BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yakni angkanya dapat berbeda-beda dari satu objek ke objek yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Kecemasan menghadapi persalinan pertama

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. B. Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. perilakuan religius terhadap kesejahteraan subjektif penderita gagal ginjal kronis

BAB III. Metode Penelitian. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Stres kerja

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas : Terapi Kebermaknaan Hidup

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dimana ada pemberian perlakuan (treatment) terhadap variabel dependent.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang di olah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Eksperimen semu

BAB III. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dimaksudkan agar kebenaran yang diungkap benar-benar dapat dipertanggung

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai pembanding hasil perlakuan (Masyuri & Zainudin, 2008).

METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suryabrata (2006), variabel diartikan sebagai segala sesuatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 2. Variabel bebas (X) : Konseling Kelompok Perencanaan Karir. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2011). Sedangkan

Tabel 3 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design (Sugiyono, 2011) Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 - O4

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di SMP Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Deskriptif korelasional yaitu penelitian yang bermaksud

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan Pretest-posttest control group design. Rancangan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. tergantung, adapun variabel-variabel tersebut adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODE PENELITIAN. jawabkan atau tidak. Menurut Priyanto (dalam Puspitasari, 2009, h.29) ada dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung kronis dan berdampak bagi penderita, keluarga dan. populasi dewasa, dengan angka kejadian terbesar pada tahun kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

D. Hipotesis Penelitian. social emotional learning dalam menurunkan tingkat agresivitas pada siswa sekolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode eksperimen semu (quasy-experiment design) dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. ukuran perilaku yang digunakan untuk menilai pengaruh dari variabel bebas.

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh peneliti setelah menetapkan judul penelitiannya (Gulo, 2002: 99)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Februari 17 Maret 2014 di kelas VII SMP N 4 Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah menganalisa data dengan menggunakan angka-angka, rumus atau

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek Penelitian ini adalah sense of humor dan penyesuaian diri pada remaja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (hubungan kausalitas) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. menggunakan metode penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. penelitian. Variabel-variabel penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

61 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat, meliputi : 1. Variabel bebas : pelatihan regulasi emosi 2. Variabel terikat : kemampuan coping stress orang tua yang memiliki anak dengan riwayat gangguan skizofrenia B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi setiap variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Pelatihan regulasi emosi adalah kegiatan yang terdiri dari delapan sesi pelatihan, dengan tujuan memberikan pengertian, pengetahuan, dan ketrampilan meliputi aspek - aspek regulasi emosi menurut Gross (2009) dan Greenberg (2006), yaitu: a. Keterampilan monitoring b. Keterampilan evaluasi emosi c. Keterampilan memodifikasi emosi d. Mengekspresikan emosi Metode yang digunakan adalah experiential learning, role play, ceramah, studi kasus, kuis dan permainan. Kefektifan pelatihan regulasi emosi diukur dengan evaluasi pada akhir sesi. Peneliti memodifiikasi modul pelatihan regulasi emosi yang digunakan oleh Gross (2005). 61

62 2. Coping stress (mekanisme koping stres), merupakan proses mengatasi tekanan psikis secara dinamis yang dilakukan orang tua yang memiliki anak dengan riwayat gangguan jiwa skizofrenia. Pengukuran coping stress menggunakan skala coping positif yang digunakan oleh Sutandi (2011). C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kelompok orang tua berjumlah 12 orang (6 kelompok kontrol dan 6 kelompok eksperimen), yang memiliki anak gangguan skizofrenia, sedang menjalani perawatan di RSJD Surakarta dengan kriteria sebagai berikut : 1. Orang tua yang memiliki anak sebagai pasien dengan kriteria sebagai berikut : a. Anak didiagnosa mengalami gangguan skizofrenia 7-18 tahun sesuai penjelasan tentang usia anak dalam perspektif hukum ( 18 tahun) b. Anak memiliki riwayat gangguan skizofrenia c. Anak memiliki gangguan skizofrenia dan pernah dirawat inap lebih dari satu kali di RSJ atau sedang melakukan rawat jalan. 2. Orang tua adalah ayah dan ibu pasien sehingga mengetahui bagaimana perilaku pasien sejak kecil dalam kehidupan sehari-hari. 3. Orang tua berusia antara 45-50 tahun (sudah melalui masa dewasa). 4. Pendidikan minimal SMP. Teknik sampling untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Nonprobability sampling (Hadi, 2002). Individu tidak semuanya mendapat peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel, dikarenakan

