BAB I PENDAHULUAN. Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
Penumbuhan Lapisan Tipis µc-si:h Tipe-P dengan Metode HW-PECVD untuk Aplikasi Sel Surya

PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS SILIKON MIKROKRISTAL (µc Si:H) TIPE-P DENGAN METODE HOT WIRE PLASMA ENHANCED CHEMICAL VAPOR DEPOSITION (HW-PECVD)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini

Studi Optimasi Parameter Daya RF untuk Penumbuhan Lapisan Tipis Mikrokristal Silikon dengan Metode Hot Wire Cell PECVD

Laju Deposisi dan Celah Pita Energi Optik Lapisan Tipis a-si:h yang Ditumbuhkan dengan Teknik HWC-VHF-PECVD

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS SILIKON MIKROKRISTAL TERHIDROGENASI DENGAN TEKNIK HWC-VHF-PECVD

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

Pengaruh Ketebalan Lapisan Aktif terhadap Karakteristik Sel Surya Berbasis a-si:h yang Ditumbuhkan dengan Teknik HWC-VHF-PECVD

Optimasi Parameter Tekanan Deposisi untuk Penumbuhan Lapisan Tipis Mikrokristal Silikon dengan Metode HWC PECVD

PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR

Homogenitas Ketebalan, Konduktivitas Listrik dan Band Gap Lapisan Tipis a-si:h tipe-p dan tipe-p Doping Delta yang dideposisi dengan Sistem PECVD

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB I PENDAHULUAN. modern pada fotokonduktor ultraviolet (UV) membutuhkan material

Penumbuhan Silikon Nanowire dengan Nanokatalis Perak menggunakan Metode HWC-In Plasma-VHF-PECVD melalui Optimasi Tekanan

Analisis Sifat-sifat Optoelektronik Lapisan Tipis Silikon Amorf terhidrogenasi yang ditumbuhkan dengan Teknik VHF-PECVD pada Variasi Daya RF

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

Pengaruh Optis Kontak Belakang terhadap Parameter Optis Lapisan a-si:h

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor

Karakterisasi FTIR pada Studi Awal Penumbuhan CNT dengan Prekursor Nanokatalis Ag dengan Metode HWC-VHF-PECVD

PEMBUATAN KONDUKTOR TRANSPARAN THIN FILM SnO2 DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SPRAY PYROLYSIS

PENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS CdTe YANG DITUMBUHKAN DENGAN DC MAGNETRON SPUTTERING

Teknologi Plasma. dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik. (Bagian I) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

BAB I PENDAHULUAN. energi cahaya (foton) menjadi energi listrik tanpa proses yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

PERKEMBANGAN SEL SURYA

Karakterisasi FTIR pada Studi Awal Penumbuhan CNT dengan Prekursor Nanokatalis Ag dengan Metode HWC-VHF-PECVD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kita terima bahwa pemakaian energi berbahan dasar dari fosil telah menjadi salah

PENGARUH OPTIMASI CELAH PITA ENERGI DAN KETEBALAN LAPISAN TIPE-i PADA EFISIENSI SEL SURYA SILIKON AMORF SAMBUNGAN p-i-n

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembuatan Sel Surya Film Tipis dengan DC Magnetron Sputtering

I. PENDAHULUAN. Lapisan tipis adalah suatu lapisan yang sangat tipis terbuat dari bahan organik,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang kaya akan radiasi matahari yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Oksida konduktif transparan atau transparent conductive oxide (TCO)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN

Efek Staebler-Wronski dan Pengaruh Waktu Anil pada Lapisan Instrinsik Silikon Amorf Terhidrogenasi (a-si:h)

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS a-si:h:b UNTUK BAHAN SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini yang melanda dunia masih dapat dirasakan terutama di

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah ilmu dan rekayasa dalam menciptakan material, struktur fungsional, maupun piranti alam

ANALISIS LEBAR CELAH PITA ENERGI DAN IKATAN MOLEKUL LAPISAN TIPIS a-si:h YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE PECVD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TERHIDROGENASI (a-si:h) UNTUK BAHAN SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar sumber energi yang dieksploitasi di Indonesia berasal dari energi fosil berupa

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

PECVD SISTEM PERMASALAHAN DAN PENYELESAINNYA

TUGAS AKHIR SF141501

Modul - 4 SEMIKONDUKTOR

Optimasi Tekanan Deposisi dalam Simulasi Efisiensi Sel Surya Berbasis Material a-si:h

STUDI PENGARUH SUHU SUBSTRAT TERHADAP SIFAT LISTRIK DAN OPTIK BAHAN SEMIKONDUKTOR LAPISAN TIPIS SnSe HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zeniar Rossa Pratiwi,2013

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

Analisis Pengaruh Temperatur Annealing Pada Deposisi Lapisan Tipis Zinc Oxide (ZnO) Melalui Proses Spin Coating Rahmawati

Kontribusi Fisika Indonesia Vol. 12, No.3, Juli 2001

Logo SEMINAR TUGAS AKHIR. Henni Eka Wulandari Pembimbing : Drs. Gontjang Prajitno, M.Si

