BAB I PENDAHULUAN. Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management. (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. strategis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan untuk merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Material sebagai salah satu sumber daya yang dibutuhkan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis efektivitas..., Maulana Abdillah, FE UI, Universitas Indonesia

TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Supply Chain Management. Tita Talitha,MT

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Perumusan key..., Dino Andrian, FE UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

PERFORMANCE MEASUREMENT (Pengukuran Kinerja) Supply Chain Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul July 2017

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria kepuasan konsumen seperti ketepatan dalam pengiriman, cost yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Supply Chain Management menurut para ahli, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

% Alokasi Biaya tidak langsung Kantor Pusat. Alokasi Biaya tidak langsung Kantor Pusat. Total Pengeluaran. Tahun

TECHNICAL MEETING PRACTICAL GAME MANAJEMEN LOGISTIK LOGO

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Laba Bersih Pertamina Tahun 2014 hingga 2015

BAB I PENDAHULUAN. salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendapatkan sumur

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Rantai Pasokan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembahasan Materi #1

BAB III METODOLOGI 3.1. KERANGKA PIKIR. Gambar 3.1. Kerangka Pikir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan pembatasan masalah. integrasi yang efisien antara pemasok (Supplier), pabrik (manufacture), pusat

II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi Supply Chain dan Supply Chain Management

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SCM DEPARTMENT 29 Maret 2017

MENGELOLA SUPPLY CHAIN (RANTAI PASOKAN)

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

model keputusan yang sudah ada untuk membantu manager dalam pengambilan keputusan investasi di dalam bidang Real Estate seperti kapan harus menjual

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Hakikat Rantai Pasokan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANAJEMEN OPERASIONAL. BAB VI Supply Chain

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan komoditas strategis yang mutlak dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Disusun Oleh : DONNY BINCAR PARULIAN ARUAN NPM :

BAB I PENDAHULUAN. atas beberapa perusahaan (meliputi supplier, manufacturer, distributor dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pembahasan Materi #8

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kejadian yang saling bergantung dan mempengaruhi suatu sama lain itulah akan

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.


BAB III PROFIL PERUSAHAAN. PERTAMINA Direktorat Eksplorasi & Produksi. Upaya ini sudah lama dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Supply Chain Management. Maka dari itu sistem management dalam. memaksimalkan di dalam pengiriman produk ke distributor.

Pembahasan Materi #2

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I 1. PENDAHULUAN. dan efektifitas kerja. Perkembangan teknologi internet, sebagai contoh,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Perumusan Masalah. Mengidentifikasi Entitas atau Anggota Rantai Pasok

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi rantai

KONSEP SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) PADA PROSES PRODUKSI DALAM PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU ABSTRAK

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

Pembahasan Materi #6

BAB I PENDAHULUAN. Kendatipun bergerak dalam industry yang berlainan, masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dan disampaikan kepada user dari sudut struktural. Sebuah supply chain

BAB V ANALISA DATA. M. Arif Rahmadi. Kajian penerapan..., FT UI., 2008.

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Pembahasan Materi #11

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak penting bagi dunia bisnis. bergantung pada dukungan dan kemampuan sistem TI.

BAB III METODA PENELITIAN

PERUMUSAN KEY PERFORMANCE INDICATOR FUNGSI PENGADAAN KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD TESIS

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

MANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 4 September 2015

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, serta sistematika dalam hal penulisan penelitian.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG DAN MASALAH Proses manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) telah menjadi komponen utama dari strategi persaingan untuk meningkatkan produktivitas organisasi dan merealisasikan tujuan dari perusahaan yang lebih baik seperti peningkatan daya saing, perbaikan layanan pelanggan dan peningkatan profitabilitas (Gunasekaran et al., 2001). Menurut (Sarode et al., 2011) supply chain adalah sebuah proses yang terintegrasi di mana aliran material dan informasi terdistribusi di dalam dan diantara beberapa entitas antara lain suppliers, manufacturers, distributor, retailer dan customers seperti ditunjukkan pada gambar 1.1. Tujuan utama dari supply chain management adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan/customer yang lebih efisien. Pemasok Manufacture Distributor Retailer Pelanggan Gambar 1.1. Proses supply chain Perusahaan harus memanfaatkan supply chain dan sumber daya yang dimiliki untuk membawa produk dan layanan ke pelanggan secara 1

