KAJIAN AREA PARKIR SEPEDA MOTOR PLAZA SIMPANGLIMA SEMARANG DITINJUA DARI PERILAKU PENGUNJUNG Mohhamad Kusyanto Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon (0291) 681024 Abstrak : Kebutuhan area parkir sepeda motor kawasan Simpanglima sangat urgen sekali apalagi bagi bangunan-bangunan komersial yang mengelilingi simpanglima. Diantar bangunan komersial yang ada di simpanglima adalah Plaza Simpanglima. Area parkir sepeda motor yang ada di Plaza Simpamglima pada hari-hari tertentu atau saat kondisi pengunjung banyak, tidak mampu menampung sepeda yang ada sehingga pengunjung memarkir sepeda motor di lahan parkir yang dikelola pihak luar yang berada di pedestrian simpanglima. Hal ini menimbulkan masalah baru. Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan masukan dan alternatif pemecahan dalam area parkir tersebut. Kata kunci : Area parkir, sepeda motor, plaza simpanglima PENDAHULUAN Sebagai pusat Kota Semarang, Simpang Lima dapat dikatakan salah satu landmark dari Kota Semarang. Semarang begitu identik dengan Simpang Lima, karena pusat keramaian dan kegiatan banyak terpusat di sini. Disebut Simpang Lima karena menjadi titik pertemuan dari Lima jalan di Semarang yaitu Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada dan jalan A Dahlan. Di sekelilingnya terdapat hotel berbintang, pusat belanja dan masjid antara lain Hotel Ciputra, Hotel Horison, Hotel Graha Santika, Mall Ciputra, E Plaza Lounge and Resto, Plaza Simpang Lima, River View Cafe serta Masjid Baiturrahman. Lapangan Pancasila Simpang Lima kini lebih hijau rumputnya dan pepohonan di sekelilingnya semakin rindang, dan setiap minggu pagi menjadi salah satu tempat jalan-jalan dari warga semarang. Pada malam hari Simpang Lima banyak dikunjungi masyarakat untuk bersantai menikmati suasana malam hari. Salah satu yang akan dibahas adalah Plaza Simpanglima Semarang, yang merupakan salah satu pusat perrbelanjaan modern yang ada di kawasan Simpanglima. Plaza Simpanglima ini terletak di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 1. Semarang. Plaza Simpanglima ini cukup ramai dikunjungi oleh warga Semarang dan sekitarnya, sehingga kebutuhan tempat parkir yang nyaman bagi pengunjung yang menggunakan sepeda motor perlu diperhatikan. Namun fenomena yang ada menunjukkan ketidakmampuan lahar 47 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 47
parkir sepeda motor Plaza simpanglima dalam menampung sepeda motor pengunjung, menyebabkan munculnya lahan parkir barau yang dikelola oleh pihak luar dan menggunakan areal pedestrian kawasan Simpanglima. Dari fenomena inilah perlu diadakan penelitian dalam menentukan atributatribut apa saja yang diperlukan agar lahar parkira yang ada lebih nyaman bagi pengunjung. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori Perilaku A. Personal Space Persepsi ruang seseorang Sebagai sarana komunikasi antar individu inilah dinamakan personal space. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini : - J.D. Fisher dkk : 1984:149 Definisi personal spce adalah suatu batas maya yang mengelilingi diri kita yang tidak boleh dilalui oleh orang lain. - Holahan : 1982:275 Personal spce itu seolah-olah merupakan sebuah balaon atau tabung yang menyelubungi diri kita dan tabung itu membesar dan mengecil tergantung dengan siapa kita sedang berhadapan. Menurut Hall (1963) ada macam jarak personal space, yaitu : 1. Jarak Intim, (0-18 inci / 0-0,5 m), yaitu jarak untuk berhubungan seks, untuk saling merangkul antar kekasih, sahabat atau anggota keluarga atau untuk melakukan olah raga kontak fisik seperti gulat dan tinju. 2. JarakPersonal (18inci-4 kaki / 0,5-1,3 m), yaitu jarak untuk percakapan antara sahabat atau antar orang yang sudah saling akrab. 3. Jarak Sosial (4-12 kaki / 1,3-4m), yaitu untuk hubungan yang bersifat formal seperti bisnis,dan sebagainya. 4. Jarak Publik (12-25kaki / 4-8,3 m), yaitu untuk hubungan yang lebih formal lagi seperti penceramah atau actor dengan hadirinnya. B. Privacy Privacy adalah keinginan atau kecendrungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya. Menurut Holahan (1982:243), Privacy merupakan hasrat atau kehendak untuk mengontrol akses fisik maupun informasi terhadap diri sendiri dari pihak orang lain. Sedangkan personal space adalah perwujudan privacy itu dalam Kajian 48 JURNAL Area Parkir TEKNIK Sepeda - UNISFAT, Motor Plaza Vol. 6, Simpanglima No. 1, September Semarang 2010 Hal 47 Ditinjau - 53 48 48 Dari Perilaku Pengunjung Mohhamad Kusyanto
