MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho. 6/22/

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho. 6/22/"

Transkripsi

1 MODEL-MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Oleh Prof Dr Jamal Wiwoho 6/22/

2 Menurut Thomas R. Dye ada tujuh model dalam Kebijakan publik, yaitu : 1. Policy as a institutional activity, 2. Policy as group equilibrium; 3. Policy as elite preference, 4. Policy efficient goal achievement 5. Policy as variation on the past, 6. Policy as rational choice in competitive situations; 7. Policy as system output 6/22/

3 Policy as institutional activity Model ini pada umumnya memandang bahwa kebijakan publik sebagai aktivitas yang dilakukan oleh Publik. Hanya pemerintahlah yang dapat memberikan kekuatan hukum pada kebijakan (legitimacy), pemerintah yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan untuk memberlakukan suatu kebijakan, dan hanya pemerintah yang dapat memaksakan berlakunya suatu Kebijakan (coersion) kepada masyarakat termasuk pemberian sanksi secara efektif atas pelanggarannya. 6/22/

4 Gambar model institusional adalah sebagai berikut: Model institusional ini maka hubungan kekuasaan antara lembaga-lembaga pemerintahan dengan kekuasaan dan kewenangan masing-masing adalah penting. 6/22/

5 Policy as group equilibrium Pada model ini pada dasarnya berangkat dari anggapan bahwa interaksi antar kelompok dalam masyarakat merupakan pusat perhatian politik. Individu dengan latar belakang kepentingan yang sama biasanya akan bergabung secara formal maupun informal untuk mendesakkan kepentingannya kepada Publik. Model Policy as group equilibrium dapat dijelaskan dengan ragam gambar sebagai berikut: 6/22/

6 Dengan demikian teori ini beranggapan bahwa kebijakan publik pada dasarnya mencerminkan keseimbangan yang tercapai dalam perjuangan antar kelompok. 6/22/

7 Policy as elite preference, Pada model elit ini, elit merupakan bagian atau kelompok tertentu dari suatu masyarakat yang sedang berkuasa yang mengalokasikan nilai-nilai (sumber-sumber) kepada masyarakat dan hanya pada kelompok kecil orang saja yang dapat membuat dan melaksanakan politik. Dengan demikian suatu Kebijakan Publik selalu mengalir dari atas kebawah, yaitu dari elit massa (penguasa) dan tidak akan muncul dari bawah yang merupakan tuntutan-tuntutan rakyat. Nicholas Henry menyebut bahwa dalam model ini administrator negara bukan abdi rakyat (servant of the people), akan tetapi lebih sebagai kelompok-kelompok kecil yang telah mapan (the establishment). 6/22/

8 Model elit ini dapat dijelaskan dengan ragam gambar sebagai berikut. 6/22/

9 Kebijakan Publik tidaklah mencerminkan tuntutan-tuntutan rakyat, melainkan lebih mencerminkan upaya golongan elit untuk melestarikan nilai-nilai mereka. OIeh karena itu, perubahan-perubahan Kebijakan pada umumnya sedikit demi sedikit dan tidak berlangsung secara revolusioner; Keaktifan golongan elit sebenarnya menunjukkan betapa kecilnya pengaruh massa (rakyat). Golongan elit yang lebih banyak mempengaruhi rakyat, bila dibandingkan dengan rakyat yang mempengaruhi golongan elit. 6/22/

10 Policy as efficient goal achievement Model ini menekankan pada proses pembuatan kebijakan yang rasional dengan menekankan pada informasi yang komprehensif dan keahlian pembuat kebijakan. 6/22/

11 Untuk membuat suatu kebijakan yang rasional rnaka para pembuat kebijakan harus : a. Mengetahui semua nilai-nilai utama yang ada dalam masyarakat; b. Mengetahui semua alternatif kebijakan yang tersedia, c. Mengetahui semua konsekuensi dari setiap alternatif kebijakan d. Mengetahui rasio antara tujuan dan nilai-nilai sosial yang dikorbankan bagi setiap alternatif kebijakan; e. Memilih alternatif kebijakan yang paling efisien 6/22/

