ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 PEMBAHASAN. (-)-epikatekin (5, 7, 3, 4 -tetrahidroksiflavan-3-ol) (73). Penentuan struktur senyawa tersebut

Santon Dari Kulit Batang Tumbuhan Asam Kandis (Garcinia cowa)

KARAKTERISASI SENYAWA DARI FRAKSI AKTIF ANTIBAKTERI DAUN Garcinia celebica linn (Kandis) *

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Bab III Metodologi Penelitian

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

SENYAWA TRITERPENOID DARI EKSTRAK N-HEKSANA KULIT BATANG GARCINIAPICORRHIZA MIQ.

san dengan tersebut (a) (b) (b) dalam metanol + NaOH

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI BUNGA TUMBUHAN MAWAR PUTIH (Rosa hybrida L.) SKRIPSI RUT SAMAYANA LUBIS

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-Desember 2013, bertempat di

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Isolasi Senyawa Fenolat dari Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan Gandaria

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

SATU SENYAWA STEROID DARI DAUN GEDI (Abelmoschus manihot L. Medik) ASAL SULAWESI UTARA

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephellium lappaceum L.) SKRIPSI DEWI F SIRINGORINGO

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI KULIT BATANG TUMBUHAN BALIK ANGIN (Macaranga recurvata Gage.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI... JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR PUBLIKASI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

Isolasi Senyawa 3β-asetoksi-lup-20(29)-en-2 ol dan Uji Antioksidan dari Tumbuhan Kepulauan Aru (Sonneratia ovata Backer)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA TURUNAN TERPENOID DARI FRAKSI n-heksan Momordica charantia L.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36)

Triterpenoid Lupeol dari Manggis Hutan (Garcinia bancana Miq.)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TURUNAN SANTONTERPRENILASI GARCINIA CYLINDROCAPA (KOGBIRAT), ENDEMIK KEP. MALUKU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Transformasi Gugus Fungsi Senyawa Baekeol Sebagai Model Pembelajaran Kimia di Sekolah Menengah Atas

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

Triterpenoid yang Beraktivitas Antimakan dari Kulit Batang Kokosan (Lansium domesticum Corr cv. Kokossan (Meliaceae) 1)

4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

Beberapa Senyawa Hasil Isolasi dari Kulit Batang Tumbuhan Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum (A. Juss.) Miq.) (Meliaceae)

BABm METODOLOGI PENELITIAN

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

SINTESIS SENYAWA METOKSIFLAVON MELALUI SIKLISASI OKSIDATIF HIDROKSIMETOKSIKALKON

PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Isolasi Metabolit Sekunder dari Kulit Batang Kembang Sepatu (Hibiscus Rosasinensis) ) Nohong ), Hadijah Sabarwati ) Abstract

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.) SKRIPSI PUTRI N E NAIBORHU

SENYAWA TURUNAN STEROL ANTIJAMUR DARI KAYU AKAR MELOCHIA UMBELLATA (HOUTT) STAPF VARITAS DEGRABRATA K.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. DENGAN Artt:rnia Salina LEACH DAN IDENTIFlKASI SENY AWA AKTIFNY A DALAM Graci/aria licbmoides ~r SKRIPSI

ISOLASI STEROID DARI DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)

SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG Garcinia cf. cymosa DAN UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN. Jurusan kimia, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

Isolasi Senyawa α-amirin Dari Tumbuhan Beilschmiedia Roxburghiana (Medang) Dan Uji Bioaktivitasnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDADARI KULIT BATANG TUMBUHAN PETAI CINA ( Leucaena glauca L.) SKRIPSI MARLINTON SINAGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) SKRIPSI SUDIRMAN SILAEN

III. BAHAN DAN METODA

4 Hasil dan Pembahasan

4 Pembahasan. 4.1 Senyawa Asam p-hidroksi Benzoat (58)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

ISOLASI SENYAWA ALKALOIDA DARI BIJI TUMBUHAN MAHONI SKRIPSI PHILIP PINONDANG SIAHAAN

Oleh : IQBAL MUSTHAPA

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

3. Metodologi Penelitian

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

ISOLASI SENYAWA ALKALOIDA DARI DAUN TUMBUHAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f.) Ness) SKRIPSI SAULINA HARIANJA DEPARTEMEN KIMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

4 Pembahasan Artokarpin (35)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

ISOLASI SENYAWA FLAVONOIDA DARI DAUN TUMBUHAN JAMBU MONYET ( Anacardium occidentale L.) SKRIPSI TRIA NOVITA TAMPUBOLON

Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Kulit Batang Sukun (Artocarpus altilis)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Awal Isolasi dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Heksana dari Daging Buah Dillenia indica

3 Percobaan dan Hasil

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Transkripsi:

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida Berna Elya Departemen Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Abstrak Garcinia rigida merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Sebagian besar genus Garcinia telah diteliti dan memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Dua senyawa kimia berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksan kulit batang manggis hutan (Garcinia rigida). Kedua senyawa tersebut adalah stigmasterol (senyawa A) dan suatu triterpen asam oleanolat (senyawa B). Abstract Isolation and Characterization Chemical Compounds from the Brak of Garcinia rigida. Garcinia rigida is an Indonesia original plant growing on Sumatera, Java, Kalimantan, and Maluku. Most of its genus have been researched and proven as medicinal plants. Two compounds have been isolated from n-hexane stem-bark of Garcinia Rigida. The two compounds are Stigmasterol (compound A) and a triterpen oleanolic acid (compound B). Keywords: Garcinia rigida, stogmasterol, triterpen, oleanolic acid. 1. Pendahuluan Tumbuhan merupakan salah satu bahan obat tradisionil yang telah dikenal sejak dahulu kala. Dalam dasawarsa terakhir ini penggunaan obat tradisionil telah menarik perhatian dan kepopulerannya di masyarakat kita semakin meningkat. Salah satu penyebabnya adalah penerimaan masyarakat itu sendiri terhadap manfaat dan kegunaan tumbuhan obat dalam pemeliharaan kesehatan [1]. Genus Garcinia merupakan tumbuhan tropis yang temasuk dalam familia Guttiferae dan mempunyai lebih kurang 180 spesies [2]. Tumbuhan ini banyak tersebar di Indonesia, yang umumnya dikenal sebagai tumbuhan manggis-manggisan. Di Asia Tengara terdapat sekitar 30 spesies yang menghasilkan buah yang dapat dimakan, seperti Garcinia mangostana (buah manggis), Garcinia parvifolia (kandis), dan Garcinia dulcis (mundu). Beberapa spesies Garcinia juga tumbuh di daerah subtropis, seperti di kepulauan Jepang, Korea dan di sebagian wilayah dataran Cina [2,3]. Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap spesies Garcinia, diperoleh beberapa senyawa yang memiliki aktivitas biologis dan farmakologis seperti sitotoksik, antiinflamasi, antimikroba, antifungi, dapat menghambat xanthin oksidase dan monoamin oksidase serta mempunyai efek antioksidan [4]. Species Garcinia yang telah diteliti antara lain G. dulcis, G. subelliptica, G. nervosa, G. forbessi, G. livingstonei, G. latissima, G. mangostana, G. lateriflora, G. cowa, G. assigu dan G. parvifolia. Garcinia rigida yang dikenal dengan nama manggis hutan adalah tumbuhan asli Indonesia yang banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Maluku [5]. Dari literatur diperoleh data bahwa belum ada penelitian yang dilakukan terhadap spesies ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa kimia dari ekstrak n-heksan kulit batang Garcinia rigida (manggis hutan). 45

46 2. Metode Penelitian Pada penelitian ini kulit batang Garcinia rigida yang digunakan dikumpulkan dari daerah Bogor. Kulit batang yang telah dikeringkan dengan cara diangin-anginkan kemudian diserbuk. Serbuk tersebut kemudian dimaserasi dengan pelarut n-heksan selama 1 minggu pada temperatur kamar. Maserasi diulang hingga filtrat hampir tidak berwarna. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator. Sebanyak 12 g ekstrak n-heksan difraksinasi dengan kromatografi kolom menggunakan silika gel sebagai fase diam dan pelarut n-heksan etilasetat yang ditingkatkan kepolarannya sebagai fase gerak (sebagaimana terlihat pada Tabel 1), sehingga diperoleh 25 fraksi. Fraksi 6-8, merupakan kristal bentuk jarum berwarna putih yang kemudian dilakukan rekristalisasi, diperoleh senyawa A dan dari fraksi 13-15, diperoleh senyawa B. Karakterisasi dari senyawa yang diperoleh (A dan B) dilakukan dengan menggunakan spektroskopi (spektrofotometer inframerah, spektrometer 1 H- NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dan 13 C-NMR). 3. Hasil dan Pembahasan Hasil isolasi dari ekstrak n-heksan kulit batang Garcinia rigida berupa kristal berwarna putih sebanyak 75 mg (senyawa A) dan sebanyak 45 mg (senyawa B). Kedua kristal A dan B, kemudian dikarakterisasi dengan Spektrofotometer inframerah, Spektrofotometer NMR. Pengukuran spektrum inframerah untuk senyawa A dan B dilakukan menggunakan pellet KBr. Pita-pita serapan muncul pada daerah panjang gelombang seperti terlihat pada Tabel 1. Pengukuran spektrum 1 H-NMR untuk senyawa A dan B, dilakukan dengan menggunakan medan magnit berkekuatan 400 MHz dengan pelarut CDCl3 mem-berikan sinyal-sinyal pergeseran kimia ( H) sebagaimana tercantum pada Tabel 2. Pengukuran spektrum 13 C-NMR untuk senyawa A dan B, dilakukan dengan menggunakan medan magnit berkekuatan 400 MHz dengan pelarut CDCl 3 memberikan sinyal-sinyal pergeseran kimia ( C ) sebagaimana tercantum pada Tabel 3. Tabel 1. Data bilangan gelombang senyawa A dan B dengan spektrofotometer inframerah Senyaw a Bilangan gelombang (cm -1 ) A 3426, 2933, 2873, 1707, 1463, 1380, 1020 B 3400, 2947, 1709, 1677, 1421, 1376, 1110 Tabel 2. Data pergeseran kimia senyawa A dan B pada 1 H-NMR Senyawa A B Pergeseran kimia (ppm) 0.68 (3H,s), 0.80 (3H,d), 0.83 (3H,d), 0.85 (3H,t), 0.91 (3H,d), 1.01 (3H,s), 3.22 (1H,m), 5.1 (1H,d), 5.2 (1H,d) 0.75 (3H,s), 0.81 (3H,s), 0.90 (9H,s), 1.05 (3H,s), 1.2 (3H,s) Tabel 3. Data pergeseran kimia senyawa A dan B pada 12 C-NMR Senyaw a Pergeseran kimia (ppm)

