BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang penting dalam sebuah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dengan bermunculannya sekolah-sekolah baru

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS PENELITIAN. melakukan balas budi terhadap organisasi dengan bersikap dan berprilaku lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori pertukaran sosial menurut Staley dan Magner (2003) menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) Organizational Citizenship Behavior (OCB) pertama kali dipopulerkan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yang baik (SDM), berkualitas dan potensial merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda dunia mengharuskan perusahaan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organisasi ataupun perusahaan tidak akan dapat bertahan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kebutuhan yang cukup penting. Hal ini menjadikan industri jual beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Definisi Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN TEORI. A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak hal, selain kualitas SDM, sistem dalam organisasi, prosedur

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian OCB dan DOCB

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SDM merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri, Sebagaimana diketahui sebuah organisasi atau perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior (OCB) Schultz (Prihatsanti, 2010) menyatakan bahwa OCB melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Judul : Pengaruh Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Oleh karena itu sumber daya manusia harus diperhatikan, dijaga dan

II. TINJAUAN PUSTAKA Modal Sosial

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting disamping sumber-sumber daya lain yang dimiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori yang melandasi penelitian ini adalah Social Exchange Theory. Fung

BAB II LANDASAN TEORI. Cascio (2003) mengungkapkan OCB sebagai perilaku kebijaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori pertukaran sosial. Fung et

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting. Menurut Mangkunegara (2005:67) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan sumberdaya manusia yang berkualitas saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang sama. Setiap organisasi atau perusahaan beroperasi menggunakan sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Perawat bagian rawat inap Rumah Sakit X menunjukkan derajat OCB

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan bagian dari ilmu perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dinamika kerja di lingkungan industri dan organisasi akhir-akhir ini selalu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. Pembahasan mengenai Organizational Citizenship Behavior (OCB)

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

DAFTAR ISI. JUDUL i. LEMBAR PENGESAHAN ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR iv. DAFTAR ISI... v. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan.

BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Sumber : (diakses pada tanggal 03 Maret 2015)

BAB I PENDAHULUAN. dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah di seluruh Indonesia. PT Telkom memiliki 25,011 orang karyawan per

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keunggulan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting dalam suatu organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. yang tidak berorientasi untuk mencari keuntungan semata. Bahkan reward hampir

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. diperlukan, maka individu dalam organisasi memerlukan perilaku untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rahayu S. Purnami, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperlakukan dengan baik oleh organisasi, mereka akan cenderung bersikap dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior (OCB) individu yang melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan dihargai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di Indonesia yang saat ini semakin pesat memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang saling bekerja sama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Udayana (Unud) sebagai sebuah lembaga pemerintah yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat, karena perusahaan tidak hanya dihadapkan pada persaingan dalam negeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Organizational Citizenship Behavior

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (OCB) PADA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA CILEGON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja (job satisfaction) didefinisikan sebagai suatu perasaan positif

BAB V PENUTUP. bagi peneliti mendatang, dan saran bagi Pihak Manajemen Game Master.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2 nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap kemajuan di bidang-bidang lain. Sumber daya manusia merupakan aset yang p

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan tugastugas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

PSIKOBORNEO, 2017, 5 (1) : ISSN (online), ISSN (cetak), ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan perusahaan provider telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karyawan yang tidak puas dengan kerja mereka cenderung kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. PT. Trisapta Eka Maju telah menetapkan sasarannya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. habisnya. Didalam UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan Nasional,

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab pertama, akan terdapat pemaparan mengenai latar belakang permasalahan dan fenomena yang terkait. Berikutnya, rumusan masalah dalam bentuk petanyaan dan tujuan dilakukannya penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan organisasi. Peran penting tersebut, menurut Cahyono (2013) adalah sebagai pilar utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi, misi, dan tujuannya. Organisasi tentu mengharapkan sumber daya manusia atau karyawan yang berkontribusi di dalamnya, yaitu dengan memberikan kinerja yang semaksimal mungkin agar tujuan organisasi dapat tercapai. Kinerja yang baik menuntut karyawan untuk berperilaku sesuai harapan organisasi. Perilaku yang dimaksud idealnya tidak hanya mencakup in-role behavior yaitu bekerja sesuai dengan standar job description saja namun juga mencakup extra-role behavior yaitu memberikan perusahaan lebih dari pada yang diharapkan. Menurut Wright (dalam Andriani, Djalali, dan Sofiah, 2012) extra-role behavior merupakan elemen penting yang perlu lebih diperhatikan dalam organisasi dibandingkan dengan inrole behavior. Namun, extra-role behavior nampaknya luput dari perhatian organisasi. Pada umumnya organisasi hanya berfokus pada hasil dari tugas-tugas yang diberikan. Begitu pula yang terjadi di salah satu unit kerja BINUS University, yaitu Building Management. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa karyawan Building Management, peneliti menemukan perilaku-perilaku karyawan yang mengindikasikan pada extra-role behavior. Di antaranya perilaku membantu rekan kerja, dimana menurut salah satu narasumber perilaku ini sudah menjadi kebiasaan bagi karyawan. Selain itu, karyawan juga berinisiatif membuat kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan kedekatan antar karyawan, dan bersedia mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Building Management 1

