METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

PENERAPAN THE LEARNING CELL PADA POKOK BAHASAN PETA DAN BENTUK POLA POLA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (IPS) SISWA SMP

Syafrida Ali Kepala Sekolah dan Guru IPS SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Emilidar Zulkarnaini Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 29 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB III METODE PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE MIND MAPPING PADA IPA DI KELAS IV SD

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Volume 17, Nomor 2, Hal ISSN: Juli Desember 2015

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan. Abstrak:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DENGAN GIVING REWARD AND PUNISHMENT

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Andrika Wiriyanti Pemerhati Pendidikan Matematika -

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERVARIATIF UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGAJAR GURU DI SDN 113 PEKANBARU

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Chairul Huda Atma Dirgatama 1, Djoko Santoso Th 2 1 Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi UNS 2. FKIP UNS Surakarta

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KANDUNGAN ZAT DALAM MAKANAN DENGAN MODEL CONTEXSTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENGGUNAAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA KOLOMBO SLEMAN YOGYAKARTA

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SDN 20 PASAMAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

HJ. AMINAH. Kepala SMP Negeri 19 Mataram.

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN KARTU KATA SISWAKELAS 1-B SD NEGERI DELITUA KABUPATENDELI SERDANG

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Majalah Ilmiah Inspiratif, Vol.2 No.2 Januari 2016

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

ARTIKEL HASIL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS, MOTIVASI, DAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MEDIA VISUAL

SITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK

ABSTRAK. Keywords: Media Images, Learning Outcomes, Employment an Development.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

Yayuk Jatining Rahayu 4

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

Ernidalisma Guru Matematika dan Kepala Sekolah SMP N 30 Pekanbaru. Kata kunci: metode pembelajaran learning start with a question, hasil belajar.

PENGGUNAAN METODE MIND MAP DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN PATEMON GOMBONG TAHUN AJARAN 2013/2014

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

RISIA IKA NURYAWATI A54A100141

Transkripsi:

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ROSLIANA Guru SMP Negeri 3 Tapung rrosliana911 @gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menganalisa hasil belajar IPS dengan penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang berjumlah 35 orang kelas IX-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini adalah dengan melaksanakan tes dan melakukan observasi aktivitas guru serta observasi aktivitas siswa pada setiap siklus. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data diambil dari hasil belajar siswa berupa daya serap dan ketuntasan belajar. Daya serap hasil belajar siswa sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah 72.7 meningkat sebesar 8.7 pada siklus I menjadi 81.4 dan pada siklus II menjadi 87.2. Ketuntasan Klasikal siswa sebelum PTK 61.1% pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 27.8% menjadi 88.9% pada siklus II menjadi 94.4%. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IX-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016. Kata kunci : Tanya Jawab, Peta Konsep, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi proses belajar mengajar yang efektif, yang meliputi: tujuan pengajaran, pengaturan penggunaan waktu luang, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran di kelas, serta pengelompokan siswa dalam belajar (Dj amarah dan Zain, 2010). Belajar tidak hanya menerima ilmu yang disampaikan atau lebih dikenal dengan mentransfer informasi yang disampaikan tetapi belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu (Suprijono, 2009). Suatu proses belajar dan mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif. Dalam hal ini perlu disadari, masalah yang menentukan bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, bukan modernnya pengajaran, bukan pula Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 91

konvensional atau progresifnya pengajaran. Semua itu mungkin penting artinya tetapi tidak merupakan pertimbangan akhir karena itu hanya berkaitan dengan alat bukan tujuan pengajaran. Bagi pengukuran suksesnya pengjaran, memang syarat utama adalah hasilnya. Tetapi harus diingat bahwa dalam penilaian atau menerjemahkan hasil itupun harus secara cermat dan tepat yaitu dengan memperhatikan bagaimana prosesnya. Dalam proses inilah siswa akan beraktivitas (Sardiman, 2009). Proses belajar mengajar yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan media mengajar secara bergantian. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka perbaikan pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat siswa mengerti. Media adalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Di dalam proses pembelajaran penerima pesan itu adalah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang dengan media itu untuk menerima informasi. Kadang kadang siswa dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat menerima pesan itu lebih lengkap (Arsyad, 2009). Hasil observasi pada siswa kelas IX-C SMP Negeri 3 Tapung ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan kurang optimalnya kegiatan belajar mengajar di kelas IX-C. Masalah tersebut diantaranya : kurang bervariasinya metode pembelajaran, guru sering menggunakan metode ceramah, rendahnya semangat dan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Begitu juga dengan aktivitas siswa yang masih pasif. Hasil belajar yang diperoleh siswa masih jauh dari yang ditargetkan yaitu dengan ketuntasan klasikal 61.1% yang terdiri dari 22 siswa yang tuntas dari 36 siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 80. Permasalahan yang diperoleh dari hasil observasi tersebut, maka perlu dilakukan upaya perbaikan dalam proses pembelajaran. Peneliti melihat metode dan media pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi dalam upaya perbaikan proses pembelajaran IPS adalah metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep. Metode pembelajaran tanya jawab adalah metode pembelajaran dengan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah dan Zain, 2010). Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya dialok antara guru dan siswa, guru bertanya dan siswa menjawab atau sebaliknya siswa yang bertanya dan guru yang menjawab. Kelebihan metode tanya jawab antara lain adalah: (a) pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta didik sedang tidak memperhatikan jalnnya pembelajaran, (b) mengembalikan konsentrasi peserta didik, agar kembali fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung, (c) merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan, (d) 92 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

