BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KOMPETENSI DALAM MENGIKUTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)

BAB V DESKRIPSI DATA KARAKTERISTIK PENDENGAR, PENGGUNAAN MEDIA RADIO, DAN KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kelompok teman sebaya memiliki kedudukan yang penting bagi siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ini, sebanyak 232 responden dari penelitian ini terdiri dari laki-laki 82

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu tertentu. Hariyanto (2010) mengungkapkan bahwa Prestasi

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL. Karakteristik Remaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. universitas, institut atau akademi. Sejalan dengan yang tercantum pasal 13 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penilaian bahkan sampai pada penulisan tugas akhir. Cheating merupakan

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

PENGGUNAAN PERMAINAN BALOK DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK AL KAUSAR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai

ASSALAMUALAIKUM WR.WB PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

I. PENDAHULUAN. merupakan aset besar yang dimiliki oleh suatu negeri. Masa muda adalah

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Dari hasil kuesioner (angket) yang telah penulis ajukan kepada 60

KUALITAS INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 24 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Oleh: Andang Yazidulfalach. Pembimbing: Prof. Dr. Unti Ludigdo Ak., CA.

BAB I PENDAHULUAN. ada di atas rata-rata anak seusianya. Hal ini membuat anak berbakat membutuhkan

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bidang pembangunan yang

Kesimpulannya, intensi seseorang terhadap perilaku tertentu dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku (Ajzen

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ilmunya dalam dunia pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Dalam jenjang

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

No urut responden :..(diisi oleh enumerator) Tanggal wawancara :. Enumerator :. Nama responden :. Departemen :.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL DAN BAGAN...xi. DAFTAR LAMPIRAN...xii Latar Belakang Masalah...

Sartika Tolingguhu NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

SURVEI MINAT MAHASISWA IPB TERHADAP PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

PROSEDUR MUTU PENILAIAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO. Ungaran, Februari 2015 LEMBAGA PENJAMIN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menerima segala pengetahuan, berita, pesan-pesan melalui bahasa.

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X 1 ), dan motivasi. deskripsinya, ketiga variabel dapat dinyatakan secara kategorik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. September Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program

MODEL PENGELOLAAN MATA KULIAH MA1122 KALKULUS I

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH NILAI RATA-RATA UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UMS ANGKATAN 2010

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia yang dewasa, berkualitas dan berdaya saing, pendidikan

Laporan Survei Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Mahasiswa Tahun 2017 BADAN PENJAMINAN MUTU (BPM) UNIVERSITAS TRILOGI

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 RAMBAH HILIR

Kata Kunci: Presentasi, Prestasi Belajar Mahasiswa, Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Sistem Undian

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran dalam suatu pendidikan. Dalam arti lain, penilaian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. termasuk fakultas muda yang berada di Universitas Negeri Gorontalo. Awalnya

Oleh ABSTRAK. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional, Disiplin Belajar, Motivasi Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH ANALISIS REAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap

BAB 4 HASIL DAN PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang hasil pengambilan data

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINJAUAN PUSTAKA Teori Komunikasi Keluarga Pengertian Komunikasi

Transkripsi:

BAB V KARAKTERISTIK INDIVIDU, INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA, KREATIVITAS DAN KOMPETENSI 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan kompetensi dalam mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Karakteristik responden akan menentukan bagaimana tingkat kreativitas mahasiswa sehubungan dengan kompetensi dalam mengikuti PKM. Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, prestasi akademik, pengalaman organisasi dan motivasi berprestasi. Sebaran data dan deskripsi mengenai karakteristik responden dapat diuraikan dibawah ini. 5.1.1 Jenis Kelamin Responden pada penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berjumlah 72 orang. Sebaran data mengenai jenis kelamin responden berdasarkan pembedaan secara biologis yang dikategorikan atas laki-laki dan perempuan yang dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini. Tabel 9 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki 27 37,5 Perempuan 45 62,5 Berdasarakan Tabel 9 diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dalam penelitian ini yaitu sebanyak 27 orang, sedangkan responden perempuan berjumlah 45 orang. Jumlah responden laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang ini dikarenakan jumlah laki-laki yang terbilang cukup sedikit pada populasi, sehingga ketika dilakukan pengambilan sampel dengan penggunaan

