ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

PERBANDINGAN DAN KARAKTERISTIK BEBERAPA TES KONVERGENSI PADA DERET TAK HINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

PENGANTAR ANALISIS REAL

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

II. LANDASAN TEORI ( ) =

Muhafzan FUNGSI KONTINU. Muhafzan, Ph.D

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

HUBUNGAN LIMIT FUNGSI DAN LIMIT BARISAN PADA TOPOLOGI REAL

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

EKSISTENSI SUPREMUM DAN INFIMUM DENGAN TEOREMA CANTOR DEDEKIND. Nursiya Bito. Staf Dosen Jurusan Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

ANALISIS REAL 1 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

Kajian Fungsi Metrik Preserving

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

FUNGSI COMPUTABLE. Abstrak

CARA LAIN PEMBUKTIAN TEOEMA ARZELA-ASCOLI DAN HUBUNGANNYA DENGAN EKSISTENSI PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL (SUATU KAJIAN TEORITIS)

ANALISIS KESULITAN BERPIKIR VISUAL DALAM MEMAHAMI DEFINISI FORMAL PADA BARISAN BILANGAN REAL

MA3231 Analisis Real

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE

SOLUSI PERIODIK TUNGGAL SUATU PERSAMAAN RAYLEIGH. Jurusan Matematika FMIPA UT ABSTRAK

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

KESTABILAN PERSAMAAN FUNGSIONAL JENSEN.

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

SOLUSI NUMERIK UNTUK PERSAMAAN INTEGRAL KUADRAT NONLINEAR. Eka Parmila Sari 1, Agusni 2 ABSTRACT

NEUTROSOFIK LIMIT DAN PENGHITUNGANNYA

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

Analisis Instruksional (AI) dan Silabus. MAT100 Pengantar Matematika. Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor

2 BARISAN BILANGAN REAL

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

METODE BERTIPE NEWTON UNTUK AKAR GANDA DENGAN KONVERGENSI KUBIK ABSTRACT

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

CATATAN KULIAH ANALISIS REAL LANJUT

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

BAB II TEOREMA NILAI RATA-RATA (TNR)

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

MODIFIKASI METODE CAUCHY DENGAN ORDE KONVERGENSI EMPAT. Masnida Esra Elisabet ABSTRACT

TOPOLOGI RUANG LINEAR

REFORMULASI DARI SOLUSI 3-SOLITON UNTUK PERSAMAAN KORTEWEG-de VRIES. Dian Mustikaningsih dan Sutimin Jurusan Matematika FMIPA Universitas Diponegoro

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

METODE ITERASI BEBAS TURUNAN BERDASARKAN KOMBINASI KOEFISIEN TAK TENTU DAN FORWARD DIFFERENCE UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman

INTEGRAL RIEMANN BERNILAI BARISAN. (Skripsi) Oleh PURNOMO AJI

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

METODE MODIFIKASI NEWTON DENGAN ORDE KONVERGENSI Lely Jusnita 1

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

SEBUAH VARIASI BARU METODE NEWTON BERDASARKAN TRAPESIUM KOMPOSIT ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER(RPS) PROGRAM STUDI STATISTIKA

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

KEKONVERGENAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ITERASI VARIASIONAL

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

asimtot.wordpress.com BAB I PENDAHULUAN

BARISAN BILANGAN REAL

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

FUNGSI KONTINU. sedemikian sehingga jika x adalah titik dari A (c), maka f (x) berada pada Vg (f (c)). (Lihat Gambar 5.1.1).

