BAB II LANDASAN TEORI. berarti sama, communico, communication, atau commmunicare yang berarti

dokumen-dokumen yang mirip
Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Inggris dan mulai sangat populer hingga dekade ke 20. Definisi Humas menurut Denny Griswold dalam buku Dasar- Dasar Public

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut: cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Everything You Should Know About PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap Instansi Pemerintah Daerah memiliki bagian Humas. Baik itu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. analisa yang diteliti. Menurut Griffin mengatakan bahwa teori adalah paparan atas

PROGRAM HUMAS PT JASA MARGA (PERSERO) TBK MELALUI PELATIHAN PELAYANAN BAGI KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI DAN FOCUS OF INTEREST. Pada umumnya Humas atau Public Relations merupakan metode

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (berkomunikasi) sudah dianggap sebagai suatu kepentingan bagi public relations. Dalam

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Human Relation ( Hubungan Antar Manusia )

sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni : d. Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB V PENUTUP. Peneliti melakukan serangkaian kegiatan penelitian di lapangan. dalam usahanya memperoleh data yang diinginkan, kegiatan pengumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kognisi adalah Pengetahuan manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang

Diyah ayu amalia avina M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

KARAKTERISTIK, TUGAS, JENIS PEKERJAAN, PERANAN, RUANG LINGKUP, & fungsi PUBLIC RELATIONS. Kuliah ke-3.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi sekarang ini komunikasi merupakan suatu

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. memperkaya teori dalam mengkaji penelitian. Penulis tidak menemukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

Produksi Media PR Cetak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. kehidupan manusia. Dengan adanya komunikasi kita menjadi tahu dan

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang dilancarkan oleh Public Relations mempunyai ciri-ciri

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

OLEH PROF. DR. JAMALUDDIN, M.ED KOORDINATOR WILAYAH XIII ACEH

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai definisi Public Relations

: Aji prakoso : 1B : ILMU KOMUNIKASI

Lampiran 3. Ngaidi (Tokoh masyarakat di desa Diwak) Umar Sujadi (Kepala Desa Bergas Kidul)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi tersebut dilakukan, yaitu konteks komunikasi antarpribadi,

Dra. Dwi Pangastuti Marhaeni, M.Si

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MARKETING PUBLIC RELATIONS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ibis Hotel Jakarta Slipi) maka penulis menggunakan teori-teori dasar yang berkaitan

BAB II URAIAN TEORITIS. organisasi yang bersifat komersial maupun non-komersial. Kehadirannya tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam menyampaikannya atau dengan kata lain penyampaian informasi tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif, bahwa penelitian ini hanya terbatas pada usaha

BAB I PENDAHULUAN. pemanasan global. Pemanasan global atau yang biasa disebut dengan Global

BAB II PELAKSANAAN PKL. Berikut ini merupakan daftar jadwal kegiatan selama PKL : Tabel 2.1

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi harus berhubungan dengan pihak dari luar instansi pemerintah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, profit maupun organisasi non profit. Mulai dari yayasan,

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB I PENDAHULUAN. pers menurut Ronald D. Smith adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Laswell mendefinisikan komunikasi dengan singkat dan mudah di cerna,

URGENSI PUBLIC RELATIONS BAGI PENGEMBANGAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi adalah sebagai konsekwensi hubungan sosial (social relations).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN. mampu menerima dan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

Opini Anggota UKM Mengenai Aktivitas Corporate Social Responsibility Pembinaan UKM PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. maka akan mempengaruhi terhadap produk atau service, yaitu dengan meningkatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Teori Dasar 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Teori Komunikasi Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis yang berarti sama, communico, communication, atau commmunicare yang berarti membuat sama. Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan seharihari baik secara langsung maupun tidak langsung, verbal maupun nonverbal dengan bentuk apapun. Dalam berkomunikasi kita menciptakan persamaan pengertian mengenai informasi, ide, pemikiran dan tingkah laku. (Mulyana, 2007:46) Carl I.Hovland (Effendy, 2004:49) mengemukakan bahwa ilmu komunikasi adalah proses dimana seorang (Komunikator) menyampaikan stimulus untuk mengubah perilaku orang lain. Sedangkan menurut Everett M. Rogers mengemukakan bahwa Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Cangara, 2006:19) Berdasarkan pernyataan oleh beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikator menyampaikan pesan atau informasi melalui simbol,sinyal perilaku atau tindakan untuk dapat memberikan pengertian 9

10 kepada komunikan sehingga dapat terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih yang dapat mengubah perilaku seseorang. 2.1.1.2 Unsur-Unsur dalam Proses Komunikasi Model proses komunikasi yang ditampilkan Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management (Effendy 2004:18-19), berdasarkan paradigma Harold Lasswell, dapat digambarkan sebagai berikut: Message Media Sender Encoding Decoding Receiver Noise \ Feedback Response Gambar 2.1 Model Komunikasi Harold Lasswell 1. Sender, yaitu komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang 2. Encoding, yaitu penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. 3. Message, yaitu pesan yang merupakan seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

11 4. Media, yaitu saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. 5. Decoding, yaitu pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. 6. Receiver, yaitu komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7. Response, yaitu tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan 8. Feedback, yaitu umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. 9. Noise, yaitu gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyampaian pesan yang efektif agar pesan yang disampaikan (message) dapat diterima oleh sasaran secara tepat dengan menggunakan media yang sesuai dan tidak adanya gangguan (noise), sehingga dapat mendapatkan respon (feedback) yang baik dari komunikator (sender) sampai dengan tepat ke sasaran (receiver).

