CROSS-FUNCTIONAL MINDSET. Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
EMPLOYEE EMPOWERMENT

MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

STRUKTUR ORGANISASI DAN CROSS FUNCTIONAL ORGANIZATION

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

PEMBANGUNAN ORGANISASI NIRBATAS DAN KEMITRAAN USAHA

TREN PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS DAN DAMPAKNYA TERHADAP MANAGERIAL SKILL DAN PENDIDIKAN MANAJEMEN

BAB II TIME DRIVEN ACTIVITY BASED COSTING. Sedangkan Firdaus dan Wasilah (2009), berpendapat:

Sport and Business Analogy

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen. Produsen. Mengubah Paradigma

AKUNTANSI BIAYA PADA LINGKUNGAN BISNIS KONTEMPORER. Dampak Proses Globalisasi Terhadap Pergeseran Paradigma Manajemen

ACTIVITY BASED COSTING PADA PELAYANAN KESEHATAN

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

KERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Oleh Drs. Lukmanul Hakim, M.M. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarang

BAB II PROCESS VALUE ANALYSIS

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

RERANGKA PENDESAINAN STRUKTUR SISTEM PERENCANAAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

Mata Kuliah MANAJEMEN BIAYA. Materi: MANAJEMEN BIAYA DAN STRATEGI. Fakultas/Jurusan EKONOMI / AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, turut berkembang pula dunia bisnis.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PENGGUNAAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM MENYUSUN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX (PERSERO) KEBUN JOLOTIGO, PEKALONGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017

BAB II LANDASAN TEORI

Misi dan visi organisasi SPM merupakan sistem perencanaan kegiatan SPM merupakan sistem implementasi dan pengendalian pelaksanaan rencana kegiatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

Manajemen Keuangan. Sesi 2 Prastuti Soewondo

EMA503 - Manajemen Kualitas Materi #1 Ganjil 2016/2017. EMA503 - Manajemen Kualitas

Bab 2 Strategi Supply Chain

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

SISTEM INFORMASI PERUSAHAAN/BISNIS DAN SISTEM INFORMASI FUNGSIONAL. Oleh: HERU SUHARJO,SE,MMSI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk


Contoh topik penelitian manajemen rumahsakit

Entry Meeting Bimtek Kapabilitas APIP Ittama Setjen DPR RI. 8 Desember 2017

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2

BAB III MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERGESERAN PERAN PROFESI AKUNTAN MANAJEMEN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI

BALANCED SCORECARD DAN ACTION PLAN

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

STUDI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN ("QUALITY SERVICE") DENGAN MENGGUNAKAN METODA QFD ("QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT")

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

ABSTRAK. Kata kunci: Bank Perkreditan Rakyat, kontrol manajemen tingkat atas, perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, pengawasan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

DEPARTEMENTASI DALAM STRUKTUR ORGANISASI PT DJARUM TBK. Disusun oleh : Mahasiswa S1

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I RERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SYSTEM PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

Developing an IS/IT Strategy: Establishing Effective Process

ANALISA PROSES BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga intermediasi yang menjalankan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

MAKALAH KARASTERISTIK LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL DAN PERGESERAN PARADIGMA MANAJEMEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. LAPI GANESHATAMA CONSULTING ( PT. LAPI GTC) berdiri

SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF. Sistem Informasi Pariwisata

Proses bisnis (business process) dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari proses dan berisi kumpulan aktifitas (tasks) yang saling berelasi satu

Peran & Karakteristik AKUNTANSI MANAJEMEN. Agus Widarsono, SE.,M.Si, Ak

BAB 7 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. AERO SYSTEMS INDONESIA

Customer Profitability Analysis (CPA) Sebagai Analisis Laba Perusahaan

ABSTRACT. Keywords: Budgeting, Variance, Controlling, Performance. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Becoming a Learning Organization. Becoming. a Learning Organization. File D:optima/Klien/SIPF/Becoming a Learning Org/PP-H/120214

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

METODOLOGI PENELITIAN

Konsep Sistem Informasi Team Dosen KSI

Perencanaan Sumber Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG,

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

Manajemen Rantai Pasok -Strategi SCM (2) TIP FTP UB 2015

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2007/2008

KATALOG PELAYANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

Pembahasan Materi #5

HUMAN RESOURCE PLAN AMANI FARMS 1. MANAGEMENT STRUCTURE CEO COO CFO CMO KARYAWAN. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab CEO:

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYUSUNAN ANGGARAN A. Hakikat Anggaran

Transkripsi:

CROSS-FUNCTIONAL MINDSET Oleh: Mulyadi Universitas Gadjah Mada mulyadiugm@gmail.com Jogjakarta, September 2013

BUTIR PENTING 1. Opening remark 2. Latar belakang 3. Konsep Tim 4. Konsep tim lintas fungsional (cross-functional team) 5. Cross-functional mindset 6. Perwujudan cross-functional mindset 7. Closing remark

Butir Penting Ke-1 OPENING REMARK

OPENING REMARK The method used to manage business process will be a major factor in determining the survival of corporation in the coming decade (Noland D. Archibald)

Butir Penting Ke-2 LATAR BELAKANG

LATAR BELAKANG STRUCTURE FOLLOWS FUNCTION

KONDISI LINGKUNGAN BISNIS MEMERLUKAN STRUKTUR YANG FIT Struktur organisasi yang bagaimana? Strategic Quality Management Era (1980-an) Reengineering Era (1990-an) Velocity Era (2000-an)

TUNTUTAN JAMAN SEKARANG Customers sangat demanding, dan mereka sangat mudah mendapatkan tuntutan mereka Kebutuhan customer menjadi kompleks, karena banyak produser yang berlomba menawarkan berbagai values

PANDANGAN TERHADAP ORGANISASI Organisasi dapat dipandang dari dua sudut padang: Struktur bagaimana komponen organisasi disusun Kapabilitas kemampuan yang dituntut dari organisasi dalam menghadapi tuntutan lingkungan bisnis Struktur lingkungan bisnis menuntut struktur yang berfokus ke customer dan bekerja sama lintas fungsional Kapabilitas lingkungan bisnis menuntut organisasi memiliki kapabilitas untuk belajar, kapasitas untuk berubah, akuntabilitas tinggi

MENGAPA CROSS-FUNTIONAL ORGANIZATION? Old Success Factors New Success Factors Size Role clarity Specialization Control Speed Flexibility Integration Innovation

Butir Penting Ke-3 KONSEP TIM

KONSEP TIM Tim adalah kumpulan orang yang, berdasarkan keahlian masing-masing yang bersifat saling melengkapi, bekerja sama unntuk mewujudkan tujuan tertentu bersama

TIM LINTAS FUNGSIONAL (CROSS-FUNCTIONAL TEAM) Tim lintas fungsional adalah sekelompok personel yag berasal dari berbagai fungsi atau disiplin dalam organisasi, yang berusaha bersama-sama mewujudkan tujuan tim

PRINSIP PEMBANGUNAN CROSS-FUNCTIONAL ORGANIZATION Organisasi diorientasikan ke sistem yang digunakan untuk melayani kebutuhan customer. Sumber daya manusia diorganisasi menurut tim lintas fungsional dan setiap tim diberi tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan sistem dan melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap sistem tersebut.

ORGANISASI SISTEM BOC RUPS BOD CEO CROSS- FUNCTIONAL ORGANIZATION Komite Medik Komite Keperawatan SPI CFO ORGANISASI FUNGSIONAL PENDUKUNG Keuangan Akuntansi SDM Logistik Umum Pengendalian Mutu COO ORGANISASI FUNGSIONAL UTAMA Medik Keperawatan Diagnostik Farmasi Gizi Inst. Bedah Sentral Sistem Pemasaran Cross-Functional Team Sistem Rawat Jalan Cross-Functional Team Sistem Rawat Inap Cross-Functional Team Sistem Rawat Darurat Cross-Functional Team Sistem Rawat Intensif Sistem Riset dan Pengembangan Cross-Functional Team Cross-Functional Team RUPS = Rapat Umum Pemegang Saham CEO = Chief Executive Officer BOC = Board of Commissioner COO = Chief Operating Officer BOD = Board of Directors CFO = Chief Financial Officer

SIAPA YANG MENJADI LEADER TIM LINTAS FUNGSIONAL? Case manager untuk tim lintas fungsional permanen Team leader untuk tim lintas fungsional ad hoc

ORGANISASI SISTEM Sistem Order Getting Sistem Order Filling Sistem Purna Jual

TUJUAN ORGANISASI SISTEM Mencapai tujuan sistem untuk menghasilkan value bagi customer. Melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap kinerja sistem.

