KONVERSI SISTEM INFORMASI. Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc

dokumen-dokumen yang mirip
gagal. CRM Forum menyatakan lebih dari 50% proyek CRM di Amerika Serikat, dan lebih dari 85% di Eropa dianggap gagal. Gartner Group menyatakan bahwa

PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

PENERAPAN KONVERSI PENGALIHAN SISTEM INFORMASI

KONVERSI SISTEM INFORMASI

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15

BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA

PENERAPAN KONVERSI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERBANKAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E.54)

Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke

Proses Konversi Sistem Informasi. Arif Harmano P E

MANAJEMEN. Dosen : KONVE. Disusun Oleh: Heru

Manfaat Konversi Sistem di lakukan dalam Perusahaan. Erichson M.H Silitonga P E

Konversi Sistem Informasi Dan Permasalahannya

KONVERSI SISTEM INFORMASI

METODE KONVERSI SISTIM INFORMASI

Konversi Sistem Lama Ke Sistem Baru Oleh : SITI JAMILLAH

IMPLEMENTASI. Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama. Prinsip Portability & Reusable (Kemudahan & Penggunaan Ulang Komponen)

Pertemuan 12 IMPLEMENTASI

Implementasi Sistem. Cahya Putra, M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Sistem Informasi

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KONVERSI KE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARU. DOSEN DR. ARIF IMAM SUROSO, MSc.

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan

KONVERSI SISTEM INFORMASI

FENOMENA PENGALIHAN / KONVERSI SUATU SISTEM LAMA KE SISTEM BARU

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

KONVERSI SISTEM INFORMASI DALAM DUNIA BISNIS

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman)

CARA-CARA KONVERSI SISTEM INFORMASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI SUATU PERUSAHAAN

TUGAS AKHIR MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. BOSS to icons. DOSEN Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc DISUSUN OLEH NELLI PURNAMA SARI NIM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

4.4 Identifikasi Resiko Proyek. 1 Kemungkinan orang-orang terbaik. dapat dimasukkan dalam proyek. 2 Kemungkinan orang-orang memiliki

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Sistem Implementasi. Training Personal Konversi Sistem Review post-implementation Dokumentasi Dukungan lain

URGENCY MAINTAINABILTY DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pertemuan 8 Implementasi Perangkat Lunak TIK : Mampu mengaplikasikan Metode SDLC dalam pembuatan sebuah perangkat lunak

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI

PENDAHULUAN SIKLUS HIDUP SISTEM. Tahap-tahap Siklus Hidup. Pengelolaan Siklus Hidup

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

PERBEDAAN INSOURCING DAN OUTSOURCING DALAM PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

Kegagalan Pengalihan Sistem: Konversi dari Sistem Lama ke Sistem Baru

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN PENDEKATAN INSOURCING DAN OUTSOURCING PADA PERUSAHAAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E.

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

PENGENDALIAN SISTEM KOMPUTERISASI PERSPEKTIF MANAJEMEN. DOSEN : Ir. I. Joko Dewanto & H. Febriana Hendiono, SE, MM

TUGAS. Disusun oleh : BIMO P E MB IPB E.46

Perancangan Database

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi. dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI OUTSOURCING DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA CIMSA (PERUSAHAAN OUTSOURCING) Nicky Jaka Perdana (P

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

SIKLUS PENGEMBANGAN PRODUK SISTEM INFORMASI DAN TEKNIK PROTOTYPING. Oleh : Ilham Arief Gautama P

TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN SISTEM

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

Struktur SIM. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom.,M.Kom

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN DALAM ORGANISASI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

SISTEM INFORMASI DENGAN MODEL MAINTANABILITY

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE)

KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 April Penyusun SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI

Strategi Konversi Sistem Informasi

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN URGENSI MAINTAINAIBILITY PADA SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI

KONSEP DASAR DATA BASE. Pertemuan 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN. Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.