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

Hukum Iterasi Logaritma

Volume 9 Nomor 2 Desember 2015

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

(MS.2) KEKONVERGENAN BARISAN FUNGSI TURUNAN BERORDE FRAKSIONAL

Transkripsi:

34 Jurnal Matematika Vol 6 No 1 Tahun 2017 ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI THE CONVERGENCE ANALYZE ON THE SEQUENCE OF FUNCTION Oleh: Restu Puji Setiyawan 1), Dr. Hartono 2) Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY restu026@gmail.com 1) hartono@uny.ac.id 2 Abstrak Penelitian analisis kekonvergenan pada bariasan fungsi ini memiliki dua tujuan. Pertama, mengindentifikasi kekonvergenan pada barisan fungsi. Kedua, menganailisis sifat dari barisan fungsi yang konvergen. Ada dua jenis kekonvergenan pada barisan fungsi yaitu konvergen titik demi titik (pointwise) dan konvergen seragam. Terkait dengan jenis kekonvergenan dapat diturunkan beberapa sifat yang terkait dengan kekontinuan, integral, dan turunan. Pertama, it dari barisan fungsi kontinu yang konvergen seragam merupakan fungsi kontinu. Kedua, it dari barisan integral fungsi yang konvergen seragam pada interval tertutup memiliki nilai yang sama dengan integral dari it barisan fungsi tersebut. Ketiga, misalkan suatu barisan fungsi konvergen ke sedangkan barisan dari turunannya merupakan barisan fungsi kontinu dan konvergen seragam ke, maka merupakan fungsi kontinu dan turunan sama dengan. Kata kunci: Barisan fungsi, konvergen, kekontinuan, integral, turunan Abstract Research on convergence analyze sequence of function had two aim. That was identify converge seqence of function and analyzed proprties sequence of function which uniform converge. Sequence of function had two variety converegence that was pointwise and uniform. Sequence of function which convergence had some properties, that had relation with continuity, integral and differential. The first was it from sequence of continu function there was continu function. Second, it from sequence of integral funciton which uniform converge had same value with integral from it that sequence of function. Third, let a sequence of function which converge to while the derivative sequence of function was sequence of continu function and uniform converged to, then was continu function and the derivative same as. Keywords: Sequence of function, converge, continuity, integral, differential. PENDAHULUAN Fungsi adalah suatu aturan korespondensi yang menghubungkan setiap objek di daerah asal, dengan sebuah nilai tunggal di daerah kawan (Varberg & Purcell, 2010:76). Fungsi dapat dinyatakan :, yang artinya merupakan fungsi dari himpunan ke himpunan. Barisan adalah suatu fungsi dengan domain himpunan bilangan asli. Barisan dinotasikan dengan { } dan ditulis,,,,,. Pada umumnya telah dikenal barisan bilangan riil : N R, yaitu suatu barisan dengan daerah hasil bilangan riil. Barisan bilangan riil { } dikatakan konvergen ke x (dinotasikan dengan { } = ) jika untuk setiap bilangan positif yang diberikan terdapat bilangan asli sedemikian sehingga <,. Dengan kata lain, jika { } = maka { } konvergen ke x. Suatu barisan elemennya tidak harus bilangan akan tetapi bisa juga objek yang lain, sebagai contoh jika objeknya fungsi maka didapat barisan fungsi yang didefinisikan sebagi berikut. Barisan fungsi merupakan salah satu bentuk dari barisan yang elemen-elemennya berupa fungsi. Dimana bentuk fungsi yang merupakan suku ke-n bergantung pada bilangan

