BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Bina Nusantara

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Keseimbangan Lini

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Universitas Bina Nusantara. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap tahun 2006/2007

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HASIL

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

BAB VI LINE BALANCING

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan juga hasil sampingannya, seperti limbah, informasi, dan sebagainya.

BAB 3 METODE PENULISAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGUKURAN EFISIENSI PROSES PEMBUATAN HANGER TIPE TAC 6212 PADA PT. BIGGY CEMERLANG DENGAN ANALISIS LINE BALANCING

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting di dalam suatu perusahaan karena Karyawan inilah yang

BAB V ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

ANALISIS METODE MOODIE YOUNG DALAM MENENTUKAN KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri manufaktur yang begitu pesat menuntut perusahaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PT PAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN METODE HEURISTIK (STUDI KASUS PT XYZ MAKASSAR)

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL Kondisi Keseimbangan Lintasan Produksi Aktual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. di hampir seluruh bidang kehidupan. Perkembangannya saat ini amat pesat, terutama

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup besar dalam arus informasi yang beredar dalam dunia ini. Hal ini

USULAN KESEIMBANGAN LINI PRODUKSI PADA PEMBUATAN SEPATU TIPE SAMBA PADA PT.POONG WON INDONESIA. Muhammad Kastalani

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing perusahaan tersebut. Salah satu contohnya adalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi informasi untuk mempertahankan dan mengembangkan

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Metode Line Balancing Produk Tall Boy Cleopatra dan Aplikasinya pada Tata Letak Mesin PT. Funisia Perkasa

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Kebutuhan Man Power dan Line Balancing Jalur Supply Body 3 D01N PT. Astra Daihatsu Motor Karawang Assembly Plant (KAP)

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya (resources) yang

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian terhadap obyek yang ada. Untuk itu dibawah ini akan dijelaskan metodologi pemecahan masalah yang digunakan seperti yang terlihat pada Diagram 4.1 : 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian Pendahuluan merupakan tahap awal yang paling penting dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk : melihat situasi dan kondisi perusahaan secara keseluruhan mengetahui kegiatan produksi yang berlangsung pada divisi frame khususnya. mengindentifikasikan masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Penelitian pendahuluan merupakan acuan untuk mendukung tahapan penelitian selanjutnya. Selain melakukan pengamatan secara langsung pada perusahaan, juga digunakan teknik wawancara untuk memperoleh informasi dari pihak- pihak yang terkait dengan topik yang akan dibahas. 2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Setelah dilakukan penelitian pendahuluan, maka tahap berikutnya adalah menganalisa dan mengidentifikasi masalah yang terjadi di PT. REJEKI GEMAWIRA yang berkaitan erat dengan lini produksi. Dari hasil pengamatan secara langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan dapat dilihat bahwa

76 permasalahan yang terjadi adalah lini produksi pada perusahaan yang bersangkutan belum seimbang. Hal ini dapat menyebabkan waktu menganggur yang cukup lama dari operator untuk menunggu datangnya barang dari operasi yang lain sehingga banyak terdapat penumpukan material/produk setengah jadi antara beberapa operasi ke operasi lainnya. Akibatnya efisiensi dan produktivitas perusahaan belum optimal. Oleh sebab itu, dirasakan perlu adanya kebutuhan bagi perusahaan khususnya perusahaan make to order dengan jumlah permintaan yang fluktuatif untuk membangun suatu sistem informasi yang dapat membantu perancangan lini produksi dengan keseimbangan lini yang paling efisien. 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : - PT. REJEKI GEMAWIRA dapat menerapkan sistem informasi yang menghasilkan beberapa alternatif lini produksi dengan keseimbangan lini yang baik. - PT. REJEKI GEMAWIRA dapat menerapkan lini produksi dengan keseimbangan lini yang paling efisien. - PT. REJEKI GEMAWIRA dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

