BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Gunung Bodas yang berada pada ketinggian 765m diatas permukaan laut. Batas wilayah Kampung Adat Ciptarasa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pantai yang menghadap Laut Cina Selatan ini memiliki dasar pantai landai sejauh

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada dikawasan kabupaten Bandung, tepatnya di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kampung Cibolerang No. 52, RT 1, RW 9. Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi ini karena di objek wisata tersebut merupakan satu-satunya objek

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sukawana adalah nama daerah yang terletak sekitar 30 kilometer sebelah

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 3.1 Denah Lokasi Alam Wisata Cimahi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif, menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan atau

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi KeratonKasepuhan yang dijadikan tempat penelitian, yaitu terletak

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Mc Millan dalam Ibnu Hadjar adalah rencana

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di objek Wisata Pantai Pondok Bali yang terletak

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada saat penelitian adalah metode kuota

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata Teladan Tingkat Provinsi Jawa Tengah karena memang memiliki panorama alam yang begitu indah. Objek wisata ini merupakan perpaduan antara hutan wisata dan air terjun. Komplek objek wisata ini merupakan areal hutan dengan luas 20 ha. Dalam bahasa Indonesia, nama Grojogan Sewu berarti seribu air terjun. Nama ini sendiri diambil dari banyaknya Grojogan (air terjun) yang ada, ketika debit di kawasan hutan wisata ini sedang tinggi. Objek wisata ini menyimpan sejuta keindahan, air terjun yang tingginya mencapai sekitar 81 meter menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang. Curahan air terjun yang tidak berpusat pada satu titik, namun menyebar ke berbagai penjuru, kian menambah pesona keindahannya. Ketika pertama kali masuk ke lokasi Taman Wisata Grojogan Sewu, pengunjung akan dikejutkan dengan monyet-monyet yang memang disengaja dilepaskan. Tidak perlu khawatir atau pun takut terhadap monyet-monyet tersebut. Yang penting, makanan yang dibawa perlu dijaga jika tidak ingin disentuh oleh monyet-monyet tersebut. Atau bisa Gambar 3.1 Air Terjun 32

33 juga memberikan makanan seperti kacang agar tingkah monyet-monyet tersebut tidak membuat pengunjung ketakutan. Untuk sampai ke dasar lokasi Taman Wisata Grojogan Sewu, pengunjung perlu berjalan kaki melalui ratusan anak tangga yang ada dan tersusun rapi. Dibeberapa sudut belokan tersedia gazebo atau shelter (tempat peristirahatan) bagi para pengunjung yang merasa kelelahan. Sesampainya di dasar lokasi, pengunjung bisa menikmati pemandangan alam yang begitu indah, khususnya Air Terjun. Pengunjung bisa melihat air terjun ini dari kejauhan atau juga dari jarak yang lebih dekat. Untuk mendekati air terjun ini, pengunjung perlu berhati-hati karena perlu melewati bebatuan yang cukup tajam dan besar. Disarankan agar pengunjung tidak mandi tepat dibawah air terjun karena curah air terjun sangat keras sehingga beresiko bagi kesehatan tubuh, seperti masuk angin atau badan sakit-sakitan. Jika ingin mandi dengan kondisi yang aman, cukup dilakukan di sekitar air terjun saja. Disamping objek air terjun, pengunjung juga bisa menikmati berbagai fasilitas yang tersedia. Pengunjung bisa berenang di dua kolam renang yang letaknya tidak jauh dari air terjun. Kolam renang untuk anak-anak dan orang dewasa dipisah. Atau pengunjung bisa berjalan-jalan menyusuri kawasan objek wisata sambil melihat-lihat pemandangan perbukitan yang indah dan menawan. Taman Wisata Grojogan Sewu terletak di kaki Gunung Lawu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Secara Administrasi, Tawangmangu terletak di Kabupaten Karanganyar. Sekitar 50 kilometer kearah Timur dari Kota Solo, atau sekitar 27 kilometer dari

