Pengertian Paradigma. Paradigma I Normal Sc. Anomalies Crisis Revol Paradigma II

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Transformasi Paradigma Pembangunan Ekonomi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Konsep Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Perkotaan (PNPM-MP) adalah dengan melakukan penguatan. kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pembangunan dan Pergeseran Paradigma Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan

PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

PENDAHULUAN Latar Belakang

Copyright , Kamaruddin HP ,

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PELATIHAN TEKNIK KOMUNIKASI INTERPERSONAL BAGI PETUGAS KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan pembangunan di Indonesia dalam menanggulangi

ISU-ISU PEMBANGUNAN 10/13/2010 1

PEMBANGUNAN & PERUBAHAN SOSIAL. Pendekatan-Pendekatan Alternatif Dalam Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

STRATEGI PEMBANGUNAN DESA TERPADU : SUATU PILIHAN PARADIGMA PEOPLE CENTERED DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN MASYARAKAT (KPM 231)

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan oleh masyarakat. Sedangkan proses untuk mencapai tujuan itu. dinyatakan dalam berbagai strategi pembangunan.

TUJUAN PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Friedmann dalam Wrihatnolo, dan Riant (2007:59) menyatakan bahwa konsep

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Demokratisasi Pembangunan Ekonomi Nasional dan daerah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Uraian Teoritis Pengembangan Wilayah Pengembangan diartikan sebagai suatu kegiatan menambah,

BAB V PENUTUP. Sinorang tidak bisa diseragamkan dengan pola pendampingan yang dipahami. CSR di Desa Sinorang dapat terpetakan sebagai berikut:

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (IPM), pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

PENDAHULUAN Latar Belakang

Makalah Pembangunan Berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan permukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : MAYA NURHAYATI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberlanjutan pembangunan didekati dengan tiga nilai utama (Todaro dan Smith,

Paradigma Pembangunan

Pemberdayaan Pasien. Dr. Budi Wahyuni, MM,MA PKBI-DIY

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS INVESTASI SOSIAL. Caroline Paskarina 1

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

PEMBANGUNAN MASYARAKAT (D) R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D. Laboratorium Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat

I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MASYARAKAT DAN KELUARGA SEBAGAI MUTIARA UNTUK KEMAJUAN BANGSA INDONESIA. Oleh: Prof. Dr. Clara M. Kusharto, MSc

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho. 6/22/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

Bahan MK Pembangunan Partisipatif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan,

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari

Intervensi Sosial Sebagai Upaya Mencari Alternatif. Dalam Pembangunan yang Dilanda Krisis

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

Kata kunci: Perspektif Komunikasi Pembangunan

Pendekatan Historis Struktural

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

HAMBATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN MYRNA SUKMARATRI ST., MT.

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN. internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam

PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah ditandai dengan dikeluarkan Undang-Undang (UU No.22 Tahun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan dasar merupakan suatu proses transformasi yang terencana dan

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB XI. SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Pembangunan Ekonomi

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkeadilan melalui peningkatan

SUMMARY STRATEGI DAN MODEL PERENCANAAN POPULIS DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN, oleh Noverman Duadji Hak Cipta 2014 pada penulis

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

Konsep Pengembangan Kurikulum

PENDIDIKAN DAN PEMBEBASAN DALAM PANDANGAN PAULO FREIRE

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Transkripsi:

1

Pengertian Paradigma Diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam The Structure of Scientific Revolution (1962), yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bukan berkembangan secara kumulatif, sebagaimana banyak diyakini oleh para ilmuwan pada waktu itu, tetapi terjadi secara revolusi. Kukmulatif memainkan peranan dalam Perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi perubahan sebenarnya dan penting dalam ilmu pengetahuan itu terjadi sebagai akibat dari revolusi. Paradigma I Normal Sc. Anomalies Crisis Revol Paradigma II 2

