RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS 2015 Dalam kaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan, meningkatnya derajat kesehatan penduduk di suatu wilayah, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas penduduk tersebut yang pada akhirnya mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu, untuk mengukur status kesehatan digunakan indikator kesakitan. Tabel 1. Angka Kesakitan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015 Keluhan Kesehatan Jenis kelamin Laki-Laki Perempuan (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit 43,28 43,11 43,20 Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67 Pada tahun 2015 banyaknya penduduk yang mengalami keluhan kesehatan adalah sebesar 43,20 persen. Angka kesakitan memberi gambaran bahwa penduduk Kabupaten Kendal pernah mengalami gangguan kesehatan yang mengganggu kegiatan sehari-hari sebulan yang lalu. Angka kesakitan Kabupaten Kendal tahun 2015 adalah sebesar 22,67, angka kesakitan laki-laki 23,93 dan perempuan sebesar 21,38. Pemanfaatan obat dan fasilitas kesehatan oleh masyarakat yang mengalami keluhan kesehatan menunjukkan upaya masyarakat untuk menyembuhkan penyakitnya. Tabel 2. Penduduk yang Menderita Sakit Selama Sebulan yang Lalu Menurut cara Berobat Jenis kelamin Cara Berobat Laki-Laki Perempuan (3) (4) Berobat Jalan 53,90 58,11 55,97 Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa 55,97 persen penduduk di Kabupaten Kendal berobat jalan untuk menyembuhkan keluhan kesehatannya. Apabila dibedakan menurut jenis kelamin, penduduk laki-laki yang berobat jalan lebih banyak jika dibanding penduduk perempuan yakni 53,90% berbanding 58,11%.
penduduk yang berobat jalan menurut tempat/cara berobat disajikan pada Tabel 3.4. Sebanyak 54,28 persen masyarakat berobat jalan ke praktek dokter/bidan, hal ini mengisyaratkan masyarakat di Kabupaten Kendal sudah sadar akan pentingnya kesehatan. Kemudian sebanyak 29,51 persen berobat ke puskesmas/pustu, puskesmas lebih dipilih oleh penduduk dikarenakan akses untuk menjangkau tempat ini lebih mudah dan lebih dekat dibandingkan dengan fasilitas kesehatan lainnya. Tabel 3 Penduduk Yang Berobat Jalan Menurut Tempat/Cara Berobat Tempat/Cara Berobat Persen-tase RS Pemerintah RS Swasta Praktek Dokter/Bidan Klinik/Praktek Dokter Bersama Puskesmas/Pustu UKBM/Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Lainnya 3,76 2,59 54,28 7,82 29,51 4,28 1,47 Tabel 4 menunjukkan persentase balita menurut tenaga penolong kelahiran, dimana penolong kelahiran dibedakan menjadi tenaga medis dan tenaga non medis. Sebagian besar masyarakat lebih banyak memanfaatkan bidan sebagai penolong kelahiran yaitu sekitar 66,95 persen. Sementara itu pada tahun 2015 masyarakat Kabupaten Kendal yang menggunakan tenaga persalinan non medis seperti dukun beranak sudah tidak ada. Dokter Bidan Tenaga medis lain Dukun bersalin Lainnya Tabel 4. Balita Menurut Penolong Kelahiran Terakhir Tahun 2015 Penolong Kelahiran (%) 2014 2015 (3) 19,43 77,33 0,00 2,98 0,26 Tenaga kesehatan 31,89 66,95 1,16 0,00 0,00 / 100,00 balita yang diberikan ASI selama 0-5 bulan sebesar 27,19 persen, kemudian balita yang diberikan ASI selama 6-11 bulan adalah 30,69 persen. Kemudian untuk bayi yang diberi ASI selama 12-17 bulan sebesar 23,52 persen sedangkan balita yang diberikan ASI selama 18-23 bulan ada sekitar 18,60 persen. Dari tabel 5 dibawah ini dapat