77 4. Pengumpulan data Pengumpulan data bertujuan untuk mendukung proses pengolahan data dan analisa lebih lanjut. Data yang dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian. Beberapa data yang perlu dikumpulkan untuk mendukung tahapan penelitian selanjutnya antara lain : a. Data Umum Perusahaan Pengumpulan data umum perusahaan dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan bagian-bagian yang berwenang dan pihak terkait di perusahaan. Data yang dikumpulkan meliputi profile dan manajemen sumber daya perusahaan. b. Data Proses Produksi Pengumpulan data proses produksi dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pembuatan wooden photo frame tipe RG-01810 yang berlangsung di lantai produksi PT. REJEKI GEMAWIRA divisi frame. Selama melakukan pengamatan didampingi oleh manajer produksi yang memberikan penjelasan secara langsung. Pengumpulan data ini meliputi urutan operasi yang dilakukan pada proses pembuatan wooden photo frame tipe RG-01810 serta sistem yang sedang berjalan di perusahaan. c. Data Waktu Observasi Data waktu observasi didapatkan dari hasil pengukuran secara langsung terhadap setiap operasi/elemen kerja yang ada dalam proses pembuatan wooden photo frame tipe RG-01810. Pengukuran data tersebut dilakukan dengan menggunakan stopwatch dan pencatatan dilakukan secara manual

78 dimana jumlah pengambilan sampel data untuk tiap-tiap operasi sebanyak 30 data. 5. Pengolahan Data Setalah melakukan proses pengumpulan data yang diperlukan, maka selanjutnya adalah mengolah data tersebut. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : a. Uji Kenormalan data. Dari hasil data waktu observasi yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya akan diuji apakah data tersebut sudah terdistribusi normal atau belum. Untuk mengetahui bahwa data telah terdistribusi normal adalah dengan membandingkan hasil perhitungan λ 2 dengan λ 2 tabel. Apabila λ 2 perhitungan lebih kecil dari λ 2 tabel berarti data sudah terdistribusi normal. Sedangkan jika data belum terdistribusi normal, maka harus dilakukan pengukuran ulang terhadap data waktu observasi sampai data tersebut terdistribusi normal. b. Uji Keseragaman Data Pengujian tingkat keseragaman data bertujuan untuk mendapatkan data yang seragam, dalam arti data waktu observasi tersebut masih berada dalam batasbatas kontrol. Sedangkan data yang tidak seragam atau yang berada di luar batas-batas kontrol harus dibuang dan tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya.

79 c. Uji Kecukupan Data Setelah pengujian tingkat keseragaman data, maka langkah selanjutnya adalah pengujian tingkat kecukupan data yang bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah sampel data yang diambil sudah cukup mewakili populasi data. Untuk melakukan pengujian tersebut, digunakan tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5% yang berarti bahwa rata-rata hasil pengukuran hanya boleh menyimpang sejauh 5% dari rata-rata sebenarnya dan kemungkinan berhasil mendapatkan hal ini adalah 95%. Jika jumlah pengukuran data yang diperlukan masih lebih besar dari jumlah pengukuran data yang telah dilakukan maka harus dilakukan pengukuran ulang terhadap data waktu siklus dan dilakukan lagi uji kenormalan, uji keseragaman dan uji kecukupan data sampai jumlah pengukuran yang diperlukan sudah dilampaui oleh jumlah pengukuran yang telah dilakukan. d. Perhitungan Waktu Normal Untuk mendapatkan waktu normal dari tiap-tiap operasi, maka harus diperhitungkan faktor-faktor penyesuaian. Dalam hal ini, metode yang digunakan untuk menentukan faktor penyesuaian adalah metode Westinghouse yang dianggap lebih lengkap dibandingkan metode lainnya. Metode ini mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja antara lain ketrampilan, usaha, kondisi kerja, dan konsistensi. Penentuan besar nilai masing-masing faktor tersebut dilakukan dengan pengamatan secara langsung dan berpedoman pada tabel Westinghouse.