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karakterisasi XRD. Pengukuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STUDI AWAL FABRIKASI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) DENGAN EKSTRAKSI DAUN BAYAM SEBAGAI DYE SENSITIZER DENGAN VARIASI JARAK SUMBER CAHAYA PADA DSSC

STUDI DISORDER LAPISAN TIPIS AMORF SILIKON KARBON (a-sic:h) HASIL DEPOSISI METODE DC SPUTTERING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUJIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN POSISI PLAT PHOTOVOLTAIC HORIZONTAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 11. Rangkaian pengukuran karakterisasi I-V.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA LAPIS TIPIS BAHAN SEMIKONDUKTOR Sn(Se 0,2 S 0.8 ) HASIL PREPARASI TEKNIK VAKUM EVAPORASI UNTUK APLIKASI SEL SURYA

Oleh: Tyas Puspitaningrum, Tjipto Sujitno, dan Ariswan

BAB I 1 PENDAHULUAN. kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang

Solar Energy Conversion Technologies

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT GELAS UNTUK JENDELA SEL SURYA

Struktur Double Barrier Untuk Aplikasi Pada Divais Silikon Amorf

Pengaruh Temperatur dan Waktu Putar Terhadap Sifat Optik Lapisan Tipis ZnO yang Dibuat dengan Metode Sol-Gel Spin Coating

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser

DEPOSISI LAPISAN TIPIS A&,CuInSe-SiP PADA SUBSTRAT KACA UNTUK MENGHASILKAN SAMBUNGAN P-N

12/18/2015 ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN ENERGI BARU TERBARUKAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PANEL SURYA BERDASARKAN MATERIAL PENYUSUN DAN INTENSITAS CAHAYA. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Teknologi Plasma. dalam Industri Manufaktur Semikonduktor dan Divais Elektronik. (Bagian II) Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

EFEK PENAMBAHAN GAS CH 4 DAN H 2 PADA PENUMBUHAN LAPISAN TIPIS SILIKON AMORF TIPE-P DENGAN PLASMA ENHANCED CHEMICAL VAPOR DEPOSITION (PECVD)

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA 2 FOTOKONDUKTIVITAS. Zudah Sima atul Kubro G DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sel surya merupakan alat yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik DC secara langsung. Sel surya telah diaplikasikan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah diaplikasikan sebagai sumber energi pengganti baterai pada alat elektronik yang mambutuhkan daya rendah, seperti jam tangan dan kalkulator. Sel surya pertama kali dikembangkan dengan menggunakan bahan silikon kristal (c-si). Namun demikian akhir-akhir ini para ahli dalam bidang sel surya banyak yang tertarik mengembangkan sel surya dari material lain, diantaranya silikon amorf terhidrogenasi (a-si:h). Hal ini disebabkan karena temperatur penumbuhan material c-si sangat tinggi sehingga hanya dapat ditumbuhkan pada wafer silikon yang harganya mahal dan persediannya tidak cukup pada saat sel surya diproduksi dalam jumlah yang sangat besar sehingga menyebabkan biayanya menjadi mahal (Abdul Haris dkk, 2009). Silikon amorf terhidrogenasi (a-si :H) merupakan salah satu material yang cocok untuk diaplikasikan sebagai sel surya. Berdasarkan kemampuan absorbsinya yang tinggi pada daerah spektrum cahaya tampak, a-si:h sangat cocok untuk dijadikan lapisan tipis penyusun sel surya (Vet dkk, 2006). Selain itu material a-si:h juga mempunyai celah pita optik yang lebar (1.7 ev 2.0 ev), temperatur penumbuhan yang rendah (~200 o C), dan dapat ditumbuhkan pada 1

2 substrat gelas yang harganya murah dan persediannya melimpah. Dengan demikian maka a-si:h menjadi material yang murah untuk di aplikasikan pada berbagai divais semikonduktor jika dibandingkan dengan silikon kristal (c-si) yang mempunyai celah pita optik 1.12 ev dan koefisien absorbsi yang lebih rendah dari pada a-si:h (Mukhopadhyay dkk, 2001 dan Street, 1991). Metode penumbuhan telah banyak diteliti agar mendapatkan lapisan berkualitas seperti Vacuum Evaporaration Method, Sputtering Method, Chemical Vapour Deposition (CVD), Plasma Enhanced Chemical Vapour Deposition (PECVD), serta Hot Wire Chemical Vapour Deposition (HWCVD) (Syahfandi Ahda dan Mardiyanto, 2007). Diantara teknik-teknik penumbuhan tersebut, PECVD merupakan teknik penumbuhan lapisan tipis a-si:h yang paling populer digunakan. Salah satu kelebihan dari teknik ini adalah dapat dilakukan penumbuhan pada temperatur substrat yang rendah. PECVD menggunakan frekuensi radio (rf) sebagai sumber pembangkit daya discharge. PECVD konvensional menggunakan frekuensi radio (rf) sebesar 13.56 MHz. Dengan metode ini diperoleh lapisan tipis dengan konduktivitas rendah, laju deposisi rendah serta kandungan hidrogen yang tinggi. Untuk meningkatkan kualitas lapisan tipis a-si:h yang dihasilkan maka diperkenalkan teknik Very High Frequency Plasma Enhanced Chemical Vapour Deposition (VHF-PECVD), dengan frekuensi rf yang digunakan adalah 70 MHz. Dengan teknik ini diperoleh lapisan tipis a-si:h dengan kandungan hidrogen yang lebih rendah serta laju deposisi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan teknik PECVD konvensional (Usman dkk, 2004).