bentuk ruang (space). Dengan demikian privacy ini juga mempunyai fungsi dan merupakan bagian dari komunikasi. C. Territoriality Territoriality adalah suatu tingkah laku yang ada hubungannya dengan kepribadian atau hak seseorang atau sekelompok orang atas sebuah tempat atau suatu lokasi geografis. Pola tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar. (Holahan,1982 :235). Sama dengan personal space, territoriality adalah perwujudan ego yang tidak ingin diganggu. Akan tetapi jika personal spce merupakan kapsul maya yang berpindah-pindah mengikuti gerakan individu yang bersangkutan. Teritori berarti wilayah atau daerah dan tertorialitas adalah wilayah yang dianggap sudah menjadi hak seseorang. Misalnya : kamar tidur di rumah adalah teritori penghuninya. Jika ada orang yang tidak diundang masuk ke dalam ruang tidur itu walaupun si penghuni sedang tidak dirumah maka penghuni itu akan tersinggung rasa teritorialitasnya dan ia akan marah. D. Kesesakan (Crowding) dan Kepadatan (Density) Kepadatan (density) yaitu banyaknya jumlah manusia dalam suatu batas ruang tertentu. Makin banyak jumlah manusia berbanding luas ruangan, makin tinggi pula tingkat kepadatannya. Stokols (1972,1978) menyatakan bahwa density adalah kendala keruangan (sptial constraint). Sedangkan Crowding adalah respon subyektif terhadap ruang yang sesak (tight space). Kepadatan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk timbulnya persepsi kesesakan, tetapi bukanlah merupakan syarat yang mutlak harus ada. Misalnya pada suatu pameran tertentu atau tempat-tempat keramaian lainnya, manusia justru mencari kepadatan ditengah keramaian itu, walaupun kepadatannya tinggi, manusia tidak akan merasa sesak. Kesesakan baru dapat terjadi dalam interaksi sosial atau dalam usaha pencapaian suatu tujuan, contohnya jika manusia berlomba untuk mendapatkan suatu tempat duduk di suatu tempat pertunjukkan. 49 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 49
LOKASI PENELITIAN Gambar 1 : Simpanglima Semarang Gambar 3 : Parkir Sepeda Motor Plaza Simpanglima Area Parkir Sepeda Motor Plaza Simpanglima Semarang Penelitian ini dilaksanakan di area parkir Plaza simpanglima dan OBYEK PENGAMATAN : Obyek pengamatan meliputi area parkir yang dikelola oleh Plaza simpanglima dan area parkir dikelola oleh pihak luar. yang Gambar 2: Area Parkir Sepeda Motor Plaza Simpanglima Gambar 4 : Area Parkir Sepeda Motor Tambahan yang dikelola pihak luar Kajian 50 JURNAL Area Parkir TEKNIK Sepeda - UNISFAT, Motor Plaza Vol. 6, Simpanglima No. 1, September Semarang 2010 Hal 47 Ditinjau - 53 50 50 Dari Perilaku Pengunjung Mohhamad Kusyanto
METODE PENGAMATAN : Metode pengamatan yang digunakan adalah metode Person Center Mapping. Jenis sampel person yang diamati: - Pengendara motor - Pejalan kaki Waktu pengamatan hari Minggu 8 Agustus 2010 pukul 12.00 12.30 ANALISIS : Area Parkir Yang Dikelola Plaza Simpanglima Area parkir sepeda motor yang dikelola oleh pihak Plaza simpanglima terletak di sebelah Barat dan Selatan. sepeda motor yang keluar dari area parkir dengan sepeda motor di area parkir yang dikelola pihak luar, banyak pengunjung yang akan memasuki Plaza Simpanglima melewati area parkir, sehingga terjadi bentrokan sirkulasi antara pengunjung dengan pengendara motor yang hendak parkir atau keluar dari area parkir. Sementara kriteria performance yang diinginkan pengendara motor adalah : Pengendara motor menginginkan akses mudah dan cepat