BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

REALISASI ANGGARAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL REKAPITULASI BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2012

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2012

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

: PENDIDIKAN : URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN JUMLAH DASAR HUKUM URAIAN KODE REKENING

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

RENCANA UMUM PENGADAAN MELALUI SWAKELOLA

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana Rp ,00 APBD awal: akhir: Rp ,00 APBD awal: akhir:

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA PARE PARE TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA DAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DPA - SKPD 2.2 TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KOTA PARE PARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA DEPOK TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN AGAM TAHUN ANGGARAN 2014

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Kinerja Anggaran Tahun 2012 Prakiraan Maju Rencana Tahun 2015

Rencana Tahun Kebutuhan dana/pagu indikatif. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD. Disdikbud Kab dan 38 UPTD

DINAS PENDIDIKAN KAB.CIANJUR

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

Rapat - rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah - 846,200, ,200,000.00

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA Jl. Pahlawan No. 175 Telepon , Fax (0287) K E B U M E N 54311

RENCANA KERJA ANGGARAN AS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANDU Tahun Anggaran 2015

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) disusun sebagai bentuk

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

MATRIK USULAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

PENGUMUMAM RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA TEBING TINGGI JLN. KOM.YOS.SUDARSO TEBING TINGGI

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 APBD-PERUBAHAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN

KABUPATEN KLATEN REKAPITULASI PERUBAHAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. Tahun Anggaran : Anggaran (Rp.)

RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PELALAWAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

Rekapitulasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Program dan Kegiatan. Jumlah Uraian. Kode Jumlah. Target Kinerja Brg & Jasa

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

DINAS PENDIDIKAN JL. PANDU KELURAHAN BINTANG HULU SIDIKALANG TELP./FAX KODE POS 22212

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2015

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun Rencana Tahun 2015 Kebutuhan Dana/ Pagu Indikatif

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR Tahun Anggaran 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. PAUD dan PNFI 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas Jumlah kursus-kursus/pelatihan/kelompok 14 lembaga

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2018

B. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Tabel 7.3 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 3. INDIKATOR KINERJA (outcome) Pemberian beasiswa bagi gakin dan penggunaan dana BOS

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

I. ANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENDIDIKAN TAHUN

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

: 1.01 URUSAN WAJIB Pendidikan : Dinas Pendidikan. Urusan Pemerintahan Organisasi. JUMLAH (Rp) DASAR HUKUM KODE REKENING U R A I A N

Transkripsi:

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Pekalongan selama tahun 2015 didasarkan pada Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 yang berisikan prioritas pembangunan Kabupaten Pekalongan tahun 2015 dengan diselaraskan pada pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota serta berpedoman pula kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan Kabupaten Pekalongan selama tahun 2015 yang mencakup pelaksanaan kegiatan urusan wajib dan pilihan, maka telah dialokasikan pembiayaannya melalui APBD Tahun Anggaran 2015 yang pada prinsipnya merupakan program-program yang telah direncanakan dalam Kebijakan Umum APBD dan RKPD Tahun 2015. Semua program dan kegiatan pembangunan yang direncanakan dalam RKPD Tahun 2015 dirumuskan sebagai program dan kegiatan dalam mengatasi permasalahan dengan memperhatikan daya dukung potensi dan sumber daya yang tersedia. Kebijakan Umum APBD memuat komponen-komponen pelayanan dan tingkat pencapaian yang diharapkan pada setiap urusan pemerintahan yang dilaksanakan pada satu Tahun Anggaran. Komponen dan kinerja pelayanan yang diharapkan tersebut disusun berdasarkan aspirasi masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan Kabupaten Pekalongan.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan beserta anggaran belanja langsung urusan, baik wajib maupun pilihan (tidak termasuk belanja langsung program umum/rutin SKPD) yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pekalongan selama tahun 2015, akan diuraikankan berdasarkan pembagian urusan dimana ada satu urusan yang ditangani oleh beberapa SKPD dan sebaliknya ada beberapa urusan yang ditangani oleh satu SKPD. Program umum/rutin SKPD merupakan program dan kegiatan yang mendukung pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan kewenangan SKPD, baik urusan wajib ataupun pilihan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang meliputi : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur; 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; dan 5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan. Realisasi program dan kegiatan untuk masing-masing SKPD di Kabupaten Pekalongan tahun 2015 secara utuh dan menyeluruh akan disampaikan dalam forum terpisah berupa Laporan Keuangan Daerah (LKD) yang sampai saat ini masih dalam proses, dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan setiap urusan tidak termasuk belanja langsung program umum/rutin SKPD yang terbagi dalam 26 Urusan Wajib dan 8 Urusan Pilihan sebagai berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 83

A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN Penyelenggaraan Urusan Pendidikan ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Pekalongan cerdas, kreatif, berbudaya, berkarakter dan menguasai ilmu pengetahuan teknologi berdasarkan nilai - nilai kearifan lokal. Pelaksanaan program pendidikan telah menyebabkan makin berkembangnya kegiatan belajar mengajar di berbagai jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pendidikan, pelayanan pendidikan diharapkan dapat menjangkau semua daerah di Kabupaten Pekalongan. 1.1. Program dan Kegiatan Urusan Pendidikan tahun 2015 dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melalui program dan kegiatan sebagai berikut : a. Program Pendidikan Anak Usia Dini, dengan kegiatan : 1) Pendidikan dan Pelatihan Formal; 2) Rehabilitasi Sedang/berat Ruang Kelas Sekolah; 3) Pelatihan Guru PAUD Kabupaten Pekalongan; 4) Penyelenggaraan Gebyar PAUD (Provinsi); 5) Kesejahteraan Pendidik PAUD (Propinsi); 6) Peningkatan Kualifikasi ke S1/D4 Pendidik PAUD (Provinsi); 7) Penyelenggaraan Lomba Gugus PAUD dan Lomba KB/TK (Provinsi); 8) Penyelenggaraan Apresiasi PTK PAUDNI berprestasi tingkat Kabupaten dan Pameran Produk desa Vokasi; 9) Lomba Anak Usia Dini Tingkat Kabupaten dan Tingkat Provinsi; 10) Pengembangan Sarana Prasarana PAUD (Provinsi); 11) Penyelenggaraan Apresiasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUDNI Berprestasi (Provinsi); 12) Operasional Penyelenggaraan PAUD; Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 84

