VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

dokumen-dokumen yang mirip
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

V. GAMBARAN UMUM. menjadikan sektor tersebut sebagai mata pencaharian masyarakat.

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

I PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Karakter Demografi Petani Kedelai. mencakup jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. berbeda dengan pendapatan yang diterima oleh petani lainnya. Bahkan seorang

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI BUNCIS DENGAN SISTEM TEBASAN DAN TANPA TEBASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kelayakan Usahatani Padi Semi Organik dan Anorganik Petani Penggarap

KUISIONER RESPONDEN. 1. Pendidikan Terakhir (Berikan tanda ( ) pada jawaban) Berapa lama pengalaman yang Bapak/Ibu miliki dalam budidaya padi?

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

KATA PENGANTAR. Muhammad SAW, yang telah memberi teladan dalam setiap kehidupan.

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL DESA CIBURUY

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani,

BAB VII PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN PERUBAHAN BENTUK ORGANISASI

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Desa Penelitian Letak Geografis dan Topografis Desa

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

V GAMBARAN UMUM DESA CIBURUY

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

Tabel 15. Hubungan Luas Lahan dengan Tingkat Pendapatan Tahun 2011

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

BAB V PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

IV. METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN PROFIL USAHA

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

Transkripsi:

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani padi konvensional. Hal ini berguna untuk melihat karakteristik umum petani. Karakteristik yang digunakan merupakan variabel yang akan digunakan dalam menentukan faktor internal petani menerapkan sistem usahatani padi sehat. Karakteristik umum petani pada penelitian ini terdiri dari tingkat pendidikan, umur, jumlah anggota keluarga tanggungan petani, luas lahan, status penguasaan lahan dan pengalaman petani. Rincian karakteristik umum pada kedua sampel populasi petani dapat dilihat pada tabel yang disajikan. 6.3.1. Karakteristik Petani Responden Padi Sehat Budidaya padi sehat dimulai sejak tahun 2004 relatif masih baru dalam tahap pengembangan budidaya padi organik. Pertanian organik bagi petani merupakan hal yang relatif baru. Selama kurun waktu tersebut petani masih belum bisa meninggalkan yang namanya pupuk kimia, karena pemakaian pupuk kimia sangat penting dalam pertumbuhan tanam padi di sawah. Sesuai dengan salah satu tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui caracara budidaya padi sehat dan padi anorganik maka dilakukan wawancara dan tinjauan ke lapang pada petani padi yang dipilih secara acak dari petani di Desa Ciburuy. Responden petani ditentukan dari anggota dalam kelompok tani silih asih. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengetahui dan menanyakan terlebih dahulu petani yang mengikuti SOP Padi Sehat karena banyaknya petani yang ada di Desa Ciburuy. Berdasarkan hasil wawancara dari responden diperoleh informasi bahwa petani padi sehat sebagian besar berusia diatas 30 tahun. Dengan proporsi terbesar adalah petani yang berusia diatas 31 tahun yaitu berjumlah 7 orang petani, kemudian diikuti dengan petani yang berusia 41-50 tahun yang berjumlah 1 orang petani. Selanjutnya penggolongan petani responden padi sehat berdasarkan usia secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Penggolongan Petani Responden Padi Sehat Berdasarkan Usia Golongan Usia Petani (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) < 31 2 13.33 31-40 7 46.67 41-50 1 6.67 51-60 3 20.00 61-70 1 6.67 71-80 1 6.67 Apabila ditinjau berdasarkan usia responden petani padi sehat dapat dilihat seperti Tabel 6 tersebut di atas bahwa pada umumnya petani yang melaksanakan padinya secara sehat ini berusia tua (> 31 tahun). Petani yang berusia di atas 31 tahun ini umumnya sudah bertani padi sejak muda walaupun belum secara organik. Responden petani padi sehat ini mulai mengembangkan pertanian organik dengan menghilangkan pemakaian pestisida kimia digantikan dengan pestisida nabati dan mengurangi pemakaian pupuk kimia dari dosis biasanya. Ditinjau dari sisi tingkat pendidikan yang pernah diikuti maka dapat digolongkan atas beberapa kategori. Berdasarkan tingkat pendidikan yang diperoleh maka proporsi terbesar adalah petani padi sehat yang lulus Sekolah Dasar yaitu sebesar 60 persen, kemudian diikuti dengan petani yang tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 20 persen, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan 13,33 persen, dan Tingkat Sarjana Muda 6,67 persen. Tabel 7. Penggolongan Petani Responden Padi Sehat Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) Tamat SD 9 60.00 Tamat SLTP 3 20.00 Tamat SLTA/SMK 2 13.33 D3 1 6.67 Kondisi petani padi apabila dilihat dari status petaninya maka ada tiga, yaitu petani padi sehat yang berstatus sebagai penyewa sekaligus penggarap,