tabel angka acak didapat jumlah sampel laki-laki dan perempuan yang tertera pada Tabel 9. 5.1.2 Prestasi Akademik Data responden mengenai prestasi akademis ditinjau apakah mereka memiliki nilai tinggi, sedang, dan rendah. Nilai tersebut didasarkan pada hasil evaluasi belajar dalam Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) yang dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Data sebaran responden mengenai prestasi akademis dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Prestasi Akademik Prestasi Akademik Rendah 4 5,6 Sedang 41 56,9 Tinggi 27 37,5 Berdasarkan Tabel 10 maka diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada kategori prestasi akademik sedang. Namun terdapat 4 orang atau 5,6 persen responden yang berada pada kategori prestasi akademik rendah. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kebijakan sistem pemilihan jurusan pada mahasiswa tahun masuk 2008 dimana pemilihan jurusan dilakukan saat mereka mendaftar di Institut Pertanian Bogor. Berbeda dengan pemilihan jurusan pada dua tahun sebelumnya dimana pemilihan jurusan berdasarkan IPK saat mahasiswa berada pada Tingkat Persiapan Bersama yang mengakibatkan departemen ITP memiliki mahasiswa yang memiliki IPK 3,00. 5.1.3 Pengalaman Organisasi Pengalaman organisasi merupakan salah satu cara kepemilikan pengetahuan berorganisasi yang dialami seseorang selama terlibat dalam sebuah 53

organisasi. Organisasi yang dimaksud meliputi OSIS, PMR/Dokter kecil, Pramuka, Organisasi kerohanian, Paskibraka, Seni, BEM/DPM, Himpunan Profesi dan sejenisnya. Pengalaman organisasi responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi. Data sebaran responden berdasarkan pengalaman organisasi lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pengalaman Organisasi Pengalaman Organisasi Rendah 7 9,7 Sedang 52 72,2 Tinggi 13 18,1 Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat bahwa sebaran tertinggi pengalaman organisasi responden berada pada kategori sedang yaitu sebesar 52 orang atau 72,2 persen. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden baru mulai aktif berorganisasi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Selain itu terdapat juga beberapa mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan tapi tidak aktif. Beberapa responden mengemukakan alasan bahwa jadwal kuliah yang padat serta tugas yang tidak sedikit mengakibatkan mereka tidak bias membagi waktu untuk melakukan kegiatan organisasi. Namun, ada juga beberapa responden yang tidak menjadikan hal tersebut sebagai alasan. Mereka aktif dan pintar membagi waktu sehingga mereka tetap dapat melakukan kegiatan organisasi dan tidak mengabaikan tugas kuliah. 5.1.4 Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk berprestasi yang timbul dari dalam individu itu sendiri. Oleh karena itulah motivasi berprestasi dapat dikategorikan menjadi faktor internal yang melekat 54