Analisis Kekonvergenan pada... (Restu Puji Setiyawan) 35 asli. Barisan fungsi dinotasikan dengan { } dan ditulis,,,,,. Salah satu contoh dari barisan fungsi adalah { } = {sin } = (sin,sin2, sin3,,sin,.). Seperti barisan pada umumnya, kekonvergenan barisan fungsi juga dapat diselidiki. Akan tetapi, tentu terdapat perbedaan perihal kekonvergenannya. Jika dianalogikan dengan suatu barisan bilangan riil yang terdiri dari titik-titik yang konvergen ke suatu titik, maka barisan fungsi akan konvergen ke suatu fungsi. Jika fungsinya bernilai riil maka barisan fungsi tersebut disebut dengan barisan fungsi bernilai riil. Sehingga pada penilitian ini akan dijelaskan mengenai kekonveregenan pada barisan fungsi bernilai riil yaitu konvergen titik demi titik dan konvergen seragam serta sifat-sifat barisan fungsi yang konvergen. Kekonvergenan pada barisan fungsi didefinisikan sebagai berikut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Barisan fungsi memiliki dua jenis kekonvergenan yaitu konvergen pointwise dan konvergen seragam. Definisi 1. (Goldberg, 1976:252) Barisan fungsi { } dikatakan konvergen pointwise ke suau fungsi jika ( )= ( ), untuk setiap dimana R. Contoh 1. Nilai it barisan fungsi { ( )} = untuk [0,1], nilai fungsi ( ) dan nilai it untuk dari barisan fungsi { ( )} atau ( )= 0. Untuk [1, ) barisan fungsi { ( )} = tidak mempunyai nilai it. Sebab, nilai it { ( )} untuk adalah = 0, akibatnya nilai ( ) ( )=. Sehingga, barisan fungsi tersebut tidak mempunyai it atau divergen. Dengan kata lain, barisan fungsi { ( )} = konvergen pointwise pada interval [0,1] tetapi tidak konvergen pointwise pada interval [1, ). Terlihat bahwa ada tidaknya suatu it pada barisan fungsi bergantung pada nilai yang diberikan. Barisan fungsi yang konvergen pointwise pada barisan fungsi sering dikatakan barisan fungsi tersebut konvergen. Selain itu pada barisan fungsi yang konvergen pointwise, nilai yang memenuhi agar barisan tersebut konvergen bergantung pada nilai dan yang diberikan. Hal ini bersesuaian dengan suatu lemma di bawah ini. Lemma 2. (Bartle, 2000: 229) Suatu barisan fungsi { } pada himpunan R konvergen ke suatu fungsi jika dan hanya jika untuk setiap > 0 dan setiap ada bilangan asli, sedemikian sehingga untuk semua, berlaku ( ) ( ) <. Bukti ( ) Jika { } R konvergen pointwise ke suatu fungsi maka > 0 dan,, N,, berlaku ( ) ( ) <. Menurut Definisi 1. jika barisan fungsi konvergen ke suatu fungsi pada himpunan maka diperoleh ( )= ( ). Akibatnya ( ) ( ) <,. Pada pertidaksamaan di atas tidak hanya nilai yang berpengaruh untuk menentukan nilai agar pertidaksamaan tersebut terpenuhi, akan tetapi di dalam barisan fungsi tersebut juga terdapat nilai yang berpengaruh terhadap pertidaksamaan tersebut sedemikian sehingga nilai bergantung pada nilai dan. ( )Jika > 0 dan,, N,, berlaku ( ) ( ) < maka { } konvergen pointwise ke suatu fungsi. Pernyataan di atas mirip dengan definisi dari suatu barisan yang konvergen dimana pada pernyataan di atas dikatakan bahwa barisan fungsi konvergen ke suatu fungsi, tentunya pada barisan yang konvergen nilai yang memenuhi agar barisan tersebut konvergen hanya bergantung pada nilai. Namun pada pernyataan tersebut bilangan asli selain bergantung pada