mengembangkan keberanian dan keterampilan peserta dalam menjawab dan mengemukakan pendapat (Aqib, 2011). Peta konsep membantu guru memahami macam-macam konsep yang ditanamkan topik lebih besar yang diajarkan. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi guru. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsi yang dibentuk siswa. Tanpa peta konsep guru memilih untuk mengajar apa yang diingat atau disukai.topik-topik yang dipilih guru dengan cara ini mungkin tepat, khususnya bagi para guru yang telah memiliki pengalaman sukses sebelum ini dengan materi tersebut (Trianto, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IX-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016. Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya dialok antara guru dan siswa, guru bertanya dan siswa menjawab atau sebaliknya siswa yang bertanya dan guru yang menjawab (Ibrahim, dkk, 2010). Metode pembelajaran tanya jawab adalah metode pembelajaran dengan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah dan Zain, 2010). Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa dan dari siswa kepada siswa yang lainnya. Tujuan dari teknik ini bukanlah untuk menunjukkan kesarjanaan guru ataupun untuk memperlihatkan betapa kepandaian guru mampu menunjukkan di mana ketidakpedulian siswa. Jika suatu pertanyaan tidak dapat dimengerti oleh murid secara jelas, pertanyaan itu harus diulang secara verbal dalam bentuk berbeda sehingga siswa dapat mengetahui inti dari pertanyaan itu (Surakhmad, 2010). Media pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud LANDASAN TEORI pengajaran. Media merupakan sarana pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa yang bertujuan untuk membuat siswa mengerti (Arsyad, 2009). Peta konsep menyediakan bantuan visual konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut dipelajari. Para guru yang telah menggunakan peta konsep menemukan bahwa peta konsep memberi mereka basis logis untuk memutuskan ide-ide utama apa yang akan dimasukkan atau dihapus dari rencana-rencana dan pengajaran mereka (Trianto, 2010). Peta konsep membantu guru memahami macam-macam konsep yang ditanamkan topik lebih besar yang diajarkan. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi guru. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsi yang dibentuk siswa. Tanpa peta konsep guru memilih untuk mengajar apa yang diingat atau disukai.topik-topik yang dipilih guru dengan cara ini mungkin tepat, khususnya bagi para guru yang telah memiliki pengalaman sukses sebelum ini dengan materi tersebut (Trianto, 2010). Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 93

bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( classroom action research yang langkah-langkah PTK pada prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada setiap siklusnya. Keempat langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilakukan 2 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX-C SMP Negari 3 Tapung pada semester genap tahun pembelajaran 2015/2016. Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan November 2015. Subjek penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas IX-C SMP Negeri 3 Tapung. Jumlah siswa 36 orang siswa yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Peneliti, (2) Lembar Pengamatan, (3) Lembar kuis, (4) RPP (5) Analisis Data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa kuantitatif dan deskriptif kualitatif Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: data kuantitatif berupa hasil belajar siswa, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan persentase ketuntasan belajar dan mean (rerata) kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IX- C dengan menerapkan metode tanya METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN fragmentaris atau terpisah, melinkan komperehensif ( Suprijono, 2009). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,2011). Pada tahap pelaksanaan ini hal-hal yang akan dilakukan antara lain adalah sebagai berikut : Pendahuluan a) Absensi siswa b) Mengkondisikan siswa. Kegiatan inti Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP dengan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep dengan langkah-langkah sebagai berikut : a) Guru menyiapkan suatu masalah yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari siswa dengan menggunakan peta konsep. b) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan ingkat kemampuan berpikir siswa. c) Guru membimbing siswa melakukan tanya jawab. d) Guru menunutun siswa untuk memberikan jawaban yang benar. e) Guru menggali kemampuan siswa dalam tanya jawab. f) Guru membuat kesimpulan materi pelajaran bersama-sama dengan siswa Penutup a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan b) Melakukan penilaian evaluasi. jawab dengan menggunakan peta konsep. PTK ini dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2015 sampai dengan 94 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

