BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan anak selanjutnya (Nursalam dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangannya mengatakan bahwa anak usia toddler (1-3) tahun

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

Bab 1 PENDAHULUAN. pada kehidupan selanjutnya. Perhatian yang diberikan pada masa balita akan

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. namun saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. (Hidayat dalam Ernawati

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Periode penting dalam tumbuh kembang anak terjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. air besar dan bladder control atau kontrol buang air kecil. Saat. yang tepat melakukan toilet training setelah anak mulai bisa

SATUAN ACARA PENYULUHAN TOILET TRAINING PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

BAB I PENDAHULUAN. adalah aktifitas untuk mencapai tugas perkembangan melalui toilet training.

BAB I PENDAHULUAN. anak melakukan kegiatan tersebut disitu anak akan mempelajari anatomi. tubuhnya sendiri serta fungsinya.(hidayat Alimul,2005)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

BAB I PENDAHULUAN. keluarga lain, pengalaman dini belajar anak khususnya sikap sosial yang awal

BAB I PENDAHULUAN. dini. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai adalah mengompol yang

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang pada masa mulai lahir sampai masa anak- anak tertentu pasti

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga dalam hubungannya dengan anak diidentikkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. anak yang sudah mulai memasuki fase kemandirian (Wong, 2004). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai perkembangan dan pertumbuhan anak (Wong, 2009). Menurut Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah anak usia toddler

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008 ) Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, parkembangan dan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD PERMATA BUNDA RW 01 DESA JATI SELATAN 1 SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

JURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 Februari 2018, Hal. 7-13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO

BAB I PENDAHULUAN. Toilet training yaitu suatu usaha melakukan latihan buang air besar dan buang

2015 PENGAJARAN TOILETTRAINING PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam perilaku adaptif dan memiliki intelektual di bawah rata-rata. yang muncul dalam masa perkembangan (Depkes, 2010).

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING

JKA.2016;3(1): ARTIKEL PENELITIAN

Ima Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang sangat pesat. Di usia ini sangat penting untuk meletakkan

EFFEKTIVITAS TEKNIK ORAL DAN MODELLING TERHADAP KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA TODDLER

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING PADA TODDLER DI DUSUN NGABEAN KULON SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA BULAN DI DESA PANDOWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA

TOILET TRAINING. C. Faktor-Faktor Yang Mendukung Toilet Training Pada Anak

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. normal dapat dialami oleh setiap wanita, namun selama masa-masa tersebut terjadi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari

THE APPLICATION OF TOILET TRAINING PARENTS WITH CHILDREN AGED 2-3 YEARS IN EDUCATION 21 KULIM PEKANBARU

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI SINE 1 SRAGEN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK NGESTIRINI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA SAMBON BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

bereproduksi (Yusuf, 2011). Suatu analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan remaja secara global berlangsung antara umur tahun yang

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencari pengalaman hidup serta ingin menuntut ilmu yang lebih tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

Ihwanudin Wahid Rohadi 2, Lutfi Nurdian Asnindari 3. Abstract

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan motorik pada usia 1-5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. bulan. Masa ini merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif. bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku tempertantrum,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Psikologi Terapan UI ini.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak lazim atau tidak sesuai dengan norma lingkungan dimana mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. balita adalah masa emas atau golden age dalam rentang perkembangan

TOILET TRAINING PADA ANAK DOWN SYNDROME

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

PENGETAHUAN IBU TENTANG PENERAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

HUBUNGAN KEMANDIRIAN ANAK DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP

Peran Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini Vanya Maulitha Carissa

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang diberikan oleh Allah SWT dan akan menjadi generasi penerus serta generasi masa depan bangsa. Dalam kehidupannya, anak membutuhkan seseorang terutama membutuhkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya. Anak mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda-beda yaitu sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Anak dalam proses kehidupannya akan mengalami beberapa tahap perkembangan yaitu perkembangan fisik, kognitif, moral, emosi dan sosial. Pada setiap tahap perkembangan orangtua menginginkan anak -anaknya tumbuh secara optimal karena hal ini dapat berpengaruh pada kehidupan yang akan datang. Pertumbuhan yang tidak optimal akan mengakibatkan gangguan pada tumbuh kembang selanjutnya. Keberhasilan dari perkembangan anak dapat dilihat dari tugas perkembangan yang harus diselesaikan pada per iode tertentu. Usia toddler adalah usia antara 12 samapi 36 bulan dimana pada usia ini keberhasilan menguasai tugas-tugas perkembangan membutuhkan dasar yang kuat selama masa pertumbuhan dan memerlukan bimbingan dari orang lain (Whaley & Wong, 2001).

Toilet training adalah salah satu tugas utama dalam tahap perkembangan toddler. Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil. Toilet training ini dapat berlangsung pada kehidupan anak yaitu umur 18 sampai 24 bulan. Dalam melakukan buang air besar dan buang air kecil pada anak membutuhkan persiapan baik secara fisik, psikologis, maupun secara intelektual. Melalui persiapan tersebut diharapkan an ak mampu mengontrol buang air besar dan buang air kec il secara mandiri (Hidayat, 2005). Pada usia 3 tahun, 84% anak-anak kering sepanjang hari dan 66% kering sepanjang malam dan kemampuan untuk mengendalikan buang air bergantung pada kematangan otot dan pa da motivasi yang mereka miliki (Santrock, 2002). Dalam proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls rangsangan dan insting bahwa buang air merupakan suatu alat pemuasan untuk melepaskan ketegangan. Suksesnya toilet training tergantung kesiapan pada diri anak dan keluarga. Seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan mampu, hal ini dapat ditunjukkan anak mampu duduk dan berdiri sehingga memudahkan anak dilatih buang air besar dan buang air kecil. Demikian juga kemampuan psikologis dimana anak juga membutuhkan suasana yang nyaman agar mampu mengontrol dan konsentrasi dalam merangsang untuk buang air besar dan buang air kecil (Hidayat, 2005). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan toilet training pada anak yaitu kesiapan fisik, mental, psi kologi, dan kesiapan orangtua (Whaley &