2 ataupun BINUS University walaupun tidak diwajibkan, seperti berolahraga bersama di luar jam kerja atau mengikuti lomba antar divisi yang rutin diadakan oleh pihak kampus. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu usaha untuk menjaga keakraban antar karyawan agar terhindar dari konflik yang dianggap dapat mengganggu suasana saat bekerja. Akan tetapi organisasi tidak menyadari bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku ekstra yang diberikan oleh karyawan. Penilaian secara berkala yang dilakukan pun hanya berfokus pada in-role behavior. Ketidakpedulian organisasi terhadap extra-role behavior dapat merugikan organisasi itu sendiri mengingat sebuah organisasi dapat menjadi kurang efektif apabila hanya mengandalkan pada perilaku-perilaku yang ada dalam in-role behavior. Menurut Katz (dalam Cho, 2008) terdapat tiga perilaku karyawan yang diperlukan agar organisasi berfungsi dengan efektif, yaitu: (a) karyawan harus berada dalam sistem, (b) karyawan harus melaksanakan peran dan tugasnya sesuai standar yang ditetapkan, (c) menunjukkan perilaku inovatif dan spontan melampaui deskripsi perannya. Jika dianalisa, poin pertama dan kedua di atas termasuk ke dalam in-role behavior, sedangkan poin yang terakhir termasuk ke dalam extra-role behavior. Pendapat tersebut menunjukkan kehadiran extra-role behavior menjadi hal penting dalam organisasi. Dalam beberapa teminologi, extra-role behavior disebut juga organizational citizenship behavior (OCB) (Wibowo & Susilowati, 2010; Slamet, 2011). Menurut Organ, (dalam Podsakoff, dkk 2000), Organizational citizenship behavior merupakan suatu perilaku individu, yang secara tidak langsung atau eksplisit diakui oleh sistem reward, dan memberi kontribusi pada keefektifan dan keefisienan fungsi organisasi. Sedangkan Robbins dan Judge (2013) pada bukunya yang berjudul Organizational Behavior mengungkapkan bahwa organizational citizenship behavior merupakan perilaku yang bukan merupakan bagian dari persyaratan kerja karyawan, yang memberikan kontribusi untuk lingkungan dan sosial di tempat kerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa organizational citizenship behavior merupakan perilaku melebihi perannya sebagai karyawan yang memberikan kontribusi pada keefektifan organisasi.

3 Baron dan Greenberg (2003) mengemukakan bahwa organizational citizenship behavior memiliki, lima dimensi yaitu: altruism, atau perilaku membantu rekan kerja, kemudian conscientiousness, yaitu melakukan hal-hal di atas standar minimum yang diatur; sportmanship, kemauan untuk menerima kondisi-kondisi tertentu dalam perusahaan yang ternyata masih di bawah standar, tanpa mengeluh, dan courtesy, yaitu bersikap santun dan menahan diri untuk tidak bersitegang atau konflik dengan karyawan lain, serta civic virtue, yaitu perilaku karyawan yang menunjukkan adanya perhatian pada kehidupan organisasi. Istilah organizational citizenship behavior pertama kali dikembangkan oleh Organ dan Bateman pada tahun 1983 (Lo, dan Ramayah, 2009). Semenjak itu, penelitian mengenai organizational citizenship behavior semakin banyak. Salah satunya yang dilakukan oleh Alizadeh, Darvishi, Nazari dan Emami (2012) yang meneliti tentang variabel-variabel yang dapat mendahului dan menjadi konsekuensi organizational citizenship behavior. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa organizational citizenship behavior dapat didahului oleh beberapa variabel seperti, comprehensive perspective, kejelasan peran, kepemimpinan, komitmen organisasi, keadilan organisasi, dan trait individu. Variabel-variabel tersebut juga terbukti secara empiris memiliki korelasi dengan penurunan turnover dan ketidakhadiran, kepuasan dan loyalitas karyawan, serta kepuasan dan loyalitas konsumen. Robbins dan Judge (2013) mengungkapkan sebuah fakta yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai karyawan yang memiliki organizational citizenship behavior yang baik, akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan organisasi lain. Dasar pemikiran munculnya organizational citizenship behavior tidak terlepas dari fenomena yang disebut sebagai good citizen. Dalam konteks perusahaan, bentuk good citizen dapat berupa karyawan yang mematuhi semua aturan yang berlaku di perusahaan dan menampilkan perilaku sukarela bahkan ketika tidak ada seorang pun yang mengawasi (Podsakoff, dkk, 2000). Fenomena lain yang juga terdapat dalam Building Management BINUS University adalah tidak adanya wadah bagi karyawan untuk mengemukakan pendapatnya terkait berbagai aspek dalam pekerjaan, sehingga organisasi tidak memiliki infomasi mengenai aspek pekerjaan mana yang harus ditingkatkan atau

