KAJIAN AREA PARKIR SEPEDA MOTOR PLAZA SIMPANGLIMA SEMARANG DITINJUA DARI PERILAKU PENGUNJUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN WISATAWAN ELITE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG


STUDI RUANG PARKIR UNIVERSITAS SULTAN FATAH (UNISFAT) DEMAK

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

International Fash on Institute di Jakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN. kemudian didapatkan temuan penelitian. Temuan-temuan penelitian ini

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KAJIAN POLA RUANG AKTIVITAS DEMONSTRASI DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki peran penting dalam sistem transportasi setiap kota karena

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

PENETAPAN TARIF PARKIR SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALI PENGGUNA JASA PARKIR DI KAWASAN SIMPANGLIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6.1 Peruntukkan Kawasan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Surakarta (Solo) ini, tentunya berusaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di

BAB III TINJAUAN KHUSUS


BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. menjadikan Kota Semarang sebagai pusat segala aktifitas dan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduduk di suatu daerah. fasilitas transportasi yang cukup memadai untuk membantu kelancaran

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

OBYEK SURABAYA VIRTUAL GAME CENTER

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

GENDER DALAM TERITORI

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang yang merupakan Ibukota Jawa Tengah adalah salah satu

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

negara kita sebagai negeri bahari yang kuat. Trend masa kini ternyata tidak hanya terjadi pada gaya hidup dan mode tetapi juga olah raga. Saat ini ola

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

DATA PEAK HOUR PENUMPANG KA. Grafik 3.3 : Hasil survai jumlah penumpang kereta tiap jam Sumber : Sanny Poerwa & Hendriek Hanie, 2005

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KANTOR IMIGRASI KELAS 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. penting, mengingat bahwa fasilitas ruang parkir merupakan bagian dari sistem

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB VI DATA DAN ANALISIS

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Evaluasi Penataan Ruang Kawasan Pengrajin Keramik Berwawasan Lingkungan Perilaku di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang

Transkripsi:

KAJIAN AREA PARKIR SEPEDA MOTOR PLAZA SIMPANGLIMA SEMARANG DITINJUA DARI PERILAKU PENGUNJUNG Mohhamad Kusyanto Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon (0291) 681024 Abstrak : Kebutuhan area parkir sepeda motor kawasan Simpanglima sangat urgen sekali apalagi bagi bangunan-bangunan komersial yang mengelilingi simpanglima. Diantar bangunan komersial yang ada di simpanglima adalah Plaza Simpanglima. Area parkir sepeda motor yang ada di Plaza Simpamglima pada hari-hari tertentu atau saat kondisi pengunjung banyak, tidak mampu menampung sepeda yang ada sehingga pengunjung memarkir sepeda motor di lahan parkir yang dikelola pihak luar yang berada di pedestrian simpanglima. Hal ini menimbulkan masalah baru. Penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan masukan dan alternatif pemecahan dalam area parkir tersebut. Kata kunci : Area parkir, sepeda motor, plaza simpanglima PENDAHULUAN Sebagai pusat Kota Semarang, Simpang Lima dapat dikatakan salah satu landmark dari Kota Semarang. Semarang begitu identik dengan Simpang Lima, karena pusat keramaian dan kegiatan banyak terpusat di sini. Disebut Simpang Lima karena menjadi titik pertemuan dari Lima jalan di Semarang yaitu Jalan Pahlawan, Jalan Pandanaran, Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada dan jalan A Dahlan. Di sekelilingnya terdapat hotel berbintang, pusat belanja dan masjid antara lain Hotel Ciputra, Hotel Horison, Hotel Graha Santika, Mall Ciputra, E Plaza Lounge and Resto, Plaza Simpang Lima, River View Cafe serta Masjid Baiturrahman. Lapangan Pancasila Simpang Lima kini lebih hijau rumputnya dan pepohonan di sekelilingnya semakin rindang, dan setiap minggu pagi menjadi salah satu tempat jalan-jalan dari warga semarang. Pada malam hari Simpang Lima banyak dikunjungi masyarakat untuk bersantai menikmati suasana malam hari. Salah satu yang akan dibahas adalah Plaza Simpanglima Semarang, yang merupakan salah satu pusat perrbelanjaan modern yang ada di kawasan Simpanglima. Plaza Simpanglima ini terletak di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 1. Semarang. Plaza Simpanglima ini cukup ramai dikunjungi oleh warga Semarang dan sekitarnya, sehingga kebutuhan tempat parkir yang nyaman bagi pengunjung yang menggunakan sepeda motor perlu diperhatikan. Namun fenomena yang ada menunjukkan ketidakmampuan lahar 47 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 47

