BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN. data utama yang digunakan adalah data ketenagakerjaan dan pendapatan regional

ANGKATAN KERJA PARTISIPASI ANGKATAN KERJA, PENGANGGURAN DAN KESEMPATAN KERJA

Katalog BPS No

Statistik Ketenagakerjaan Sektor Pertanian Tahun 2013 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

DATA DAN INFORMASI PEKERJA USIA MUDA AGUSTUS 2013

BAB 2 LANDASAN TEORI. pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan sumber

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

Ringkasan Eksekutif Ketenagakerjaan. batukota.bps.go.id

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

STATISTIK PENGANGGURAN. BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA-INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. berbunyi : Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2017

ANALISIS PERGESERAN PENYERAPAN TENAGAKERJA PADA SEKTOR PERTANIAN, INDUSTRI, DAN JASA-JASA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (PERIODE TAHUN )

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Tengah Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2011

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

BPS PROVINSI JAWA BARAT

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015


ANALISIS KETENAGAKERJAAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

PERENCANAAN TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2014 FEBRUARI 2014 : TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,99 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2011

No. Katalog :

Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KINERJA DAN PERSPEKTIF KEGIATAN NON-PERTANIAN DALAM EKONOMI PEDESAAN *

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

POTRET ANGKATAN KERJA DAN PEKERJA KALIMANTAN TENGAH 2013

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI


KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016


KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2011

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2012

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2009

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PERDESAAN LAHAN KERING BERBASIS PERKEBUNAN

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2015

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian-pengertian 2.1.1 Kesempatan Kerja Kesempatan kerja identik dengan Sasaran Pembangunan Nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Oleh karena kesempatan kerja merupakan sumber pendapatan bagi mereka yang memperoleh kesempatan kerja, di samping merupakan sumber dari peningkatan Pendapatan Nasional, melalui peningkatan Produk Nasional Bruto. Oleh karena itulah dalam GBHN pun disebutkan bahwa tujuan Pembangunan Nasional di samping meningkatkan produksi nasional, maka pertumbuhan ekonomi harus mempercepat pula pertumbuhan lapangan pekerjaan, oleh karena kesempatan kerja bukan saja memiliki nilai ekonomis, tetapi juga mangadung nilai kemanusiaan dengan menumbuhkan rasa harga diri, sehingga memberikan isi kepada asas kemanusian. Kesempatan kerja juga dapat diartikan sebagai permintaan tenaga kerja (demand for labor) yaitu suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja yang siap diisi oleh para penawar kerja (pencari kerja). Pertumbuhan angkatan kerja yang masih tinggi serta keterbatasan kesempatan kerja akan mengakibatkan semakin meningkatnya tingkat pengangguran. Secara konsisten pertumbuhan angkatan kerja ini masih selalu lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk. Disamping itu angkatan kerja yang termasuk setengah pengangguran masih

tetap tinggi. Hal ini menandakan bahwa produktivitas para tenaga kerja tersebut belum optimal. Dimana kesempatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja yang bekerja terhadap angkatan kerja. Sejak tahun 1976 hingga saat ini, konsep dan defenisi perihal ketenagakerjaan yang dipakai Badan Pusat Statistik adalah sama. Konsep dan defenisi tersebut sesuai dengan The Labour Force Concept yang disarankan oleh International Labor Organization (ILO). Pendekatan inipun banyak diterapkan oleh Negara-negara berkembang selain Indonesia. Konsep dan defenisi yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik dalam penelitian ketenagakerjaan sejak tahun 1976 adalah sebagai berikut : 1. Bekerja adalah mereka yang melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam yang secara kontiniu dalam seminggu yang lalu (seminggu sebelum pencacahan). Dengan demikian pekerjaan keluarga tanpa upah yang membantu dalam satu usaha/kegiatan ekonomi, dimasukkan sebagai pekerja. 2. Punya pekerjaan, sementara tidak bekerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena berbagai alas an seperti sakit, cuti, menunggu panen, mogok dan sebagainya, termasuk mereka yang sudah diterima bekerja tetapi selama seminggu yang lalu belum bekerja. Mereka ini dikategorikan sebagai bekerja. 3. Mencari pekerjaan adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan seperti mereka yang belum pernah dan atau mereka yang sudah pernah bekerja

karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan saling berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. Seseorang yang mencari pekerjaan tetapi dia sudah punya pekerjaan atau masih sedang bekerja, tetapi digolongkan sebagai bekerja. 4. Sekolah adalah mereka yang melakukan kegiatan bersekolah disekolah formal, mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu sebelum pencacahan.termasuk pula kegiatan dari mereka yang sedang libur sekolah. 5. Mengurus Rumah Tangga adalah mereka yang mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan upah, misalnya ibu-ibu rumah tangga atau anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapatkan upah walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga dianggap bekerja. 6. Kegiatan lainnya kegiatan seseorang selain disebutkan di atas, yakni mereka yang sudah pensiun, penerima royalty, penerima deviden dan orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu dan sebagainya) yang tidak mampu melakukan pekerjaan. 7. Pendidikan tinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah). 8. Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah jumlah jam kerja yang dilakukan oleh seseorang (tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan) selama seminggu yang lalu. Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung mulai berangkat dari rumah

sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak merupakan jamlah kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan dan sebagainya. 9. Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. 10. Jenis Pekerjaan/Jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang/atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau yang sementara tidak bekerja. 11. Upah/gaji bersih adalah penerimaan buruh/karyawan berupa uang atau barang yang dibayarkan perusahaan/kantor/majikan tersebut. Penerimaan dalam bentuk barang dinilai dengan barang setempat. Penerimaan bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah dikurangi dengan potongan potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan sebagainya oleh perusahaan/kantor/majikan. 12. Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Mulai tahun 2001 status pekerjaan dibedakan menjadi 7 kategori yaitu : a. Berusaha sendiri adalah bekerja atau berusaha dengan menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus. b. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri dan menggunakan buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja tidak tetap.

c. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah berusaha atas resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja tetap yang dibayar. d. Buruh/karyawan/pegawai adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak di golongkan sebagai buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 majikan (orang/rumah tangga) yang sama sebulan terakhir, khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya instansi/lembaga boleh lebih dari satu. e. Pekerja bebas di pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang atau barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha pertanian meliputi : pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan perburuan, termasuk juga jasa pertanian. f. Pekerja bebas di non pertanian adalah seseorang yang bekerja pada orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik dengan sistem pembayaran harian maupun borongan. Usaha non pertanian meliputi : usaha di sektor pertambangan, industri, listrik, gas dan air, sektor konstruksi/bangunan,

sektor perdagangan, sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor keuangan, asuransi, upah persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan. g. Pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari : 1. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri yang membantu suaminya bekerja di sawah. 2. Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya, seperti famili yang membantu melayani penjualan di warung. 3. Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang dibantunya, seperti orang yang membantu menganyam topi pada industri rumah tangga tetangganya. 13. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun dan lebih) yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja dan atau mereka yang mencari pekerjaan. Mereka adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan, seperti pada butir 1, 2, dan 3 di atas selama seminggu sebelum pencacahan. 14. Bukan Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan kerja seperti pada butir 4, 5, dan 6 di atas selama seminggu sebelum pencacahan. 15. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja atau dalam penulisan ini dinyatakan dengan kesempatan/peluang kerja adalah persentase angkatan kerja tehadap total penduduk usia kerja.