cepat, dengan biaya serendah mungkin, dengan produk yang sesuai dan nilai terbaik secara keseluruhan (Gunasekaran et al., 2001). Ukuran kinerja menjadi hal yang penting dalam menjalanlan supply chain secara efektif dan efisien. Pengukuran kinerja supply chain memiliki peran yang penting dalam mengetahui kondisi perusahaan, apakah mengalami penurunan atau peningkatan serta perbaikan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja supply chain. Mengukur kinerja supply chain dapat memfasilitasi pemahaman yang lebih besar dan meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan (Parikshit et al., 2008). PT Pertamina EP sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi (hulu migas) mengelola supply chain untuk memenuhi kebutuhan operasional melalui divisi Supply Chain Management (SCM). Divisi tersebut mengatur dan mengelola rantai suplai barang dan jasa yang mencakup jasa outsource material dan jasa, jasa kelogistikan (warehouse, toolhouse, custom clearance, angkutan darat), layanan jasa perkantoran dan perumahan. Kegiatan supply chain di PT Pertamina EP merupakan salah satu kegiatan utama yang strategis. Kurang lebih 70-80% dari anggaran yang dialokasikan dalam kegiatan rencana kerja perusahaan merupakan aktivitas kegiatan supply chain. Kegiatan supply chain juga memiliki dampak yang signifikan pada profitabilitas perusahaan karena nilai aktivitas supply chain dalam bentuk pengadaan barang dan jasa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka penilaian kinerja supply chain menjadi hal yang sangat penting. 2

Laporan tahunan PT Pertamina EP 2014, realisasi Purchase Order (PO) yang diterbitkan oleh divisi SCM pada tahun 2014 mencapai US$ 2.519 juta dengan penghematan mencapai US$ 85 juta (3,30%). Dengan keuntungan PT Pertamina EP di 2014 sebesar USD 1.586 juta maka kontribusi penghematan pengadaan barang dan jasa terhadap keuntungan perusahaan sebesar 5.36%. Dalam tiga tahun terakhir kontribusi SCM dalam penghematan pengadaan barang dan jasa cukup signifikan seperti ditunjukkan pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Cost saving pengadaan barang dan jasa PT Pertamina EP Keterangan 2012 2013 2014 Estimasi (USD) 1,482,942,430.70 1,600,803,750.84 2,604,815,625.53 Nilai Pengadaan (USD) 1,405,117,270.79 1,512,773,897.23 2,518,942,582.93 Penghematan (USD) 77,825,159.91 88,029,853.61 85,873,042.6 Persentase Penghematan 5.25% 5.50% 3.30% Sumber: Laporan Tahunan PT Pertamina EP 2014 Kreativitas dan pelayanan yang fokus dari internal customer dalam pengelolaan pengadaan barang dan jasa membuat jumlah proses pengadaan dapat dikurangi. Hal ini menjadikan dokumen pengadaan barang dan jasa berkurang tanpa mengurangi ketersediaan barang dan jasa. Beberapa terobosan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan yaitu dengan melakukan pembuatan perjanjian jangka panjang dengan penyedia barang dan jasa dalam bentuk kontrak Call of Order (COO), serta membuat kontrak berdasarkan perfomance. 3

Tabel 1.2 Jumlah paket pengadaan PT Pertamina EP Keterangan 2012 2013 2014 Jumlah Dokumen Pengadaan 8.857 7.924 5.890 Sumber: Laporan Tahunan PT Pertamina EP 2014 Bisnis hulu migas mempunyai karakteristik high cost dan high risk, dengan karakteristik perencanaan yang selalu berubah-ubah karena permasalahan bawah tanah yang sulit di prediksi dan harga minyak yang tidak pasti. Tabel 1.3 menunjukkan perubahan yang dinamis pada perencanaan jumlah pemboran sumur di PT Pertamina EP 2015. Sesuai Work Program and Budget (WP&B) original awalnya direncanakan jumlah pemboran dan work over sumur tahun 2015 sebanyak 189 sumur namun pada akhirnya di revisi menjadi 59 sumur. Perubahan rencana kerja tersebut akan mempengaruhi kinerja SCM dalam penyediaan material dan jasa serta pengelolaan inventory, karena penyediaan material dan jasa sudah dilakukan pada awal WP&B original disetujui. Tabel 1.3: WP&B original vs WP&B Revisi 2015 Well Type RKAP Real s/d 30 Sept 2015 WP&B WP&B Original Revisi On Real Total Going Proyeksi Eksploration 17 16 10 7 3 10 10 Eksploitation 128 126 38 29 6 35 38 Work Over 47 47 15 14-14 15 Jumlah 192 189 63 50 9 59 63 Sumber : Laporan Tahunan PT Pertamina EP 2014 Permasalahan-permasalahan pada proses supply chain management tidak hanya pada perencanaan, namun juga terjadi pada proses 4

