pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM MAGISTER ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. dan gaya kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dan kinerja pegawai di

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu unsur produksi selain itu juga faktor penting dan

BAB I PENDAHULUAN. yang relevan dengan tujuan dari organisasi (McCloy, Campbell, dan Cudeck,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian. Berdasarakan rumusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. perlu adanya sebuah pengelolaan atau manajemen yang baik. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja pegawai, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang makin meluas dan kompleks dengan. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin canggih memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

KEPEMIMPINAN EFEKTIF. Riza Aryanto @riza_ary. PPM School of Management

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kesuksesan organisasi di masa depan. Kemampuan perusahaan. efektif dan efisien (Djastuti, 2011:2).

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya manusia. Saat ini sumber daya manusia dianggap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu beradaptasi kembali dengan guru baru yang mengajarnya. Dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bagian ini dibahas hasil dari perhitungan yang telah dilakukan dari jawaban

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB V PENUTUP. signifikan terhadap kinerja guru PAI SMA/SMK di Kabupaten Pati. Artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XIII TEKNIK MOTIVASI

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pegawai jika tidak mendapatkan kepuasan dalam bekerja, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan perusahaan industri yang selalu ingin survive dan berkembang.

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era pasar persaingan global, setiap perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dari suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan yang ingin berkembang harus mampu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi jabatan dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. cukup menarik untuk diperbincangkan hingga dewasa ini. Media massa, baik

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia. Dalam menghadapi persaingan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kehidupan kepada organisasi dan memberikan tujuan. Jadi,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemimpin dan karyawan merupakan elemen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena. dengan adanya pendidikan manusia dapat belajar memahami dan mengerti segala

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan Quality of Work Life, Karena Quality of Work Life terikat dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

Transkripsi:

33 3 PEMBAHASAN UMUM Pembangunan suatu bangsa memerlukan aset pokok yang disebut sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. PNS sebagai sumber daya manusia yang dimiliki organisasi pemerintahan adalah manusia yang mempunyai sifat kemanusiaan, perasaan dan kebutuhan yang beraneka ragam. Kebutuhan ini bersifat fisik maupun nonfisik, kebutuhan tersebut harus dipenuhi agar dapat hidup secara layak dan manusiawi. Hal ini menyebabkan timbulnya suatu pendekatan yang berdasarkan pada kesejahteraan pegawai dalam manajemen sumber daya manusia. Salah satu masalah pokok dalam manajemen sumber daya manusia adalah bagaimana mencari cara yang terbaik untuk mencapai kinerja pegawai. Pencapain kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berada di dalamnya sesuai dengan tugas pokok dan peranan fungsi yang harus dilaksanakan dengan tingkat kemampuan khusus yang diperlukan dari pegawai. Kinerja merupakan suatu konstruk multidemensional yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya (Mahmudi, 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai sangat beragam, hal ini perlu diketahui agar perusahaan mengetahui arah pengembangan sumber daya manuasianya, sehingga lebih tepat sasaran sesuai kebutuhan pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai di Diskominfomas DKI Jakarta. Diskominfomas DKI Jakarta merupakan salah satu dinas milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bergerak dibidang pemberian informasi kepada masyarakat DKI Jakarta. Variabel laten yang diuji dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja, peran kepemimpinan dan kinerja pegawai yang masingmasing mempunyai indikator-indikator tersendiri. Model penelitian ini menjawab hubungan tiap variabel yaitu, pengaruh langsung kepuasan kerja dan peran kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dan pengaruh tidak langsung peran kepemimpinan terhadap kinerja pegawai melalui kepuasan kerja. Oleh karena itu dibuatlah dua model penelitian, yaitu model pengaruh langsung (direct effect) dan model pengaruh tidak langsung (indirect effect). Pada model pengaruh langsung kepuasan kerja dan peran kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Windiasari (2009) yang menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan dan kepuasan kerja memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai. Pembahasan tentang kepuasan kerja pegawai tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa kepuasan kerja pegawai dapat dicapai apabila semua harapan dapat terpenuhi dalam melaksanakan pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan refleksi dari perasaan dan sikap individu terhadap pekerjaannya, yang merupakan interaksi antara yang bersangkutan dengan lingkungan kerjanya. Individu dengan kepuasan kerja diharapkan akan mengeluarkan seluruh kemampuan dan energi yang dimiliki untuk menyelesaikan pekerjaan, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal bagi organisasi. Menurut Ramayah (2001) dan Janssen (2001) dalam Koesmono (2005) mengemukakan bahwa seorang pimpinan akan sangat peduli pada aspek kepuasan kerja, karena mempunyai tanggung jawab moral apakah dapat memberikan lingkungan yang memuaskan kepada pegawainya dan percaya bahwa perilaku