12 Model Policy as efficient goal achievement 6/22/

13 Policy as variation on the past; Pada model ini juga dinamakan dengan model inkremental, yang pada umumnya memandang bahwa suatu kebijakan publik sebagai kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh publik pada masa lampau dengan hanya melakukan perubahan-perubahan seperlunya 6/22/

14 Policy as variation on the past 6/22/

15 Ada beberapa alasan mengapa pembuat kebijakan memilih model inkremental dalam menentukan kebijakannya. Alasan-alasan tersebut adalah : 1. Keterbatasan biaya, waktu, tenaga, kecerdasan menyebabkan pembuat kebijakan tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian dari semua kemungkinan/ alternatif dalam kebijakan yang ada 2. Pembuat kebijakan mempunyai kemampuan untuk memprediksi akibat-akibat yang akan timbul dengan kebijakan yang baru atau yang sama sekali berbeda dengan yang dahulu. 3. Tercapainya investasi yang menarik dalam programprogram yang sudah ada, sehingga mencegali perubahan yang benar-benar radikal. 4. Inkrementalis merupakan usaha yang sangat efektif untuk mengurangi atau mencegah konflik memelihara status quo dan melindungi sistem politik itu sendiri. 6/22/

16 Policy as rational choice in competitive situations; Model ini biasanya juga disebut dengan Game Theory, yang menyatakan bahwa pembuatan kebijakan itu pada umumnya bertitik tolak pada tiga hal pokok, yaitu: a. Suatu kebijakan yang akan diambil akan sangat bergantung pada dua pemain atau lebih b. Kebijakan yang dipilih dari dua altematif atau lebih, pemecahan yang diajukan akan sangat bergantung pada masing-masing pemain tersebut; c. Para pemain tersebut selalu dihadapkan pada suatu situasi yang serba bersaing untuk mendapatkan pengaruh dalam pengambilan keputusan. 6/22/

17 Bagan dibawah ini merupakan gambar dari model game theory dalam pandangan Thomas R. Dye 6/22/

18 Policy as system output Secara singkat model system ini dapat digambarkan sebagai berikut: 6/22/

19 Dari gambar tersebut, inputs terdiri dari tuntutan (demands) dan dukungan (supports). Sedangkan outputs merupakan kebijakan publik yang merupakan decitions dan actions. Semuanya terjadi setelah mengalami proses tranformasi tertentu didalam sistem politik dalam lingkungannya (environment). 6/22/

20 6/22/

Menurut Thomas R. Dye ada tujuh model dalam Kebijakan publik, yaitu : 1. Policy as a ins6tu6onal ac6vity, 2. Policy as group equilibrium; 3.

Menurut Thomas R. Dye ada tujuh model dalam Kebijakan publik, yaitu : 1. Policy as a ins6tu6onal ac6vity, 2. Policy as group equilibrium; 3. Menurut Thomas R. Dye ada tujuh model dalam Kebijakan publik, yaitu : 1. Policy as a ins6tu6onal ac6vity, 2. Policy as group equilibrium; 3. Policy as elite preference, 4. Policy efficient goal achievement

Lebih terperinci

60 Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP PERUBAHAN MASA DEPAN

60 Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP PERUBAHAN MASA DEPAN 60 Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Amanah Edisi Vol. III No. I Januari April 2014 ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK TERHADAP PERUBAHAN MASA DEPAN Sumardi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN POLICY BERBEDA DENGAN WISDOM KAJIAN UTAMA KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN ADALAH ADALAH KEBIJAKAN PEMERINTAHAN (PUBLIC POLICY) KEBIJAKAN ADALAH WHATEVER GOVERMENT CHOOSE TO DO OR NOT TO

Lebih terperinci

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso

MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK. R. Slamet Santoso MODEL DALAM KEBIJAKAN PUBLIK R. Slamet Santoso KONSEP MODEL KEBIJAKAN PUBLIK Model digunakan krn adanya eksistensi masalah publik yg kompleks. Model = pengganti kenyataan. A model is an abstraction of