2.1.2 Metode Proyeksi Dalam analisa psikolog, proyeksi berarti mencetuskan inpulasi yang tidak sadar dari diri sendiri dengan cara melihat sesuatunya seakan memiliki inpulasi agresif secara tidak sadar sering kali melihat atau memiliki anggapan orang lain juga bersifat agresif (Anto Dajan). Dari hasil kutipan diatas dapat dikatakan bahwa proyeksi sendiri merupakan suatu pengamatan akan sesuatu hal yang mana pengamatan itu dikembalikan kepada jiwa pengamat bagaimana dia menanggapi dan mencetuskan hasil pengamatannya tersebut dengan menggunakan suatu evaluasi ataupun rumusan yang bersesuaian dengan apa yang diamatinya. Proyeksi tingkat kesempatan kerja adalah melihat kedepan akan hasil lowongan kerja dengan melihat perkembangan lowongan kerja tersebut dari tahuntahun sebelumnya. Selain memproyeksikan tingkat kesempatan kerja penulis juga melakukan proyeksi jumlah yang bekerja dan jumlah angkatan kerja pada tahun yang sama yaitu tahun 2007-2011. Dimana proyeksi jumlah yang bekerja dan jumlah angkatan kerja ini berguna untuk melihat seberapa besar kesempatan penduduk khususnya di Deli Serdang untuk mendapat pekerjaan. 2.2 Metode Analisa Data Dengan memperhatikan data yang sudah diperoleh dapat dilakukan analisa sementara dengan cara deskriptif. Adapun tahapan-tahapan analisa deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan analisa deskriptif tentang jumlah yang bekerja dan jumlah angkatan kerja tahun 1996-2006 2. Melakukan analisa deskriptif tentang kesempatan kerja tahun 1996-2006 Perumusan Masalah Dalam Negara berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar yang menjadi salah satu masalah utama pengangguran struktural yang sangat besar. Masalah ini disebabkan oleh struktur ekonomi yang ada belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup untuk menyerap angkatan kerja yang ada. Dengan permasalahan-permasalahan yang sudah dicetuskan pada bab sebelumnya, penulis merumuskan permasalahan tersebut menjadi suatu rumusan matematika guna mempermudah penulis dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Adapun dalam melakukan perumusan masalah tersebut memiliki beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Perumusan untuk melakukan peramalan tentang jumlah yang bekerja dan jumlah angkatan kerja pada tahun 2007-2011 2. Perumusan untuk melakukan peramalan tentang tingkat kesempatan kerja pada tahun 2007-2011

Perumusan peramalan jumlah yang bekerja dan jumlah angkatan kerja tahun 2007-2011 Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif diatas maka dapat digunakan suatu formula (rumusan) untuk melakukan peramalan jumlah yang bekerja dan jumlah angkatan kerja pada tahun 2007-2011. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : F t+ m = a t + b t m Dimana : a t = S' t + (S' t - S" t ) = 2 S' t - S" t, b t = 2 (S' t - S" t ) N 1 S' t = S" t = X S t + X t + 1 1 + X t 2 +... X t N N ' ' ' t + S t 1 2 +... + S t N 1 ' + S t N Keterangan : S' t = Nilai Rata-rata Bergerak Tunggal (Single Moving Average) S" t = Nilai Rata-rata Bergerak Ganda (Double moving Average) a t, b t = Konstanta Rata-rata Bergerak Linier (Linier Moving Average) F t+ m = Hasil Proyeksi untuk m Periode Kedepan yang Diramalkan m = Jumlah Periode Kedepan yang Diramalkan

Dengan menggunakan rumus diatas maka jumlah yang bekerja dan jumlah angkatan kerja tahun 2007-2011 dapat diketahui. Perumusan peramalan tingkat kesempatan kerja tahun 2007-2011 Dengan memperhatikan data dan melakukan analisa deskriptif diatas maka dapat digunakan suatu formula (rumusan) untuk melakukan peramalan tingkat kesempatan kerja pada tahun 2007-2011. Adapun rumusan yang digunakan adalah sebagai berikut: Kesempatan kerja = YangBeker ja JumlahAngka tan ker ja x 100% Dengan menggunakan rumusan-rumusan yang sudah ada penulis melakukan suatu pendugaan/peramalan tingkat kesempatan kerja tahun 2007-2011. Adapun alas an penulis memilih rumusan tersebut adalah dengan melihat selisih pertumbuhan tenaga kerja dari setiap tahunnya dan dari selisih tersebut melakukan pendugaan bahwa tingkat kesempatan kerja setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang relative konstan. Dari penggunaan sementara dan analisa deskriptif maka penulis mempergunakan suatu rumusan yang bersesuaian dengan permasalahan di atas.