13) DAK Operasional Penyelenggaraan PAUD (DAK Non Fisik). b. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, dengan Kegiatan : 1) Pembangunan Rumah Dinas Kepala Sekolah, Guru, Penjaga Sekolah; 2) Penambahan Ruang Kelas Sekolah; 3) Pengadaaan Alat Praktik Dan Peraga Siswa; 4) Pengadaan Mebeluer Sekolah; 5) Peningkatan Sarpras Sanitasi SD/SDLB dan SMp/SMPLB (Provinsi); 6) Fasilitasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) (Provinsi) 7) Fasilitasi Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) (Provinsi); 8) Rehab Ruang Kelas Rusak SMP/SMPLB ( Provinsi); 9) Pembangunan Perpustakaan Sekolah SD/SDLB (Provinsi); 10) Pembinaan Minat Bakat dan Kreativitas Siswa; 11) Operasional TKN, UPT Pendidikan dan SKB; 12) Fasilitasi Manajemen Operasional BOS SD/SMP; 13) Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah (US/M); 14) Jasa Konsultan Perencana dan Pengawasan; 15) Fasilitasi Pembinaan Potensi siswa SD/SDLB (Provinsi); 16) Rehabilitasi dan Pembangunan Gedung Sekolah; 17) Rehabilitasi Ruang Kelas Rusak SD/SDLB (Provinsi); 18) Bintek Tiga Mata Pelajaran Ujian Sekolah; 19) Pembangunan Talud dan Peninggian Bangunan Halaman SD dan SMP; 20) Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan dasar (PKP-SPM Dikdas) (APBN); 21) Lomba Jenjang Pendidikan Dasar; 22) Pendampingan BOS SD/SDLB/MI (Provinsi); Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 85

23) Pendampingan BOS SMP/SMPLB/MTs (Provinsi); 24) Peningkatan Penguasaan Materi UN; 25) Pelatihan Guru Pembina Olimpiade Sains Nasional (OSN); 26) Pelatihan Kurikulum 2013 Jenjang Pendidikan Dasar; 27) DAK dan Pendampingan SD/SDLB 2016; 28) Pelatihan Guru Pembimbing Khusus Inklusi; 29) Pengadaan Mebelair SD (Provinsi); 30) Pengadaan Mebelair Pengganti SMP (Provinsi); 31) Pengadaan Pembangunan Ruang Perpustakaan SMP/SMPLB (Provinsi). c. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dengan kegiatan sebagai berikut : 1) Pengembangan kesenian dan Kebudayaan Daerah (Penyelenggaraan Pergelaran Seni Budaya dalam Hari Jadi Dan Tahun Baru); 2) Penyelenggaraan dan Pengiriman Lomba kreativitas Seni Budaya Non pelajar/umum; 3) Kemah Seni Budaya Pelajar (SMP,SMA dan SMK) 4) Festival Anak Sholeh Indonesia ( FASI ) dan Lomba Mata Pelajaran Agama Islam dan Seni ( MAPSI ). d. Program Pendidikan Menengah, dengan Kegiatan : 1) Penambahan Ruang Kelas Sekolah; 2) Pembangunan Sarana Dan Prasarana Olahraga; 3) Pengadaaan Alat Praktik Dan Peraga Siswa; 4) Pelatihan Kurikulum 2013 SMA/SMK; 5) Penyediaan Beasiswa Bagi Keluarga Tidak Mampu; 6) Liga Pendidikan; 7) Operasional Rutin SMA dan SMK; 8) Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMA/SMK (Provinsi); 9) Rehabilitasi Gedung SMA/SMK (Provinsi); 10) Pengadaan Alat Bengkel SMK (Provinsi); Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 86

11) Fasilitasi Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (Provinsi); 12) Beasiswa SMA/SMK dari Keluarga Kurang Mampu (Provinsi); 13) Bimbingan Teknis Ujian Nasional; 14) Beasiswa Siswa Berprestasi Tingkat Provinsi dan Nasional; 15) Oliampiade Sains Nasional Guru; 16) Lomba Kompetensi Siswa SMK; 17) Kursus Mahir Tingkat Dasar Pramuka (Provinsi); 18) Lomba Jenjang Pendidikan Menengah; 19) Peningkatan Sarpras SMA/SMK (Provinsi). e. Program Pendidikan Non Formal, dengan Kegiatan : 1) Fasilitasi Hari Aksara Internasional ( HAI ) Dinas Pendidikan (Provinsi); 2) Operasional Pendidikan Non Formal dan Informal; 3) Pameran Produk Desa Vokasi Tingkat Provinsi Dalam Memperingati Hari Aksara Internasional; 4) Penyelenggaraan Paket B Setara SMP dan Paket C Setara SMA. f. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dengan Kegiatan : 1) Lomba Kreativitas Guru,Kepala Sekolah, dan Pengawas; 2) Pengiriman Pelatihan Calon Kepala Sekolah; 3) Kesejahteraan Pendidik Wiyata Bhakti Pendidikan Formal (Propinsi); 4) Peningkatan Kualifikasi Ke S1 Pendidik Formal (Propinsi); 5) Sosialisasi Program Induksi Guru Pemula; 6) Fasilitasi Peningkatan Guru Seni Budaya; 7) Penunjang Proses Penetapan Penilaian Angka Kredit (PAK) Guru PNS; 8) Pengelolaan Media Publikasi Ilmiah. g. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dengan Kegiatan : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 87

1) Pengelolaan Prasarana Jaringan Pendidikan Nasional; 2) Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan; 3) Pelatihan Pengelolaan Data Pokok Pendidikan; 4) Manajemen Pendataan Pendidikan (Propinsi); 5) Fasilitasi Penyelenggaraan UN dan UNPK (Provinsi); 6) Operasional Akademi Komunitas; 7) Pengadaan Sarana Prasarana Akademi Komunitas Negeri Kajen; 8) Pembelajaran Wisata Edukasi (Provinsi); 9) Fasilitasi Akreditasi Sekolah. 1.2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Program dan kegiatan pada Urusan Pendidikan dilaksanakan melalui anggaran belanja langsung (tidak termasuk anggaran belanja langsung rutin SKPD) sebesar Rp87.885554.140,00 dan terealisasi sebesar Rp78.693.025.101,00 atau 89,54%. (Rincian Realisasi Program dan Kegiatan terlampir). Capaian target indikator sasaran Urusan Pendidikan tercermin dari terealisasinya indikator kinerja berupa outcome yang menunjukkan keberhasilan pembangunan melalui pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan yang mendukungnya dalam tahun 2015. Keberhasilan pembangunan pada Urusan Pendidikan dapat dilihat lebih rinci dari indikator kinerja pelayanan yang telah dicapai pada tahun 2015 adalah seperti dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Capaian Urusan Pendidikan Tahun 2015 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 88