Lebih terperinci

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2011/ 2012 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2011/ 2012 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2011/ 2012 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA MATA UJI : KEBIJAKAN PEMERINTAH JURUSAN/ CAWU : ILMU PEMERINTAHAN/ III HARI/ TANGGAL : SELASA,

Lebih terperinci

Perspektif Kebijakan Publik

Perspektif Kebijakan Publik Perspektif Kebijakan Publik What is Public Policy? Policy is: Whatever governments choose to do or not to do (apapun yang dipilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah) (Dye, 1975). jalan

Lebih terperinci

Kebijakan publik didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Pengertian ini sangat luas dan kurang pasti karena

Kebijakan publik didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Pengertian ini sangat luas dan kurang pasti karena Kebijakan publik didefinisikan sebagai hubungan suatu unit pemerintah dengan lingkungannya. Pengertian ini sangat luas dan kurang pasti karena menjadikan kebijakan publik dapat mencakup banyak hal Kebijakan

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. Birokrasi, Demokrasi, dan Masalah Legitimasi

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. Birokrasi, Demokrasi, dan Masalah Legitimasi Birokrasi, Demokrasi, dan Masalah Legitimasi N I C H O L A S H E N R Y Asumsi Dasar Birokrasi Pertumbuhan birokrasi yang besar disebabkan Pluralisme politik Pemindahan/konsentrasi kekuasaan Teknobirokrasi:

Lebih terperinci

Model-model Kebijakan Publik

Model-model Kebijakan Publik Kuliah 6 Model-model Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 Model-model Kebijakan Publik Model Umum Model Perceptual-Process Model Struktural Model Elite Model Kelompok Model Rasional Model Inkremental Marlan

Lebih terperinci

Pengertian Paradigma. Paradigma I Normal Sc. Anomalies Crisis Revol Paradigma II

Pengertian Paradigma. Paradigma I Normal Sc. Anomalies Crisis Revol Paradigma II 1 Pengertian Paradigma Diperkenalkan oleh Thomas Kuhn dalam The Structure of Scientific Revolution (1962), yang menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bukan berkembangan secara kumulatif, sebagaimana banyak

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR I. Pendahuluan Banyaknya kebijakan yang tidak sinkron, tumpang tindih serta overlapping masih jadi permasalahan negara ini yang entah sampai kapan bisa diatasi. Dan ketika

Lebih terperinci

Pendekatan Kebijakan Publik

Pendekatan Kebijakan Publik Kuliah 5 Pendekatan Kebijakan Publik Marlan Hutahaean 1 1. Pendekatan Kebijakan Diadopsi dari kombinasi pandangan Wibawa (1994). Dye (1978) dan Wahab (1990) menyebutnya dgn istilah model. Dua pendekatan

Lebih terperinci

PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK

PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK KONSEP DASAR DALAM ILMU POLITIK Kategori Metodologi Seharusnya (ought to be) DEFINISI DEFINISI PENDEKATAN Klasik Kelembagaan Negara TRADISIONAL/ KENEGARAAN Kenyataan (what

Lebih terperinci

MODEL KEBIJAKAN PUBLIK DI BIDANG BBM DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH OLEH HARI SUSANTO, SH

MODEL KEBIJAKAN PUBLIK DI BIDANG BBM DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH OLEH HARI SUSANTO, SH /1 1:3 MODEL KEBIJAKAN PUBLIK.. DI BIDANG BBM DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH OLEH SRI ~A HARI SUSANTO, SH Naskah disampaikan pacta Sosialisasi Dan Seminar Nasional Tentang Restrukturisasi Kebijakan Distribusi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB

KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB KEBIJAKAN PUBLIK Kebijakan Pangan TIP FTP UB PENGERTIAN, JENIS-JENIS, DAN TINGKAT-TINGKAT KEBIJAKAN PUBLIK 1. Pengertian Kebijakan Publik a. Thomas R. Dye Kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah

Lebih terperinci

: Tiga Asas Luhur dalam Kehidupan Manusia Terdiri dari 2 kegiatan belajar. 1. Asas Keutuhan Watak dan Asas Kesusilaan 2. Asas Keadilan.