63 peneliti menentukan kriteria dalam pemilihan subjek penelitian. Anggota sampel yang digunakan mengacu pada teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala coping stress untuk mkengukur kemampuan coping orang tua, dan SQLS untuk mengukur kualitas hidup anak yang menderita gangguan skizofrenia. 1. Skala coping stress Skala perilaku koping yang digunakan memodifikasi skala milik Sutandi (2011) berdasarkan aspek-aspek perilaku coping stress menurut Snyder dan Lopez (2005). Di dalamnya terdapat tujuh aspek coping stress meliputi menceritakan dan menuliskan masalah, menemukan hikmah dari masalah, mengambil respon positif, mencari kebermaknaan hidup, humor, melakukan meditasi (menenangkan diri), serta mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Skala coping stress tersebut memiliki koefisien reliabilitas 0,947, sehingga dapat dikatakan bahwa skala tersebut dipercaya dalam melakukan pengukuran pada coping stress. Skor validitas item bergerak mulai dari 0.316 sampai dengan 0.861. Skala coping stress terdiri atas 35 item, di dalamnya terdapat 16 item favorable dan 17 item unfavorable yang dikembangkan dalam bentuk likert

64 skala 4. Jumlah skor menunjukkan kualitas coping stress yang dilakukan oleh subjek. Semakin tinggi skor, semakin tinggi pula coping stress subjek, begitu sebaliknya. Berikut blue print skala perilaku koping terdapat pada tabel 1. Tabel 1. Blueprint Skala coping stress No Aspek Indikator Favorable Unfavorable 1 Menceritakan dan menuliskan Berbicara dengan orang lain secara lisan 10, 35 19 masalah tentang Berbicara dengan 3 20 pengalaman yang orang lain secara kurang tulisan menyenangkan 2 Menemukan hikmah dari masalah 3 Mengambil respon positif 4 Mencari kebermaknaan dalam hidup Masalah membuat diri menjadi lebih baik dari hari ke hari Menjadikan masalah sebagai suatu hal yang mnimbulkan keyakinan baru Menjadikan masalah sebagai suatu pengetahuan yang penting dalam hidup Merasionalkan segala bentuk kehilangan dan mencari manfaat sebagai pengalaman dari sebuah peristiwa 1 12, 24 2 32 4 11 5, 29 22, 30 1. Kebutuhan untuk 6 13, 31 mencapai tujuan 2. Kebutuhan nilai 7 23 3. Kebutuhan untuk 8 14, 33 dipercaya 4. Kebutuhan akan 9 21 harga diri 5 Humor Ungkapan emosi mlalui 15, 34 25 tertawa 6 Meditasi Religius, filosofis 16 28 7 Mendekatkan diri Kemampuan untuk 17 27 kepada Tuhan membayangkan, mencari, berhubungan dan berpegangan Berdoa 18 26