bulan November 2015. Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di kelas IX-C SMP Negeri 3 Tapung ini dilakukan dengan dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Oktober 2015 dan siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 6 November 2015. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menerapkan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep secara garis besar adalah sebagai berikut: Pada kegiatan pendahuluan ini guru melakukan absensi siswa dan mengkondisikan siswa. Siswa diabsensi sesuai dengan daftar hadir untuk mengetahui jumlah siswa yang hadir atau tidak hadir. Nama siswa dipanggil satu persatu. Kemudian siswa dikondisikan agar keadaan kelas menjadi tertib dan tenang dengan cara siswa diberi pengarahan tentang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep. Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum PTK Pada kegiatan inti, guru menyiapkan suatu masalah yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari siswa dengan menggunakan peta konsep. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa. Guru membimbing siswa melakukan tanya jawab. Guru menunutun siswa untuk memberikan jawaban yang benar. Guru menggali kemampuan siswa dalam tanya jawab. Guru membuat kesimpulan materi pelajaran bersama-sama dengan siswa. Pada kegiatan penutup yang dilakukan adalah penilaian dan evaluasi. Kuis yang dilaksanakan oleh tiap siswa dinilai oleh guru. Hasil nilai kuis yang diperoleh siswa dapat digunakan sebagai acuan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa sebelum PTK dapat dilihat dari daya serap dan ketuntasan belajar siswa yang terdiri dari ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. Hasil belajar siswa sebelum PTK dapat dilihat pada Tabel 1. No Interval nilai Jumlah 1 94 100 Sangat Baik - 2 87 93 Baik 2 3 80 86 Cukup 20 4 73 79 Kurang - 5 72 Sangat Kurang 14 Jumlah 36 Rata-Rata Kelas 72.7 Ketuntasan Individu Sangat Kurang 22 orang Ketuntasan Klasikal 61.1% Tidak Tuntas Berdasarkan table 1. di atas dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan interval 94-100. Interval nilai 87-93 sebanyak 2 orang siswa. Interval nilai 80-86 sebanyak 20 orang siswa. Interval nilai 73-79 tidak ada siswa. Nilai 72 sebanyak 14 orang siswa Pada sebelum PTK rata-rata kelas yang diperoleh adalah 72.7 dengan kategori sangat kurang. Ketuntasan individu sebanyak 22 orang siswa dari 36 siswa. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 95