47 A 14.0, 15.2, 16.2, 17.6, 19.5, 21.2, 22.5, 22.7, 24.2, 25.6, 26.4, 26.6, 27.2, 28.0, 31.5, 36.8, 37.7, 38.6, 39.1, 39.7, 44.4, 55.5, 58.3, 59.9, 78.9, 120.2, 120.4, 130.6, 145.0 B 12.0, 14.4, 16.8, 18.4, 19.8, 21.3, 21.7, 22.0, 22.5, 22.7, 25.5, 25.8, 26.4, 27.9, 29.3, 33.8, 34.8, 35.9, 39,0, 41.8, 44.3, 45.2, 46.9, 47.6, 50.8, 53.4, 81.2, 126.7, 145.6, 173.4 Senyawa A berupa kristal berwarna putih dengan titik leleh 136-138 oc. Dari spektrum inframerah adanya gugus -OH ditunjukkan oleh pita serapan pada daerah bilangan gelombang 3426 cm -1, hal ini diperkuat oleh adanya pergeseran kimia H pada 3.22 ppm (1H,m) dan C 78.9 ppm. Pada bilangan gelombang 1707 cm -1 menunjukkan vibrasi ulur C=C. Adanya ikatan rangkap ini diperkuat oleh adanya pergeseran kimia proton ( H ) pada 5.1 ppm dan juga C pada 120.2 dan 130.6 ppm yang merupakan ikatan rangkap pada C5. Ikatan rangkap pada C22 ditunjukkan oleh 5.2 ppm (1H,d) dan pada C 120.4 dan 145.0 ppm. Pada spektrum resonansi magnetik inti proton sinyal-sinyal pergeseran kimia 0.68 sampai 1.01 ppm (3H,s) menunjukkan adanya enam gugus metil, yaitu H 0.85 ppm (3H,t) berupa gugus metil primer, H 0.80 (3H,d), 0.83 (3H,d) dan 0.91 ppm (3H,d) berupa metil sekunder dan H 0.68 (3H,s) dan 1.01 ppm (3H,s) berupa gugus metil tersier. Untuk memperkirakan struktur senyawa A dilakukan penelusuran dengan membandingkan profil spektra senyawa A dengan senyawa yang telah dikenal. Dari data spektrum 1 H-NMR dan 13C-NMR (Tabel 4 dan Tabel 5) terlihat adanya kemiripan antara spektrum NMR dari senyawa A dan Stigmasterol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa senyawa A adalah Stigmasterol dengan rumus molekul C 29 H 50 O, dengan titik leleh 136-138 o C. Senyawa B berupa kristal berwarna putih. Pada spektrum inframerah adanya gugus -OH ditunjukkan oleh pita serapan di daerah bilangan gelombang 3400 cm -1, hal ini diperkuat oleh adanya pergeseran kimia H pada 3.1 ppm (1H,m) dan C 81.2 ppm. Pada 1 H-NMR pergeseran kimia antara 0,75 sampai 1.2 ppm dengan integrasi (1:1:3:1:1) ppm menunjukkan adanya tujuh gugus metil dimana sinyal tersebut menunjukkan adanya ikatan sp3. Tabel 4. Perbandingan data pergeseran kimia 1 H-NMR dari senyawa A dan Stigmasterol Metil Proton Stigmasterol H (ppm) 0.69 (3H,s), 0.80 (3H,d) 0.83 (3H,d), 0.85 (3H,t), 0.93 (3H,d), 1.01 (3H,s) Senyawa A H (ppm) 0.68 (3H,s), 0.80 (3H,d), 0.83 (3H,d), 0,85 (3H,t), 0.91 (3H,d), 1.01 (3H,s) Olefinik 5.3 (1H,d), 5.4 (1H,d) 5.1 (1H,d), 5.2 (1H,d) OH 3.25 (1H,m) 3.22 (1H,m)