TUJUAN SISTEM ORDER GETTING Quick respond to request On-time delivery Fit to request. Win the mindshare

TUJUAN SISTEM ORDER FILLING Quick respond to order On-time delivery Fit to order Win the marketshare

TUJUAN SISTEM PURNA JUAL Quick respond to complaint On-time solution Fit to complaint. Win the heartshare

KEUNGGULAN ORGANISASI LINTAS FUNGSIONAL Kecepatan Kompleksitas Berfokus ke pemuasan kebutuhan customer Kreatif Pembelajaran Single point of contact

Butir Penting Ke-4 BUILDING BLOCKS OF CROSS- FUNCTIONAL MINDSET

Tampak Luar BUILDING BLOCKS OF CROSS- FUNCTIONAL MINDSET Pengetahuan Manajemen KEYAKINAN DASAR: (1) produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui kerja sama lintas fungsional, (2) kerja sama lintas fungsional menghasilkan sinergi, (3) cross-functional approach membentuk learning organization, (4) kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organisasi ke pemuasan customer. Cross-functional Mindset NILAI DASAR: (1)kerja sama, (2) mental berlimpah, dan (3) kerendahan hati. Paradigma Lintas Fungsional

CROSS-FUNCTIONAL MINDSET Paradigma lintas fungsional Keyakinan dasar: Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui cross-functional approach Kerja sama lintas fungsional menghasilkan sinergi Cross-functional approach membentuk learning organization Kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organisasi kepada kepuasan customer Nilai dasar Kerja sama Mental berlimpah Kerendahan hati

PARADIGMA CROSS-FUNCTIONAL Organisasi sebagai rangkaian sistem yang digunakan untuk melayani kebutuhan customers Organisasi sebagai suatu kumpulan shared competencies and resources yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan customers

Butir Penting Ke-5 KEYAKINAN DASAR

Produk berkualitas hanya dapat dihasilkan secara konsisten melalui cross-functional approach

KUALITAS PRODUK YANG KONSISTEN Membangun kualitas ke dalam setiap aspek manajemen memerlukan perjalanan jangka panjang yang penuh dengan halangan. Dan hanya dengan membangun kualitas ke dalam setiap aspek manajemen, produk dan jasa berkualitas dapat dihasilkan secara konsisten dalam jangka panjang. Dari pengalaman masa lalu, organisasi fungsional hanya menghasilkan kerja sama antarfungsi yang sangat minimum, bahkan organisasi terpecah-pecah ke dalam fungsi yang masing-masing fungsi berorientasi untuk memenuhi kepentingan fungsinya, bukan kepentingan organisasi perusahaan secara keseluruhan. Untuk menghadapi lingkungan yang di dalamnya customer memegang kendali bisnis, cross-functional approach mengintegrasikan kembali fungsi-fungsi yang dibentuk dalam organisasi untuk memfokuskan usaha seluruh fungsi dalam memuasi kebutuhan customer. Cross-functional approach memaksimumkan kerja sama lintas fungsi untuk menghasilkan produk berkualitas secara konsisten dalam jangka panjang.

Kerja sama lintas fungsional menghasilkan sinergi

KERJA SAMA SINERGISTIK Produk pada dasarnya merupakan satu bundel jasa yang berfungsi untuk memuasi kebutuhan, keinginan, dan harapan customer. Oleh karena dalam lingkungan bisnis yang customer memegang kendali bisnis, customer sangat pemilih dan sangat tinggi tuntutannya, maka setiap komponen jasa dalam bundel jasa tersebut harus berkualitas. Setiap tahap dalam pemakaian menyeluruh produk (find, acquire, transport, store, use, dispose of, stop) harus menghasilkan value bagi customer. Hanya melalui kerja sama lintas fungsi, setiap tahap dalam pemakaian menyeluruh produk tersebut dapat dijamin. Kerja sama lintas fungsional menghasilkan sinergi yang mampu melipatgandakan value yang dapat diserahkan oleh perusahaan kepada customer.