Ketuntasan klasikal sebesar 61.1% dengan kategori tidak tuntas. Dikatakan tuntas karena tidak mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I Untuk hasl belajar siklus I dapat diketahui pada tabel 2 di bawah ini. No Interval nilai Jumlah 1 94 100 Sangat Baik 2 2 87 93 Baik 5 3 80 86 Cukup 25 4 73 79 Kurang 4 5 72 Sangat Kurang - Jumlah 36 Rata-Rata Kelas 81.4 Ketuntasan Individu Cukup 32 orang Ketuntasan Klasikal 88.9% Tuntas Berdasarkan tabel 2. di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 94-100 sebanyak 2 orang siswa. Interval nilai 87-93 sebanyak 5 orang siswa. Interval nilai 80-86 sebanyak 25 orang siswa. Interval nilai 73-79 sebanyak 4 orang. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 81.4 dengan kategori cukup. Ketuntasan individu sebanyak 32 orang siswa dari 36 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 88.9% dengan kategori tuntas. Dikatakan tuntas karena telah mencapai > 85% siswa yang mencapai KKM. Berdasarkan analisa data dan pengamatan pada siklus I ditemukan beberapa kendala yang antara lain adalah: 1. Peneliti kurang maksimal di dalam menertibkan kondisi kelas sehingga kondisi kelas mejadi sedikit ribut. 2. Peneliti masih belum maksimal memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa, sehingga masih terdapat beberapa siswa yang masih bingung. Rencana yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki kendala-kendala di atas, maka dilakukan refleksi. Refleksi pada siklus I adalah: 1. Peneliti akan lebih maksimal dan tegas lagi di dalam mengkondisikan kelas supaya suasana pembelajaran menjadi lebih tertib lagi. 2. Peneliti akan lebih maksimal lagi di dalam memberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa sehingga setiap siswa dapat melaksanakan pembelajaran dengan mentode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep ini dengan lebih baik lagi. Tindakan dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus I masih terdapat beberapa masalah sehingga pembelajaran belum berlangsung secara efektif. Untuk hasil belajar siklus II dapat diketahui pada tabel 3 di bawah ini. 96 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus II No Interval nilai Jumlah 1 94 100 Sangat Baik 8 2 87 93 Baik 12 3 80 86 Cukup 14 4 73 79 Kurang 2 5 72 Sangat Kurang - Jumlah 36 Rata-Rata Kelas 87.2 Baik Ketuntasan Individu 34 orang Ketuntasan Klasikal 94.4% Tuntas Berdasarkan tabel 3. di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan interval 94-100 sebanyak 8 orang siswa. Interval nilai 87-93 sebanyak 12 orang siswa. Interval nilai 80-86 sebanyak 14 orang siswa. Interval nilai 73-79 sebanyak 2 orang. Pada siklus II rata-rata kelas yang diperoleh adalah 87.2 dengan kategori baik. Ketuntasan individu sebanyak 34 orang siswa dari 36 siswa. Ketuntasan klasikal sebesar 94.4% dengan kategori tuntas karena telah mencapai lebih dari 85% siswa yang mencapai KKM. Tahap refleksi berdasarkan hasil penelitian yang telah berlangsung pada saat proses pembelajaran siklus II, pelaksanaan pembelajaran telah mengalami peningkatan dibandingkan proses pembelajaran pada siklus I. Permasalahan atau kendala yang ditemukan pada siklus I telah dapat terselesaikan pada siklus II ini. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata kelas yang diperoleh adalah 81.4 dengan kategori cukup, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87.2 dengan kategori baik. Peningkatan hasil belajar ini telah speerti yang diharapkan sehingga siklus selanjutnya tidak diperlukan lagi. Hasil belajar siswa melalui penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IX-C SMPN 3 Tapung. Metode pembelajaran tanya jawab adalah metode pembelajaran dengan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Djamarah dan Zain, 2010). Metode tanya jawab juga merupakan metode mengajar yang memungkinkan terjadinya dialok antara guru dan siswa, guru bertanya dan siswa menjawab atau sebaliknya siswa yang bertanya dan guru yang menjawab (Ibrahim, 2010). Peta konsep membantu guru memahami macam-macam konsep yang ditanamkan topik lebih besar yang diajarkan. Pemahaman ini akan memperbaiki perencanaan dan instruksi guru. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsi yang dibentuk siswa. Tanpa peta konsep Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017 97

guru memilih untuk mengajar apa yang diingat atau disukai. Topik-topik yang dipilih guru dengan cara ini mungkin tepat, khususnya bagi para guru yang A. Kesimpulan 1. Penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IX-C SMP Negeri 3 Tapung tahun pelajaran 2015/2016. 2. Hasil belajar sebelum PTK adalah 72.7 dengan ketuntasan individu 22 orang dan ketuntasan klasikal adalah 61.6%. Hasil belajar siklus I adalah 81.4 dengan ketuntasan individu 32 orang dan ketuntasan klasikal adalah 88.9%. Hasil belajar siklus II adalah 87.2 dengan ketuntasan individu 34 orang dan ketuntasan klasikal adalah 94.4%. Ucapan terima kasih kepada semua pihak SMP Negeri 3 Tapung Aqib, Zainal. 2011. Membangun Profesionalisme Guru. Bandung: Yrama Widya. Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djamarah, Syaiful B., dan Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim. 2010. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta. Sardiman. 2009. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. KESIMPULAN DAN SARAN telah memiliki pengalaman sukses sebelum ini dengan materi tersebut (Trianto, 2010). B. Saran UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR PUSTAKA 1. Bagi sekolah diharapkan penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep ini dapat menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran di sekolah. 2. Bagi guru dapat menjadikan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep sebagai salah satu aternatif strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan peta konsep agar dapat memvariasikan metode ini dengan penggunaan media pembelajaran. yang telah membantu dalam kesuksesan penelitian ini. Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bnadung: CV Wacana Prima. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2010. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta. Prenada Media. Surakhmad, Winarmo. 2010. Dasardasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineke Cipta. 98 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 1, Maret 2017