parkir sepeda motor Plaza simpanglima dalam menampung sepeda motor pengunjung, menyebabkan munculnya lahan parkir barau yang dikelola oleh pihak luar dan menggunakan areal pedestrian kawasan Simpanglima. Dari fenomena inilah perlu diadakan penelitian dalam menentukan atributatribut apa saja yang diperlukan agar lahar parkira yang ada lebih nyaman bagi pengunjung. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teori Perilaku A. Personal Space Persepsi ruang seseorang Sebagai sarana komunikasi antar individu inilah dinamakan personal space. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini : - J.D. Fisher dkk : 1984:149 Definisi personal spce adalah suatu batas maya yang mengelilingi diri kita yang tidak boleh dilalui oleh orang lain. - Holahan : 1982:275 Personal spce itu seolah-olah merupakan sebuah balaon atau tabung yang menyelubungi diri kita dan tabung itu membesar dan mengecil tergantung dengan siapa kita sedang berhadapan. Menurut Hall (1963) ada macam jarak personal space, yaitu : 1. Jarak Intim, (0-18 inci / 0-0,5 m), yaitu jarak untuk berhubungan seks, untuk saling merangkul antar kekasih, sahabat atau anggota keluarga atau untuk melakukan olah raga kontak fisik seperti gulat dan tinju. 2. JarakPersonal (18inci-4 kaki / 0,5-1,3 m), yaitu jarak untuk percakapan antara sahabat atau antar orang yang sudah saling akrab. 3. Jarak Sosial (4-12 kaki / 1,3-4m), yaitu untuk hubungan yang bersifat formal seperti bisnis,dan sebagainya. 4. Jarak Publik (12-25kaki / 4-8,3 m), yaitu untuk hubungan yang lebih formal lagi seperti penceramah atau actor dengan hadirinnya. B. Privacy Privacy adalah keinginan atau kecendrungan pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendiriannya. Menurut Holahan (1982:243), Privacy merupakan hasrat atau kehendak untuk mengontrol akses fisik maupun informasi terhadap diri sendiri dari pihak orang lain. Sedangkan personal space adalah perwujudan privacy itu dalam Kajian 48 JURNAL Area Parkir TEKNIK Sepeda - UNISFAT, Motor Plaza Vol. 6, Simpanglima No. 1, September Semarang 2010 Hal 47 Ditinjau - 53 48 48 Dari Perilaku Pengunjung Mohhamad Kusyanto