65 Skor coping stres bergerak mulai dari satu sampai dengan empat sesuai dengan kategori favorable dan unfavorable seperti dijelaskan pada tabel 2. Tabel 2. Skoring Skala coping stress No. Pilihan Jawaban Skoring Favorable Unfavorable 1 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4 2 Tidak Sesuai (TS) 2 3 3 Sesuai (S) 3 2 4 Sangat Sesuai (SS) 4 1 2. SQLS (Scizophrenia Quality Of Life Scale) SQLS atau Schizophrenia Quality of Life Scale merupakan skala yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup penderita skizofrenia, di dalamnya terdapat item-item tentang gejala kekambuhan pada pasien dengan gangguan skizofrenia. SQLS adalah alat ukur untuk mengetahui kualitas hidup penderita skizofrenia setelah keluarga atau pasien sendiri diberikan intervensi (Wild, 2000). SQLS memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, yaitu 0.93, yang berarti bahwa alat ukur tersebut dipercaya dalam mengukur kualitas hidup skizofrenia (Wilkinson et all, 2000). SQLS bertujuan untuk melihat perubahan perilaku pasien sebelum dan sesudah orang tua mendapatkan pelatihan regulasi emosi. SQLS digunakan sebagai guide wawancara dan observasi pada pasien dan significant person pasien.

66 E. Rancangan Eksperimen Dalam penelitian ini, rancangan yang digunakan adalah quasi-eksperimen. Kazdin (2010) menjelaskan bahwa metode tersebut sering digunakan dalam penelitian di bidang klinis yang berkaitan dengan keluarga, stres dan coping, dukungan sosial, kehilangan, dan lain sebagainya. Selain itu kekuatan dalam metode ini adalah memudahkan peneliti untuk mengontrol perlakuan dan waktu tertentu, dengan kata lain penempatan subjek pada quasi-eksperimen tidak menggunakan randomisasi dalam menentukan anggota kelompok, serta memungkinkan untuk meminimalisir adanya ancaman pada validitas (Campbell dan Stanley, dalam Kazdin 2010). Penelitian ini menggunakan model eksperimen pretest-posttest control group design, pada desain ini kelompok kontrol tidak equivalent dengan kelompok eksperimen, dikarenakan subjek telah ditetapkan sebagai anggota kelompok dengan kriteria tertentu. Kekuatan dalam desain ini tergantung pada kesamaan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Simbol ilustratif desain eksperimen menurut Campbel dan Stanley (Kazdin, 2010) tertera pada tabel 3. Tabel 3. Desain Pretest-Posttest Control Group Design menurut Campbel dan Stanley (Kazdin, 2010) Pretest Perlakuan Posttest (Non-R) KE O1 X O2 (Non-R) KK O1 -X O2 Keterangan Desain Eksperimen: KE : Kelompok Eksperimen (mendapatkan perlakuan) KK : Kelompok Kontrol (tidak mendapatkan perlakuan) O1 : Pretest (pemberian skala coping stres sebelum pelatihan) O2 : Posttest (pemberian skala coping stres setelah pelatihan) X : Perlakuan -X : Tidak mendapatkan perlakuan

67 Subjek KE diberi skala coping stres sebagai pretest, kemudian KE mendapatkan pelatihan ketrampilan regulasi emosi yang diberikan selama delapan sesi. Kemudian KE diberi skala coping stres sebagai postetst. Setelah itu KK diberi pengukuran skala coping stres sebagai pretest, karena KK tidak mendapatkan perlakuan maka diberikan skala coping stres sebagai posttest. Dalam pelaksanaan di lapangan, peneliti mengembangkan model tersebut dengan tambahan follow-up dan pengukuran pada penderita skizofrenia untuk mengetahui efektifitas intervensi. Setelah itu, anak dengan gangguan skizofrenia diukur dengan menggunakan SQLS untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan regulasi emosi pada orang tua. F. Prosedur Penelitian Peneliti menggunakan modul pelatihan regulasi emosi dalam melaksanakan penelitian. Prosedur penelitian meliputi persiapan modul dan pemilihan pelaksana penelitian. 1. Persiapan Modul Pelatihan Regulasi Emosi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan modul pelatihan regulasi emosi yang telah disusun oleh Setyowati (2015) dengan berdasarkan pada aspek regulasi emosi menurut Gross dan Greenberg (2006). Kemudian peneliti memodifikasi modul tersebut supaya sesuai dengan latar belakang dan kondisi partisipan. Berikut blueprint modul pelatihan keterampilan regulasi emosi yang akan digunakan oleh peneliti terdapat pada tabel 4.