: Tiga Asas Luhur dalam Kehidupan Manusia Terdiri dari 2 kegiatan belajar. 1. Asas Keutuhan Watak dan Asas Kesusilaan 2. Asas Keadilan. ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Etika Administrasi Pemerintahan merupakan penggabungan dari 2 bidang pengetahuan, yaitu filsafat dan ilmu administrasi publik. Kedua bidang pengetahuan itu cukup sulit

Lebih terperinci

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan

KONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan KONSEP PENDIDIKAN Imam Gunawan PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan menduduki posisi penting dalam pembangunan suatu bangsa.

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Hukum Minat Utama : Hukum dan Kebijakan Publik

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Hukum Minat Utama : Hukum dan Kebijakan Publik Implementasi kebijakan perlindungan anak atas Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) berdasarkan pasal 66 UU RI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak (studi di Kota Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR KEBIJAKAN PUBLIK : MODEL RASIONAL KOMPREHENSIF, INKREMENTAL DAN MIXED SCANNING Oleh: Sari Wahyuni, S.Ap Staf Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Barat I. Pendahuluan Bicara masalah kebijakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian proses pembuatan dan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Para ahli

II. TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian proses pembuatan dan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Para ahli 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Perumusan Kebijakan Publik. Perumusan (Formulasi) kebijakan publik merupakan salah satu tahap dari rangkaian proses pembuatan dan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Para

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Politik Menurut Budihardjo (2008:367) Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan

Lebih terperinci

ARTIKEL ORGANISASI. Di Susun oleh : Rochmad Zainul Waluyo FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA

ARTIKEL ORGANISASI. Di Susun oleh : Rochmad Zainul Waluyo FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA ARTIKEL ORGANISASI Di Susun oleh : Rochmad Zainul Waluyo 141500087 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA Pengertian Organisasi Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Kebijakan. Retno Muninggar, S.Pi. ME

Pengantar Ilmu Kebijakan. Retno Muninggar, S.Pi. ME Pengantar Ilmu Kebijakan Retno Muninggar, S.Pi. ME DEFINISI Kebijakan Sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang terkena kebijakan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Mata Pelajaran : PKn Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : 50 butir Bentuk Soal : Pilihan Ganda : 45 butir Uraian : 5 No. Urut Standar Kompetensi Kompetensi

Lebih terperinci

By : Rahmadani Yusran

By : Rahmadani Yusran PENGANTAR ILMU POLITIK By : Rahmadani Yusran Definisi Ilmu Politik Secara Umum : Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN 2012

LAPORAN HASIL PENELITIAN 2012 LAPORAN HASIL PENELITIAN 2012 Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Atas Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) Berdasarkan Pasal 66 UU RI No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak: Kasus di Kabupaten

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PERPAJAKAN

PENYELESAIAN SENGKETA PERPAJAKAN PENYELESAIAN SENGKETA PERPAJAKAN Oleh : Sutrisno Ilmu Hukum FH-UPNV Jatim ABSTRAK Rasio penerimaan pajak terhadap penerimaan dalam negeri yang terus meningkat membuat kasus permohonan banding dan sengketa

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang

Lebih terperinci

1. Classical Economics

1. Classical Economics PEMUTAKHIRAN TEORI EKONOMI DAN KAITANNYA TERHADAP KEBIJAKAN Harianto Dept. Agribisnis FEM/IPB 1. Classical Economics Adam Smith (Wealth of Nations-1776), David Ricardo, J-B Say, Thomas Malthus, John Stuart

Lebih terperinci

Kebijakan Publik Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara Analisis s kebijakan a publik adal