34 pusat Kota Karanganyar kearah timur. Sementara itu, dari Kota Yogyakarta menuju Tawangmangu berjarak sekitar 100 kilometer dan memakan waktu sekitar dua jam untuk mencapainya. Untuk akses, pengunjung bisa mengunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum (bis) untuk menuju lokasi objek wisata tersebut. Jika ingin menggunakan kendaraan umum, pengunjung bisa naik bis besar jurusan Solo Tawangmangu dari Terminal Tirtonadi Solo dengan tarif sekitar Rp. 8.000,- (Desember 2009). Rute yang dilalui adalah Solo Karanganyar Karangpandan Tawangmangu. Perjalanan dari Kota Solo sampai lokasi bisa ditempuh selama sekitar satu setengah jam. Sesampainya di terminal Tawangmangu, pengunjung yang menggunakan bis umum perlu berjalan kaki sepanjang kurang lebih satu kilometer untuk dapat mencapi lokasi objek wisata. Atau bisa juga menggunakan angkutan umum L300 dengan tarif sekitar Rp. 2.000,- (Desember 2009). Ada dua pilihan pintu masuk ke dalam lokasi objek wisata, yaitu pintu 1 yang ada dibagian puncak dan pintu 2 yang ada di lereng bawah. Harga tiket masuk lokasi Taman Wisata Grojogan Sewu ini adalah sebesar Rp. 6000,- (Desember 2009). Di sekitar Taman Wisata Grojogan Sewu terdapat sejumlah fasilitas pendukung, seperti kolam renang, taman binatang hutan, dan taman bermain untuk anak-anak. Disamping itu, di kawasan objek wisata ini terdapat warung makan, kios cederamata, kios buah-buahan, mushalla, toilet, dan lain sebagainya. Di sisi kanan dan kiri pintu 1 terdapat banyak penjual bunga edelweiss, buah strawberry, kerajinan tangan dan penyewaan kuda yang bisa ditunggangi untuk berkeliling disekitar komplek taman wisata.

35 B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual dan akurat. Selain itu, dengan metode Deskriptif, kita menghimpun data, menyusunnya secara sistematis, faktual dan cermat (Isaac dan Michael, 1981: 46). Metode pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan data yang ada serta menguraikan dan menginterpretasikan sesuatu seperti apa adanya, serta menghubungkan sebab akibat pada saat penelitian sehingga bisa merumuskan pemecahan. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bogdan dan Biklen (Suprayogo dan Tobroni, 2001 : 122) Pengertian populasi menurut Arikunto (2006: 130), populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka populasi dalam penelitian ini meliputi keseluruhan potensi dan objek yang ada di Taman Wisata Grojogan Sewu, fasilitas yang ada, wisatawan yang berkunjung, serta pihak pengelola Taman Wisata Grojogan Sewu. Menurut Arikunto (2006 : 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik pengambilan sampel kepada wisatawan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, diantaranya cara pengambilan sampel oleh Sugiyono (1999) yang dikutip oleh Fandeli (2002 : 162). Dalam penetapannya, jumlah sampel yang ditentukan mencapai tingkat kepercayaan 95 %, semakin

36 besar populasinya maka semakin rendah intensitas samplingnya. Sementara dengan jumlah populasi yang sedikit maka intensitas samplingnya lebih besar. C. Pengambilan Contoh (Sampling) Untuk teknik sampling (contoh) peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini berdasarkan pada kebutuhan penelitian akan sumber data, yang ditunjukkan kepada orang atau lembaga tertentu yang dianggap tahu. Sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data, yang pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan ketika sumber data yang sedikit belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari orang/data yang lain yang dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2008 : 215-219). Beberapa narasumber yang dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian adalah: Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Pemerintah Kecamatan Tawangmangu dan PT. Duta Indonesia Djaya. Teknik sampling yang digunakan adalah Sampel Random atau Sampel Acak. Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih menurut Arikunto (2006 : 134), tergantung setidak-tidaknya dari : 1. Kemampuan peneliti dilihat waktu, tenaga dan dana.

37 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendukung peneliti sebagai instrument utama dalam penelitian, maka diperlukan alat bantu penelitian yang digunakan. Adapun alat yang digunakan dalam mendukung penelitian ini adalah : 1. Alat Pengumpul Data Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian di Taman Wisata Grojogan Sewu yaitu : Digital kamera, Digital recorder dan alat-alat tulis (wawancara). 2. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mendatangi dan mengamati secara langsung ke lapangan. Teknik ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai keadaan umum obyek yang akan diteliti. Dimana peneliti akan melakukan obervasi terhadap variable-variabel yang ada di Taman Wisata Grojogan Sewu. 3. Teknik Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

38 permasalahan yang harus diteliti. Teknik wawancara juga membantu dan melengkapi pengumpulan data-data yang tidak dapat diungkapkan pada observasi lapangan. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada pemerintah kecamatan dan masyarakat di sekitar obyek untuk lebih banyak lagi aspek-aspek penelitian. 4. Tinjauan Pustaka Baik Melalui Internet Maupun Buku Melalui teknik ini, peneliti mendapatkan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan obyek yang diteliti. E. Teknik Analisis Data Dengan mengunakan Analisis SWOT yang terdiri dari Strengths, Weakenss, Opportunities, dan Threaths. Menurut Sondang P. Siagian (1998 : 172) dimana dikutip dari Nizwan Zukhri (2009) bahwa metode SWOT adalah merupakan akronim untuk kata Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunities (Peluang) Dan Threats (Ancaman). Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumber daya ekowisata dengan sumber daya yang lain. Agak berbeda dengan studi kelayakan, analisis sumber daya ekowisata sudah harus menghasilkan sintesis yang akan dijadikan basis proyek. Bahkan hasil analisis tersebut merupakan produk akhir untuk menyimpulkan apakah proyek ekowisata dapat dilakukan atau tidak. Oleh sebab itu semua pihak, khususnya masyarakat lokal, perlu mengetahui apa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh kawasan dan objek tersebut (Damanik & Weber : 65)