pada karakteristik responden. Data sebaran Responden berdasarkan motivasi berprestasi dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Motivasi Berprestasi Motivasi Berprestasi Rendah 0 0 Sedang 12 16,7 Tinggi 60 83,3 Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memiliki hasil akumulasi skor yang berada pada kategori motivasi berprestasi rendah. Hal tersebut karena tiap individu merasa bahwa lingkungan belajar mereka adalah lingkungan belajar dengan tingkat persaingan yang tinggi sehingga tiap individu berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya. Oleh karena itulah didapatkan hasil 60 orang atau 83,3 persen responden berada pada kategori motivasi berprestasi tinggi dan sisanya sebanyak 12 orang atau 16,7 persen berada dalam kategori motivasi berprestasi sedang. 5.2 Interaksi Sosial Teman Sebaya Interaksi sosial teman sebaya merupakan salah faktor lain yang diduga berhubungan dengan kompetensi dalam mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Interaksi sosial teman sebaya akan menentukan bagaimana tingkat kreativitas mahasiswa sehubungan dengan kompetensi dalam mengikuti PKM. Interaksi sosial teman sebaya terdiri dari intensitas interaksi dan dukungan. Sebaran data dan deskripsi interaksi sosial teman sebaya dapat diuraikan dibawah ini. 5.2.1 Intensitas Interaksi dengan Teman Sebaya Intensitas interaksi adalah rata-rata waktu yang dihabiskan responden untuk bertemu atau berkumpul dengan teman sebaya setiap harinya. Data sebaran 55

responden berdasarkan intensitas interaksi dengan teman sebaya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Intensitas Interaksi dengan Teman Sebaya Intensitas Interaksi dengan Teman Sebaya Rendah 3 4,2 Sedang 20 27,8 Tinggi 49 68 Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak berada pada kategori intensitas interaksi yang tinggi dengan jumlah 49 orang atau 68 persen dan sebanyak 20 orang atau 27,8 persen termasuk dalam ketegori sedang. Hal ini dikarenakan sebagian waktu yang dimiliki mahasiswa akan dihabiskan untuk melakukan kegiatan di luar rumah seperti untuk kuliah, mengerjakan tugas atau terlibat dalam kegiatan organisasi. Aktivitas tersebut secara tidak langsung menyebabkan mahasiswa mempunyai banyak waktu untuk berada dalam lingkungan teman sebayanya dan berinteraksi. Namun, dari data yang disajikan pada Tabel 13 juga terlihat bahwa terdapat 3 orang atau 4,2 persen responden yang berada pada kategori intensitas interaksi rendah. Hal ini dikarenakan responden tersebut merasa tidak melakukan kontak fisik atau komunikasi dengan teman walaupun mereka berada dalam satu lingkungan. Mereka cenderung melakukan kegiatan menyendiri ketika ada waktu kosong. 5.2.2 Dukungan Teman Sebaya Dukungan teman sebaya adalah dorongan yang memacu responden untuk melakukan sesuatu yang berasal dari luar diri individu (teman sebaya). Bagi remaja, dukungan teman sebaya merupakan bagian yang paling besar dalam kehidupannya. Hal ini dikarenakan dukungan kelompok akan mengarah pada solidaritas emosional yang terbentuk melalui keterkaitan emosi. Adapun data 56

sebaran responden berdasarkan intensitas dukungan teman sebaya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Dukungan Teman Sebaya Dukungan Teman Sebaya Rendah 4 5,6 Sedang 37 51,3 Tinggi 31 43,1 Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa jumlah responden pada kategori dukungan teman sebaya rendah yaitu 4 orang atau 5,6 persen. Sedangkan untuk kategori dukungan teman sebaya sedang berjumlah 37 orang atau 51,3 persen dan untuk kategori dukungan teman sebaya tinggi berjumlah 31 orang atau 43,1 persen. Tabel 14 juga menunjukkan bahwa responden yang termasuk dalam kategori dukungan teman sebaya sedang dan dukungan teman sebaya tinggi memiliki proporsi yang tidak terlalu jauh. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan penerimaan terhadap dukungan tersebut. 5.3 Kreativitas Kreativitas adalah kemampuan mengeluarkan ide, gagasan atau kegiatan yang baru, berguna dan dapat dimengerti. Kreativitas responden pada penelitian ini dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu kategori rendah, sedang dan tinggi. Dasar berpikir penentuan variabel kreativitas adalah bahwa karakteristik individu dan interaksi sosial teman sebaya tidak akan menghasilkan sebuah kompetensi tanpa disertai adanya pengembangan kreativitas. Data sebaran responden berdasarkan kreativitas lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 15. 57