34 pekerja yang puas akan membuat kontribusi yang positif terhadap organisasi. Para pimpinan merasakan usaha dan kinerja mereka berhasil apabila keadilan dalam penghargaan memberikan tingkat kepuasan kerja dan kinerja. Situasi pekerjaan yang seimbang akan meningkatkan perasaan dalam kontrol terhadap kehidupan kerja dan menghasilkan kepuasan kerja. Sehingga, para pimpinan mempunyai tanggung jawab untuk meningkatkan kepuasan kerja para bawahannya agar dapat memberikan kontribusi yang positif pada organisasinya. Indikator yang dicerminkan oleh kepuasan kerja yang mempengaruhi kinerja adalah indikator supervisi, pengakuan/penghargaan, tanggung jawab, dan pengembangan. Indikator supervisi merupakan indikator tertinggi yang mencerminkan kepuasan kerja. Supervisi menurut Lung, et al. (2013) adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berdasarkan hasil dari karakteristik responden, lamanya masa kerja PNS di Diskominfomas DKI Jakarta yang dominan adalah 2 9 tahun. Oleh karena itu, pegawai masih membutuhkan proses pengawasan dan pembinaan oleh pimpinan agar dapat bekerja dengan maksimal. Di sisi lain, kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memperdayakan pegawai akan mempengaruhi kinerja. Lodge dan Derek (1993) menyebutkan, peran kepemimpinan memiliki dampak signifikan terhadap sikap, perilaku dan kinerja pegawai. Peran kepemimpinan yang berjalan dengan baik dalam sebuah perusahaan akan meningkatkan iklim kerja yang kondusif dan mampu meningkatkan kinerja dari karyawan (Robbins, 2003). Efektivitas pemimpin dipengaruhi karakteristik bawahannya dan terkait dengan proses komunikasi yang terjadi antara pemimpin dan bawahan. Pemimpin dikatakan tidak berhasil apabila tidak dapat memotivasi, menggerakkan dan memuaskan pegawai pada suatu pekerjaan dan lingkungan tertentu. Siagian (1997) berpendapat bahwa peranan para pemimpin dalam organisasi sangat sentral dalam pencapaian tujuan dari berbagai sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Menurut Siagian (1997) perilaku kepemimpinan memiliki kecenderungan pada dua hal, yaitu konsiderasi atau hubungan dengan bawahan dan struktur inisiasi atau hasil yang dicapai. Kecenderungan kepemimpinan menggambarkan hubungan yang akrab dengan bawahan, misalnya bersikap ramah, membantu dan membela kepentingan bawahan, bersedia menerima konsultasi bawahan dan memberikan kesejahteraan. Kecenderungan seorang pemimpin memberikan batasan antara peranan pemimpin dan bawahan dalam mencapai tujuan, memberikan instruksi pelaksanaan tugas (kapan, bagaimana dan hasil apa yang akan dicapai). Pimpinan yang berorientasi kemampuan, lebih menyerupai seorang pelatih, seorang yang menekankan pengembangan ketrampilan dan kemampuan (Kohli, et al.,1998). Kohli et al., (1998) menyatakan bahwa pimpinan yang berfokus pada keterampilan dan kemampuan dapat meningkatkan pengetahuan prosedural pegawai, sehingga sangat membantu dan memotivasi pegawai untuk belajar lebih baik cara-cara untuk mengerjakan tugas. Ketertarikan pada tugas yang lebih besar, motivasi intrinsik yang lebih tinggi dan

fokus pada isi tugas-tugas akan membawa pada meningkatnya kinerja karyawan (Kohli, et al.,1998). Peran kepemimpinan dicerminkan oleh hampir semua indikator, yaitu modeling the way (mencontohkan caranya), inspiring a shared vision (menginspirasi visi bersama), challenging the process (menantang proses), enabling other to act (memungkinkan orang lain bertindak), dan encouraging the heart (menyemangati jiwa). Indikator enabling other to act (memungkinkan orang lain bertindak) merupakan indikator tertinggi yang mencerminkan peran kepemimpinan. Hal ini mengimplikasikan bahwa kinerja pegawai di Diskominfomas DKI Jakarta yang baik dicerminkan oleh bagaimana seorang pimpinan dapat memberikan perubahan yang positif pada diri pegawai dalam bekerja. Selain itu, adanya rapat mingguan yang diadakan oleh pimpinan menjadi ajang bagi pegawai untuk bertukar pikiran dan menyampaikan aspirasi tentang kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan. Semangat dan tauladan yang diberikan oleh pimpinan dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Kinerja merupakan hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama (Rivai, 2004). Lebih lanjut Rivai menyatakan bahwa kinerja tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan kompensasi, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Dengan kata lain kinerja ditentukan oleh kemampuan, keinginan dan lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan dan mengetahui pekerjaannya, serta dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Indikator yang mencerminkan kinerja adalah, kualitas kerja, kuantitas dan komitmen. Kualitas dalam pekerjaan menjadi baik ketika pegawai di Diskominfomas DKI Jakarta diberikan pengetahuan mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan. Pengetahuan tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan dan pendidikan bagi pegawai sesuai kebutuhannya. Pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak Diskominfomas DKI Jakarta diharapkan akan efektif diterima oleh pegawai, sehingga dapat meningkatkan kinerja. Dalam rangka peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Tujuan Penetapan Indikator Kinerja Utama adalah: 1. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Hasil penelitian pada model pengaruh tidak langsung menyebutkan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dan peran kepemimpinan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Miller et al. (1991) menunjukkan 35