80 e. Perhitungan Waktu Baku Di dalam perhitungan waktu baku perlu menambahkan faktor kelonggaran atas waktu normal yang telah didapatkan. Besarnya nilai kelonggaran didapatkan dari hasil penjumlahan persentase faktor-faktor yang berpengaruh yang terdapat pada tabel kelonggaran. Perhitungan waktu baku ini dilakukan untuk masing-masing operasi dalam pembuatan produk wooden photo frame ini. f. Perhitungan Performansi Lini Produksi Saat Ini Untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan saat ini, maka dilakukan perhitungan performansi pada lini produksi saat ini dengan menghitung Line Efficiency, Station Efficiency, Balance Delay, Delay Time, Smoothness Index serta Production Output. g. Perhitungan Waktu Siklus (Cycle Time) Setelah itu, maka tahap selanjutnya adalah menetapkan waktu siklus berdasarkan target produksi yang diharapkan dapat memenuhi jumlah permintaan tertentu. Waktu siklus ini akan digunakan sebagai batas waktu maksimum untuk pengelompokkan operasi ke dalam workstation. 6. Perancangan Keseimbangan Lini Pada tahap ini akan dilakukan perancangan keseimbangan lini secara manual berdasarkan metode-metode Ranked Position Weight (Metode Bobot Posisi), J. Wagon, Largest Candidate Rule serta metode Region Approach. Berdasarkan data waktu baku yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya maka dilakukan perhitungan dan perancangan terhadap lini produksi. Perancangan ini dilakukan

81 dengan mengelompokkan operasi-operasi ke dalam workstation sesuai dengan jumlah permintaan tertentu sehingga diperoleh beberapa alternatif lini produksi dengan keseimbangan lini yang baik. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan terhadap performansi keseimbangan lini untuk tiap metode seperti Line Efficiency, Station Efficiency, Balance Delay, Delay Time, Smoothness Index serta Production Output. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan efisiensi dan produktivitas pada perusahaan setelah dilakukan perhitungan keseimbangan lini. Berdasarkan alternatif-alternatif tersebut, maka diharapkan dapat mempermudah manajer produksi dalam menentukan penerapan lini produksi yang paling efisien untuk memenuhi jumlah permintaan tertentu. 7. Analisa Hasil Analisa hasil yang dilakukan meliputi analisa performansi terhadap lini produksi saat ini, analisa performansi terhadap lini produksi yang sudah menerapkan metode-metode keseimbangan lini serta analisa perbandingan performansi antara lini produksi saat ini dengan lini produksi yang memiliki keseimbangan paling efisien untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan efisiensi dan produktivitas pada perusahaan. 8. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Perancangan sistem informasi diharapkan dapat membantu bagian PPIC untuk mensimulasikan hasil perhitungan dari masing masing metode keseimbangan lini yaitu metode Ranked Position Weight (Metode Bobot Posisi), J. Wagon, Largest Candidate Rule serta metode Region Approach secara cepat dan akurat.

82 Sistem ini memerlukan input variabel variabel seperti nama dari semua operasi yang ada, data waktu baku tiap-tiap operasi, operasi pengikut, jumlah permintaan tertentu, dan lain lain. Kemudian akan menghasilkan output berupa alternatif pengelompokkan workstation menurut metode yang dipilih, serta perhitungan performansi untuk tiap metode seperti : Line Efficiency, Station Efficiency, Balance Delay, Delay Time, Smoothness Index serta Production Output. Selanjutnya dari masing-masing metode tersebut, manajer produksi tinggal membandingkan metode mana yang dapat menghasilkan lini produksi dengan keseimbangan lini yang paling efisien sebagai usaha untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Untuk tahapan dan langkah-langkah menganalisis sistem digunakan metode Mathiassen (Object Oriented Analysis And Design) dan menggunakan UML (Unified Model Language) diagram sebagai alat untuk memodelkan keseluruhan sistem informasi yang ada. Langkah-langkah dalam analisa dan perancangan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Pembahasan System Definition dari sistem yang berjalan untuk menganalisa sistem yang sedang berjalan, dan mengetahui spesifikasi dari kebutuhan pengguna sistem untuk memperbaiki sistem yang ada. Dalam kasus ini, perusahaan menerapkan sistem yang sedang berjalan secara manual, dan metode yang digunakan masih secara intuisi. Kemudian, dilanjutkan dengan pembuatan system definition dari sistem usulan. Untuk sistem yang akan dibuat, diusulkan menggunakan komputer sehingga proses kalkulasi untuk menghasilkan perancangan keseimbangan lini dapat dilakukan secara otomatis, dan data dapat tersimpan dengan baik sebagai data historis