bentuk ruang (space). Dengan demikian privacy ini juga mempunyai fungsi dan merupakan bagian dari komunikasi. C. Territoriality Territoriality adalah suatu tingkah laku yang ada hubungannya dengan kepribadian atau hak seseorang atau sekelompok orang atas sebuah tempat atau suatu lokasi geografis. Pola tingkah laku ini mencakup personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar. (Holahan,1982 :235). Sama dengan personal space, territoriality adalah perwujudan ego yang tidak ingin diganggu. Akan tetapi jika personal spce merupakan kapsul maya yang berpindah-pindah mengikuti gerakan individu yang bersangkutan. Teritori berarti wilayah atau daerah dan tertorialitas adalah wilayah yang dianggap sudah menjadi hak seseorang. Misalnya : kamar tidur di rumah adalah teritori penghuninya. Jika ada orang yang tidak diundang masuk ke dalam ruang tidur itu walaupun si penghuni sedang tidak dirumah maka penghuni itu akan tersinggung rasa teritorialitasnya dan ia akan marah. D. Kesesakan (Crowding) dan Kepadatan (Density) Kepadatan (density) yaitu banyaknya jumlah manusia dalam suatu batas ruang tertentu. Makin banyak jumlah manusia berbanding luas ruangan, makin tinggi pula tingkat kepadatannya. Stokols (1972,1978) menyatakan bahwa density adalah kendala keruangan (sptial constraint). Sedangkan Crowding adalah respon subyektif terhadap ruang yang sesak (tight space). Kepadatan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk timbulnya persepsi kesesakan, tetapi bukanlah merupakan syarat yang mutlak harus ada. Misalnya pada suatu pameran tertentu atau tempat-tempat keramaian lainnya, manusia justru mencari kepadatan ditengah keramaian itu, walaupun kepadatannya tinggi, manusia tidak akan merasa sesak. Kesesakan baru dapat terjadi dalam interaksi sosial atau dalam usaha pencapaian suatu tujuan, contohnya jika manusia berlomba untuk mendapatkan suatu tempat duduk di suatu tempat pertunjukkan. 49 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 49

LOKASI PENELITIAN Gambar 1 : Simpanglima Semarang Gambar 3 : Parkir Sepeda Motor Plaza Simpanglima Area Parkir Sepeda Motor Plaza Simpanglima Semarang Penelitian ini dilaksanakan di area parkir Plaza simpanglima dan OBYEK PENGAMATAN : Obyek pengamatan meliputi area parkir yang dikelola oleh Plaza simpanglima dan area parkir dikelola oleh pihak luar. yang Gambar 2: Area Parkir Sepeda Motor Plaza Simpanglima Gambar 4 : Area Parkir Sepeda Motor Tambahan yang dikelola pihak luar Kajian 50 JURNAL Area Parkir TEKNIK Sepeda - UNISFAT, Motor Plaza Vol. 6, Simpanglima No. 1, September Semarang 2010 Hal 47 Ditinjau - 53 50 50 Dari Perilaku Pengunjung Mohhamad Kusyanto

METODE PENGAMATAN : Metode pengamatan yang digunakan adalah metode Person Center Mapping. Jenis sampel person yang diamati: - Pengendara motor - Pejalan kaki Waktu pengamatan hari Minggu 8 Agustus 2010 pukul 12.00 12.30 ANALISIS : Area Parkir Yang Dikelola Plaza Simpanglima Area parkir sepeda motor yang dikelola oleh pihak Plaza simpanglima terletak di sebelah Barat dan Selatan. sepeda motor yang keluar dari area parkir dengan sepeda motor di area parkir yang dikelola pihak luar, banyak pengunjung yang akan memasuki Plaza Simpanglima melewati area parkir, sehingga terjadi bentrokan sirkulasi antara pengunjung dengan pengendara motor yang hendak parkir atau keluar dari area parkir. Sementara kriteria performance yang diinginkan pengendara motor adalah : Pengendara motor menginginkan akses mudah dan cepat saat akan parkir atau keluar dari area parkir yang dikelola Plasa simpanglima Pengendara motor menginginkan akses pengunjung yang tidak melewati area parkir sehingga tidak terjadi bentrokan sirkulasi. seperti : Untuk itu dibutuhkan atribut Gambar 5 : Kondisi parkir yang dikelola Plaza simpanglima Dari hasil pengamatan areal parkir memiliki beberapa permasalahan diantaranya : kapasitas area parkir yang tidak besar untuk menampung semua sepeda motor, terjadi bentrokan sirkulasi Aksesibilitas Keamanan kenyamanan Propertis yang ada dilapangan terdiri dari area parkir, pos karcis, pintu masuk dan pintu keluar, peneduh. Sedangkan propertis yang sebenarnya dibutuhkan meliputi area parkir, pos 51 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 51