Pengertian Paradigma diartikan sebagai pola atau model atau cara pandang terhadap suatu persoalan yang di dalamnya terdapat sejumlah asumsi tertentu, teori tertentu, metode tertentu dan pemecahan masalah tertentu. paradigma yang satu dengan paradigma yang lain tidak dapat disamakan maupun dipersatukan, tetapi dapat diperbandingkan. dalam pelaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang tidak terlepas pula dari teori-teori pembangunan yang dipergunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan maupun menilai dan mengukur kinerjanya. teori pembangunan yang diterapkan adalah teori pembangunan yang berusaha memecahkan masalah yang dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang yang tentunya berbeda dengan teori pembangunan di negara yang telah maju, karena berbagai faktor yang mempengaruhi, salah satunya misalnya untuk negara miskin (sedang berkembang) menghadapi persoalan bagaimana mempertahankan hidup (survival) sedangkan di negara yang sudah maju (adi kuasa) yang telah mencapai kemapanan sosial ekonominya (establish) persoalan yang dipikirkan adalah bagaimana mengembangkan politik prestisenya atau bahkan bagaimana benar-benar menjadi polisi dunia dalam semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, maupun militer dari bangsabangsa di dunia 3

PERKEMBANGAN PARADIGMA PEMBANGUNAN Sebagai Sistem, terdapat tiga (3) unsur yaitu unsur masukan (input), unsur proses dan unsur keluaran (output). Unsur Masukan (inputs) meliputi sumber daya yang digunakan baik manusia, alam, budaya, lembaga kemasyarakatan, nilainilai yang ingin dicapai; Unsur Proses, mencakup kompetensi organisasi dan manajemen pemerintahan dalam pelaksanaan programprogram pembangunan; Unsur Keluaran (outputs) baik berupa fisik maupun non fisik. 4

PERKEMBANGAN PARADIGMA PEMBANGUNAN Sebagai Metode, pembangunan berorientasi pada upaya mencapai peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat yang didukung oleh pengorganisasian dan partisipasi masyarakat selaku subyek pembangunan. Teori pembangunan yang dipergunakan sebagai landasan dalam perencanaan pembangunan, perumusan strategi, pelaksanaan dan evaluasi kinerja pembangunan menurut Agus Suryono (2001) terdapat tiga (3) kelompok teori pembangunan yang dipandang penting, yaitu: 1. Kelompok Teori Modernisasi; 2. Kelompok Teori Ketergantungan (dependency theory); 3. Kelompok Teori Pembangunan yang lain (another development). 5

PERKEMBANGAN PARADIGMA PEMBANGUNAN Dalam perkembangannya, pembangunan bangsa-bangsa di dunia mengalami beberapa pergeseran pola atau model atau paradigma pembangunan mulai dari paradigma pertumbuhan, paradigma kesejahteraan, paradigma neo - ekonomi, paradigma dependensia sampai paradigma pembangunan manusia. Dalam tulisan ini secara terbatas dilakukan pengkajian pada tiga paradigma saja yang dipandang cukup dominan, khususnya di negara kita, yaitu: 1. Paradigma Pertumbuhan (Growth Paradigm); 2. Paradigma Kesejahteraan (Welfare Paradigm); 3. Paradigma Pembangunan Manusia (People Centered Development Paradigm) 6

Paradigma Pertumbuhan (Growth Paradigm) Pelaksanaan pembangunan dinegara berkembang (developing countries), penekanannya pada upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan pendapatan nasional. Penerapan paradigma pertumbuhan dalam pelaksanaan pembangunan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Dalam hubungan ini PBB mencanangkan dasawarsa pembangunan pertama berlangsung pada dasawarsa 1960-1970 dengan strategi pertumbuhan ekonomi negara berkembang sebesar 5% pertahun. Pada periode ini ternyata mengabaikan masalah distribusi pendapatan nasional, sehingga timbul masalah kemiskinan, penganguran dan kesenjangan pembagian pendapatan, urbanisasi dan kerusakan lingkungan. Melihat kenyataan itu terjadilah pergeseran dari strategi pertumbuhan ekonomi menjadi strategi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan Selanjutnya timbul pemikiran paradigma baru yaitu paradigma kesejahteraan (welfare paradigm) 7

Paradigma Kesejahteraan (welfare paradigm): Pada awal dasawarsa 1970 an muncul pemikiran baru dalam pelaksanaan pembangunan yaitu paradigma kesejahteraan (welfare paradigm) yang orientasinya ingin mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial dalam waktu sesingkat mungkin. Pada periode dasawarsa pembangunan kedua (1971-1980) pelaksanaan pembangunan dengan strategi pertumbuhan ekonomi bergeser menjadi orientasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan (growth and equity of strategy development) menuju industrialisasi dengan strategi pertumbuhan ekonomi sebesar 6% pertahun dengan tujuan pemerataan pembangunan di bidang pendapatan, kesehatan, keadilan, pendidikan, kewirausahaan, keamanan, kesejahteraan sosial termasuk pelestarian dan penyelamatan lingkungan dari kerusakan. Dalam dasawarsa ini ternyata juga belum mampu merubah ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju ditandai dengan ketergantungan investasi, bantuan dan pinjaman luar negeri. 8