68 Tabel 4. Blueprint Modul Pelatihan Keterampilan Regulasi Emosi Aspek Regulasi Emosi Sesi Tujuan Metode 1. Diskusi Memonitor emosi I Kemampuan untuk mengenali emosi 2. Role play 3. Ceramah 4. Game Mengevaluasi emosi II Kemampuan memilah emosi negatif dan positif 1. Diskusi 2. Game 3. Tes Memodifikasi emosi III 1. Kemampuan mengendalikan emosi 2. Kepuasan hidup meningkat 2. Persiapan Instrumen Pendukung Penelitian a. Informed Consent (Lembar Kesediaan) 1. Analisa kasus 2. Game Informed consent adalah lembar kesepakatan hak yang diterima dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh partisipan yang terlibat dalam penelitian. Informed contsent diberikan sebelum pelaksanaan intervensi, selanjutnya diisi oleh partisipan. b. Lembar Evaluasi Angket evaluasi pelatihan diberikan kepada subjek setelah pelatihan keterampilan regulasi emosi dilakukan. Angket evauasi pelatihan tersebut bersifat tertutup dengan tujuan mengetahui kelebihan dan kekurangan pelatihan yang berlangsung secara objektif. Berikut blueprint angket evaluasi pelatihan keterampilan regulasi emosi dapat dilihat dalam tabel 5.

69 Tabel 5. Blueprint Angket Evaluasi Pelatihan Regulasi Emosi No. Aspek Indikator 1. Materi Kesesuaian materi dengan tujuan penelitian 2. Fasilitator a. Penguasaan materi b. Penggunaan bahasa c. Sistematika penyajian d. Kemampuan menciptakan suasana e. Kemampuan menjawab pertanyaan f. efektifitas penggunaan media pelatihan 3. Penggunaan metode a. Ceramah b. Diskusi kelompok c. Tes d. Analisa kasus e. Games 4. Penggunaan alat Efektifitas penggunaan alat bantu bantu 5. Durasi pelaksanaan pelatihan a. Pembagian waktu b. Penggunaan waktu 3. Pemilihan Pelaksaan Penelitian Kriteria pelaksanan penelitian adalah sebagai berikut : a. Fasilitator Fasilitator merupakan profesional psikolog di bidang klinis, memiliki pemahaman mengenai regulasi emosi, dan berpengalaman di bidang terapi kelompok. Fasilitator dalam penelitian ini drencanakan berjumlah 2 orang. b. Observer Mahasiswa magister psikologi profesi yang telah melakukan praktik kerja psikologi profesi, dan berpengalaman di bidang terapi kelompok. Mahasiswa yang melakukan observasi berjumlah dua orang, hal tersebut ditujukan supaya tidak terjadi bias ataupun subjektivitas. Tugas observer di lapangan adalah untuk membantu peneliti dalam mengamati perilaku subjek guna memperkuat data penelitian.

70 G. Rancangan Intervensi Pelatihan Regulasi Emosi 1. Rancangan Persiapan Intervensi Sebelum melakukan intervensi, peneliti mempersiapkan berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan intervensi. Peneliti mengawali persiapan dengan mencari evidance based yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan coping stres melalui pelatihan regulasi emosi. Kemudian peneliti menyiapkan alat ukur untuk mengetahi peningkatan kemampuan coping istres orang tua yaitu dengan skala coping stres mengacu pada aspek coping stres menurut Carver. Peneliti kemudian menentukan kriteria fasilitator dan observer guna membantu jalannya intervensi. 2. Rancangan Pelaksanaan Intervensi Dalam intervensi yang akan dilakukan, peneliti berpedoman pada modul regulasi emosi yang disusun oleh Setyowati (2014) dan sudah dimodifikasi oleh peneliti. Dalam modul tersebut terdapat beberapa prosedur dalam pelaksanaannya, yaitu intervensi dilaksanakan selama kurang tiga sesi, di mana setiap sesinya dilaksanakan satu kali setiap minggunya dan terdapat empat sampai dengan lima langkah intervensi disetiap sesinya. Prosedur intervensi pelatihan regulasi emosi terdapat pada tebel 6.