karcis, pintu masuk dan pintu keluar yang jelas dan khusus hanya untuk pengunjung, peneduh. Area Parkir Yang Dikelola Pihak Luar Pengendara motor menginginkan akses mudah dan cepat saat memarkirkan sepeda motornya. Pengendara mobil menginginkan kemudahan akses saat melewati jalan di depan Plaza simpanglima. Gambar 6 : Parkir dikelola pihak luar Dari hasil pengamatan areal parkir memiliki beberapa permasalahan diantaranya : Ruang yang digunakan sebagai area parkir adalah jalur pejalan kaki yang ada di depan Plaza simpanglima., kapasitas area parkir yang tidak besar untuk menampung semua sepeda motor sehingga sampai memakai badan jalan, ruas jalan menjadi sempit, sehingga pengendara mobil kesulitan saat melewati jalan dimana terdapat sepeda motor yang memakai sebagian badan jalan, terjadi bentrokan sirkulasi dengan sepeda motor yang keluar dari area parkir Plaza Simpanglima dan pejalan kaki. Sementara kriteria performance yang diinginkan adalah : Untuk itu dibutuhkan atribut seperti: Aksesibilitas Keamanan kenyamanan Propertis yang ada dilapangan terdiri dari: jalur pejalan kaki, boulevard, peneduh. Sedangkan propertis yang sebenarnya dibutuhkan meliputi area parkir, pos karcis, pintu masuk dan pintu keluar yang jelas dan khusus hanya untuk pengunjung, peneduh Bagi Pejalan Kaki Dari hasil pengamatan areal parkir memiliki beberapa permasalahan diantaranya : tidak menggunakan akses pintu masuk / main entrance Plaza Simpanglima, terjdi bentrokan antara pejalan kaki yang akan memasuki Plaza Simpanglima dengan pengendara motor yang akan parkir atau keluar area parkir. Sementara kriteria performance yang diinginkan adalah pejalan kaki Kajian 52 JURNAL Area Parkir TEKNIK Sepeda - UNISFAT, Motor Plaza Vol. 6, Simpanglima No. 1, September Semarang 2010 Hal 47 Ditinjau - 53 52 52 Dari Perilaku Pengunjung Mohhamad Kusyanto

menginginkan akses yang lebih cepat masuk ke Plaza Simpanglima Untuk itu dibutuhkan atribut seperti: Aksesibilitas Keamanan kenyamanan Propertis yang ada dilapangan terdiri dari:main entrance agak jauh dari Dicarikan lahan lain bagi pengendara motor. Tetap memfungsikan sebagai jalur pejalan kaki. Peneduh Guideline pejalan kaki dengan adanya penanda / pengarah yang jelas ke main entrace area parkir. Sedangkan propertis yang sebenarnya dibutuhkan akses main entrance yang lebih cepat ke Plaza Simpanglima KESIMPULAN Keberadaan area parkir di Plaza Simpanglima belum mampu menampung kendaraan bermotor pengunjung Plaza Simpanglima. Untuk area parkir lebih memberikan kenyamanan bagi pengunjung maka perlua adanya guideline. Guideline pada area parkir yang dikelola Plaza Simpanglima adalah : Pemisahan pintu masuk bagi pengunjung dan motor. Diberi penanda/pengarah yang jelas untuk pengunjung agar tidak melewati area parkir DAFTAR PUSTAKA Panero, Julius and Martin Zelnik, Human Dimension and Interior Space, The Architectural Press Ltd, London Snyder, James C. and Anthony J. Catanese, Introduction to Architecture, Mc. Graw Hill Inc. 1979 Sarwono, Sarlito Wirawan, Psikologi Lingkungan, Universitas Indonesia,1992 Guideline pada area parkira yang dikelola pihak luar adalah : 53 JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 6, No. 1, September 2010 Hal 47-53 53