Konsep Sistem Informasi B

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

URGENSI DAN FAKTOR MAINTAINAIBILITY SOFTWARE

Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi yang andal dan relevan bagi pengambil keputusan.

KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI BAB1. PENDAHULUAN

-KEAMANAN DAN KONTROL SISTEM INFORMASI-

PEDOMAN PEDOMAN. PT JASA MARGA (Persero) Tbk. Nomor Pedoman : P2/DIT/2014/AI Tanggal : 1 Desember 2014

BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PE ILAIA PE ERAPA SISTEM FORMASI I SOURCI G DA OUTSOURCI G. Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

PROSES PERANCANGAN DATABASE

Tujuan Umum Pengembangan Sistem

SISTEM BASIS DATA. Pendahuluan. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM

PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI DI DALAM PERUSAHAAN

KENDALI MANAJEMEN MUTU

Makalah Pembahasan. Untuk memenuhi Ujian Akhir Triwulan mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Dosen: Prof. Ir. Arif Imam Suroso, MSc

Bab 4 Metodologi Pengembagan Sistem(Perangkat Lunak)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Penyebab Kegagalan dalam Pengembangan Maupun Penerapan Sistem Informasi di Suatu Organisasi, Merujuk Pada Pendapat Rosemary Cafasaro.

BAB 4 PEMBAHASAN. bidang broker properti semenjak beroperasi lebih dari 15 tahun. Dalam

SISTEM INVENTORY OBAT PADA PUSKESMAS SUKOREJO

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

KONVERSI SISTEM INFORMASI Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P056133652.52E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 1. PENDAHULUAN... 2 1.1 LATAR BELAKANG... 2 1.2 PERUMUSAN MASALAH... 3 1.3 PEMBATASAN MASALAH... 3 1.4 TUJUAN PENULISAN... 3 2. TINJAUAN PUSTAKA... 4 2.1 KONSEP SISTEM INFORMASI... 4 2.2 KONVERSI SISTEM INFORMASI... 5 3. PEMBAHASAN...11 4. PENUTUP... 14 4.1 KESIMPULAN... 14 4.2 SARAN... 14 DAFTAR PUSTAKA... 15 1

1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. Sebuah perusahaan melakukan konversi sistem informasi dengan alasan untuk melakukan penyempurnaan atau up grade sistem informasi yang sudah ada sebelumnya atau ada capaian/tujuan yang ingin diraih oleh suatu perusahaan dengan melakukan konversi sistem informasi. Dalam penerapan sistem informasi suatu organisasi sering melakukan kesalahan dalam melakukan pengalihan dari suatu sistem lama kesistem baru (konversi sistem) hal ini tentunya dapat berakibat fatal bagi organisasi. Fenomena kesalahan dalam konversi sistem informasi dapat terjadi apabila tidak dilakukan langkah-langkah awal dengan tepat sebelum dilakukan konversi. Jangan sampai perusahaan mengalami kegagalan dalam melakukan konversi. Yang perlu dilakukan sebelum proses konversi yaitu 1) Proses perencanaan dan permodelan, meliputi analisa kebutuhan dan design, 2) konstruksi, meliputi penyusunan kode dan pengujian 3) Pemrograman dan pengetesan perangkat lunak (software). Perusahaan dapat melakukan konversi sistem dengan 4 (empat) cara yaitu : konversi langsung, konversi paralel, konversi bertahap dan konversi pilot. Keempat cara konversi sistem tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan suatu organisasi dapat memilih cara konversi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam melakukan konversi sistem, perusahaan harus menyusun perencanaan yang sangat matang disertai kesiapan sumber daya manusia, sehingga tidak menimbulkan kesalahan yang dapat berakibat fatal yang menyulitkan penggunanya. Dengan latar belakang tersebut maka penulis menyusun suatu makalah yang berjudul Konversi Sistem Informasi. Makalah ini disusun melalui studi literatur yang diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca. 2