disimpulkan bahwa kesadaran ibu untuk menyusui balita dan pentingnya manfaat ASI bagi balita sudah cukup tinggi. Tabel 5. Balita Berumur 0 23 Bulan Menurut Lama Pemberian ASI Lama Pemberian ASI (bulan) 0 5 27,19 6 11 30,69 12 17 23,52 18 23 18,60 / Dilihat dari jenis imunisasinya diketahui bahwa dari semua balita yang telah mendapat imunisasi sekitar 97,21 persen telah diimunisasi BCG, kemudian balita yang telah mendapat imunisasi DPT sebesar 97,93 persen dan yang telah diimunisasi polio sekitar 98,23 persen. Di Kabupaten Kendal balita yang telah mendapatkan imunisasi campak sekitar 81,44 persen dan yang sudah diimunisasi hepatitis sekitar 97,49 persen. Secara umum balita di Kabupaten Kendal yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap sekitar 83,36 persen. Tabel 6. Balita yang Pernah Mendapat Imunisasi Menurut Jenis Imunisasi Jenis Imunisasi BCG 97,21 DPT Polio Campak/Morbili Hepatitis B 97,93 98,23 81,44 97,49 Berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk 15 tahun ke atas, terlihat lebih dari separuh penduduk di Kabupaten Kendal hanya memiliki ijazah SD sederajat ke bawah, yakni 56,79 persen. Sedangkan penduduk yang menamatkan pendidikannya sampai dengan jenjang SMP/sederajat sebesar 18,75 persen, kemudian yang menamatkan pendidikan sampai SMA/SMK/sederajat baru mencapai 19,35 persen. Kemudian penduduk Kabupaten Kendal yang berumur 15 tahun ke atas yang memiliki ijazah sampai tingkat perguruan tinggi hanya sebesar 5,12 persen.
Tabel 7. Penduduk Berumur 15 Tahun ke atas Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Pendidikan Tertinggi Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (3) (4) Tidak/Belum Pernah Sekolah 5,79 12,53 9,18 Tidak Tamat SD/sederajat 17,24 19,95 18,61 SD/Sederajat 30,68 27,33 29,00 SMP/Sederajat 19,05 18,45 18,75 SMA/SMK/Sederajat 22,14 16,60 19,35 Perguruan tinggi 5,10 5,14 5,12 100,00 100,00 100,00 Dari status partisipasi sekolah, terlihat bahwa persentase penduduk 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah adalah 5,57 persen. Program sekolah gratis yang dilaksanakan oleh pemerintah bertujuan untuk menurunkan angka ini, sehingga pada akhirnya angka partisipasi sekolah akan semakin tinggi. Sementara jika dilihat menurut jenis kelamin, masih terlihat kesenjangan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, dimana proporsi perempuan yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 11,86 persen masih lebih tinggi dibandingkan laki-laki yang sebesar 6,74 persen. Tabel 8. Penduduk Berumur 5 Tahun Ke Atas Menurut Partisipasi Sekolah Tahun 2015 Partisipasi Sekolah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (3) (4) Tidak/Belum Pernah 6,74 11,86 9,30 Sekolah Masih Bersekolah 25,59 22,41 24,00 SD/MI 49,45 53,02 51,23 SMP/MTs 24,44 20,36 22,39 SMU/SMK 20,66 21,54 21,10 D1-Univ 5,45 5,08 5,27 Tidak Sekolah Lagi 67,67 65,73 66,70 100,00 100,00 100,00