83 perusahaan. Berdasarkan usulan ini, sistem akan dirancang dan dikembangkan. b. Analisa Problem Domain Tahapan-tahapan dalam menganalisa Problem Domain ini adalah : Setelah diketahui sistem yang akan dirancang seperti apa, maka ditentukan class candidate serta event candidate yang ditunjukkan dalam event table untuk melihat hubungan antara class dan event. Pembuatan Class Diagram dan hubungan - hubungan antar class di dalam sistem. Pembuatan State Chart Diagram untuk setiap kelas. c. Analisa Application Domain. Tahapan-tahapan dalam menganalisa Application Domain ini adalah : Pembuatan Use Case Diagram yang digunakan untuk menggambarkan pola interaksi atau hubungan antara sistem dengan pengguna. Pembuatan Use Case description dari setiap use case yang ada pada Use Case Diagram untuk memberikan penjelasan rinci tentang kegiatan yang terjadi dalam sistem dan fungsi-fungsi yang ada dalam sistem. Pembuatan Sequence diagram diagram untuk menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) dengan message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram dibuat berdasarkan setiap use case yang ada dalam Use Case diagram.

84 Pembuatan Function List untuk mendaftarkan fungsi-fungsi yang dapat dijalankan oleh sistem informasi ini berdasarkan Use Case description. Pembuatan Navigation diagram yang menggambarkan user interface yang diperlukan dalam sistem dan hubungan antar user interface tersebut. User interface yang dimaksud adalah berupa form yang perlu dalam program atau sistem yang akan dibuat. d. Component Design Pada tahap ini akan dirancang Component Diagram yang menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen sistem serta ketergantungan di antaranya. e. Architectural Design Pada tahap ini juga akan dirancang Deployment Diagram yang menggambarkan bagaimana komponen-komponen dideploy dalam infrastruktur sistem. 9. Pembuatan Program Pada tahap ini akan dilakukan pembuatan program berdasarkan perancangan sistem informasi yang telah ada. Pembuatan program ini menggunakan Visual Basic 6.0 yang dihubungkan dengan Microsoft Access. 10. Pengetesan dan Uji Coba Program Pada saat pembuatan program dilakukan pengetesan apakah terjadi error, begitu pula setelah program yang selesai dibuat, diuji kembali untuk mengetahui apakah program tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan ataukah

85 masih terjadi error. Jika ada maka akan dicek kembali program yang telah dibuat. Setelah itu baru diimplementasikan pada sistem yang sebenarnya. 11. Kesimpulan dan Saran. Pada tahap ini dibuat kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian, serta saran yang dapat diberikan kepada perusahaan yang berkaitan dengan penelitian atau permasalahan yang ada.

86 Start Penelitian Pendahuluan 1. Pengamatan Langsung 2. Teknik Wawancara Studi Kepustakaan Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah Belum adanya penerapan keseimbangan lini pada sistem produksi sehingga efisiensi dan produktivitas perusahaan belum optimal Tujuan Penelitian 1. Menghasilkan sistem informasi yang memberikan alternatif-alternatif sistem produksi dengan keseimbangan lini yang baik. 2. Menghasilkan sistem produksi dengan keseimbangan lini yang paling efisien. 3. Meningkatkan efisiensi serta produktivitas perusahaan Pengumpulan Data Data Waktu Observasi Data Proses Produksi (Urutan Proses Produksi dan Sistem Berjalan) Data Umum Perusahaan (Profile dan Manajemen Sumber Daya Perusahaan) TEKNIK INDUSTRI Tingkat Ketelitian Uji Kenormalan Data tidak Normal Ya Tingkat Keyakiinan Uji Keseragaman Data tidak Data dibuang tidak Data berada dalam batas kontrol? Ya Tingkat Keyakiinan Tingkat Ketelitian Uji Kecukupan Data N'<=N? Ya A Diagram 4.1 Diagram Alir Metodologi Pemecahan Masalah

87 A Menentukan Faktor Penyesuaian Perhitungan Waktu Normal Menentukan Faktor Kelonggaran Perhitungan Waktu Baku Perhitungan Performansi Lini Produksi Saat Ini Perhitungan Cycle Time Perancangan Keseimbangan Lini Metode Ranked Postional Weight Metode J. Wagon Metode Largest Candidate Rule Metode Region Approach Analisa Hasil B Diagram 4.2 Diagram Alir Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