1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pertimbangan organisasi melakukan konversi sistem informasi? 2. Apakah kelebihan dan kekurangan keempat cara konversi sistem? 3. Apakah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan konversi sistem? 4. Bagaimana cara menghindari kesalahan dalam melakukan konversi sistem? 1.3 PEMBATASAN MASALAH Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka batasan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan konversi sistem? 2. Bagaimana cara menghindari kesalahan dalam melakukan konversi sistem? 1.4 TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui metode konversi sistem informasi yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan konversi sistem? 3. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu dihindari agar perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam melakukan konversi sistem. 3

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSEP SISTEM INFORMASI Sistem informasi merupakan suatu sistem yang mencakup unsur-unsur perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur-prosedur, model analisis, perencanaan, teknik pengambilan keputusan dan basis data. Sistem informasi mencakup sejumlah komponen yakni manusia, komputer, teknologi informasi dan prosedur kerja, ada sesuatu yang diproses yakni data menjadi informasi dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut O Brien (2002) adalah suatu sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen (Wikipedia, 2012). manajemen, yaitu: Adapun tujuan sistem informasi a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dapat dikatakan pula sebagai suatu pemrosesan data dan kemudian diubah menjadi informasi. Menurut O brien (2010) sistem informasi manajemen merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi. 4

2.2 KONVERSI SISTEM INFORMASI Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. Ada 4 (empat) metode konversi sistem, yaitu : 1. Konversi Langsung (Direct Conversion) Konversi ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya dengan sistem baru. Konversi langsung adalah pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, yang kadang-kadang disebut pendekatan cold Turkey. sistem lama. Apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk kembali ke Metode konversi langsung akan bermanfaat apabila : 1. Data sistem yang lama bisa digantikan sistem yang baru 2. Sistem yang lama sepenuhnya tidak bernilai 3. Sistem yang baru bersifat kecil atau sederhana atau keduanya 4. Rancangan sistem baru sangat berbeda dari sistem lama dan perbandingan antara sistem tersebut tidak berarti. Kelebihan metode konversi langsung yaitu biaya yang relatif murah namun kelemahannya memiliki resiko kegagalan yang cukup besar. Metode konversi langsung dapat digambarkan pada gambar 1 dibawah : Gambar 1. Konversi Langsung 2. Konversi Paralel Konversi paralel merupakan suatu metode konversi dimana sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa periode waktu. Dalam konversi paralel, sistem barudan sistem lama sama-sama dijalankan. Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa période waktu. Pada konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama dijalankan. Setelah melalui masa 5

tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, maka sistem lama segera dihentikan. Kelebihan dari sistem ini yaitu merupakan pendekatan yang paling aman, memberikan derajat proteksi yang paling tinggi kepada perusahaan dri kegagalan sistem baru. Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah biaya yang mahal, karena pemakai harus menjalankan dua sistem sekaligus. Besarnya biaya dikeluarkan untuk penduplikasian fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut. Biaya yang diperlukan untuk konversi paralel paling tinggi dibanding metode konversi lainnya. Metode Konversi Paralel dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini. Gambar 2. Konversi Paralel 3. Konversi Bertahap (Phase-In Conversion) Konversi bertahap dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Kelebihan dari sistem konversi ini yaitu kecepatan perubahan dalam organisasi tertentu bisa diminimasi, dan sumber-sumber pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama période waktu yang luas. Sedangkan kelemahannya yitu keperluan biaya yang harus diadakan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama, daya terapnya terbatas, dan terjadi kemunduran semangat di organisasi, sebab orang-orang tidak pernah merasa menyelesaikan sistem. Sistem konversi ini dianggap lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode Konversi Phase-in, sistem baru dapat diimplementasikan beberapa kali, secara sedikit demi sedikit mengganti sistem yang lama. Konversi bertahap dapat dilakukan untuk menghindari dari risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada pemakai untuk 6

mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode konversi bertahap, sistem harus disegmentasi. Konversi bertahap (Phase in conversion) dapat digambarkan sebagaimana gambar 3 di bawah ini. Gambar 3. Konversi bertahap 4. Konversi Pilot (Pilot Conversion) Metode konversi pilot dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlakukan sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain. Ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah. Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasilah yang mencoba mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in mensegmentasi sistem, sedangkan metode pilot mensegmentasi organisasi. Gambar 4. Konversi Pilot Contoh : Salah satu kantor cabang atau pabrik berfungsi sebagai kelinci percobaan atau tempat pengujian alfa atau beta berfungsi untuk tempat versi sistem baru yang bekerja. Sebelum sistem baru diimplementasikan ke seluruh organisasi, sistem pilot harus membuktikan diri di tempat pengujian tersebut. Metode konversi ini memiliki resiko yang lebih kecil dari metode langsung dan biayanya lebih murah dari metode paralel. Segala kesalahan dapat dilokalisir dan dikoreksi sebelum implementasi lebih jauh dilakukan. Apabila sistem baru melibatkan prosedur dan melibatkan perubahan yang drastis dalam hal perangkat lunaknya, maka metode ini yang tepat untuk digunakan. Selain berfungsi sebagai tempat penyujian (test site), sistem pilot juga dibunakan untuk melatih pemakai seluruh organisasi dalam menghadapi lingkungan yang sebenarnya sebelum sistem tersebut diimplementasikan di lokasi mereka sendiri. 7

2.3 Metode untuk Mengkonversi File Keberhasilan konversi sistem sangat bergantung pada seberapa jauh profesional sistem menyiapkan penciptaan dan pengkonversian file data untuk sistem baru. Dengan mengkonversi suatu file, file yang telah ada harus dimodifikasi dalam : a. Format file tersebut b. Isi file tersebut c. Media penyimpanan dimana media ditempatkan Dalam suatu konversi sistem kemungkinan file dapat mengalami ketiga aspek secara serentak. Untuk mengkonversi file dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu : 1. Koversi File Total Konversi ini dapat digunakan bersama dengan semua metode konversi sistem. Jika file sistem baru dan file sistem lama berada pada media yang dapat dibaca komputer, maka dituliskan program sederhanan untuk mengkonversi file dari format lama ke format baru. Umumnya pengkonversian dari satu sistem komputer ke sistem yang lain akan melibatkan tugas-tugas yang tidak bisa dikerjakan secara otomatis. Rancangan file yang baru hampir selalu mempunyai record tambahan, strtuktur pengkodean baru, dan cara bau perelasian item-item data seperti file-file relasional. Selama menkonversi file kita perlu mengkonstruksi prosedur kendali yang rinci untuk memastikan integritas data yang bisa digunakan setelah konversi itu. Dengan menggunakan klasifikasi file berikut, perlu diperhatikan jenis prosedur kendali yang digunakan selama konversi. a. File Master File utama dalam data base, biasanya paling sedikit satu file master yang diciptakan atau dikonversi dalam setiap konversi sistem. b. File Transaksi 8

File ini selalu diciptakan untuk memproses suatu subsistem individual di dalam sistem informasi. Akibatnya dia harus dicek secara seksama selama pengujian sistem informasi. c. File Indeks File yang berisi kunci atau alamat yang menghubungkan berbagai file master. File indeks harus diciptakan kapan saja filemaster yang berhubungan dengannnya engalami konversi. d. File Tabel File ini dapat juga digunakan dan dikonversi selama konversi sistem. File tabel bisa juga diciptakan untuk mendukung pengujian perangkat lunak. e. File Back up Kegunaan file back up adalah untuk memberikan keamanan kepada database apabila terjadi kesalahan pemrosesan atau kerusakan dalam pusat data. Oleh karena itu, ketika suatu file dikonversi atau diciptakan, file back up harus diciptakan juga, 2. Konversi File Gradual (sedikit demi sedikit) Konversi ini digunakan untuk metode paralel dan bertahap (phase in). Dalam beberapa contoh, Ia akan bekerja untuk metode pilot. Konversi file gradualtidak bisa dilakukan pada konversi sistem langsung. Beberapa perusahaan mengkonversi file-file data mereka secara gradual (sedikit demi sedikit). Record-record akan dikonversi hanya ketika mereka menunjukkan beberapa aktivitas transaksi. Record-record lama yang tidak menunjukkan aktivitas tidak pernah dikonversi. Metode ini bekerja dengan cara berikut : a. Suatu transaksi diterima dan dimasukkan dalam suatu sistem. b. Program mencari file master baru (misal file inventarisasi atau file account receivable)untuk record yang tepat yang akan diupdate pada 9