NO URUSAN DAN INDIKATOR SATUAN CAPAIAN 2015 NAIK / TURUN KINERJA 2014 TARGET REALISASI % (%) 1 TK dan PAUD APK PAUD % 37,89 50 58,28 1,17 53,81 Jumlah TK/RA sesuai standar Unit 3 4 5 1,25 66,67 2 SD/MI APK SD/MI % 103,34 110 103,73 0,94 0,38 APM SD/MI % 92,46 100 92,61 0,93 0,16 Angka Lulus UASBN SD/MI % 100 100 100 1,00 0,00 Angka Putus Sekolah (APS) % 0,33 0,00 0,3 0,00-9,09 SD/MI Jumlah SD/MI sesuai Standar Nasional Pendidikan Unit 45 35 45 1,29 0,00 3 SMP/MTs APK SMP/MTs % 99,84 100 99,85 1,00 0,01 APM SMP/MTs % 81,32 100 81,34 0,81 0,02 Angka kelulusan UN SMP/MTs % 99,64 100 100 1,00 0,36 (%) Angka Putus Sekolah (APS) % 0,29 0,3 0,19 0,63-34,48 SMP/MTs (%) Jumlah SMP/MTs RSBI (unit) Unit 2 4 0 0,00-1,00 4 SMA/SMK/MA APK SMA/SMK/MA % 67,66 85 67,95 0,80 0,43 APM SMA/SMK/MA % 99.95 100 100 100 0.05 Angka kelulusan UN % SMA/SMK/MA 0.3 0.22 0.28 127-7 Angka Putus Sekolah (APS) % SMA/SMK/MA 2 2 0 0 0 Jumlah SMA/SMK/MA RSBI Unit 2 2 0 0,00-1,00 5 Pendidikan Kesetaraan a. 7% mendukung capaian APK % 9,25 7 9,3 1,33 0,54 Dikdas b. Angka lulus pendidikan % 98,2 98 99 1,01 0,81 kesetaraan Paket A 97% c. Angka lulus pendidikan % 96,5 100 90 0,90-6,74 kesetaraan Paket B 95% d. Angka lulus pendidikan % 92,5 94 99 1,05 7,03 kesetaraan Paket C 90% e. 60% usia 15 44 th belum sekolah terlayani pendidikan kesetaraan % 35 60 25 0,42-28,57 6 Pendidikan Masyarakat (Dikmas) a. Angka Buta Aksara usia 15 tahun keatas selesai tahap pelestarian b. 15% Desa/Kelurahan di Jawa Tengah memiliki Taman Bacaan Masyarakat 7 Kursus dan Kelembagaan Orang 162 100 90 0,90-44,44 % 18 30 56 1,87 211,11 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 89

NO URUSAN DAN INDIKATOR KINERJA a. 5% pengangguran usia 15-44 th memperoleh layanan pendidikan Kecakapan Hidup SATUAN CAPAIAN 2015 NAIK / TURUN 2014 TARGET REALISASI % (%) % 7,5 5 9 1,80 20,00 b. 10% lembaga PNF % 13 10 12 1,20-7,69 terakreditasi 8 Jumlah Lembaga kursus yang Unit 65 90 65 0,72 0,00 bersertifikasi 9 Angka Melek Huruf % 97 99,89 99,93 1,00 3,02 10 Pendidik dan Tenaga kependidikan a. Jumlah Guru TK/RA Layak % 30 50 65 130 116,67 Mengajar b. Persentase Guru SD/MI layak Mengajar % 79,5 100 80 80 0,63 c. Persentase Guru SD/MI Sertifikasi d. Persentase Guru SMP/MTs layak Mengajar e. Persentase Guru SMP/MTs Sertifikasi f. Prosentase Guru SMK Layak mengajar Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 % 65 100 78 78 20,00 % 94,3 100 100 100 6,04 % 72 100 86 86 19,44 % 100 100 100 100 0,00 Pada kebi-jakan di bidang pen-didikan, telah dice-tuskan beber-apa pilar dalam pen-ca-pa-ian Tujuan Pen-didikan Nasional oleh Menteri Pen-didikan Nasional yakni Pilar Pembangunan Pendidikan. a. Ketersediaan Pilar pertama adalah availability atau ketersediaan. Yang dimaksudkan ketersediaan ini adalah ketersediaan layanan pendidikan yang memadai sesuai dengan standar, baik standar pelayanan minimal (SPM) ataupun standar nasional pendidikan (SNP) yang telah ditetapkan. Indikator pendidikan dalam kaitannya dengan ketersediaan dijelaskan sebagai berikut: 1) Jumlah Sekolah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 90

Terkait dengan jumlah sekolah di Kabupaten Pekalongan memiliki 362 unit jumlah sekolah tingkat PAUD sampai tahun 2015, sedangkan untuk tingkatan SD ditahun 2015 berjumlah 629 unit mengalami penurunan jumlah sekolah dikarenakan ada 33 sekolah merger, tingkatan SMP berjumlah 125 unit dan tingkatan SMA berjumlah 60 unit, seperti tampak pada tabel hasil observasi dibawah ini: Tabel 4.2 Jumlah Sekolah di Kabupaten Pekalongan TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAUD - 362-362 SD/MI 662 662 662 629 SMP/MTs 125 125 125 125 SMA/SMK/MA 68 60 60 60 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas memberikan informasi bahwa jumlah unit sekolah di Kabupaten pekalongan hingga 2015 untuk jenjang SMP dan SMA belum mengalami peningkatan sedangkan untuk jenjang SD mengalami penurunan dikarenakan ada 33 sekolah dasar yang merger per juli 2015. Sekolah merger ini dengan kajian sekolah tersebut berdekatan atau satu lokasi akan tetapi jumlah siswa mengalami penurunan, sehingga harus demerger untuk efisiensi baik itu sarpras maupun tenaga pendidiknya. Berkaitan dengan jumlah sekolah, dapat diketahui bahwa keadaan jumlah sekolah yang ada di Kabupaten pekalongan dalam setiap tahunnya mengalami peningkatan, serta implementasi pencapaian target dengan realisasi sangat tercapai dan bahkan melebihi target yang telah ditetapkan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 91