71 Tabel 6. Rancangan Intervensi JADWAL SESI TAHAPAN METODE YANG DIGUNAKAN DURASI PERTEMUAN INTERVENSI Pertemuan 1 Sesi I Pembukaan Tahap 1 Perkenalan berupa permainan (Ice Breaking) 30 menit (total) Tahap 2 Memaparkan biodata fasilitator 20 menit Tahap 3 Kontrak pelatihan regulasi emosi 10 menit Sesi II Kondisi Tahap 1 Penayangan video 15 menit Skizofrenia Tahap 2 Berbagi pengalaman merawat penderita skizofrenia 45 menit Sesi III Memonitor Tahap 1 Mengisi lembar kerja situasi yg dihadapi ketika 30 menit Emosi merawat penderita skizofrenia Tahap 2 Simulasi dan permainan emosi 30 menit Penutupan Tahap 1 Kesan, pesan. 30 menit Pertemuan 2 Pembukaan Tahap 1 Permainan Tahap 2 Membahas Tugas Rumah atau Pertemuan sebelumnya Sesi IV Mengevaluasi Tahap 1 Aktivitas komunikasi 20 menit Emosi Tahap 2 Studi kasus dari lembar kerja situasi yg dihadapi 20 menit & Konferensi Sesi V Berlatih Relaksasi Tahap 1 Berlatih relaksasi 20 menit Sesi VI Mengekspresikan Tahap 1 Aktivitas komunikasi 20 menit Emosi Tahap 2 Bermain peran 40 menit Penutupan Tahap 1 Kesan & pesan. 30 menit Pertemuan 3 Pembukaan Tahap 1 Permainan Sesi VII Memodifikasi Emosi Tahap 2 Membahas Tugas Rumah/Pertemuan sebelumnya Tahap 1 Penayangan Video & konferensi 20 menit Tahap 2 Bermain peran 40 menit Sesi VIII Penutupan Tahap 1 Relaksasi & Kristalisasi 30 menit Tahap 2 Kesan & Pesan 30 menit

72 3. Rancangan Evaluasi dan Follow-up. Setelah melakukan intervensi, peneliti melakukan evaluasi yaitu dengan melihat perubahan pada nilai total skala coping stres secara kuantitatif. Secara kualitatif dapat diketahui melalui wawancara yang dilakukan kepada anak subjek dengan pedoman SQLS. Follow-up dilakukan kurang lebih satu minggu setelah perlakuan diberikan. 4. Kriteria Keberhasilan Intervensi Keberhasilan intervensi yang dilakukan harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Terdapat peningkatan total skor skala coping stres nilai pretest dan nilai postest. b. Terdapat peningkatan total skor SQLS baik secara kuantitatif maupun kualitatif. c. Adanya perubahan perilaku orang tua dalam mengatasi tekanan psikis yang diterima akibat kondisi anaknya yang mengalami gangguan skizofrenia, hal tersebut dapat diketahui melalui observasi dan wawancara. Selain itu, data pendukung kualitatif perubahan perilaku strategi koping orang tua dapat diketahui berdasarkan indikator koping stres adaptif. H. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann- Whitney U-Test dan Wilcoxcon T Test yang merupakan pengukuran nonparametrik. Mann-Whitney Utest digunakan untuk melihat apakah peningkatan

73 pada kelompok eksperimen signifikan, sedangkan Wilcoxcon T Test digunakan untuk melihat pengaruh pelatihan keterampilan regulasi emosi terhadap peningkatan coping stress orang tua yang memiliki anak dengan riwayat gangguan jiwa skizofrenia. Analisis dari variabel-variabel tersebut dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 19.0 for windows. Selain itu peneliti juga menggunakan analisis kualitatif untuk mengetahui dinamika psikologis koping stres keluarga yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan jurnal harian sebelum dan sesudah dilakukan terapi.