pengadaan (procurement), pelaksanaan pekerjaan (delivery) dan pembayaran (invoicing). Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, SCM sudah melakukan upaya-upaya diantaranya: a. Implementasi ERP MySAP, Procurement Information System (PIS) dan e-procurement. b. Implementasi kontrak jangka panjang (frame contract, blanket order, call of order, total vendor maintenance, outline agreement). c. Invoice tracking system. d. Key Performance Indocator (KPI) kinerja vendor. Kinerja SCM juga sudah diukur dengan penerapan Key Performance Indikator (KPI) yang ditetapkan oleh perusahaan, namun kesesuaian ukuran kinerja dengan kebutuhan perusahaan belum menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan KPI. Daya dukung terhadap pencapaian produksi dan profit masih menjadi indikator utama penyusunan KPI, sehingga KPI SCM sebagaian besar berisi indikator operasional perusahaan. Mengingat pentingnya peran divisi SCM dalam mendukung profitabilitas dan kinerja perusahaan maka kinerja SCM harus diukur dengan tepat sehingga dapat diketahui efektifitas kinerjanya dan harus dilakukan evaluasi. Menurut Gunasekaran et al., (2001) ukuran kinerja SCM harus mewakili pendekatan yang seimbang dan harus diklasifikasikan pada 5

tingkat strategis, taktis dan operasional, dan juga menjadi langkah-langkah finansial dan non-finansial. 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas diketahui bahwa kesuksesan kinerja divisi SCM sangat dipengaruhi oleh keseluruhan aktifitas supply chain mulai dari perencanaan, pengadaan (procurement), pelaksanaan pekerjaan hingga pembayaran (invoicing). Permasalahan pada salah satu rantai dapat mempengaruhi kinerja supply chain secara keseluruhan sehingga diperlukan ukuran kinerja pada masing-masing aktivitas supply chain. 1.3. PERTANYAAN PENELITIAN Penelitian ini diajukan karena di dorong oleh sejumlah pertanyaan yang terjadi dalam proses supply chain, yaitu: a. Indikator apa yang tepat untuk mengukur kinerja SCM di PT Pertamina EP? b. Upaya apa yang dapat diterapkan untuk meningkatan kinerja di divisi SCM PT Pertamina EP? 1.4. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan dan pertanyaan penilitian tersebut diatas maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 6

a. Mengukur kinerja SCM dalam mengelola proses supply chain di PT Pertamina EP dengan menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR). b. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengukuran kinerja supply chain di PT Pertamina EP dan merumuskan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kinerja SCM di PT Pertamina EP. 1.5. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya yaitu: a. Memberikan informasi terkait kinerja SCM dalam mengelola supply chain di PT Pertamina EP apabila diukur dengan metode SCOR (Supply Chain Operations Refference). b. Memberikan masukan bagi perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja divisi SCM di PT Pertamina EP. 1.6. BATASAN PENELITIAN Dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data yang lebih fokus kepada permasalahan, maka penelitian dibatasi ruang lingkup sebagai berikut: a. Penelitian pengukuran kinerja SCM dengan Model SCOR 11.0 dilakukan di PT Pertamina EP. 7

b. Masalah dibatasi pada pengukuran kinerja SCM, identifikasi faktorfaktor yang mendukung dan menghambat penerapan SCM dan merumuskan strategi dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja SCM di PT Pertamina EP. 1.7. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika pembahasan dalam penulisan penelitian ini meliputi: Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka yang mendasari topik penelitian, termasuk didalamnya adalah metode, prinsip, langkah-langkah yang akan digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. Bab III Metode Penelitian Bab ini menjabarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam hal metode pengumpulan data, metode yang digunakan, pendekatan penelitian, teknis analisa data, begitu juga studi literatur dan juga gambaran umum perusahaan dalam bentuk uraian profil perusahaan yang menjadi objek penelitian, yaitu PT Pertamina EP. Uraian ini akan 8

meliputi sejarah dan gambaran umum perusahaan beserta kegiatan operasionalnya. Bab IV Pembahasan Bab ini akan memberikan pembahasan terhadap data dan fakta yang diperoleh selama penelitian serta mencakup analisa atas pengukuran kinerja supply chain di PT Pertamina EP. Bab V Kesimpulan dan Saran Merupakan bab penutup penelitian berisi kesimpulankesimpulan yang diambil berdasarkan hasil analisa pemecahan masalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Selain itu pada bab ini juga berisi saran-saran sebagai bahan pertimbangan yang mungkin berguna bagi perusahaan. Daftar Pustaka 9