2) Jumlah Guru Berkaitan dengan jumlah guru di Kabupaten pekalongan memiliki jumlah guru sampai dengan tahun 2015 tingkat PAUD berjumlah 2.719 orang, tingkatan SD berjumlah 6.172 orang, tingkatan SMP 2.564 orang sedangkan tingkatan SMA 1.869 orang, seperti tampak pada tabel dibawah ini: TINGKAT Tabel 4.3 Jumlah Guru di Kabupaten Pekalongan 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAUD 1.950 2.628 1.980 2.719 SD/MI 6.790 6.530 6.795 6.172 SMP/MTs 2.490 2.571 2.495 2.564 SMA/SMK/MA 1.445 1.815 1.460 1.869 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab.Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel di atas memberikan informasi bahwa jumlah guru sekolah di Kabupaten Pekalongan dari tahun 2014 hingga 2015 mengalami peningkatan jumlah pada semua tingkat pendidikan baik PAUD, SMP dan SMA/SMK, khusus jenjang SD mengalami penurunan dikarenakan factor sekolah merger yang telah dijelaskan diatas. Berkaitan dengan jumlah guru, peneliti melakukan wawancara dengan KABID Kabupaten Pekalongan mengatakan bahwa jumlah guru di Kabupaten Pekalongan mengalami peningkatan dari tahun 2014 2015, serta implementasi pencapaian target dengan realisasi sangat tercapai dan bahkan melebihi target yang telah ditetapkan, capaian realisasi jumlah guru dari tahun 2014-2015 juga mengalami peningkatan kecuali jenjang SD dikarenakan banyaknya sekolah yang merger. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 92

3) Jumlah Murid Berkaitan dengan jumlah murid di Kabupaten Pekalongan memiliki 21.902 orang dalam tingkatan PAUD, tingkatan SD berjumlah 76.666 orang, tingkatan SMP 32.299 orang, serta tingkatan SMU berjumlah 26.362 orang, seperti yang tertera pada tabel yang berikut ini : TINGKAT Tabel 4.4 Jumlah Murid di Kabupaten Pekalongan 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAUD 11.115 21.402 11.555 21.902 SD/MI 108.450 99.478 108.500 98.270 SMP/MTs 41.395 41.261 41.415 41.342 SMA/SMK/MA 21.300 24.460 21.354 24.023 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pekalongan, 2016 Berdasarkan informasi tabel diatas bahwa jumlah murid yang mengenyam pendidikan sekolah dari tahun 2014 hingga 2015 mengalami peningkatan pada tingkat pendidikan baik PAUD, dan SMA/SMK. Akan tetapi untuk jenjang SD dan SMP mengalami penurunan dikarenakan jumlah penduduk usia sekolah jenjang SD dan SMP memang realitanya turun. Namun pencapaian target realisasi tingkat pendidikan SD dan SMP pada tahun 2015 mengalami penurunan dan tidak mencapai target yang ditetapkan dikarenakan target Renstra cenderung naik, akan tetapi realitanya tahun semakin tahun semakin turun. Jumlah murid di Kabupaten Pekalongan mengalami peningkatan di tahun 2014-2015, tetapi di tingkatan SD pada tahun 2015 mengalami penurunan walaupun penurunan tersebut tidak signifikan, serta implementasi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 93

pencapaian target dengan realisasi sangat tercapai dan bahkan melebihi target yang telah ditetapkan 4) Ratio Guru dan Murid Berkaitan dengan rasio guru dan murid di Kabupaten pekalongan memiliki rasio 1:05 di tingkatan PAUD, tingkat SD 1:16, tingkat SMP 1:18 dan tingkat SMA 1:15, hal tersebut bisa di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Ratio Guru dan Murid TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAUD 1:05 1:05 1:05 1:05 SD/MI 1:16 1:16 1:16 1:16 SMP/MTs 1:17 1:16 1:17 1:16 SMA/SMK/MA 1:15 1:14 1:15 1:13 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel hasil observasi diatas rasio guru dan murid berada pada rasio yang hampir sama tiap tahunnya, yaitu rata-rata rasio murid dan guru di kabupaten Pekalongan 1: 18, hanya penempatan gurunya tidak merata, sehingga rasio guru dengan murid masing-masing sekolah di bawah 1:20. pemerataan guru, dan Untuk memperbaikinya perlunya penataan pada tingkat SMP/MTs pencapaian realisasi nya melebihi target yang ditetapkan artinya rasio mengalami peningkatan jumlah murid yang diampu oleh satu guru dalam ruang kelas. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar per kelas, disamping itu juga untuk mengukur jumlah ideal guru per kelas terhadap jumlah murid agar tercapai mutu pengajaran. Ratio Guru dan Murid yang ditetapkan oleh SPM (Standar Pelayanan Minimal) Pendidikan yaitu 1:32, artinya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 94

pencapaian yang ada di sekolah di Kabupaten Pekalongan melebihi target yang ditetapkan yang artinya berdampak baik pada proses belajar mengajar di sekolah. 5) Kondisi Ruang Kelas dalam Kondisi Baik Berkaitan dengan kondisi ruang kelas dalam keadaaan baik di Kabupaten Pekalongan memiliki 40 % ruang kelas dalam keadaan baik pada tingkatan PAUD, pada tingkatan SD 80,5%, tingkatan SMP 86,15% sedangkan pada tingkatan SMU 87,5 %, seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.6 Persentase Kondisi Ruang Kelas dalam Kondisi Baik TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAUD 42 45 45 50 SD/MI 81 83 82 85 SMP/MTs 87 87.5 87.5 88 SMA/SMK/MA 84 87 86 90 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel hasil observasi diatas persentase kondisi ruang kelas dalam kondisi baik pada tingkat PAUD hanya berkisar 30-40 % dari total jumlah ruang kelas yang ada, untuk SD hanya berkisar 70% - 90%, sementara pada tingkat SMP dan SMA berkisar di 80-87 %. Berkaitan dengan presentase kondisi ruang kelas dalam kondisi baik. Berdasarkan hasil wawancara diatas menandakan bahwa walaupun pencapaian target dan realisasi melebihi target yang telah ditetapkan, namun indikator ini masih perlu untuk ditingkatkan sehingga kondisi ruangan kelas pada semua satuan pendidikan berada dalam kondisi yang baik, sehingga mendukung suasana dan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, Grafik menunjukkan capaian realisasi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 95