48 Gambar 1. Senyawa A Gambar 2. Senyawa B Tabel 5. Perbandingan data pergeseran kimia 12 C-NMR dari senyawa A dan Stigmasterol Atom C Stigmasterol C (ppm) Senyawa A C (ppm) 1 37.2 37.7 2 31.6 31.5 3 76.8 78.9 4 42.5 39.7 5 140.9 145.0 6 121.7 120.7 7 31.8 28.0 8 36.9 36.8 9 50.1 55.5

49 10 36.6 36.8 11 21.1 21.2 12 39.7 39.1 13 42.3 38.6 14 56.7 59.9 15 24.3 24.2 16 28.2 26.4 17 56.0 58.3 18 11.8 14.0 19 135.2 130.6 20 121.3 120.2 21 17.9 16.2 22 31.9 31.5 23 23.0 22.7 24 45.8 44.4 25 29.1 27.2 26 19.8 19.5 27 19.1 17.6 28 26.0 25.6 29 12.0 15.2 Pergeseran kimia antara 1.2 1.8 ppm menunjukkan adanya ikatan sp 3 yang diperkirakan dari gugus metilen dan metin. Adanya ikatan rangkap ditunjukkan oleh puncak karbon olifinik 126.7 dan 145.6 ppm. Adanya ikatan C-O ditunjukkan oleh serapan bilangan gelombang 1677 cm-1 yang merupakan vibrasi ulur gugus C=O dan ini diperkuat adanya C 173.4 ppm. Berdasarkan data spektroskopi diperkirakan bahwa senyawa B adalah suatu senyawa triterpen. (C 30 ). Untuk memperkirakan senyawa B ini dilakukan penelusuran pustaka yang mempunyai pergeseran kimia mirip dengan senyawa tersebut yaitu -amirin dan asam oleanolat sebagaimana terlihat pada Tabel 6 [6]. Dengan membandingkan profil pergeseran kimia senyawa B dengan -amirin dan asam oleanolat, maka dapat diperkirakan bahwa senyawa B merupakan suatu triterpen asam oleanolat. Tabel 6. Perbandingan data pergeseran kimia kimia 13 C-NMR dari senyawa B dengan -amirin dan asam oleanolat [6] Atom C -amirin asam oleanolat senyawa B C-1 38.7 38.5 39.0 C-2 27.3 27.4 27.9 C-3 79.0 78.7 81.2 C-4 38.8 38.7 39.0 C-5 55.3 55.2 53.4 C-6 18.5 18.3 18.4 C-7 32.8 32.6 34.8 C-8 38.8 39.3 41.8

50 C-9 47.7 47.6 50.8 C-10 37.6 37.6 35.9 C-11 23.6 23.1 19.8 C-12 121.8 121.1 126.7 C-13 145.1 143.4 145.6 C-14 41.8 41.6 41.8 C-15 26.2 27.7 26.4 C-16 27.0 23.4 22.7 C-17 32.5 46.6 47.6 C-18 47.4 41.3 43.4 C-19 46.9 45.8 46.9 C-20 31.1 30.6 29.3 C-21 34.8 33.8 33.8 C-22 37.2 32.3 34.8 C-23 28.2 28.1 27.9 C-24 15.5 15.6 12.0 C-25 15.6 15.3 14.4 C-26 16.9 16.8 16.8 C-27 26.0 26.0 25.8 C-28 28.4 181.0 173.4 C-29 33.3 33.1 29.3 C-30 23.7 23.6 22.5 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa dua senyawa berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksan kulit batang manggis hutan (Garcinia rigida). Kedua senyawa tersebut adalah stigmasterol (senyawa A) dan suatu triterpen asam oleanolat (senyawa B). Daftar Acuan [1] Chistine, Penggunaan Tanaman Obat, Penerbit Buletin Farmakon, Jakarta, 1985 [2] M. Ilyas, M. Kamil, M. Parveen, M.S. Khan, Phytochemistry 36 (1994) 807. [3] Masdianto, Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Indonesia, 1997. [4] K. Blasubramanian, K. Rajagopalan, Phytochemistry 27 (1988) 1552. [5] EWM Herheij, RE. Coronel, Plant Resources of South East Asia (PROSEA), No.2, Edible Fruits and Nuts, Bogor, 1992. [6] S.B. Mahato, A.P. Kundu, Phytochemistry 37 (1994) 727.

51