3 Teknik PECVD ini kemudian terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas lapisan tipis a-si:h yang dihasilkan menjadi Hot Wire PECVD (HW- PECVD) (Ahda dkk, 2008 dan Haris dkk, 2009), HWC-PECVD (Supu, 2005) dan kemudian dikembangkan menjadi Hot Wire Cell VHF-PECVD (HWC-VHF- PECVD) (Usman, 2006). Secara umum teknik ini tidak jauh berbeda dengan teknik VHF-PECVD, hanya saja pada teknik ini terdapat filamen panas yang diletakkan di sistem masukan gas yang sejajar dengan substrat. Hal ini akan menyebabkan gas silan yang memasuki chamber akan terdisosiasi dua kali, dimana gas silan (SiH 4 ) akan terdisosiasi terlebih dahulu oleh filamen panas menjadi radikal yang lebih sederhana sebelum memasuki kawasan elektroda (Satwiko dkk, 2009). Dengan menggunakan teknik ini, telah berhasil ditumbuhkan lapisan tipis a-si:h dengan laju deposisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan teknik PECVD konvensional maupun VHF- PECVD dan jika ditinjau dari segi kualitas material, teknik ini juga mampu menghasilkan lapisan tipis a-si:h dengan nilai konduktivitas tinggi (Usman, 2006). Kualitas dari suatu material semikonduktor dapat dilihat dari sifat atau karakteristiknya, yakni sifat listrik dan sifat optiknya. Sifat listrik berhubungan dengan nilai konduktivitas listrik material tersebut, dalam hal ini konduktivitas terang dan konduktivitas gelapnya. Sedangkan sifat optik berhubungan dengan lebar celah pita optik (energi gap). Celah pita optik yang baik untuk lapisan tipis a-si:h adalah lebih kecil dari 1.8 ev (Schropp dkk, 1998). Kualitas dari lapisan yang ditumbuhkan dengan teknik HWC-VHF-PECVD bergantung pada parameter

4 penumbuhannya, antara lain temperatur substrat (T S ), yang menentukan mobilitas radikal di permukaan penumbuhan, tekanan chamber (P), laju aliran gas silan (SiH 4 ), daya rf, serta temperatur filamen (T f ) (Usman, 2006). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini diarahkan pada analisis karakteristik lapisan tipis a-si:h yang ditumbuhkan dengan menggunakan teknik HWC-VHF-PECVD pada variasi temperatur filamen (T f ), dimana parameter penumbuhan lainnya di set pada posisi optimum. Besarnya temperatur filamen berpengaruh terhadap efisiensi dekomposisi silan (α d ) dan jenis radikal yang dihasilkan setelah silan melewati filamen (Vilamitjana, 2004). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh temperatur filamen (T f ) terhadap sifat fisis lapisan tipis a-si:h yang ditumbuhkan dengan teknik HWC-VHF-PECVD? 1.3. Batasan Masalah Adapun penelitian ini difokuskan pada karakterisasi lapisan tipis a-si:h yang ditumbuhkan dengan teknik HWC-VHF-PECVD dengan variasi temperatur filamen (T f ) 800, 1000 dan 1400 o C untuk aplikasi sel surya. Untuk aplikasinya tersebut, maka karakterisasi lapisan tipis a-si:h ini difokuskan pada analisis struktur lapisan, ketebalan dan laju deposisi lapisan tipis a-si:h, celah pita energi optik, serta konduktivitas listrik dan fotosensitivitas lapisan tipis a-si:h.

5 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur filamen terhadap sifat fisis lapisan tipis a-sih yang ditumbuhkan dengan metode Hot Wire Cell Very High Frequency Chemical Vapour Deposition (HWC-VHF-PECVD) untuk aplikasi sel surya, yang meliputi analisis stuktur lapisan, laju deposisi, nilai celah pita energi optik, konduktivitas listrik dan fotosensitivitas. 1.5. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penumbuhan lapisan tipis a-si:h dilakukan dengan menggunakan teknik HWC- VHF-PECVD. Untuk mengetahui karakteristik dari lapisan tipis a-si:h, dilakukan tiga uji karakterisasi yaitu, karakterisasi I-V, XRD, dan UV-Vis. 1.6. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian yang terkait lapisan tipis a-si:h yang ditumbuhkan dengan teknik HWC-VHF-PECVD.