36 bahwa kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja para pegawai. Hasil penelitian Gruenberg (1980) diperoleh bahwa hubungan yang akrab dan saling tolong-menolong dengan teman sekerja serta pimpinan adalah sangat penting dan memiliki hubungan kuat dengan kepuasan kerja dan tidak ada kaitannya dengan keadaan tempat kerja serta jenis pekerjaan. Salah satu faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja ialah sifat pimpinan yang tidak mau mendengar keluhan dan pandangan pekerja dan mau membantu apabila diperlukan. Hal ini dibuktikan oleh Blakely (1993) di mana pekerja yang menerima penghargaan dari pimpinan, yang lebih tinggi dibandingkan dengan penilaian mereka sendiri akan lebih puas, akan tetapi pimpinan yang terlalu ketat akan menyebabkan tingkat kepuasan yang rendah. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh secara positif terhadap kepuasan kerja. Hal tersebut sesuai dengan kondisi nyata yang ada di lapangan, di mana kepuasan kerja di Diskominfomas DKI Jakarta dapat dirasakan oleh pegawai setelah pegawai mendapat perlakuan yang baik dari pimpinan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pegawai, mereka menyatakan bahwa perhatian yang diberikan oleh pimpinan dalam melaksanakan pekerjaan, membuat pegawai di Diskominfomas DKI Jakarta menjadi lebih semangat dalam bekerja daripada kepuasan kerja yang didapatkan dalam bentuk materi. Implikasi Manajerial Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas MSDM birokrasi publik dalam upaya mencapai tujuan organisasi, dapat diketahui dengan kepuasan kerja dan peran kepemimpinan yang menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan penyelenggaraan MSDM tersebut. Untuk mendapatkan kepuasan kerja yang optimal dari pegawai, dapat dilakukan dengan menciptakan pekerjaan yang menantang, meningkatkan tanggungjawab dan otonomi, maka hendaknya organisasi melakukan penjajakan dalam berbagai pendekatan, seperti job enrichment, merumuskan key performance indicator (balance scorecard) seperti yang diterapkan pada bank ataupun quality of work life yang diterapkan di PAM. Selain itu, juga perlu diadakan penyesuaian antara kompetensi dengan pekerjaan, misalnya dengan mengikutkan pegawai pada pelatihan dan kursus terhadap bidang pekerjaan yang tidak sama dengan pendidikan dan keahliannya. Adanya supervisi yang baik dari pimpinan kepada pegawai akan memberi dampak yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai. Selama ini pimpinan telah bersikap supportif dan positif, serta dengan senang hati memberikan bimbingan dalam bekerja. Selain itu, juga diharapkan agar pimpinan meningkatkan perannya dalam memberikan solusi permasalahan yang dihadapi oleh pegawai, maka pegawai akan merasa dihargai dan diperhatikan sehingga pegawai akan bersikap baik terhadap organisasi dan pimpinan, serta memiliki persepsi yang positif terhadap pelaksanaan supervisi. Penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh organisasi selama ini belum dirasakan baik oleh pegawai, sehingga pegawai merasa belum terpuaskan dengan hal tersebut. Menurut pegawai, adanya peningkatan pendapatan dan jabatan tidak selalu didasarkan atas penilaian prestasi kerja pegawai. Oleh karena itu, pihak organisasi disarankan untuk melakukan tinjauan ulang mengenai penilaian prestasi kerja yang dilakukan saat ini.

Seorang pemimpin hendaknya memiliki keunggulan sifat yang melebihi dari bawahannya, sehingga pemimpin dapat menjadi panutan dari bawahannya, karena memiliki sifat-sifat positif/unggul yang tidak dimiliki oleh bawahannya. Dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin harus melibatkan bawahan, karena sumber informasi yang valid berasal dari bawahan sebagai pelaksana di lapangan. Selain itu, pemimpin diharapkan dapat menerima saran dan pendapat dari bawahan. Keputusan yang diambil bersama antara pimpinan dan bawahan akan menimbulkan semangat bagi bawahan untuk terus bekerja dengan baik. Pimpinan juga perlu memacu bawahan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memahami dan memecahkan masalah. Pegawai didorong untuk meninggalkan cara-cara atau metode-metode lama dan dipacu untuk memberikan ide dan solusi baru. Pegawai bebas menawarkan metode baru dan setiap ide baru tidak akan mendapat kritikan atau celaan. Sebaliknya, pemimpin berusaha meningkatkan moral pegawai untuk berani berinovasi. Pemimpin bersikap dan berfungsi membina dan mengarahkan inovasi dan kreativitas pegawai. Perayaaan keberhasilan dan pemberian pujian untuk memberikan penghargaan kepada tim kerja, dapat memberikan semangat kepada pegawai untuk terus bekerja dengan baik. Sikap atasan yang memberikan penghargaan seperti ucapan terima kasih kepada pegawai untuk pekerjaan yang selesai pada waktunya, dirasakan sudah memberikan hal yang positif dalam bekerja, sehingga sikap tersebut perlu dipertahankan oleh pimpinan. 37