Paradigma Kesejahteraan (welfare paradigm): Penerapan paradigma kesejahteraan ini cenderung pelaksanaan pembanagunan bersifat sentralistik (top down) sehingga cenderung menumbuhkan hubungan ketergantungan antara rakyat dan proyek-proyek pembangunan (birokrasi pemerintah) yang dilakukan oleh pemerintah. Pada gilirannya dapat membahayakan keberlanjutan proyek pembangunan itu, karena pembangunan sifatnya tidak menumbuhkan pemberdayaan (disempowering) rakyat agar mampu menjadi subyek dalam pembangunan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pembangunan dengan orientasi pada pertumbuhan ekonomi menjadikan paradigma pertumbuhan menjadi semakin dominan. Akan tetapi keberhasilan itu tidak terlepas dari berbagai resiko negatif yang terjadi. Sebagaimana dinyatakan oleh Tjokrowinoto (1999:10) bahwa paradigma pertumbuhan cenderung menciptakan efek negatif tertentu yang akibatnya menurunkan derajat keberlanjutan pembangunan. Selanjutnya muncul gagasan baru dalam strategi pembangunan untuk menjamin keberlanjutan pembangunan yaitu pembangunan berkelanjutan (sustained development). 9

Paradigma Kesejahteraan (welfare paradigm): Strategi pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) ini belajar dari pengalaman pelaksanaan pembangunan pada dasawarsa ketiga dengan munculnya konsep tata ekonomi dunia baru sebagai upaya perbaikan sosial ekonomi negara berkembang dengan strategi pertumbuhan ekonomi sebesar 7% pertahun. Pada dasawarsa ini pusat perhatian proses pembangunan berkaitan dengan masalah kependudukan yang meningkat pesat (population boom), urbanisasi, kemiskinan, kebodohan, partisipasi masyarakat, organisasi sosial politik, kerusakan lingkungan dan masyarakat pedesaan. Dalam dasawarsa ini masih menghadapi masalah yakni pelaksanaan pembangunan tidak berdemensi pada pembangunan manusia, sehingga pada gilirannya berpengaruh pada timbulnya masalah ketidak adilan, kelangsungan hidup dan ketidak terpaduan pembangunan. 10

Paradigma Pembangunan Manusia (People Centered Development Paradigm) : Belajar dari pengalaman pada dasawarsa ketiga pada awal 1980-an di negara berkembang penerapan konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) didukung dengan pendekatan pembangunan manusia (human development) yang ditandai dengan pelaksanaan pembangunan yang berorientasi pada pelayanan sosial melalui pemenuhan kebutuhan pokok berupa pelayanan sosial di sektor kesehatan, perbaikan gizi, sanitasi, pendidikan dan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu juga diarahkan pada upaya mewujudkan keadilan, pemerataan dan peningkatan budaya, kedamaian serta pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development) dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat (public empowerment) agar dapat menjadi aktor pembangunan sehingga dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kemandirian dan etos kerja. Fokus perhatian dari paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia ini (people centered development paradigm) ini adalah perkembangan manusia (human-growth), kesejahteraan (well-being), keadilan (equity) dan berkelanjutan (sustainability). Dominasi pemikiran dalam paradigma ini adalah keseimbangan ekologi manusia (balanced human ecology), sumber pembangunannya adalah informasi dan prakarsa yang kreatif dengan tujuan utama adalah aktualisasi optimal dari potensi manusia (diadaptasi dari Korten, 1984:300 dalam Tjokrowinoto, 1999:218). 11

Paradigma Pembangunan Manusia (People Centered Development Paradigm) : Dalam paradigma pembangunan manusia yang mendapatkan perhatian dalam proses pembangunan adalah: 1. Pelayanan sosial (social service); 2. Pembelajaran sosial (social learning); 3. Pemberdayaan (empowerment); 4. Kemampuan (capacity); 5. Kelembagaan (institutional building) 12