LINTAS FUNGSI YANG TERKAIT Fungsi Penjualan Fungsi Penjualan Fungsi Billing Fungsi Transportasi/ Pengiriman Fungsi Packaging Fungsi Design, Logistik, Produksi Fungsi Aftter Sale Fungsi Penjualan Fungsi Billing THE ENTIRE USE PROCESS Find Acquire Transport Store Use Dispose of Stop KEBUTUHAN CUSTOMER ADALAH KOMPLEKS

Cross-functional approach membentuk learning organization

LEARNING ORGANIZATION Untuk menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah, kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, menjadi faktor penentu kelangsungan hidup organisasi. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis hanya dimiliki oleh learning organization suatu organisasi yang seluruh personelnya memiliki kemampuan untuk mempelajari trend perubahan dan mampu menyesuaikan kompetensi mereka untuk memenuhi tuntutan perubahan yang terjadi atau yang secara potensial akan terjadi. Cross-functional approach merupakan pendekatan yang memungkinkan setiap fungsi yang terlibat di dalam proses penyediaan value bagi customer melakukan information sharing untuk memungkinkan masing-masing fungsi memberikan manfaat terbaik bagi pemuasan kebutuhan customer. Melalui information sharing ini dan tuntutan untuk senantiasa melakukan improvement terhadap proses, masing-masing personel yang terlibat dalam proses penyediaan value bagi customer menjalani proses pembelajaran.

Kerja sama lintas fungsional memfokuskan sumber daya organisasi kepada kepuasan customer

FOKUS KE CUSTOMER Pendekatan fungsional di masa lalu menghasilkan organisasi yang berorientasi ke dalam, yang berfokus untuk memuasi kebutuhan fungsinya masing-masing, sehingga kepentingan customer menjadi terabaikan. Cross-functional approach mengubah orientasi semua fungsi ke pemuasan kebutuhan customer. Melalui pendekatan ini, seluruh sumber daya organisasi diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan customer, karena disadari bahwa hanya melalui pemuasan kebutuhan customer, kelangsungan hidup organisasi dapat dipertahankan.

Butir Penting Ke-6 NILAI DASAR

Kerja sama

KERJA SAMA Cross-functional approach hanya akan terwujud jika anggota organisasi menjunjung tinggi nilai kerja sama. Karena kompleksnya kebutuhan customer, usaha individual dan fungsional tidak akan mampu memenuhi kebutuhan customer. Oleh karena itu, hanya melalui kerja sama berkualitas kerja sama yang dilandasi dengan kompetensi dan kesediaan untuk berbagi tanggung jawab perusahaan atau bagiannya akan mampu memuasi kebutuhan customer.

Mental Berlimpah

MENTAL BERLIMPAH (ABUNDANT MENTALITY) Mental berlimpah adalah kemampuan jiwa seseorang dalam menerima keberhasilan, kelebihan, keberuntungan, penghargaan yang diperoleh orang lain. Kerja sama lintas fungsional tidak akan dapat diwujudkan oleh personel yang berjiwa miskin (scarcity mentality), yang tidak bisa melihat dan menerima personel lain lebih dalam segala hal. Sebaliknya, kerja sama lintas fungsional hanya dapat diwujudkan oleh personel yang menjunjung tinggi keadaan jiwa yang mampu menerima keunggulan yang terdapat dalam diri orang lain. Mental berlimpah merupakan perwujudan rasa syukur personel kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala sesuatu yang, atas kebijaksanaannya dan keadilannya, telah dilimpahkan kepada personel tersebut.

Kerendahan hati

KERENDAHAN HATI Kerendahan hati menjadikan orang mampu menerima kehadiran orang lain dalam bekerja dan mampu membangun kerja sama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kerja lintas fungsional, personel dituntut mengesampingkan kepentingan fungsinya, untuk mewujudkan kepentingan yang lebih besar dari itu kepentingan organisasi secara keseluruhan: pemuasan kebutuhan customer.

Butir Penting Ke-7 PERWUJUDAN CROSS-FUNCTIONAL MINDSET

PERWUJUDAN CROSS- FUNCTIONAL MINDSET Cross-functional mindset diwujudkan ke dalam dua komponen sistem pengendalian manajemen struktur sistem pengendalian manajemen dan proses sistem pengendalian manajemen. Cross-functional mindset diwujudkan ke dalam tahaptahap proses sistem pengendalian manajemen berikut ini: penyusunan anggaran berbasis aktivitas (activity-based budgeting), implementasi rencana dengan activity-based management, pengendalian pelaksanaan rencana dengan activity-based cost system.

Butir Penting Ke-8 CLOSING REMARK

OPENING REMARK No system can make bad man good, but bad system can frustrate the efforts of good man. (Mahatma Gandhi)