Tabel 15 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Kreativitas Kreativitas Rendah - - Sedang 48 66,7 Tinggi 24 33,3 Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang memiliki hasil akumulasi skor yang berada pada kategori kreativitas rendah. Hal ini dikarenakan setiap individu pada dasarnya memiliki ciri-ciri kreativitas. Status responden sebagai mahasiswa secara tidak langsung menempatkan mahasiswa tersebut pada karakteristik individu yang berilmu dan bernalar. Oleh karena itulah mahasiswa memiliki kecenderungan untuk berperilaku kreatif walaupun kadar kreatif ini kemudian akan bervariasi pada setiap individu. 5.4 Kompetensi dalam Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kompetensi dalam mengikuti program kreativitas mahasiswa pada responden dikaji melalui tiga variabel, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tiap variabel tersebut akan diukur untuk melihat apakah kreativitas berhubungan dengan kompetensi dalam mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Berikut ini akan disajikan data sebaran responden berdasarkan tiap variabel kompetensi dalam mengikuti PKM. 5.4.1 Pengetahuan dalam Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Variabel yang pertama adalah pengetahuan. Pengetahuan ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan intelektual yang berkaitan dengan informasi yang diterima yang menyangkut konsepsi dan fakta mengenai PKM. Pengetahuan dalam penelitian ini kemudian dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu pengetahuan rendah, pengetahuan sedang dan pengetahuan tinggi. 58

Adapun data sebaran responden berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 15 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pengetahuan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengetahuan Rendah 12 16,7 Sedang 37 51,4 Tinggi 23 31,9 Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa sebaran tertinggi berada pada kategori pengetahuan sedang yaitu sebesar 37 orang atau 51,4 persen. Hal ini dikarenakan responden masih berada pada tingkat dua dan baru dapat mengikuti PKM secara aktif. Keadaan yang demikian menyebabkan responden belum memiliki pengetahuan dan informasi yang lengkap mengenai PKM. 5.4.2 Sikap dalam Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Variabel yang kedua adalah sikap. Sikap ini dapat diartikan sebagai kemampuan responden untuk menerima nilai-nilai dan menjadikannya sebagai dasar untuk melakukan suatu kegiatan terkait Program Kreativitas Mahasiswa. Adapun data sebaran responden berdasarkan sikap dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Sikap dalam Program Kreativitas Mahasiswa Sikap Negatif 13 18,1 Positif 59 81,9 59

Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa sebaran tertinggi berada pada kategori sikap positif yaitu sebesar 59 orang atau 81,9 persen. Responden pada kategori sikap negatif sebesar 13 orang atau 18,1 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa PKM dinilai sebagai sesuatu yang baik, menyenangkan dan memberikan banyak manfaat serta keuntungan. Hal ini terlihat pada jawaban responden yang sebagian besar merasa senang terhadap PKM. 5.4.3 Keterampilan dalam Mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Variabel yang ketiga adalah keterampilan. Keterampilan dapat diartikan sebagai kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik dari sejumlah bagian tubuh terkait dengan Program Kreativitas Mahasiswa. Keterampilan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga, yaitu keterampilan rendah, keterampilan sedang dan keterampilan tinggi. Adapun data sebaran responden berdasarkan keterampilan dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Keterampilan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Keterampilan Rendah 3 4,2 Sedang 60 83,3 Tinggi 9 12,5 Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa sebaran tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 60 orang atau 83,3 persen. Responden pada kategori keterampilan rendah sebesar 3 orang atau 4,2 persen dan responden pada kategori keterampilan tinggi sebesar 9 orang atau 12,5 persen. Banyaknya Responden pada kategori keterampilan sedang ini dikarenakan mereka baru dikenalkan dengan Program Kreativitas Mahasiswa dan baru bisa terlibat dalam Program Kreativitas mahasiswa sehingga mereka belum teralalu menguasi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa. 60