Angka partisipasi sekolah penduduk Kabupaten Kendal pada kelompok umur 7-12, 13-15, dan 16-18 tahun masih bersekolah dapat dilihat dari tabel di bawah. Selain itu, juga terlihat semakin tinggi kelompok umur tersebut semakin kecil persentase mereka yang bersekolah. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius mengapa mereka tidak bersekolah lagi terutama untuk kelompok umur 13-18 tahun dalam rangka mensukseskan program wajib belajar 12 Tahun. Tabel 9. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Umur Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan (3) (4) 7-12 100,00 100,00 100,00 13-15 95,96 94,57 95,30 16-18 73,95 71,31 72,61 19-24 25,14 12,83 19,29 100,00 100,00 100,00 Angka partisipasi sekolah kelompok umur 7-12 tahun 100 persen artinya adalah daya serap lembaga pendidikan terhadap anak usia 7-12 tahun sudah 100 persen, sementara itu pada kelompok umur 13-15 dan 16-18 tahun, partisipasi sekolah anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan partisipasi perempuan. Dari angka tersebut dapat tergambar bahwa pada kelompok umur 13-15 tahun ada 4,70 persen yang tidak sekolah, sedangkan pada kelompok umur 16-18 tahun penduduk yang tidak bersekolah ada ada sekitar 27,39 persen. Angka partisipasi sekolah kelompok umur 7-12 tahun 100 persen artinya adalah daya serap lembaga pendidikan terhadap anak usia 7-12 tahun sudah 100 persen, sementara itu pada kelompok umur 13-15 dan 16-18 tahun, partisipasi sekolah anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan partisipasi perempuan. Dari angka tersebut dapat tergambar bahwa pada kelompok umur 13-15 tahun ada 4,70 persen yang tidak sekolah, sedangkan pada kelompok umur 16-18 tahun penduduk yang tidak bersekolah ada ada sekitar 27,39 persen. Pada tahun 2015 APK SD mencapai 110,80, artinya di tingkat sekolah dasar terdapat 110,80 persen penduduk Kabupaten Kendal yang bersekolah. Ini berarti bahwa jumlah murid sekolah pada jenjang sekolah dasar lebih besar daripada jumlah penduduk usia 7-12 tahun atau ada 10,80 persen penduduk di luar usia SD (7-12 tahun) yang bersekolah di jenjang
pendidikan SD. Pada jenjang SMU APK mencapai 99,75, hal ini menunjukkan bahwa kesadaran penduduk akan pendidikan sudah baik. Tabel 10. Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Kendal Tahun 2015 Jenjang Jenis Kelamin Pendidikan Laki-Laki Perempuan (3) (4) SD 109,99 111,71 110,80 SMP 99,74 79,33 90,05 SMU 107,76 92,00 99,75 Perguruan Tinggi 13,06 11,38 12,26 APM untuk jenjang SD sebesar 96,06 persen, interprestasi dari angka ini adalah terdapat 96,06 persen anak usia 7-12 yang bersekolah di jenjang pendidikan SD. Sedangkan APM SMP sebesar 77,33 persen dan APM SMU adalah 62,55 persen. Kemudian APM untuk perguruan tinggi nilainya paling kecil yaitu 9,14 persen, artinya penduduk Kabupaten Kendal usia 19-24 tahun yang bersekolah di perguruan tinggi hanya 9,83 persen. Tabel 11. Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kendal Tahun 2015 Jenjang Jenis Kelamin Pendidikan Laki-Laki Perempuan (3) (4) SD 93,36 99,11 96,06 SMP 81,58 72,63 77,33 SMU 64,30 60,85 62,55 Perguruan Tinggi 10,51 7,64 9,14 Angka melek huruf menunjukkan banyaknya penduduk 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Pencapaian angka melek huruf Kabupaten Kendal pada tahun 2015 adalah sebesar 93,40 persen. Dengan kata lain mayoritas penduduk di Kabupaten Kendal sudah dapat menikmati pendidikan dengan baik, minimal untuk kemampuan membaca dan menulis. Angka melek huruf laki-laki lebih tinggi dari kaum perempuan, dari data yang tersedia angka melek huruf penduduk laki-laki sebesar 96,03 persen lebih tinggi dibanding dengan angka buta huruf perempuan yang sebesar 90,76 persen.