12 2.1.2 Public Relations 2.1.2.1 Pengertian Public Relations Franks jefkins mengutip pernyataan Institute of Public Relation (IPR) mendefinisikan Public Relations sebagai keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap halayaknya (Jefkins, 2004:9) Menurut Harris yang dikutip oleh Lina dan Krismiyati (2013) dalam Journal of Arts, Science and Commerce mendefinisikan bahwa Public Relations adalah proses perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi program yang mendorong kepuasan pelanggan melalui komunikasi terhadap informasi yang mengacu pada kegiatan kehumasan. Menurut Canfield yang dikutip oleh Felicia sinar sari (2011) dalam Jurnal Komunikasi Universitas Tarumangera mendefinisikan bahwa Public Relations adalah falsafah dan fungsi manajemen yang diekspresikan melalui kebijaksanaan dan kegiatan-kegiatan untuk melayani kepentingan public, melakukan kegiata komunikasi bagi publiknya untuk menciptakan pengertian dan goodwill dari publiknya. Menurut Cutlip dalam buku Effective Public Relations, Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik antara organisasi dengan public yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut ( Cutlip,

13 2009:6). Definisi tersebut menunjukkan bahwa Public Relations merupakan bagian dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, Public Relations juga mewakili fungsi yang mampu mendukung tujuan-tujuan organisasi. Public Relations berupaya mensosialisasikan kegiatan-kegiatan organisasi serta memperoleh dukungan sepenuhnya dari public yang berkepentingan terhadap kegiatan tersebut. Rosady Ruslan dalam bukunya Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations menyatakan bahwa Public Relations suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik yang dapat memperdalam kepercayaan public secara lebih baik (Ruslan,2008:8). Dapat disimpulkan dari definisi tersebut bahwa Public Relations merupakan suatu seni yang ditujukan untuk mempengatuhi public agar mempercayai suatu perusahaan. Dengan beberapa pendapat mengenai definisi Public Relations, penulis dapat menyimpulkan bahwa Public Relations merupakan fungsi manajemen untuk menumbuhkan serta mengembangkan hubungan baik yang terus berkesinambungan antara perusahaan dengan publiknya ( baik eksternal maupun internal). Maka dapat dikatakan bahwa Public Relations merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.

14 2.1.2.2 Peran Public Relations Rosady Ruslan dalam buku Kampanye Public Relations menjabarkan peran Public Relations yaitu: a. Sebagai Communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. b. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. c. Peranan Back Up Management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. d. Membentuk Corporate Image, artinya peranan Public Relations berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya (Ruslan, 2008:10). Sementara Cutlip menyatakan bahwa peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori ( Cutlip,2009:45-47): a. Penasehat ahli ( Expert Prescriber) Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu menccarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya ( Public Relationship) Hubungan praktisi pakar Public Relations dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dengan paseiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau diusulkan dari pakar Public Relations ( Expert

15 Prescriber ) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. b. Fasilitator komunikasi (Communicator Fasilitator) Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. c. Fasilitator proses pemecahan masalah ( Problem Solving Process Fasilitator) Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (Adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatau krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli Public Relations dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. d. Teknisi komunikasi (Communication Technician)

16 Peranan Communication Technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist ini resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu tingkatan, misalanya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya ( Ruslan, 2008:20-21). Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa peran Public Relations tidak hanya sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan publik internal dan eksternal, tetapi juga membantu perusahaan dalam mendapatkan goodwill atau nama baik dari masyarakat luas. Kesan positif ini didapatkan dari hasil opini publik yang terbentuk dalam pendapat masyarakat. Jika opini publik bersifat positif maka sejalan dengan itu reputasi positifpun diperoleh perusahaan atau sebaliknya.

17 2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Corporate Social Responsibility 2.2.1.1 Definisi Corporate Social Responsibility Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan (Iriantara 2004:49). Menurut Valentine dan Fleischman yang dikutip oleh Madeline dan Robert (2013) dalam Journal of Business & Economics Research mendefinisikan bahwa Corporate Social Responsibility adalah harapan masyarakat yang menjadi jembatan bagi perusahaan untuk mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dalam meningkatkan persepsi masyarakat. Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. (Kotler & Lee, 2005:4) Menurut ISO 26000, Corporate Social Responsibility (CSR) adalah : Tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusankeputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang

18 diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hokum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh (www.csrindonesia.com). 2.2.1.2 Pilar Aktivitas Corporate Social Responsibility Menurut Reza Rahman yang dikutip oleh Suherman Kusniadji (2011) dalam Jurnal Komunikasi Universitas Tarumangera,di Indonesia terdapat lima pilar aktivitas CSR,yaitu: 1. Building human capital Berkaitan dengan internal perusahaan untuk menciptakan SDM yang andal, di sisi lain, perusahaan juga dituntut melakukan pemberdayaan masyarakat. 2. Strengthening economies Perusahaan harus memberdayakan ekonomi masyarakat sekitarnya, agar terjadi pemerataan kesejahteraan. 3. Assessing social chesion Upaya menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar, agar tidak menimbulkan konflik. 4. Encouraging good governance Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya mengacu pada Good Corporate Governance (GCG)

19 5. Protecting the environment Mengharuskan perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitarnya. 2.2.1.3 Evaluasi Corporate Social Responsibility Dalam jurnal of Economics and Sustainable Development Dody Prayogo (2013) menjelaskan bahwa melakukan evaluasi program Corporate Social Responsibility, biasanya terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan. Aspek-aspek tersebut antara lain: impact, effectiveness, relevancy, sustainability dari program Corporate Social Responsibility: Impact Dengan aspek impact dari program Corporate Social Responsibility yang dibuatnya maka suatu perusahaan dapat mengetahui bagaimana keseluruhan konsekuensi program untuk para penerima program dan orang lain. Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan impact di sini adalah dampak jangka panjang di luar harapan dari perusahaan. Dengan melihat pengertian impact maka akan menjadi suatu kesulitan tersendiri untuk melihat impact yang ditimbulkan oleh suatu program karena kita harus melihat suatu proses yang kompleks dari Corporate Social Responsibility dan untuk itu diperlukan waktu yang relatif lama. Effectiveness Aspek efektivitas program Corporate Social Responsibility melihat sejauh mana perencanaan pelaksanaan program, seperti misalnya perencanaan output; perubahan yang diharapkan; dampak dan impact yang

20 diinginkan; pemanfaatan sumber daya. Dengan menerapkan konsep efektivitas maka perusahaan melihat seberapa produktifkah sumber daya yang digunakan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai output yang diinginkan. Relevancy Relevansi berarti bahwa korporasi harus melihat sebarapa jauh kesesuaian program dengan masalah yang menjadi prioritas utamanya dipandang dari kacamata stakeholder (pemanfaat program). Program yang dijalankan oleh korporasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai untuk diterapkan pada stakeholder perusahaan yang paling membutuhkan manfaat program, karena apabila tidak terdapat kesesuaian maka dapat dikatakan bahwa perusahaan telah gagal di dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility Sustainability. Sustainibility Konsep sustainability sangat erat kaitannya dengan konsep relevancy. Sustainability atau keberlanjutan program baru akan terlaksana apabila program Corporate Social Responsibility perusahaan sesuai untuk diterapkan oleh para penerima program sehingga meskipun perusahaan telah meninggalkan para stakeholder penerima program Corporate Social Responsibility masih akan tetap dapat dilaksanakan oleh para stakeholder dikarenakan adanya manfaat yang mereka rasakan dari Corporate Social Responsibility tersebut.

21 2.2.2 Persepsi 2.2.2.1 Definisi Persepsi Persepsi adalah proses menjadi sadar terhadap beberapa stimulus yang ada di sekitar kita. Persepsi merupakan proses neurologis ketika sensoris stimulus diterima, diketahui, dan diakui sebagai makna yang sederhana. Leavitt menyatakan pengertian persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Hal tersebut juga berarti bahwa setiap orang menggunakan kacamata sendiri-sendiri dalam memandang dunianya. Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka dapat diketahui bahwa proses pembentukkan persepsi merupakan proses yang terjadi pada diri individu. Persepsi masyarakat yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persepsi beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama (Liliweri 2011:153). Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:122) persepsi adalah proses dimana individu menyeleksi, mengorganisasi, dan menginterpretasikan stimulus ke dalam sebuah gambar dunia yang penuh makna dan logis 2.2.2.2 Pembentukan persepsi melalui Stimulus Menurut John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara (2006:125) pembentukan persepsi invidivu melalui stimulus dapat terjadi karena : 1. Kebutuhan

22 Kebutuhan ialah keinginan manusia terhadap benda atau jasa yang dapat memberikan kepuasan kepada manusia itu sendiri, baik kepuasan jasmani maupun kepuasan rohani. 2. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan 3. Ekspektasi Ekspektasi adalah apa yang dianggap paling mungkin terjadi, yang merupakan kepercayaan yang berpusat pada masa depan, realistis atau mungkin tidak realistis tentang perilaku atau kinerja seseorang yang sifatnya tuntutan, atau suatu perintah. 4. Respon Respon adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menamakan reaksi terhadap rangsang yang di terima oleh panca indra. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah respon adalah sikap, persepsi, dan partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang karena sikap merupakan kecendrungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika menghadapi suatu rangsangan tertentu.

23 2.3 Kerangka Pikiran Corporate Social Responsibility Impact Effectiveness Relevancy Sustainibility Persepsi Need Expectation Evaluation Respons (Journal of Economics and Sustainable Development Dody Prayogo 2013) (Kennedy dan Soemanagara, 2006:36) 2.2 Gambar Kerangka Pikiran