36 Jurnal Matematika Vol 6 No 1 Tahun 2017, bilangan asli bergantung pada nilai yang diberikan hal ini dikarenakan nilai suatu fungsi bergantung pada nilai domain yang diberikan. Jadi jika ada nilai yang memenuhi dengan syarat seperti di atas maka barisan fungsi tersebut konvergen ke suatu fungsi. Definisi 3. (Goldberg, 1976:255) Barisan fungsi { } bernilai riil di R. Barisan fungsi { } dikatakan konvergen seragam ke fungsi f di E, jika diberikan > 0, ( ) ( ) <,,. Fungsi ( ) merupakan nilai it dari ( ) untuk nilai. Dari Definisi 3. dapat dikatakan suatu barisan fungsi yang konvergen seragam sudah pasti barisan fungsi tersebut konvergen pointwise akan tetapi barisan fungsi yang konvergen pointwise belum tentu konvergen seragam. Contoh 2. Barisan fungsi { ( )} = ; [0,1]. Fungsi ( )= = 0, [0,1], barisan fungsi { ( )} = konvergen pointwise pada interval [0,1] karena nilai itnya ada dan barisan fungsi { ( )} = konvergen seragam menuju ( )= 0 pada [0,1] karena nilai 0 <, yang berarti jika diambil sebarang nilai > 0 ada nilai sedemikian sehingga 0 < berlaku untuk semua [0,1]. Kekonvergenan seragam pada barisan fungsi dapat dilihat melalui beberapa cara selain dari Definisi 3. Diantaranya sebagai berikut: Akibat 4. (Goldberg, 1976: 256) Barisan fungsi { } tidak konvergen seragam ke f di jika dan hanya jika > 0 N yang memenuhi ( ) ( ) <,,. Contoh 3. Barisan fungsi { ( )} =, [0,1] nilai itnya yaitu = 0 dengan kata lain barisan fungsi { ( )} konvergen menuju 0. Barisan fungsi tersebut tidak konvergen seragam di [0,1] karena jika dipilih nilai = dan nilai = 1 maka nilai ( ) ( ) = 0 =. Nilai > yang berarti tidak ada nilai yang memenuhi agar <. Selain Akibat 4. Ada juga lemma yang dapat digunakan untuk melihat kekonvergenan seragam suatu barisan fungsi. Lemma 5. (Bartle, 2000: 230) Barisan fungsi { } tidak konvergen seragam ke fungsi di jika dan hanya jika untuk suatu > 0 ada subbarisan dari { } dan barisan { } pada sedemikian sehingga berlaku ( ) ( ) untuk semua N. Bukti ( ) Karena barisan fungsi { } tidak konvergen seragam menuju fungsi maka ada > 0 dan subbarisan sedemikian sehingga ( ) ( ) untuk semua N. Untuk suatu terdapat nilai pada sedemikian sehingga pertidaksamaan tersebut bernilai lebih dari atau sama dengan. Nilai yang memenuhi pertidaksamaan di atas dapat berupa sebuah barisan { } pada sedemikian sehingga ( ) ( ). ( ) Andai konvergen seragam ke pada, Diberikan > 0 maka ada sedemikian sehingga ( ) ( ) <, Barisan fungsi { } merupakan subbarisan dari { } maka subbarisan tersebut juga konvergen ( ) ( ) < Terjadi kontradiksi, maka pengandaian harus dinegasikan. Jadi, terbukti bahwa tidak konvergen seragam ke. Contoh 4. Barisan fungsi { ( )} =, [0,1]. Misalkan { } merupakan subbarisan dari { } dan ( ) merupakan barisan pada interval [0,1] dengan = dan ( )= untuk semua N. Pilih =, kita tinjau nilai ( ) ( ) = 0 =, terlihat bahwa nilai dari ( ) ( ) >. Barisan fungsi { ( )} tidak konvergen seragam pada interval [0,1]. Terdapat juga teorema selisih atau yang dikenal dengan Teorema Cauchy yang digunakan untuk melihat kekonvergenan seragam suatu barisan fungsi.