transaksi tersebut. Jika record tersebut telah siap dikonversi, berarti peng-update-an record telah selesai. c. Jika record tidak dapat ditemukan pada file master baru, file master lamadiakses untuk record yang tepat, dan ditambahkan ke file master baru dan di update. d. Jika transaksi tersebut adalah record baru, yakni record yang tidak dijumpai pada file lama maupun file baru(misalnya pelanggan baru), maka record baru disipakan dan ditambahkan ke file master baru. 10

3. PEMBAHASAN Sering kali perusahaan / organisasi melakukan kesalahan dalam melakukan pengalihan dari suatu sistem lama kesistem baru (konversi sistem). Hal ini tentunya dapat berakibat fatal bagi organisasi. Kesalahan dalam konversi sistem informasi dapat terjadi apabila tidak dilakukan langkah-langkah awal dengan tepat sebelum dilakukan konversi. Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum proses konversi yaitu : 1) Proses perencanaan dan permodelan, meliputi analisa kebutuhan dan design, 2) Konstruksi, meliputi penyusunan kode dan pengujian 3) Pemrograman dan pengetesan perangkat lunak (software), meliputi kegiatan : Developmental (error testing per modul oleh programmer), Alpha testing (error testing ketika sistem digabungkan dengan interface user oleh software tester), dan Beta testing (testing dengan lingkungan dan data sebenarnya). Dengan memperhatikan hal-hal tersebut sebelum konversi dilakukan akan mampu meminimalisir kesalahan dalam melakukan konversi sistem. Pengalihan Sistem Informasi dari sistem yang lama ke sistem yang baru dapat berakibat fatal, terjadi karena : 1. Belum siapnya sumber daya untuk mengaplikasikan system yang baru. 2. system baru sudah terpasang, namun terdapat kesalahan prosedur dalam pelaksanaanya, sehingga perubahan tidak dapat terjadi. Sehingga keberadaan system baru justru mempersulit kinerja yang sudah ada. 3. Perencanaan dan aplikasi sistem Informasi tidak memiliki arah dan tahapan yang baik. 4. Tidak ada komunikasi yang baik diantara vendor sebagai penyedia IT dengan perusahaan sebagai pengguna, sehingga system baru yang terbentuk menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. 5. Perusahaan memandang perubahan teknologi merupakan hal yang harus dilakukan agar perusahaan tidak ketinggalan zaman. Namun sebenarnya perusahaan tidak membutuhkan teknologi tersebut. 6. Level kematangan perusahaan terhadap TI masih rendah. 11