Kebijakan Publik Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara Analisis s kebijakan a publik adal PUBLIC POLICY M.K.: KTIA Dosen: A.K. Kebijakan Publik Kebijakan Publik adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang kehidupan dalam negara Analisis s kebijakan a publik adalah a proses formulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh kota-kota yang sedang berkembang. Salah satu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi oleh kota-kota yang sedang berkembang. Salah satu fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan pendudukan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi berkembangnya suatu perkotaan. Kecenderungan meningkatnya jumlah penduduk di daerah perkotaan disebabkan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI - KEDEPUTIAN TATALAKSANA

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI - KEDEPUTIAN TATALAKSANA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI - KEDEPUTIAN TATALAKSANA Outline Pertanyaan / Penelitian Konsep Ketatalaksanaan () Kebijakan Kajian Sebelumnya # 1 Aparatur Kelembagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD 1945) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham demokrasi, sehinggga semua kewenangan adalah dimiliki oleh rakyat. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa, dagang maupun industri bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. Transformasi institusi yang terjadi di Papua merupakan konsekuensi dari

BAB V. Penutup. Transformasi institusi yang terjadi di Papua merupakan konsekuensi dari BAB V Penutup A. Kesimpulan Transformasi institusi yang terjadi di Papua merupakan konsekuensi dari peberlakuan otonomi khusus. Otonomi khusus Papua merupakan respon dari Pemerintah Pusat untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dalam siklus kehidupan manusia selalu dipenuhi dengan peristiwa pengambilan keputusan. Hampir di setiap menit manusia selalu mengambil keputusan. Bahkan sampai ke hal-hal

Lebih terperinci

BAB II DIMENSI KEBIJAKAN

BAB II DIMENSI KEBIJAKAN BAB II DIMENSI KEBIJAKAN Untuk memproses sebuah keputusan yang benar tidak terlepas dari serangkaian prinsip yang mengacu kepada rasionilistis dan politik, maka dalam hal ini perlu adanya dimensi kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka Konsep utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sesuai dengan tema penelitian, yaitu : Konsep Formulasi Kebijakan Publik serta aktor dan model karena

Lebih terperinci

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan KMA Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Proses Pembuatan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, tanah merupakan faktor yang sangat penting. Dimana tanah dalam kehidupan manusia sama sekali tidak bisa dipisahkan atau dilepas. Dan tanah

Lebih terperinci

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum.

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum. POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum www.jamalwiwoho.com 1 Curiculum Vitea INama : Prof DR.H. JAMAL WIWOHO, SH, Mhum Tempat tgl lahir :Magelang 8 Nopember 1962 Tempat tinggal : Jl Manunggal

Lebih terperinci

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI

TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI TEORI-TEORI KLASIK PEMBANGUNAN EKONOMI Hampir semua negara bekerja keras untuk melaksanakan pembangunan. Kemajuan ekonomi hanya menjadi salah satu komponen penting dalam pembangunan, namun perlu dipahami

Lebih terperinci

Oleh: PROF. Dr, Jamal Wiwoho, S.H.,MHum

Oleh: PROF. Dr, Jamal Wiwoho, S.H.,MHum Oleh: PROF. Dr, Jamal Wiwoho, S.H.,MHum PERTIMBANGAN DALAM PENYUSUNAN KEBIJAKAN PUBLIK INSTITUTIONAL REFORM PUBLIC MANAGEMENT REFORM GOOD GOVERNANCE FINANCIAL REFORM Kebijakan publik adalah apapun yang

Lebih terperinci

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS)

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) Dosen: Dr Jamal Wiwoho, dkk 4/9/2012 www.jamalwiwoho.com 1 Sejarah LPS Pada tahun 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia, yang ditandai dengan dilikuidasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak big bang decentralization yang menandai era baru pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak big bang decentralization yang menandai era baru pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejak big bang decentralization yang menandai era baru pemerintahan pasca-orde baru, pemerintah pusat tetap memainkan peranan penting dalam mendukung pelaksanaan

Lebih terperinci

: Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA

: Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA MATA KULIAH DOSEN : KEBIJAKAN PUBLIK : Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA Soal Ujian Tengah Semester Gasal STIA-LAN RI 1. Apa yang menentukan suatu kebijakan dianggap berkualitas dan mampu diimplementasikan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB

ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK. Kebijakan Pangan TIP FTP UB ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK Kebijakan Pangan TIP FTP UB Pergeseran Paradigma Kebijakan Publik ASPEK GOVERNMENT GOVERNANCE Proses Perumusan Pemerintah Pemerintah Stakeholder Analis Kebijakan Pemikir Independen

Lebih terperinci

HAKIKAT ILMU NUR ENDAH JANUARTI

HAKIKAT ILMU NUR ENDAH JANUARTI HAKIKAT ILMU POLITIK NUR ENDAH JANUARTI TUJUAN MAHASISWA MEMAHAMI HAKIKAT ILMU POLITIK POLITIK? ETIMOLOGIS Polis (Yunani) negara/ kota Polities warga negara Politikos kewarganegaraan Politike tehne kemahiran

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

HUKUM & KEBIJAKAN PUBLIK

HUKUM & KEBIJAKAN PUBLIK HUKUM & KEBIJAKAN PUBLIK (Prof. Dr. JAMAL WIWOHO, SH.MHum) 6/22/2012 www.jamalwiwoho.com PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK THOMAS R. DYE: Public Policy is whatever to government choose to do or not to do JAMES

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Utang Menurut Munawir (2004) dalam Pitaloka (2009) utang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN UNIT PENGEMBANGAN USAHA (UPU) DI UNS

KELEMBAGAAN UNIT PENGEMBANGAN USAHA (UPU) DI UNS KELEMBAGAAN UNIT PENGEMBANGAN USAHA (UPU) DI UNS Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS Disampaikan Dalam Penyusunan Roadmap Unit Pengembangan Usaha (UPU) UNS Surakarta 22 Nopember 2011 2/6/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, perusahaan melakukan pengembangan usaha untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya dunia usaha mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem otonomi daerah. Awal dari pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah sejak diberlakukannya Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem demokrasi, eksistensi Partai Golkar merupakan sebuah keniscayaan. Upaya demokratisasi membutuhkan sarana atau saluran politik dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. 1

BAB II KAJIAN TEORI. divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. 1 2.1 Manusia Sebagai Makhluk Sosial BAB II KAJIAN TEORI Manusia sebagai makhluk individu. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individuum, artinya yang tak terbagi. Dalam bahasa inggris individu

Lebih terperinci

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Oleh: Dr Jamal Wiwoho, Dr I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani 4/30/2012 model pengaturan ITE www.jamalwiwoho.com 1 Saat ini telah lahir suatu rezim hukum

Lebih terperinci

POLICY & PUBLIC POLICY ( KONSEP DASAR & PENGERTIAN )

POLICY & PUBLIC POLICY ( KONSEP DASAR & PENGERTIAN ) ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN ( MIKM UNDIP ) POLICY & PUBLIC POLICY ( KONSEP DASAR & PENGERTIAN ) Dra. AYUN SRIATMI, M.Kes Ongkos transportasi naik? Pembatasan energi tertentu? Barang barang konsumsi lenyap?

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA 2013 IAN UNY UTAMI DEWI

PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA 2013 IAN UNY UTAMI DEWI PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA 2013 IAN UNY UTAMI DEWI utami.dewi@uny.ac.id Teori Klasik tentang Elite dalam setiap masyarakat..terdapat dua kelas penduduk..satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING Menimbang : Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V Kesimpulan dan Saran

BAB V Kesimpulan dan Saran BAB V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Peraturan mempunyai peran yang penting dalam masyarakat suatu negara sebagai alat untuk mendorong perubahan sosial. Hukum mempunyai kekuatan untuk mengatur. Kekuatan

Lebih terperinci

SUMBER HUKUM. A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT

SUMBER HUKUM. A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT SUMBER HUKUM A. Sumber Hukum Materiil menurut Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn B. Sumber Hukum Materiil menurut E. UTRECHT Pengertian Tentang Sumber Hukum dan jenisnya Sumber Hukum ialah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia ini adalah suatu negara yang menganut daerah otonom. daerah otonom yaitu daerah yang merupakan kewajiban, hak, dan wewenang untuk mengurus