Analisis Kekonvergenan pada... (Restu Puji Setiyawan) 37 Teorema 6. (Kriteria Chauchy) (Goldberg, 1976: 257) Barsian fungsi { } konvergen seragam ke di jika dan hanya jika diberikan > 0 maka ada bilangan asli N sedemikan sehingga ( ) ( ) <, untuk semua, ;. Bukti ( ) Barisan fungsi { } konvergen seragam ke jika diberikan > 0 maka ada bilangan asli N sedemikan sehingga ( ) ( ) <, untuk semua, ;. Diberikan > 0 > 0, barisan fungsi { } konvergen seragam ke sedemikian sehingga ( ) ( ) = ( ) ( ) < 2 merupakan bilangan asli juga dimana, berlaku ( ) ( ) < 2 Nilai mutlak selisih dari suku ke- dan suku ke- ( ) ( ) ( ) ( ) + ( ) ( ) < + = ( ) Jika diberikan > 0 maka ada bilangan asli N sedemikan sehingga ( ) ( ) <, untuk semua, ; maka { } konvergen seragam ke di. Menurut ketaksamaan segitiga ( ) ( ) ( ) ( ) + ( ) ( ) < Maka nilai dari ( ) ( ) < atau ( ) ( ) < atau dengan kata lain { } konvergen seragam ke di. Contoh 5. Barisan fungsi { ( )} = 1 +, [0,1]. Diberikan > 0 maka ada N sedemikian sehingga untuk, berlaku < <, < < dan nilai dari ( ) ( ) = 1 1 + < +. Dapat dilihat bahwa ( ) ( ) < yang artinya barisan fungsi { ( )} = 1 + konvergen seragam untuk [0,1]. Kekonvergenan pada barisan fungsi terdapat dua macam yaitu konvergen titik demi titik (pointwise) dan konvergen seragam. Setelah mengetahui barisan fungsi tersebut konvergen, selanjutnya dipelajari sifat-sifat dari barisan fungsi yang konvergen. Sifat yang dimaksud adalah sifat barisan fungsi konvergen yang melekat pada fungsi kontinu, fungsi yang terintegral, dan fungsi yang terdiferensial. Berikut ini beberapa teorema yang menjelaskan sifat-sifat barisan fungsi yang konvergen. Teorema 7. (Kosmala, 2004: 347) Barisan fungsi { } merupakan barisan fungsi yang kontinu dalam himpunan R dan konvergen seragam ke di E. Maka kontinu di. Bukti. Barisan fungsi { } adalah barisan fungsi kontinu maka merupakan fungsi kontinu. Fungsi kontinu di, maka jika diberikan > 0 > 0, ada > 0 sedemikian sehingga ( ) ( ) < untuk <. Barisan fungsi { } adalah barisan fungsi yang konvergen seragam ke, jika diberikan > 0 > 0, maka ada bilangan asli N sedemikian sehingga ( ) ( ) <. dan { } konvergen seragam di maka ( ) ( ) <. Akan dibuktikan kontinu di, ( ) ( ) ( ) ( ) + ( ) ( ) Contoh 6. + ( ) ( ) < + + < Barisan fungsi { ( )} = + kontinu pada interval [0,1] karena nilai ( )= ( ) dan juga barisan fungsi tersebut konvergen seragam menuju ke fungsi pada interval [0,1], jika diberikan > 0 maka ada N sedemikian sehingga untuk, berlaku < <, < < dan nilai dari ( ) ( ) = + < +, dapat dilihat bahwa ( ) ( ) <.