88 SIST Diagram 4.3 Diagram Alir Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

89 Start Buat Precedence Diagram Tentukan bobot posisi untuk setiap elemen kerja Urutkan elemen kerja berdasarkan bobot posisi dari yang terbesar sampai terkecil Pilih elemen kerja yang memiliki bobot posisi terbesar Apakah memenuhi precedence diagram? No Pilih elemen kerja dengan bobot terbesar berikutnya Kelompokkan elemen kerja tersebut pada stasiun kerja Jumlah waktu stasiun kerja > waktu siklus? No Pindahkan elemen kerja terpilih terakhir ke stasiun kerja berikutnya Operasi terakhir? No Finish Diagram 4.4 Diagram Alir Metode Ranked Positional Weight

90 Start Buat Precedence Diagram Tentukan bobot untuk setiap elemen kerja Urutkan elemen kerja berdasarkan bobot terbesar (bila sama urutkan berdasarkan waktu operasi yang terbesar) Pilih elemen kerja dengan bobot terbesar Apakah memenuhi Precedence Diagram? No Pilih elemen kerja dengan bobot terbesar berikutnya Kelompokkan elemen kerja tersebut ke dalam stasiun kerja Jumlah waktu stasiun kerja > waktu siklus? No Pindahkan elemen kerja terpilih terakhir ke dalam stasiun kerja berikutnya Operasi terakhir? No Finish Diagram 4.5 Diagram Alir Metode J. Wagon

91 Start Buat Precedence Diagram Urutkan elemen kerja berdasarkan waktu operasi terbesar hingga yang terkecil dan yang mempunyai precedence operation paling sedikit Pilih elemen kerja dengan waktu operasi yang terbesar dan yang mempunyai pecedence operation paling sedikit Apakah memenuhi Precedence Diagram? No Pilih elemen kerja dengan waktu operasi terbesar dan yang mempunyai precedence operation paling sedikit berikutnya Kelompokkan elemen kerja tersebut ke dalam stasiun kerja Jumlah waktu stasiun kerja > waktu siklus? No Pindahkan elemen kerja terpilih terakhir ke dalam stasiun kerja berikutnya Operasi terakhir? No Finish Diagram 4.6 Diagram Alir Metode Largest Candidate Rule

92 Start Buat Precedence Diagram Bagi Precedence Diagram ke dalam beberapa wilayah berdasarkan syarat yang berlaku Urutkan elemen kerja dimulai dari wilayah yang paling kiri Urutkan elemen kerja dalam tiap wilayah berdasarkan waktu operasi terbesar Pilih elemen kerja dalam tiap wilayah dengan waktu operasi terbesar Apakah memenuhi Precedence Diagram? No Pilih elemen kerja dengan waktu operasi terbesar berikutnya Kelompokkan elemen kerja tersebut ke dalam stasiun kerja Jumlah waktu stasiun kerja > waktu siklus? Pindahkan elemen kerja terpilih terakhir ke dalam stasiun kerja berikutnya Operasi terakhir? NO Finish Diagram 4.7 Diagram Alir Metode Region Approach

93 4.2. Teknik Pengumpulan Data dan Penentuan Parameter Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Observasi Lapangan (Field Research) Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kegiatan produksi yang berlangsung di perusahaan, memperjelas informasi, serta mendapatkan pemahaman yang lebih baik akan apa yang diteliti. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan mengamati operasi-operasi yang dilakukan dalam pembuatan wooden photo frame dan melakukan pengukuran waktu terhadap masing-masing operasi dengan menggunakan alat bantu stopwatch. 2. Wawancara (Interview) Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara atau komunikasi langsung terhadap bagian berwenang dan pihak-pihak terkait dari perusahaan bersangkutan. Wawancara dilakukan dengan manajer produksi untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang sistem produksi yang sedang berjalan saat ini. Selain itu, juga dilakukan wawancara dengan bagian-bagian yang berwenang untuk memperoleh informasi yang diperlukan. 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh teori-teori yang mendukung dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti. Penulis melakukan studi kepustakaan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian, modul praktikum serta pencarian informasi melalui akses internet. Studi kepustakaan dapat membantu penulis dalam mengumpulkan data apa saja yang diperlukan serta langkah- langkah yang perlu dilakukan untuk mengolah data yang telah terkumpul.

94 Beberapa parameter yang digunakan dalam pengolahan data yaitu tingkat keyakinan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5% untuk pengujian kenormalan data, pengujian tingkat keseragaman dan kecukupan data.