Tabel 12. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Kemampuan Baca Tulis dan Kelompok Umur Tahun 2015 Kelompok umur Kemampuan Baca & Tulis Laki-laki Perempuan (3) (4) 15+ 96,03 90,76 93,40 15-24 15-59 45+ 100,00 98,00 90,62 99,26 96,44 78,49 99,63 97,24 84,48 penduduk ditinjau menurut kelompok umur, dapat dilihat bahwa buta huruf banyak terjadi pada kelompok umur tua, yaitu diatas usia 45 tahun. Pada kelompok umur 15-24 tahun persentase melek hurufnya sudah mencapai angka 99,63 persen, kemudian kelompok umur 15-59 tahun angka melek huruf sebesar 97,24 persen. Sedangkan pada kelompok umur diatas 45 tahun angka melek hurufnya mencapai 84,48 persen. Tabel 13 menunjukkan persentase wanita 10 tahun ke atas yang pernah kawin menurut umur perkawinan pertama di Kabupaten Kendal tahun 2015. terbanyak wanita melakukan perkawinan pertama pada usia 19-24 tahun yaitu mencapai 64,11 persen, disusul pada usia 17-18 tahun sebesar 17,29 persen. usia perkawinan pertama wanita terendah adalah pada wanita usia kurang dari 17 tahun yaitu sekitar 7,69 persen. Tabel 13. Wanita Berumur 10 Tahun Keatas yang Pernah Kawin Menurut Umur Perkawinan Pertama Tahun 2015 Umur Perkawinan Pertama < 17 17 18 19 24 25+ 7,69 17,29 64,11 10,91 100,00 Salah satu cara menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melaui program keluarga berencana (KB). Penggunaan alat kontrasepsi mempunyai pengaruh terhadap jumlah anak yang dilahirkan. Tabel 5.2 menunjukkan bahwa wanita usia subur yang berstatus kawin sebagian besar sudah pernah menggunakan alat/cara KB dengan kisaran mencapai 79,54
persen. Hal ini menunjukkan cukup tingginya kesadaran masyarakat dalam mengendalikan jumlah kelahiran anak melalui penggunaan alat kontrasepsi. Tabel 14. Wanita Berumur 15 49 Tahun yang Berstatus Kawin dan Status KB Tahun 2015 Status KB Aktif 11,50 Tidak Aktif 68,04 Tidak Pernah memakai 20,46 Di Kabupaten Kendal alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah suntikan KB sebesar 60,77 persen disusul pil KB sebesar 13,15 persen dan susuk KB sekitar 9,79 persen. Sedangkan alat kontrasepsi yang paling jarang digunakan adalah kondom dan cara KB tradisional hanya sebesar 2,86 persen. Kecenderungan memakai suntikan KB dan pil KB mungkin karena alasan kepraktisan dan ketersediaan yang mencukupi serta kemudahan akses untuk mendapatkan alat kontrasepsi tersebut. Tabel 15. Proporsi Wanita/Pasangan Berumur 15-49 Tahun Yang pernah dan Sedang Memakai Alat KB Menurut Kelompok Umur Tahun 2015 Jenis/Cara KB MOW/MOP 9,61 AKDR/IUD/spiral 3,82 Suntikan KB 60,77 Susuk KB/norplan/implanon 9,79 Pil KB 13,15 Kondom/cara KB lainnya 2,86 Tabel 16 memperlihatkan status penguasaan tempat tinggal di Kabupaten Kendal tahun 2015. Di Kabupaten Kendal, persentase rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri sebesar 89,73 persen. rumah tangga yang menempati rumah bebas sewa sebesar 9,08 persen. Sedangkan persentase rumah tangga yang menempati rumah dengan sistem kontrak atau sewa sebesar 1,19 persen.
Tabel 16. Rumah Tanggat Dirinci Menurut Status Penguasaan Tempat Tinggal Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Milik Sendiri 89,73 Kontrak/Sewa 1,19 Bebas sewa 9,08 Dinas 0,00 Lainnya 0,00 Tabel 17 memperlihatkan bahwa di Kabupaten Kendal masih ada 0,13 persen rumah tangga memiliki tempat tinggal yang luas lantainya kurang dari 20 m 2. luas lantai tertinggi di Kabupaten Kendal adalah 50-99 m 2 yakni sebesar 58,74 persen. Tabel 17. Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal Luas Lantai Bangunan Tempat Tinggal (m 2 ) < 20 0,13 20 49 12,52 50 99 58,74 100 149 19,29 150+ 9,32 Tabel 18. Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas Bangunan Tempat Tinggal Jenis lantai terluas (%) Marmer/keramik/granit 43,42 Tegel/teraso 15,45 Semen 16,92 Kayu kualitas Tinggi 0,12 Kayu Kualitas Rendal 0,46 Tanah 23,2 Lainnya 0,43