persentase kondisi ruang kelas dalam kondisi baik dari tahun 6) Ratio Sekolah terhadap Murid Berkaitan dengan rasio sekolah terhadap murid di Kabupaten Pekalongan memiliki rasio 116 untuk tingkatan SD, 258 untuk tingkatan SMP dan 265 untuk tingkatan SMA, seperti tampak pada tabel dibawah ini : Tabel 4.7 Ratio Sekolah Terhadap Murid TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 162 135 163 116 SMP/MTs 365 265 365 258 SMA/SMK/MA 540 255 540 265 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel hasil observasi diatas persentase rasio sekolah terhadap murid mengalami penurunan artinya jumlah murid yang ditampung pada tingkat sekolah semakin sedikit, yang berarti berdampak baik pada kegiatan belajar mengajar di Kabupaten Pekalongan. Hal ini juga berpengaruh terhadap distribusi siswa pada sekolah sekolah yang ada. Namun pada jenjang SMA jika dibandingkan dengan ratio ideal sekolah terhadap murid masih sangat jauh, dimana ratio ideal adalah 1:360 (SMA), artinya melebihi batas ideal ratio. Oleh karenanya diperlukan upaya peningkatan dari segi jumlah sekolah pada level SMA/SMK/MA. b. Keterjangkauan Pilar kedua, affordability atau keterjangkauan. Pilar ini menitikberatkan kepada prinsip pemenuhan hak dan keadilan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 96

untuk memperoleh pendidikan bagi semua warga negara tanpa terkecuali, khususnya untuk daerah-daerah terdepan dan terpencil. Keterjangkauan ini juga termasuk faktor kenyamanan dalam pemberian layanan pendidikan bagi peserta didik. Indikator pendidikan dalam kaitannya dengan keterjangkauan dijelaskan sebagai berikut: 1) Angka Partisipasi Kasar (APK) Berkaitan Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SMP, SMA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut yang dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100 % karena terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah, atau berasal dari luar wilayah kabupaten. APK ini juga digunakan sebagai indikator pendidikan, mengingat masih tingginya siswa berusia lebih tua dari kelompok usia yang semestinya (over-age). Tabel 4.8 Angka Partisipasi Kasar (APK) TINGKAT 2014 2015 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 97

TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 105 103.34 105 103.73 SMP/MTs 99.68 99.84 99.70 99.85 SMA/SMK/MA 65 67.66 70 67.95 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) mengalami peningkatan ditiap tahunnya walaupun tidak cukup signifikan. Peningkatan ini memberi arti peningkatan partisipasi masyarakat usia sekolah untuk mengenyam pendidikan. Angka tersebut pada beberapa tingkat sekolah baik SD (2015), dan SMA (2015) pencapaian realisasinya tidak mencapai target yang ditetapkan. Capaian realisasi Angka Partisipasi Kasar pada tahun 2014 sampai dengan 2015 tersaji dalam grafik berikut: Grafik 4.1 Capaian Realisasi Angka Partisipasi Kasar (APK) 2) Angka Partisipasi Murni (APM) Berkaitan Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 98

sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai. Semakin tinggi APM berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu, Nilai ideal APM = 100%. Tabel 4.9 Angka Partisipasi Murni (APM) TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 92,20 92,46 92,30 92,61 SMP/MTs 80,50 81,32 81,00 81,34 SMA/SMK/MA 45,10 46,73 45,20 46,98 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat persentase Angka Partisipasi Murni (APM) mengalami peningkatan ditiap tahunnya walaupun tidak cukup signifikan. Peningkatan ini memberi arti peningkatan partisipasi masyarakat usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai untuk mengenyam pendidikan. Angka tersebut pada beberapa tingkat sekolah baik SMP (2013 dan 2015) pencapaian realisasinya tidak mencapai target yang ditetapkan. Berdasarkan informasi diatas bahwa pencapaian angka partisipasi murni di Kabupaten Pekalongan mengalami peningkatan tetapi ditahun 2014-2015 tidak mencapai target yang telah ditentukan oleh Kabupaten Pekalongan. Hal tersebut terjadi Karena masih ada penduduk usia sekolah SD di wilayah kabupaten pekalongan tidak Sekolah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 99

di wilayah Kabupaten Pekalongan dan adanya siswa SD putus sekolah sekitar 0,34%. Sedangkan faktor yang menghambat, motivasi Siswa untuk sekolah dan Orang tua untuk menyekolahkan masih rendah. Hal tersebut sebenarnya sudah didukung dengan Pendidikan SD Negeri Gratis, Adanya bantuan Operasional Sekolah (BOS), Adanya Bantuan Siswa Miskin. Adapun dari kabupaten pekalongan sendiri sudah mengupayakan dengan meningkatkan motivasi siswa dan orang tua untuk menyekolahkan anak, dan membantu biaya operasional kepada siswa dari keluarga kurang mampu. Sedangkan APM ditingkat SMP tidak memenuhi target dipengaruhi oleh masih ada penduduk usia sekolah SMP di wilayah kabupaten pekalongan tidak Sekolah di wilayah Kabupaten Pekalongan dan adanya siswa SMP putus sekolah sekitar 0,49%. Factor yang menghampat indikator APM tingkat SMP adalah motivasi Siswa untuk sekolah dan Orang tua untuk menyekolahkan masih rendah. Sedangkan factor pendukung hal tersebut adalah Pendidikan SMP Negeri Gratis, Adanya bantuan Operasional Sekolah (BOS), Adanya Bantuan Siswa Miskin. Agar mencapai sesuai target Kabupaten Pekalongan mengupayakan peningkatang dengan meningkatkan motivasi siswa dan orang tua untuk menyekolahkan anak ke jenjang SMP, dan membantu biaya operasional kepada siswa dari keluarga kurang mampu. Capaian realisasi Angka Partisipasi Murni pada tahun 2014 hingga 2015 tersaji dalam grafik berikut: Grafik 4.2 Capaian Realisasi Angka Partisipasi Murni (APM) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 100

3) Angka Putus Sekolah Berkaitan dengan Angka Putus Sekolah di Kabupaten Pekalongan di tingkatan SD dari tahun 2014-2015 mengalami penurunan, penurunan tersebut yang paling signifikan di tahun 2015, sedangkan untuk tingkatan SMP juga terjadi penurunan yang signifikan ditahun yang sama, begitu juga dengan tingkatan SMA. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.10 Angka Putus Sekolah TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 0,35 0,33 0,33 0,33 SMP/MTs 0,40 0,29 0,30 0,19 SMA/SMK/MA 0,80 0,30 0,70 0,38 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 101