Lebih terperinci

TUGAS TEORI DAN APLIKASI ADMINISTRASI PUBLIK Tentang Teori Pengambilan Keputusan

TUGAS TEORI DAN APLIKASI ADMINISTRASI PUBLIK Tentang Teori Pengambilan Keputusan TUGAS TEORI DAN APLIKASI ADMINISTRASI PUBLIK Tentang Teori Pengambilan Keputusan Disusun Oleh : Beni Setiawan Nim : 15208036 PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini memberi dampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini memberi dampak terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang terjadi saat ini memberi dampak terhadap perkembangan dan perubahan banyak negara di dunia. Hal tersebut terjadi dalam berbagai aspek antara lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. definisi tersebut memberi penekanan yang berbeda-beda. Perbedaan

BAB II KAJIAN TEORI. definisi tersebut memberi penekanan yang berbeda-beda. Perbedaan BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kebijakan Publik Pada dasarnya banyak batasan atau definisi apa yang dimaksud dengan kebijakan publik (public policy) dalam literatur-literatur ilmu politik.

Lebih terperinci

Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi

Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi Kelompok Sosial dan Organisasi Sosialisasi 1 Kelompok Sosial dan Organisasi Banyak studi sosiologi meneliti bagaimana individu dibentuk oleh kelompok sosial mereka, dari keluarga ke negara negara, dan

Lebih terperinci

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan) Tujuan utama buku ini adalah untuk menjawab tentang peran teori terkait permasalahan administrasi publik. Sebagaimana diketahui, tujuan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

Silabus MATA KULIAH KEBIJAKAN PEMERINTAH Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Warmadewa Dosen Pengampu: I Wayan Gede Suacana

Silabus MATA KULIAH KEBIJAKAN PEMERINTAH Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Warmadewa Dosen Pengampu: I Wayan Gede Suacana Silabus MATA KULIAH KEBIJAKAN PEMERINTAH Program Studi Ilmu an Fisipol Universitas Warmadewa Dosen Pengampu: I Wayan Gede Suacana Deskripsi: Mata kuliah ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kebijakan 2.1.1 Pengertian Analisis Bernadus Luankali dalam bukunya Analisis Kebijakan Publik dalam Proses Pengambilan Keputusan mengungkapkan bahwa analisis didefinisikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN HUKUM

METODE PENELITIAN HUKUM METODE PENELITIAN HUKUM Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris Oleh : Prof. Dr. H. Gunarto., S.H., S.E., Akt., M.Hum A. Teori Dalam Ilmu Hukum Teori Hukum menurut JJH Bruggink memberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Grand Theory a. Teori Institusional Pemikiran yang mendasari teori institusional adalah didasari pada pemikiran bahwa untuk bertahan hidup. Organisasi harus

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH

PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH Inovasi yang saat ini tumbuh menitikberatkan pada aspek kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal tersebut merupakan bagian dari praktek dan teori keuangan, termasuk penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah perubahan dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah perubahan dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan diberlakukan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah perubahan dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Undang-undang Nomor 33

Lebih terperinci

ENVIRONMENT CHANGE, SECURITY & CONFLICT

ENVIRONMENT CHANGE, SECURITY & CONFLICT ENVIRONMENT CHANGE, SECURITY & CONFLICT Isu Lingkungan = Perluasan Konsep Keamanan? By: Dewi Triwahyuni 1 Isu Lingkungan = Perluasan Konsep Keamanan? Sejak 1920an, adanya pergerakan negara totaliter di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk. membangun citra komitmen Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk. membangun citra komitmen Pendidikan Tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Program pembangunan Indonesia merupakan bagian dari upaya membangun dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk membangun citra komitmen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan

BAB I PENDAHULUAN. laba akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen muncul karena adanya penerbitan saham oleh suatu perusahaan. Setiap perusahaan yang menerbitkan saham pada akhir tahun dalam jangka waktu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keputusan atau usulan-usulan dari para pembuat kebijakan. Para ahli administrasi