Mayoritas jenis lantai terluas bangunan tempat tinggal di Kabupaten Kendal menggunakan lantai marmer/keramik/granit dengan persentase sebesar 43,42 persen, kemudian diikuti dengan lantai tanah sebesar 23,20 persen. Sedangkan jenis lantai dengan persentase terkecil adalah lantai kayu kualitas tinggi dengan persentase sebesar 0,12 persen. Tabel 19. Rumah Tangga Menurut Jenis Atap Terluas Bangunan Tempat Tinggal Jenis Atap Terluas (%) Beton 0,93 Genteng keramik 0,87 Genteng metal 0,33 Genteng tanah liat tradisional 92,46 Asbes 4,18 Seng 1,23 Apabila dilihat dari tabel 19 jenis atap terluas bangunan tempat tinggal di Kabupaten Kendal tahun 2015 sebagian besar tempat tinggal di Kabupaten Kendal menggunakan atap jenis genteng sebesar 93,66 persen. Kemudian yang menggunakan atap jenis asbes sebesar 4,18 persen dan atap jenis seng sebesar 1,23 persen sedangkan atap jenis beton hanya 0,93 persen Jenis dinding terluas bangunan tempat tinggal di Kabupaten Kendal sebagian besar menggunakan tembok sebesar 58,30 persen, kemudian disusul oleh dinding kayu sebesar 39,72 persen. Sedangkan persentase dinding terkecil menggunakan anyaman bambu sekitar 0,80 persen. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kendal sudah menuju ke arah yang lebih baik. Tabel 20. Rumah Tangga Menurut Jenis Dinding Terluas Bangunan Tempat Tinggal Jenis dinding terluas Tembok 58,30 Kayu 39,72 Anyaman Bambu 0,80 Lainnya 1,18
Tabel 21 Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Sumber air minum Air kemasan bermerk 3,62 Air isi ulang 13,88 Leding 24,06 Sumur bor/pompa 14,96 Sumur terlindung 19,19 Sumur tak terlindung 0,63 Mata air terlindung 19,16 Mata air tak terlindung 4,36 Lainnya 0,14 Pada tabel di atas terlihat bahwa penggunaan fasilitas air bersih pada tahun 2015 sebagian besar menggunakan sumber air minum dari ledeng/pdam yaitu sebesar 24,06 persen, kemudian disusul oleh sumur terlindung sebesar 19,19 persen dan mata air terlindung sebesar 19,16 persen. Tabel 22. Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar Fasilitas Tempat Buang Air Besar Sendiri 77,06 Bersama 6,58 MCK komunal 0,15 Umum 0,84 Tidak ada 15,37 Dari tabel 22 terlihat bahwa 77,06 persen rumah tangga di Kabupaten Kendal sudah memiliki tempat buang air besar sendiri dan 6,58 persen menggunakannya secara bersama dengan rumah tangga lain, sedangkan yang menggunakan toilet umum sekitar 0,84 persen. Kemudian sebanyak 15,37 persen rumah tangga di Kabupaten Kendal belum menggunakan toilet untuk buang air besar mungkin langsung ke laut/sungai/kebun.
Tabel 23. Rumah Tangga Menurut Jenis Bahan Bakar Utama Untuk Memasak Daya Listrik terpasang Tidak memasak di rumah 0,81 Listrik 1,00 Elpiji 5,5 kg/bluegaz 0,70 Elpiji 12 kg 1,93 Elpiji 3 kg 69,31 Gas kota/biogas 0,00 Minyak tanah 0,13 Arang 0,00 Kayu bakar 26,12 Lainnya 0,00 Pada tahun 2015 masyarakat Kabupaten Kendal sebagian besar memasak menggunakan bahan bakar elpiji 3 kg sebesar 69,31 persen. Kemudian rumah tangga yang memasak menggunakan kayu bakar sebesar 26,12 persen. Hal ini menunjukkan bahwa program konversi minyak tanah ke gas elpiji di Kabupaten Kendal sudah berhasil. Tabel 24. Distribusi Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga Per Bulan Distribusi Pengeluaran Rata-rata perkapita (%) (Rp) (3) Makanan 349.276 46,06 Non Makanan 409.078 53,94 Di Kabupaten Kendal pola pengeluaran konsumsi non makanan sekitar Rp. 409.078,00 atau mencapai 53,94 persen sedangkan pengeluaran untuk konsumsi makanan sebesar Rp. 349.276,00 atau sekitar 46,06 persen.