38 Jurnal Matematika Vol 6 No 1 Tahun 2017 Nilai ( )= ( )= dimana nilai ( )= ( ) yang artinya fungsi kontinu pada interval [0,1]. Teorema 8. (Kosmala, 2004: 348) Jika { } adalah barisan fungsi kontinu yang konvergen seragam ke suatu fungsi pada [, ] maka ( ) = ( ) Bukti, Barisan { } konvergen seragam maka { } konvergen pointwise ke, sedemikian sehingga ( )= ( ) Barisan fungsi{ } merupakan konvergen seragam pada interval [, ]. Jika diberikan > 0, maka ada N sedemikian sehingga untuk semua [, ] dan berlaku ( ) ( ) < Diperoleh, Jadi, ( ) ( ) ( ) ( ) ekuivalen dengan Contoh 7. < ( ) ( ) <. ( ) = ( ) ( ) = = ( ). Barisan fungsi { ( )} = kontinu pada interval [0,1] karena ( )= ( ) dan barisan fungsi { ( )} = konvergen seragam menuju dengan ( )= ( )= 0 pada interval [0,1]. Nilai ( ) = = dan = = 0. Nilai ( ) = 0 = 0. Hal ini menunjukkan bahwa ( ) = [ ( )]. Teorema 9. (Kosmala, 2004: 349) Misalkan { } adalah barisan dari fungsi yang turunannya kontinu ( kontinu) dan konvergen titik demi titik ke fungsi. Jika barisan { } konvergen seragam ke fungsi pada interval [, ],maka = pada interval [, ].Dengan kata lain { } konvergen seragam ke pada interval [, ]. Bukti, Diketahui fungsi kontinu maka ( ) = ( ) ( ). Barisan fungsi konvergen seragam ke fungsi dan barisan fungsi kontinu maka ( ) = ( ) = ( ). Karena ( ) = ( ) ( ), maka diperoleh ( ) = [ ( ) ( )]= ( ) ( ). Persamaan di atas similar dengan persamaan pada teorema fundamental kalkulus untuk turunan dimana fungsi adalah turunan dari fungsi atau =. Karena merupakan barisan fungsi kontinu dan konvergen seragam menuju, maka menurut Teorema 7. berlaku = merupakan fungsi kontinu. Barisan fungsi konvergen seragam menuju fungsi, karena fungsi = maka barisan fungsi konvergen seragam menuju. Contoh 8. Diberikan { ( )} = pada interval [0,1]. Nilai ( )= =. Turunan dari barisan fungsi tersebut adalah { ( )} =. Barisan fungsi { ( )} = kontinu pada interval [0,1], ( )= ( ) untuk setiap [0,1]. Barisan fungsi { ( )} = konvergen seragam menuju fungsi ( )= 2, karena ( ) ( ) = 0. Fungsi ( )= memiliki turunan yaitu ( )= 2 dimana ( )= ( ) maka ( ) kontinu pada interval [0,1]. Nilai ( )= ( ) atau dengan kata lain barisan fungsi { ( )} konvergen seragam menuju ( ).

Analisis Kekonvergenan pada... (Restu Puji Setiyawan) 39 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil pembahasan mengenai barisan fungsi dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Barisan fungsi memiliki dua jenis kekonvergenan yaitu konvergen pointwise dan konvergen seragam. Jika barisan fungsi konvergen seragam maka barisan fungsi tersebut konvergen pointwise akan tetapi tidak berlaku sebaliknya. 2. Barisan fungsi yang konvergen memiliki sifat-sifat yang berkaitan dengan kekontinuan, integral dan turunan, diantaranya sebagai berikut: 1) Barisan fungsi kontinu { } dan konvergen seragam ke fungsi maka fungsi kontinu. 2) Barisan fungsi kontinu { } dan konvergen seragam ke fungsi pada interval tertutup [, ] maka berlaku ( ) = ( ). 3) Barisan fungsi { } konvergen pointwise ke fungsi dengan { } kontinu dan konvergen seragam ke fungsi maka kontinu dan =. Dengan kata lain { } konvergen seragam ke. DAFTAR PUSTAKA Bartle, R. G dan Donald R. Sherbert. 2000. Introduction to Riil Analysis. 3 th. New York : John Wiley and Sons. Brannan, David A. 2006. A First Course in Mathematical Analysis. New York : Cambridge University Press Goldberg, Richard R. 1976. Method of Riil Analysis.New York : John Wiley and Sons. Kosmala, Witold A.J. 2004. A Friendly Introduction to Analysis Single and Multivariable. 2 nd. New Jersey: Pearson Education. Marsden, Jerrold E. 1974. Elementary Classical Analysis. San Fransisco : W.H. Freeman and Company. Varberg, Dale dan Edwin J. Purcell. 2010. Kalkulus. Jilid satu. (diterjemahkan oleh : I Nyoman Susila). Tangerang : Binapura Akasara Publisher. Saran Penelitian ini hanya membahas 3 sifat dari barisan fungsi konvergen. Harapannya penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian pada sifat barisan fungsi konvergen, seperti halnya barisan fungsi kontinu dan monoton yang konvergen ke suatu fungsi atau lebih dikenal dengan Teorema Dini.