TINJAUAN PUSTAKA. keputusan atau usulan-usulan dari para pembuat kebijakan. Para ahli administrasi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik 1. Definisi Kebijakan Publik Dewasa ini, kebijakan publik menjadi suatu hal yang tidak asing lagi bahkan di kalangan masyarakat awam. Setiap saat

Lebih terperinci

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH Strategi pembangun daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujdkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PUBLIK & KEBIJAKAN KESEHATAN

KEBIJAKAN PUBLIK & KEBIJAKAN KESEHATAN KEBIJAKAN PUBLIK & KEBIJAKAN KESEHATAN Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Suatu rangkaian praktek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik adalah kegiatan sesorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pemimpin

Lebih terperinci

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 )

EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) EKONOMI POLITIK SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN (ESL 426 ) Dosen: 1. Dr. Ir. Aceng Hidiayat MT (Koordinator) 2. Dessy Rachmawatie SPt, MSi 3. Prima Gandhi SP, MSi KULIAH 3 : Teori Ekonomi Politik Marxian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menyelenggarakan pemerintahan, setiap Negara senantiasa menggunakan Partai Politik yang didukung dengan sistim politik suatu Negara, yang tidak akan dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pasar modal sebagai bagian dari pengerahan dana masyarakat tumbuh melalui proses yang tidak sederhana dan baru berkembang setelah kegiatan di bidang usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan. bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan. bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional mengatur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan otonomi daerah berlaku secara efektif sejak awal Januari 2001 telah memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah

Lebih terperinci

MEDIA DAN KOMUNIKASI POLITIK (POSISI MEDIA DALAM KONFLIK POLITIK) Wulan Widyasari Shibu lijack

MEDIA DAN KOMUNIKASI POLITIK (POSISI MEDIA DALAM KONFLIK POLITIK) Wulan Widyasari Shibu lijack MEDIA DAN KOMUNIKASI POLITIK (POSISI MEDIA DALAM KONFLIK POLITIK) Wulan Widyasari PERAN MEDIA DALAM NEGARA DEMOKRASI Kontrol dan kritik Sebagai kekuasaan keempat Terbuka untuk dikontrol dan dikritik Membentuk,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewenangan daerah dalam menjalankan pemerintahannya pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewenangan daerah dalam menjalankan pemerintahannya pada masa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kewenangan daerah dalam menjalankan pemerintahannya pada masa pra reformasi / orde baru didasarkan pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang pokok pemerintahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang-

I. PENDAHULUAN. Adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang- I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Undang- Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian.

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian. Partai Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Definisi Partai Politik. Fungsi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Kelembagaan dan Pembangunan (Institutional Analysis and Development, IAD)

III. KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Kelembagaan dan Pembangunan (Institutional Analysis and Development, IAD) 3.1. Kerangka Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1. Analisis Kelembagaan dan Pembangunan (Institutional Analysis and Development, IAD) Analisis ini digunakan untuk mengetahui siapa saja pihak-pihak yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa dengan semakin banyaknya

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM MEWUJUDKAN SISTEM PEMBANGUNAN. Oleh Siti Humulhaer*) Abstrak

ANALISIS HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM MEWUJUDKAN SISTEM PEMBANGUNAN. Oleh Siti Humulhaer*) Abstrak ANALISIS HUKUM DAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM MEWUJUDKAN SISTEM PEMBANGUNAN Oleh *) Abstrak Hukum merupakan instrument atau alat untuk mewujudkan tujuan-tujuan tertentu, menjadikan hukum sebagai sarana yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. harus berupaya secara efisien dan efektif untuk mengelola perusahaan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. harus berupaya secara efisien dan efektif untuk mengelola perusahaan agar dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi agar dapat bertahan hidup dan berkembang secara berkelanjutan. Manajemen harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk melaksanakan strategi organisasi, oleh sebab itu anggaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu organisasi baik organisasi publik maupun swasta pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan suatu strategi yang

Lebih terperinci