursus secara keseluruhan. Kegiatan pembelajaran manajemen kinerja di perusahaan farmasi skala besar 1) Workshop manajemen kinerja Workshop selama 2 hari ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keahlian/ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan keseluruhan proses manajemen kinerja secara efektif. Pada akhir sesi workshop, para peserta harus dapat: q menggambarkan 4 langkah dalam proses manajemen kinerja dan keahlian/ketrampilan yang harus dimiliki q Dapat menerapkan pendekatan terstruktur dalam menyusun tujuan tim, target personal dan rencana pengembangan serta melaksanakan evaluasi kinerja secara efektif

Pembimbingan (coaching) bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepada individu/manajer dalam memanfaatkan/melihat peluang yang ada dalam pekerjaan masing-masing dan menggunakan peluangpeluang tersebut secara sadar untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, kompetensi dan akhirnya meningkatkan kinerjanya. q Dapat menjelaskan perbedaan antara evaluasi kinerja dan evaluasi karir q Dapat memraktikkan keahlian utama yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap dalam proses manajemen kinerja q Dapat melaksanakan proses manajemen kinerja ditempat kerja dengan dukungan pembimbingan dari manajernya, 11 Format workship adalah workshop 2 hari yang dirancang bagi individu yang memerlukan pemahaman dan memraktikkan konsep dan kehalian manajemen kinerja. 2) Keahlian dalam pembimbigan

Pada akhir sesi workshop, para peserta harus dapat: q Menggambarkan dan menerapkan factor-faktor yang membantu orang lain untuk belajar q Dapat menerapkan pendekatan sistematis untuk mencapai pembelajaran melalui pemanfaatan peluang dalam pekerjaan masing-masing q Memraktikkan perilaku keahlian dalam pembimbingan yang efektif 12 Format workship adalah workshop 1 hari yang dirancang bagi individu yang telah memiliki pengalaman dalam melaksanakan system manajemen kinerja. 3) Workshop pengembangan individu Tujuan workshop ini adalah memberikan pemahaman yang jelas dan terperinci kepada para peserta mengenai apa yang dimaksud dengan rencana pengembangan dan bagaimana implementasinya secara efektif.

Pada akhir sesi workshop, para peserta harus dapat: q Memperoleh rencana pengembangan individu yang telah 13 disepakati q Menerapkan keahlian dalam meningkatkan kinerja Format workship adalah workshop 1 hari yang dirancang bagi mereka yang telah memiliki pengalaman manajemen kinerja dan mereka yang ingin meningkatkan pemahamannya dan keahliannya dalam perencanaan pengembangan individu. Untuk itu, workshop lebih menekankan kepada penyelesaian masalah-masalah yang nyata di tempat kerja dan kasus-kasus nyata ditempat kerja yang lain. 4) Workshop evaluasi kinerja Manajemen kinerja merupakan proses secara berkelanjutan yang diarahkan untuk meningkatkan efektivitas bisnis melalui peningkatan kinerja individu.

Perencanaan, pengembangan dan evaluasi kinerja harus dilakukan beberapa kali selama 1 tahun terhadap target yang telah ditetapkan, mendiskusikan 14 pencapaian, dan kemajuan rencana pengembangan. Workshop ini dapat membantu orang-orang untuk melakukan diskusi secara efektif terhadap evaluasi kinerja selama setahun dan kinerja tahunan. Pada akhir sesi workshop, para peserta harus dapat: q Menggambarkan praktik-praktik yang baik untuk mengevaluasi kinerja q Mengaplikasikan pendekatan terstruktur untuk mempersiapkan dan melaksanakan pertemuan evaluasi q Menciptakan kondisi/lingkungan yang mendukung kinerja yang baik q Menerapkan berbagai metode pemberian penghargaan atas kinerja Format workship adalah workshop 1 hari yang dirancang bagi semua tingkatan yang telah memahami manajemen kinerja dengan baik dan mereka yang ingin meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan diskusi evaluasi kinerjayangefektifdanmenekankan kinerjayangbaik.

3. Metode 15 Pembelajaran terutama untuk pengembangan keahlian harus dicapai dengan menggunakan metode partisipatif yakni diskusi yang terarah, permainan peran, dan latihan-latihan yang lain. Diskusi yang terarah a) Metode ini bertujuan untuk membuat para peserta berpikir keras mengenai titik-titik pembelajaran. Pada saat melakukan pertemuan evaluasi, trainer seharunya mengajukan pertanyaan seperti: b) Apa pendapat anda mengenai cara mengadakan pertemuan evaluasi yang baik? Apakah anda dapat memberikan contoh dari pengalaman anda terdahulu? c) Apa pendapat and mengenai sesuatu yang masih memerlukan perbaikan atau terjadi kesalahan dalam pertemuan evaluasi tersebut? Apakah anda dapat memberikan contoh? d) Mengapa penting untuk menciptakan lingkungan yang tepat

e) Bagaimana anda menyusun pertemuan evaluasi yang baik f) Hal-hal 16 apa saja yang seharusnya didiskusikan dalam pertemuan evaluasi? g) Mengapa penilaian sendiri menjadi sangat penting? Permainan peran Metode ini biasanya didasarkan pada tulisan singkat yang menjelaskan mengenai situasi yang sama dari pandangan setiap peserta, sehingga para peserta dapat memahami apa yang dirasakan seperti dalam posisi tersebut. Peserta kursus kemudian diminta untuk memainkan peran dan teman yang lain diminta untuk menilai kinerjanya. Setiap orang yang memainkan peran juga akan menggambarkan perasaannya mengenai evaluasi, dan menilai kinerja atau perilaku orang lain.

Latihan-latihan yang lain 17 Suatu pendekatan yang lebih realistis adalah mewajibkan para peserta untuk melaksanakan tugas yang akan dinilai kinerjanya oleh anggota kursus lainnya. Ini menjadi latihan kelompok. Jika ada waktu yang cukup, setiap anggota dapat bergantian untuk memimpin kelompok dan dinilai kinerjanya oleh kelompok yang lain. Latihan semacam ini juga dapat digunakan untuk memraktikkan dalam merumuskan tujuan tim dan mengevaluasi kinerja tim. Bentuk latihan yang lain adalah mewajibkan satu anggota kursus untuk melakukan presentasi singkat mengenai suatu topic tertentu, menugaskan anggota kursus yang lain untuk menilai presenter, dan meminta orang ketiga untuk menilai kualitas penilaian. Metode ini memberikan peluang untuk memraktikkan keahlian dalam memberikan penialian.

D. Pembelajaran Tidak Formal 18 Program pelatihan formal merupakan program yang bermanfaat, tapi masih belum mencapai cukup lengkap. Keahlian manajemen kinerja dapat dikembangkan dengan metode yang terbaik melalui pembimbingan dan pendampingan dilapangan. Departemen sumber daya manusia dapat berperan penting dalam mengorganisasi kegiatan pembelajaran ini, tapi metode ini menjadi terbaik dengan menggunakan manajer lini yang berpengalaman sebagai pendamping dan pembimbing.