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa persentase angka putus sekolah pada semua tingkat pendidikan baik SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA menurun, artinya jumlah siswa yang putus sekolah pada tingkat pendidikan mengalami penurunan. Sementara pencapaian realisasi dan target terlihat bahwa realiasi bahkan melebihi target yang ditetapkan. Berdasarkan dari informasi diatas bahwa Angka Putus Sekolah di kabupaten Pekalongan mengalami penurunan dan capaian target yang ditentukan selalu tercapai tiap tahunnya dan juga di semua tingkatan dari SD sampai tingkatan SMA, tetapi Angka putus sekolah Tidak 0%, karena memang ada siswa yang tidak mau melanjutkan sekolah sementara orang tuanya juga tidak mendorong untuk sekolah, selain itu juga karena bekerja, Faktor yang menghambat dalam hal ini adalah motivasi Siswa untuk sekolah dan Orang tua untuk menyekolahkan masih rendah, dan dorongan lingkungan sekitar untuk tidak melanjutkan sekolah tetapi bekerja serta hambatan ekonomi keluarga. Dalam hal ini pencapian indicator tersebut di pengaruhi faktor pendukung berupa Pendidikan SD, SMP Negeri Gratis, Adanya bantuan Operasional Sekolah (BOS) SD,SMP,SMA/SMK, Adanya Bantuan Siswa Miskin SD,SMP,SMA/SMK. Sedangkan capaian realisasi angka putus sekolah pada tahun 2014 hingga 2015 tersaji dalam grafik berikut. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 102

Grafik 4.3 Capaian Realisasi Angka Putus Sekolah 4) Angka Melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs Tabel 4.11 Angka Melanjutkan dari SD ke SMP TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD ke SMP 85 90.5 85.5 92.75 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa persentase angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Artinya bahwa 80-85 % siswa yang mengenyam pendidikan dari SD/ MI melanjutkan pendidikannya ke tahap SMP/MTs. Capaian realisasi indikator ini juga melebihi target yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Pekalongan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 103

Menurut informasi diatas bahwa capaian realisasi angka melajutkan sekolah di semua tingkatan mengalami peningkatan dan capainnya selalu meningkat di setiap tahunnya, pencapaian target realisasi angka melajutkan sekolah dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 5) Angka Melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA TINGKAT SMP ke SMA Tabel 4.12 Angka Melanjutkan dari SMP ke SMA 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI 73,5 77.4 74,5 79.84 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa persentase angka melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA mengalami peningkatan, sampai dengan tahun 2015 realisasi persentase angka melanjutkan meningkat ke 79.84 %. Dapat dilihat bahwa persentase siswa yang melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA hanya berkisar di angka 74-80 %.Artinya bahwa walaupun terjadi peningkatan persentase dan capaian target berhasil, namun jumlah siswa yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang SMA/SMK/MA masih cukup tinggi berkisar 25-20% dari jumlah siswa SMP/MTs yang ada. Menurut informasi diatas bahwa capaian realisasi angka melajutkan sekolah di semua tingkatan mengalami peningkatan dan capainnya selalu meningkat di setiap tahunnya, pencapaian target realisasi angka melajutkan sekolah dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 104

Capaian realisasi persentase angka melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dari tahun 2014 hingga 2015 terlihat pada grafik berikut: c. Aspek Kualitas Pilar ketiga, quality atau kualitas pendidikan.pilar peningkatan kualitas pendidikan merupakan pilar yang penting. Pilar peningkatan kualitas pendidikan merupakan kesinambungan yang tak terpisahkan dengan pilar pemerataan dan peningkatan akses pendidikan.setelah keberhasilan program penuntasan wajib belajar 9 tahun sebagai wujud keberhasilan pilar pemerataan dan peningkatan akses pendidikan, pilar peningkatan mutu pendidikan kini harus menjadikan perhatian utama. Indikator pendidikan dalam kaitannya dengan kualitas dijelaskan sebagai berikut: 1) Angka Kelulusan Tabel 4.13 Angka Kelulusan TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 100 100 100 100 SMP/MTs 98 98 99 100 SMA/SMK/MA 98 98 99 100 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa persentase angka lulusan pada semua jenjang pendidikan SD, SMP, SMA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun peningkatan tersebut tidak mencapai target yang telah ditetapkan terkhusus pada tingkat pendidikan SMP/MTs. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 105

2) Guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV Tabel 4.14 Guru yang Memenuhi kualifikasi S1/DIV TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 45 60 50 75 SMP/MTs 89 92,5 90 93,5 SMA/SMK/MA 97 98 98 100 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/DIV pada semua jenjang pendidikan baik SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pencapaian realisasi dari masing masing jenjang pendidikan juga melebihi target. Namun, guru yang memenuhi kualifikasi pada jenjang SD/MI patut mendapat perhatian karena hanya 75% dari total guru yang ada. 3) Guru Bersertifikasi Tabel 4.15 Guru Bersertifikasi TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 40 75 45 78 SMP/MTs 40 75 45 86 SMA/SMK/MA 96,2 96,5 96,5 97 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas persentase guru yang bersertifikasi tiap tahunnya mengalami peningkatan ditingkat SD/MI dan SMA/SMK/MA. Persentase Jumlah guru pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs perlu mendapat perhatian karena masih berada dibawah 90% dari jumlah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 106

guru yang ada meskipun capaian realisasi tiap tahunnya pada semua jenjang pendidikan mengalami peningakatan. 4) Pencapaian Nilai Rata Rata UASBN dan UN Tabel 4.16 Pencapaian Nilai Rata Rata UASBN/UN TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 7 7 7 7,1 SMP/MTs 7 6,8 7 7 SMA/SMK/MA 7 7,75 7 7,8 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas, nilai rata rata pada jenjang SD/MI mengalami peningkatan tiap tahunnya, pada tahun 2015 mencapai nilai rata rata 7.1. dan mencapai dan melebihi target, sementara pada tahun 2012 tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu nilai rata rata 7. Pada jenjang SMP/MTs, nilai rata rata tiap tahunnya mengalami peningkatan walaupun tidak begitu signifikan, pada tahun 2015 nilai rata rata UN adalah 7.0, pada tahun 2015 semua mencapai target. Baik pada jenjang SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke tahun2015. 5) Guru Layak Mengajar TINGKAT Tabel 4.17 Persentase Guru Layak Mengajar 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAUD 30 45 40 65 SD/MI 75 75 85 100 SMP/MTs 85 100 90 100 SMA/SMK/MA 85 100 90 100 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 107