saat akan parkir atau keluar dari area parkir yang dikelola Plasa simpanglima Pengendara motor menginginkan akses pengunjung yang tidak melewati area parkir sehingga tidak terjadi bentrokan sirkulasi. seperti : Untuk itu dibutuhkan atribut Gambar 5 : Kondisi parkir yang dikelola Plaza simpanglima Dari hasil pengamatan areal parkir memiliki beberapa permasalahan diantaranya : kapasitas area parkir yang tidak besar untuk menampung semua sepeda motor, terjadi bentrokan sirkulasi Aksesibilitas Keamanan kenyamanan Propertis yang ada dilapangan terdiri dari area parkir, pos karcis, pintu masuk dan pintu keluar, peneduh. Sedangkan propertis yang sebenarnya dibutuhkan meliputi area parkir, pos 51 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 51
karcis, pintu masuk dan pintu keluar yang jelas dan khusus hanya untuk pengunjung, peneduh. Area Parkir Yang Dikelola Pihak Luar Pengendara motor menginginkan akses mudah dan cepat saat memarkirkan sepeda motornya. Pengendara mobil menginginkan kemudahan akses saat melewati jalan di depan Plaza simpanglima. Gambar 6 : Parkir dikelola pihak luar Dari hasil pengamatan areal parkir memiliki beberapa permasalahan diantaranya : Ruang yang digunakan sebagai area parkir adalah jalur pejalan kaki yang ada di depan Plaza simpanglima., kapasitas area parkir yang tidak besar untuk menampung semua sepeda motor sehingga sampai memakai badan jalan, ruas jalan menjadi sempit, sehingga pengendara mobil kesulitan saat melewati jalan dimana terdapat sepeda motor yang memakai sebagian badan jalan, terjadi bentrokan sirkulasi dengan sepeda motor yang keluar dari area parkir Plaza Simpanglima dan pejalan kaki. Sementara kriteria performance yang diinginkan adalah : Untuk itu dibutuhkan atribut seperti: Aksesibilitas Keamanan kenyamanan Propertis yang ada dilapangan terdiri dari: jalur pejalan kaki, boulevard, peneduh. Sedangkan propertis yang sebenarnya dibutuhkan meliputi area parkir, pos karcis, pintu masuk dan pintu keluar yang jelas dan khusus hanya untuk pengunjung, peneduh Bagi Pejalan Kaki Dari hasil pengamatan areal parkir memiliki beberapa permasalahan diantaranya : tidak menggunakan akses pintu masuk / main entrance Plaza Simpanglima, terjdi bentrokan antara pejalan kaki yang akan memasuki Plaza Simpanglima dengan pengendara motor yang akan parkir atau keluar area parkir. Sementara kriteria performance yang diinginkan adalah pejalan kaki Kajian 52 JURNAL Area Parkir TEKNIK Sepeda - UNISFAT, Motor Plaza Vol. 6, Simpanglima No. 1, September Semarang 2010 Hal 47 Ditinjau - 53 52 52 Dari Perilaku Pengunjung Mohhamad Kusyanto
menginginkan akses yang lebih cepat masuk ke Plaza Simpanglima Untuk itu dibutuhkan atribut seperti: Aksesibilitas Keamanan kenyamanan Propertis yang ada dilapangan terdiri dari:main entrance agak jauh dari Dicarikan lahan lain bagi pengendara motor. Tetap memfungsikan sebagai jalur pejalan kaki. Peneduh Guideline pejalan kaki dengan adanya penanda / pengarah yang jelas ke main entrace area parkir. Sedangkan propertis yang sebenarnya dibutuhkan akses main entrance yang lebih cepat ke Plaza Simpanglima KESIMPULAN Keberadaan area parkir di Plaza Simpanglima belum mampu menampung kendaraan bermotor pengunjung Plaza Simpanglima. Untuk area parkir lebih memberikan kenyamanan bagi pengunjung maka perlua adanya guideline. Guideline pada area parkir yang dikelola Plaza Simpanglima adalah : Pemisahan pintu masuk bagi pengunjung dan motor. Diberi penanda/pengarah yang jelas untuk pengunjung agar tidak melewati area parkir DAFTAR PUSTAKA Panero, Julius and Martin Zelnik, Human Dimension and Interior Space, The Architectural Press Ltd, London Snyder, James C. and Anthony J. Catanese, Introduction to Architecture, Mc. Graw Hill Inc. 1979 Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Lingkungan, Universitas Indonesia,1992 Guideline pada area parkira yang dikelola pihak luar adalah : 53 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 53