petani penyakap (Maro) atau petani yang melakukan bagi hasil dari hasil panennya nanti, dan petani penyewa lahan orang dengan membayar harga sewa lahan per tahun atau per musim tanam. Petani di Desa Ciburuy sebagian besar adalah petani penyewa lahan sekaligus penggarap lahan sehingga responden yang diambil untuk penelitian ini semua adalah petani yang berstatus sebagai penyewa. Yang dimaksud dengan petani pemilik penggarap adalah petani yang menggarap lahan miliknya sendiri, sehingga hasil panen dan biaya usahatani sepenuhnya menjadi tanggungannya. Yang dimaksud petani penyakap yang berlaku secara umum di Desa Ciburuy adalah Maro yaitu petani yang menggarap lahan milik orang lain dan kemudian membayar sewanya dalam bentuk bagi hasil, yang mana besarnya merupakan hasil kesepakatan antara pemilik tanah dengan penggarap, dimana ± 50 % dari total penerimaan dibayarkan kepada pemilik lahan atau tanah dan ± 50 % untuk penyakap. Petani penyewa adalah petani yang menggarap lahan orang lain dengan melakukan sewa lahan atau sawah orang lain, harga sewa tergantung dari kesepakatan dari kedua belah pihak. Luas lahan yang diusahakan secara usahatani padi sehat oleh petani di Desa Ciburuy jumlah totalnya kurang lebih 3 hektar jumlah yang relatif kecil dibandingkan luas lahan total Desa Ciburuy yaitu 80 hektar. Berdasarkan luas lahan garapannya, maka luas lahan garapan padi sawah yang dibudidayakan secara padi sehat dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Penggolongan Petani Responden Padi Sehat Berdasarkan Luas Lahan Garapannya Luas Lahan Garapan (m 2 ) Jumlah (orang) Persentase (%) < 2000 1 6.67 2000-3999 7 46.67 4000-5999 3 20.00 6000-7999 - - >8000 4 26.67 Terlihat pada Tabel 8 di atas bahwa luas lahan garapan petani cukup beragam, di mana persentase terbesar adalah petani dengan luas garapan antara 2.000-3.999 m 2, yaitu berjumlah 7 orang atau 46,67 % kemudian diikuti dengan

luas lahan garapan lebih dari 8.000 m 2 (4 responden) dan luas lahan 4.000-5.999 m 2 (3 responden). Untuk luas lahan kurang dari 2.000 m 2 yaitu berjumlah 1 orang atau 6,67 %. Berdasarkan status usahataninya, maka 86,67 % responden menyatakan usahatani yang dilaksanakannya merupakan pekerjaan pokok, dan 13,33 % merupakan pekerjaan sampingan. Responden yang menyatakan usahataninya sebagai usaha sampingan tersebut adalah petani yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh bangunan, tukang ojek, pedagang sayur dan pedagang kaki lima. Tabel 9. Penggolongan Responden Petani Padi Sehat Berdasarkan Status Usahatani Uraian Jumlah (orang) Persentase (%) Pokok 13 86.67 Sampingan 2 13.33 Seluruh responden petani padi sehat (15 orang) di Desa Ciburuy dari total petani yang tergabung dalam kelompok tani Silih Asih. Kelompok tani ini dalam keanggotaannya terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok ikan dan kelompok tani sawah. Tetapi dalam kelompok tani ini tidak hanya petani padi sehat saja yang menjadi anggota, melainkan juga petani anorganik. Selanjutnya untuk mempelajari dan mengetahui sistem usahatani padi sehat yang dilakukan oleh para petani sehat dan padi konvensional (anorganik) yang dilakukan oleh petani konvensional Desa Ciburuy diketahui dari pelaksanaan usaha budidaya dan ekonomi. Penilaian secara budidaya dilakukan dengan mengetahui bagaimana proses budidaya padi sehat mulai dari pengolahan lahan pertanian hingga dapat ditanami bibit padi sampai dengan panen dan pemasarannya. Sedangkan penilaian secara ekonomi dilakukan dengan melakukan analisis pendapatan usahatani untuk mengetahui pendapatan petani padi sehat, dan kemudian dibandingkan dengan petani padi konvensional, perhitungan produktivitas usahatani padi sehat dan analisis kepekaan.

6.3.2. Karakteristik Responden Petani Padi Konvensional Untuk keperluan mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh petani padi konvensional maka dipilih 15 responden petani konvensional agar dapat dibandingkan tingkat pendapatannya tersebut dengan petani padi sehat. Karakteristik petani responden anorganik tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa sebagian besar petani anorganik merupakan petani dengan kelompok umur di atas 30 tahun. Dari responden yang ada, 33,33 % berada pada kelompok umur 51-60 tahun, kemudian diikuti yang berusia 41-50 tahun sebesar 20,00 % atau tiga responden. Tabel 10. Karakteristik Responden Petani Padi Konvensional 1. Golongan Usia Petani (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 31-40 4 26.67 41-50 3 20.00 51-60 5 33.33 61-70 3 20.00 2. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) Tamat SD 11 73.33 Tamat SLTP 2 13.33 Tamat SLTA/SMK 2 13.33 D3/Sarjana - - 3. Luas Lahan Garapan(m 2 ) Jumlah (orang) Persentase (%) < 2000 2 13.33 2000-3999 6 40.00 4000-5999 3 20.00 6000-7999 - - >8000 4 26.67 4. Uraian Jumlah (orang) Persentase (%) Pokok 13 86.67 Sampingan 2 13.33 Apabila ditinjau dari tingkat pendidikannya, maka petani tamat SD menempati proporsi yang terbesar, yaitu berjumlah 11 orang atau 73,33 %,

kemudian diikuti oleh responden yang tamat SLTP 13,33 % atau 2 responden. Responden yang tamat SLTA hanya ada 2 orang atau 13,33 %. Berdasarkan luas lahan garapannya, maka proporsi terbesar adalah responden yang menggarap lahan dengan luas 2.000-3.999 m 2, dan kemudian diikuti dengan responden yang menggarap lahan dengan luas lahan lebih dari 8.000 m 2 yaitu sebesar 26,67 %. Responden yang menggarap lahan kurang dari 2.000 m 2 sebesar 13,33 % atau 2 responden.