Berdasarkan tabel diatas terlihat persentase guru layak mengajar pada jenjang pendidikan PAUD, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan ini juga melebihi capaian dari target yang ditetapkan. Untuk guru layak mengajar pada jenjang PAUD dan SD perlu mendapat perhatian, karena hanya 65% untuk PAUD. d. Kesetaraan Kesetaraan dapat dilihat dengan Indeks Paritas Gender. Indeks Paritas Gender menunjukkan ada tidaknya kesetaraan gender antara partisipasi perempuan dan laki laki pada angka partisipasi Kasar (APK), APM, angka putus sekolah, angka kelulusan dan guru layak mengajar. Indikator Kesetaraan ini merupakan indikator keseimbangan kesempatan memperoleh pendidikan antara perempuan dan laki-laki diukur yang menunjukkan kesetaraan dan keadilan gender di bidang pendidikan, dapat digunakan untuk memantau pencapaian tujuan keseimbangan gender dalam mendapatkan kesempatan pendidikan pada semua jenjang sekolah. Indikator pendidikan dalam kaitannya dengan kesetaraan gender dapat dilihat dari Indeks Paritas Gender pada beberapa indikator pendidikan yang dijelaskan sebagai berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 108

INDIKATOR APK APM APS Angka Kelulusan Guru Layak Mengajar Tabel 4.18 Indeks Paritas Gender APK, APM, APS, Angka Kelulusan, dan Guru Layak Mengajar TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD 103,5 103,34 104 103,73 SMP 91,5 99,84 92 99,85 SMA 63,5 67,66 64 67,96 SD 89,75 92,46 90,5 92,61 SMP 82 81,32 83 81,34 SMA 62,5 46,73 63 46,93 SD 0,35 0,33 0,35 0,33 SMP 0,49 0,29 0,28 0,19 SMA 0,35 0,3 0,35 0,38 SD 88,25 100 88,75 100 SMP 90 98 90,5 100 SMA 97,35 98 97,5 100 SD 75 75 85 85 SMP 85 100 90 100 SMA 85 100 90 100 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesetaraan gender antara perempuan dan laki laki mengalami perbaikan tiap tahunnya. Angka ideal yang menunjukkan adanya kesetaraan gender adalah 100%. Sedangkan indeks Paritas Gender pada Angka partisipasi kasar, dan Angka Partisipasi Murni pada jenjang SMP dan SMA sudah baik, walau tingkat partisipasi masih lebih banyak oleh perempuan. Sementara Angka Putus Sekolah pada semua jenjang pendidikan baik SD, SMP dan SMA didominasi oleh laki laki. Pada indikator angka kelulusan telah terjadi kesetaraan gender, dan tidak terlalu signifikan perbedaan antara perempuan dengan laki laki. Pada partisipasi penduduk usia SMA untuk menempuh studi di jenjang pendidikan SMA/SMK/MA, penduduk perempuan lebih dominan dibandingkan penduduk laki-laki. Angka putus sekolah Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 109

didominasi oleh siswa laki-laki.kondisi ini menunjukkan bahwa laki-laki putus sekolah lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Sementara untuk partisipasi guru layak mengajar masih didominasi oleh perempuan pada jenjang pendidikan SMP dan lebih dominan dominasi laki laki pada jenjang pendidikan SD dan SMA. Capaian realisasi persentase Indeks Paritas Gender APK, APM, APS, Angka Kelulusan, dan Guru Layak Mengajar dapat dilihat pada grafik berikut. e. Keterjaminan Pilar kelima, assurance atau penjaminan mutu pendidikan.lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) merupakan lembaga formal yang dibentuk dengan tanggung jawab utama untuk meningkatkan penjaminan mutu pendidikan. Jaminan mutu pendidikan harus lebih banyak dilakukan dengan berbagai studi dan evaluasi tentang faktor-faktor apa yang besar pengaruhnya untuk meningkatkan mutu pendidikan Indikator pendidikan dalam kaitannya dengan ketersediaan dijelaskan sebagai berikut: 1) Jumlah Sekolah Terakreditasi A TINGKAT Tabel 4.19 Jumlah Sekolah Terakreditasi A 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 76 80 77 82 SMP/MTs 31 33 32 35 SMA/SMK/MA 26 27 28 29 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 110

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah unit sekolah yang terakreditasi A pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan. Kondisi ini menggambarkan bahwa tingkat keterjaminan kualitas sekolah semakin meningkat. Namun jika dibandingkan dengan jumlah sekolah ada secara keseluruhan pada semua jenjang pendidikan, maka jumlah sekolah yang terakreditasi masih tergolong sedikit, walaupun pencapaian jumlah sekolah semakin meningkat dan melebihi target yang telah ditetapkan. 2) Jumlah Sekolah Terakreditasi B Tabel 4.20 Jumlah Sekolah Terakreditasi B TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 484 501 485 500 SMP/MTs 71 71 70 70 SMA/SMK/MA 12 14 13 15 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah unit sekolah yang terakreditasi B pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan dan penurunan pada jenjang pendidikan yang ada.jumlah Sekolah terakreditasi B pada jenjang SD/MI mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dan realisasi melebihi target yang ditetapkan. Pada jenjang SMP/MTs mengalami peningkatan namun pencapaian realisasi tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Sementara pada jenjang SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 111

3) Jumlah Sekolah Terakreditasi C Tabel 4.21 Jumlah Sekolah Terakreditasi C TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 90 90 89 85 SMP/MTs 26 26 25 25 SMA/SMK/MA 27 27 26 26 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah unit sekolah yang terakreditasi C pada semua jenjang pendidikan mengalami peningkatan dan penurunan pada jenjang pendidikan yang ada. Jumlah Sekolah terakreditasi C pada jenjang SD/MI meningkat dari tahun 2013 ke 2015. Demikian halnya pada jenjang SMP/MTs yang mengalami penurunan, hal ini diakibatkan peralihan jumlah sekolah yang terakreditasi lebih baik (A, dan B). Pada jenjang SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan, melainkan tetap/ sama tiap tahunnya. 4) Jumlah Sekolah Belum Terakreditasi Tabel 4.22 Jumlah Sekolah Belum Terakreditasi TINGKAT 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI SD/MI 2 2 2 2 SMP/MTs 0 0 0 0 SMA/SMK/MA 0 0 0 0 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah unit sekolah yang belum terakreditasi tidak mengalami penurunan. Jenjang SD masih sama dikarenakan kondisi sekolah yang Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 112