Wong s, 1994). Ada beberapa anak yang menunjukkan tanda -tanda kesiapan toilet training pada usia 18 sampai 24 bulan, namun ada juga anak yang siap lebih awal atau lebih terlambat dari usia tersebut. Hal itulah yang akan menyebabkan orangtua tidak yakin kapan harus memulai toilet training pada anaknya dan menuntut anaknya agar anakny a mampu untuk toilet training (Kessler, 2004). Toilet training yang dilakukan oleh orangtua dan dirasa merupakan usaha yang sulit untuk anak usia toddler karena beberapa hal yaitu pada masa bayi anak sudah dianjurkan atau terbiasa memakai diapers (popok) sebagai pengganti toilet, sehingga untuk toilet training harus belajar meninggalkan kebiasaan pemakaian diapers (popok), dimana anak belum bisa menunjukkan bahasa tubuh yang membedakan apakah buang airnya hanya keinginan (perasaan) atau benar-benar kenginan anak usia toddler, khususnya bagi anak laki-laki yang tidak bisa menahan keinginannya untuk buang air (Anonim, 2000). Orangtua yang menuntut anaknya untuk toilet training sebelum anak mampu melakukannya akan menimbulkan tekanan -tekanan batin pada anak apabila disertai dengan ancaman atau hukuma n. Hal ini juga akan menimbulkan ketakutan yang mendalam sehingga sangat merugikan perkembangan psikis anak (Haditono, 1993). Menurut penelitian Blum dkk (2002) melatih anak untuk lebih awal dalam toilet training akan menimbulkan permasalahan diantaranya konstipasi dan encopresis.

Hidayat (2005) mengemukakan bahwa dampak kegagalan toilet training yang paling umum yaitu karena adanya perlakuan atau aturan yang ketat dari orangtua kepada anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak yang cenderung bersifat retentif, dimana anak cenderung akan bersifat keras kepala bahkan kikir. Hal ini terjadi apabila orangtua sering memarahi anak pada saat buang air besar dan buang air kecil atau melarang anak saat bepergian. Apabila orangtua santai dalam memberikan atura n dalam toilet training, maka anak akan dapat mengalami kepribadian eksprensif dimana anak lebih tega, cenderung ceroboh, suka membuat gara -gara, emosional dan seenaknya dalam melakukan kegiatan sehari -hari. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa toilet training pada anak usia 18-36 bulan mempunyai pengaruh terhadap kepribadian anak dan tahap perkembangan anak selanjutnya. Hasil pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta, diperoleh data tentang jumlah batita pada tahun 2009 yaitu sebanyak 759 batita. Hal ini berarti bahwa terdapat 759 anak yang sedang dan akan melakukan toilet traning. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran kesiapan toilet training pada anak usia toddler di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah Bagaimana gambaran kesiapan toilet training pada anak usia toddler di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Mengetahui gambaran kesiapan toilet training pada anak usia toddler di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus : Mengetahui kesiapan toilet training berdasarkan faktor kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan psikologis dan kesiapan orangtua pada anak usia toddler di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan dunia pendidikan ilmu keperawatan dan sebagai bahan kajian para peneliti selanjutnya mengenai kesiapan toilet training pada anak usia toddler. 2. Manfaat praktis a. Bagi orang tua Memberikan masukan atau informasi kepada orangtua mengenai kesiapan toilet training pada anak usia toddler.

b. Bagi kader posyandu dan masyarakat Memberikan informasi atau dapat menjawab pertanyaan masyarakat tentang gambaran kesiapan toilet training pada anak usia toddler di Tamantirto. c. Bagi profesi keperawatan Memperkaya pengetahuan perawat dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan bagi anak. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang serupa dengan penelitian penulis sekarang ini antara lain : 1. Dhofar (2005) dengan judul penelitian hubungan antara pola asuh ibu dengan kesiapan toilet training anak usia toddler di desa Tirtoadi Mlati Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa adanya hubungan antara pola asuh ibu dengan kesiapan toilet training anak, dimana terdapat 78,33% ibu yang tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga sehingga interaksi ibu dengan anak menjadi lebih banyak dan 96,7% anak mempunyai kesiapan toilet training yang sudah baik. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan c ross sectional dengan jenis penelitian non experiment. Instrument yang digunakan adalah berupa kuesioner kesiapan toilet training yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan Toilet Training: A Parent s Guide available from The American Academy of Pediatrics. Perbedaan pada penelitian diatas adalah bahwa penelitian ini hanya memfokuskan pada kesiapan toilet training

pada anak usia toddler dan dilakukan di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. 2. Wijayanti (2007) dengan judul Perbedaan Pola Asuh I bu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja dengan Kesiapan Toilet Training Anak Usia Toddler (26-36 bulan) di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. Pada penelitian ini terdapat 114 responden yang dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu Ibu yang bekerja sebanyak 50 orang (43,9%) dan Ibu yang tidak bekerja sebanyak 64 orang (56,1%). Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara pola asuh ibu bekerja dan ibu tidak bekerja dengan kesiapan anak toddler, dimana terdapat 98 responden (86,0%) memiliki kesiapan toilet training dalam kategori baik. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional dengan jenis penelitian non eksperiment. Instrument yang digunakan adalah berupa kuesioner kesiapan toilet training. Analisa data pada penelitian ini menggunakan rumus Chi -Square. Perbedaan pada penelitian diatas adalah tempat dilakukannya penelitian. P ada penelitian diatas penelitian dilakukan di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.