39 Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan (Strength), yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata. Dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk pengembangan selanjutnya. 2. Kelemahan (Weakness), yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan atau merugikan bagi pariwisata. 3. Kesempatan (Opportunties), yaitu semua kesempatan yang ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang bagi pariwisata untuk tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. 4. Ancaman (Threats), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti peraturan pemerintah yang tidak memberikan kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit AIDS, meningkatnya pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya dan persaingan tour operator asing yang lebih professional. Berdasarkan konsep Fred R. David bahwa Analisis SWOT berarti analisis berdasarkan pada Strengths Weaknesses Opportunities Threats yakni Kekuatan Kelemahan Kesempatan Kendala. Melalui analisis SWOT, akan membantu dalam penyimpulan akhir penelitian. Analisis SWOT mengunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE), di mana IFE yang meliputi kekuatan dan kelemahan, sedangkan EFE meliputi peluang dan tantangan, dengan memberikan bobot,

40 rating, dan nilai akhir pada masing-masing faktor. Untuk bobot tertinggi 0.15 dan terendah 0.05 dengan jumlah total bobot 1.00. Sedangkan, rating berada pada angka 1 s.d 4, rating tertinggi 4 (EFE : sangat bagus; IFE : sangat kuat), rating 3 (EFE : di atas rata-rata; IFE: cukup kuat), rating 2 (EFE : rata-rata; IFE : tidak begitu lemah) dan rating terendah 1 (EFE : di bawah rata-rata; IFE : sangat lemah), bobot dikalikan rating menghasilkan skor. Tabel 3.1 Contoh Matriks IFE & EFE No IFE : Kekuatan (Strengths) & Kelemahan (Weakness) Bobot Rating Skor 1. Fakto - Faktor 0,05 1 No EFE : Ancaman (Threats) &Kesempatan (Opportunties) - - 1. Faktor - Faktor Total 0,15 1,00 4 4,00 Total skor untuk EFE berjumlah 4,0 mengindikasikan merespon secara luar biasa akan peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman. Totalkan skor untuk IFE, dengan nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilai rata-rata di bawah 2,5 menandakan secara internal lemah, jika di atas 2,5 menunjukan posisi internal kuat. Sedangkan matriks TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, dan Strength) adalah untuk memasukan strategi SO, WO, ST, dan WT, yang akan menghasilkan Asumsi Kesimpulan Analisis Faktor Internal (KAFI) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal (KAFE). Bobot bernilai 1 15 dengan jumlah total bobot 100. Rating berada pada angka 1 5, yang menghasilkan skor jika telah dikalikan dengan bobot.

41 Tabel 3.2 Contoh KAFI & KAFE Faktor Internal Strategik : Kekuatan (Strengths) & Kelemahan No (Weakness) Faktor Eksternal Strategik : Bobot Rating Skor Proritas Ancaman (Threats) &Kesempatan (Opportunties) 1 Faktor - Faktor 1-15 1-5 I - V Dari hasil skor maka bisa ditentukan mana prioritas I V. Hasil analisis dimasukan ke dalam asumsi kuadran. Ditutup oleh Positioning Kuadran. Gambar 3.2 Struktur Diagram Analisis SWOT Peluang Lingkungan Kuadran II Kuadran I Kekuatan Internal Yang Kritis Kekuatan Internal Yang Substansial Kuadran III Kuadran IV Hambatan Utama Lingkungan kuadran = seperempat dari lingkaran, besarnya 90 0 Sumber: Maman Ukas (2008) Kuadran I : Tempat pencocokan antara peluang eksternal dan kekuatan internal. Kuadran II : Merupakan hasil dari kemampuan mengantisipasi peluang eksternal karena kelemahan internal. Kuadran III : Terjadi pada saat adanya hambatan eksternal yang tidak bisa diantisipasi karena kelemahan internal.

42 Kuadran IV : Menunjukan situasi di mana hambatan eksternal dapat menghancurkan kekuatan organisasi. Dari analisis ini akan ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan pengembangan Taman Wisata Grojogan Sewu sebagai Kawasan Ekowisata. Semua rumusan masalah yang dihadapi saat penelitian akan diaplikasikan melalui pendekatan-pendekatan teori, baik dari studi literatur maupun tinjauan pustaka. Akan tetapi tidak semuanya masalah bisa diaplikasikan kedalam teori karena semua masalah bersifat relatif.