tidak memadai atai tidak mungkin terakreditasi, yaitu sekolah di daerah atas. Jenjang SMP dan SMA telah tercapai targetnya. 5) Jumlah RSBI Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) pada jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA pada tahun 2014 dan 2015 tidak ada dikarenakan kebijakan untuk sekolah RSBI sudah dihapus. f. Pendidikan Non Formal Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Pendidikan nonformal dimaksudkan sebagai satu bentuk layanan pendidikan yang bertujuan sebagai pengganti, penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Adapun jenis pendidikan nonformal dapat berupa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti: Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, majelis Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 113

taklim, sanggar, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Indikator pendidikan dalam kaitannya dengan pendidikan nonformal dijelaskan sebagai berikut: 1) Jumlah Kelompok Belajar Masyarakat (KBM) TINGKAT Tabel 4.23 Jumlah KBM 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI KBM 108 108 108 108 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas jumlah KBM (Kelompok Belajar Masyarakat) tiap tahunnya tidak mengalami penurunan maupun peningkatan. Hal ini berdampak baik, karena masyarakat beralih dan mengenyam pendidikan formal. Capaian realisasi jumlah KBM (Kelompok Belajar Masyarakat) sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Realisasi jumlah KBM (Kelompok Belajar Masyarakat) pada tahun 2013 hingga 2015 dapat dilihat pada grafik berikut: a) Jumlah Peserta TINGKAT Tabel 4.24 Jumlah Peserta KBM 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAKET A 220 220 80 80 PAKET B 1.100 1.280 1.000 1.033 PAKET C 2.300 2.395 2.200 2.487 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah peserta Program Paket A,B dan C mengalami penurunan tiap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 114

tahunnya. Peserta program paket A pada tahun 2013 mencapai 240 orang menurun menjadi 80 pada tahun 2015, demikian halnya pada program paket B, 1.421 orang pada tahun 2013 menurun cukup tajam pada tahun 2015 menjadi 1.033 orang. Sementara pada program paket C, pada tahun 2013 peserta mencapai 2.477 orang, menurun menjadi 2.395 orang pada tahun 2014 dan meningkat kembali pada tahun 2015 menjadi 2.487 orang. Penurunan jumlah peserta program Paket A, B dan C ini berarti masyarakat telah beralih pada pendidikan formal. b) Jumlah Tutor TINGKAT Tabel 4.25 Jumlah Tutor 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAKET A 28 28 28 28 PAKET B 156 158 158 160 PAKET C 715 720 718 721 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah tutor pada paket A mengalami masih tetap, 28 orang pada tahun 2014 sampai tahun 2015 dikarenakan paket A yang berkurang. Demikian halnya pada paket B, mengalami kenaikan yang cukup signifikan dimana pada tahun 2014 mencapai 158 orang naik jumlahnya menjadi 160 orang ditahun 2015. Pada program paket C, jumlah tutor mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke 2015. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 115

c) Persentase Angka Lulusan TINGKAT Tabel 4.26 Persentase Angka Lulusan 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI PAKET A 91 88 92 90 PAKET B 90 90 91 92 PAKET C 91 93 92 95 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa persentase angka lulusan program paket mengalami peningkatan tiap tahunnya, walaupun pencapaian target tidak tercapai. d) Jumlah Lembaga Kursus Tabel 4.27 Jumlah Lembaga Kursus URAIAN 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI Lembaga Kursus 64 66 67 69 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah lembaga kursus tiap tahunnya meningkat dimana jumlahnya pada tahun 2014 sejumlah 66 unit, meningkat menjadi 69 unit di tahun 2015. Hal ini berdampak baik bagi masyarakat, dimana mereka bisa mengenyam ketersediaan lembaga pendidikan keterampilan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 116

URAIAN Lembaga Kursus Bersertifikasi e) Jumlah Lembaga Kursus Bersertifikasi Tabel 4.28 Jumlah Lembaga Kursus Bersertifikasi 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI 37 37 38 38 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah lembaga kursus yang bersertifikasi tiap tahunnya meningkat walau tidak signifikan jika dibandingkan dengan jumlah lembaga kursus yang ada. Pada tahun 2013 jumlah lembaga kursus yang bersertifikasi sebanyak 36 unit sementara pada tahun 2015 menjadi 38 unit. Capaian realisasi sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Selain indikator bidang pendidikan yang dikelompokkan kedalam enam aspek tersebut diatas, terdapat dua indikator pendidikan yang dipakai sebagai indikator pembangunan pendidikan pada level nasional yaitu: a. Angka Melek Huruf Angka Melek Huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis. Angka melek huruf didapat dengan membagi jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas kemudian hasilnya dikalikan dengan seratus. Angka Melek Huruf di Kabupaten Pekalongan dapat dilihat pada tabel berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 117

URAIAN Angka Melek Huruf Tabel 4.29 Persentase Angka Melek Huruf 2014 2015 TARGET REALISASI TARGET REALISASI 90 97.6 95 99.7 Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan, 2016 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa persentase angka melek huruf di Kabupaten Pekalongan meningkat tiap tahunnya.pencapaian melebihi dengan target yang telah ditetapkan, dan bahkan pada tahun 2015 pencapaian melebihi target yaitu 99,7 % telah melek huruf. Hal ini menandakan keberhasilan program program pemerintah kabupaten terkait dengan pemberantasan buta huruf, baik dengan program wajib belajar 9 tahun, program pendidikan formal maupun pendidikan non formal. b. Angka Rata- Rata Lama Sekolah Yang dimaksud dengan Angka Rata Rata Lama Sekolah adalah lama sekolah (tahun) penduduk usia 15 tahun ke atas. Data angka rata rata lama sekolah di Kabupaten Pekalongan, untuk tahun 2015, Angka Rata Rata Lama Sekolah laki laki yakni 7,5 dan untuk perempuan 7.2 tahun. artinya penduduk rata rata mengenyam sekolah 7 tahun lebih. Angka ini diatas angka rata rata lama sekolah Provinsi Jawa Tengah yakni 7,09 tahun. Perolehan prestasi pendidikan tingkat eks karesidenan, provinsi dan nasional tahun 2015 sebagai berikut : a. Kejuaraan Tingkat Provinsi Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015 118