Kondisi seperti ini dapat terjadi terjadi karena dengan adanya perubahan dari sistem lama ke sistem baru maka akan terjadi keadaan dimana karyawan menghadapi masa transisi yaitu keharusan menjalani adaptasi yang dapat berupa adaptasi teknikal (skill, kompetensi, proses kerja), kultural (perilaku, mind set, komitment) dan politikal (munculnya isu efisiensi karyawan/phk, sponsorship/dukungan top management). Dengan adanya ketiga hal ini maka terjadi saling tuding di dalam organisasi, dimana manajemen puncak menyalahkan bawahan yang bertanggung jawab, konsultan, vendor bahkan terkadang peranti TI itu sendiri. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam melakukan konversi sistem informasi adalah sebagai berikut : 1. Lihat kembali dan koreksi visi yang ingin di bangun, pelajari implementasi apa yang belum maksimal dan latih sumber daya manusia agar mampu mengoptimalkan peranti yang sudah dibeli. Hal ini hanya akan mungkin untuk dilaksanakan apabila pimpinan perusahaan mengetahui tentang TI/sedikit tentang TI, sehingga dia paham apa yang ingin dicapai perusahaannya dengan mengaplikasikan TI ini. 2. Harus menciptakan sinergisme diantara subsistem-subsistem yang mendukung pengoperasian sistem sehingga akan terjadi kerjasama secara terintegrasi diantara subsistem-subsistem ini. Asumsi hanya akan tercapai apabila para perancang sistem ini mengetahui masalah-masalah informasi apa yang ada di perusahaan dan yang harus segera di selesaikan. Biasanya para perancang sistem ini akan mulai pada tingkat perusahaan, selanjutnya turun ke tingkattingkat sistem. 3. Para perancang Sistem Informasi harus menyadari bagaimana rasa takut di pihak pegawai maupun manajer dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan proyek pengembangan dan sistem operasional. Untuk mengurangi ketakutan kesalahan yang dapat merugikan perusahaan, maka Manajemen perusahaan yang dibantu oleh spesialis informasi, dapat melakukan empat langkah berikut : 1. Menggunakan komputer sebagai suatu cara mencapai peningkatan pekerjaan (job enhancement) dengan memberikan pada komputer tugas yang berulang 12

dan membosankan, serta memberikan pada pegawai tugas yang menantang kemampuan mereka. 2. Menggunakan komunikasi awal untuk membuat pegawai terus menyadari maksud perusahaan. Pengumuman oleh pihak manajemen puncak pada awal tahap analisis dan penerapan dari siklus hidup sistem merupakan contoh strategi ini. 3. Membangun hubungan kepercayaan antara pegawai, spesialisasi informasi dan manajemen. Hubungan tersebut tercapai dengan sikap jujur mengenai dampak-dampak dari sistem komputer dan dengan berpegang pada janji. Komunikasi formal dan penyertaan pemakai pada tim proyek mengarah pada tercapainya kepercayaan. 4. Menyelaraskan kebutuhan pegawai dengan tujuan perusahaan. Pertama, identifikasi kebutuhan pegawai, kemudian memotivasi pegawai dengan menunjukkan pada mereka bahwa bekerja menuju tujuan perusahaan juga membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka. 13

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. 2. Konversi sistem informasi dapat dilakukan dengan 4 (empat) metode yaitu metode langsung, metode paralel, metode bertahap dan metode pilot. 3. Perusahaan harus menyusun perencanaan dan menyiapkan sumber daya sebelum melakukan konversi sistem agar dapat terhindar dari kegagalan konversi. 4.2 SARAN Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disarankan agar : a. Perusahaan dalam melakukan konversi sebaiknya didampingi oleh tenaga IT yang kompeten sehingga dapat diperoleh keputusan konversi yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan, sehingga dapat terhindar dari kegagalan. b. Sebaiknya perusahaan menyiapkan sumber daya yang kompeten sebelum melakukan konversi baik misalnya melaui diklat, sehingga ketika sistem baru sudah siap tidak akan mengalami kesulitan dalam melaksanakannya. 14

DAFTAR PUSTAKA https://themostwowpartner.wordpress.com/2013/02/26/permasalahan-komponensistem-informasi-pada-migrasi-sistem-pt-garuda-indonesia/ https://lintaka.wordpress.com/2010/11/25/garuda-integrated-operational-controlsystem-iocs-garuda-case-part-2/ http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/23/garuda-indonesia-kita-patut-banggasekaligus-patut-prihatin-473430.html McLeod Raymond, Jr.Sistem Informasi Manajemen Jilid 1. O'Brien. J. 2005. Pengantar Sistem Informasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Salemba Empat. Jakarta. Suroso, Arif Imam, Ir, M. Sc, dkk. Diklat Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen, MB-IPB. 15