4 dipertahankan. Salah satu metode yang dapat mengukur berbagai aspek dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja. Menurut Spector (2008), kepuasan kerja merupakan sikap karyawan yang mencerminkan bagaimana perasaannya tentang pekerjaan mereka, baik dari setiap aspek pekerjaan maupun secara keseluruhan. Pendapat lain mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan menyenangkan karyawan yang diperoleh dari keuntungan dan pengalaman selama menjalankan pekerjaan (Swaminathan & Jawahar, 2013). Jadi kepuasan kerja merupakan perasaan positif dan negatif yang diperoleh dari pengalaman selama menjalankan pekerjaan dan evaluasi dari karakteristik pekerjaan. Kepuasan kerja diyakini dapat mendorong dan memengaruhi semangat kerja karyawan sehingga mereka akan berupaya untuk bekerja sebaik-baiknya dan memberikan kontribusi yang maksimal bagi perusahaan. Dengan kata lain, tingginya kepuasan kerja karyawan diharapkan dapat berimplikasi secara positif baik terhadap produktivitas karyawan itu sendiri maupun perusahaan secara keseluruhan.kepuasan kerja akan membawa karyawan pada tingkat organizational citizenship behavior yang lebih tinggi, karena seorang karyawan akan lebih rela melakukan sesuatu demi perusahaan tempat mereka bernaung jika mereka menyukai dan puas akan tempat kerja mereka (Arif & Chohan, 2012). Kepuasan kerja juga merupakan salah satu prediktor yang baik untuk mengukur organizational citizenship behavior (Alidzaeh, dkk, 2012). Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan yang dikemukakan oleh Organ & Lingl (dalam Swaminathan & Jawahar, 2013) bahwa terdapat 15 penelitian independen yang telah menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior. Menurut Schnake,dkk kepuasan kerja akan berkorelasi dengan organizational citizenship behavior karena dua alasan utama (Andriani, Djalali, dan Sofiah, 2012). Salah satunya adalah norma timbal balik, karyawan cenderung untuk membalas organisasi yang membantu atau menguntungkan mereka. Karyawan yang mengalami situasi positif dengan pekerjaan mereka akan cenderung terlibat dalam perilaku prososial. Pernyataan Schnake,dkk sejalan dengan yang dikemukakan oleh social exchange theory bahwa sikap dan perilaku karyawan terhadap organisasi ditentukan oleh persepsinya terhadap atasan dan organisasi (Lee, Kim, & Kim, 2013). Jika karyawan merasa

5 hal-hal yang diberikan oleh atasan dan organisasi sesuai dengan persepsinya, maka menurut konsep timbal balik (reciprocity), karyawan tersebut akan memberikan respon positif yang dapat menguntungkan organisasi, begitu pula sebaliknya. Selain beberapa argumen yang telah dikemukakan di atas, empat dari lima penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan positif yang signifikan dengan organizational citizenship behavior. Penelitian tersebut yakni Rahman, Shahrazad, Nasir, dan Omar (2014) yang meneliti tentang peran kepuasaan kerja sebagai mediator dalam hubungan self efficacy dan organizational citizenship behavior pada guru Indonesia. Sebanyak 208 guru dari beberapa provinsi di Pulau Sulawesi menjadi responden. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior. Artinya, semakin tinggi kepuasan kerja maka perilaku organizational citizenship behavior pada karyawan juga semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Arif dan Chohan (2012) melakukan penelitian untuk memeriksa bagaimana kepuasan kerja mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior. Data diambil dari 350 karyawan bank yang bekerja di Pakistan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki korelasi positif yang signifikan dengan organizational citizenship behavior. Metode penghitungan menggunakan multiple regression, kedua variabel tersebut memiliki nilai korelasi sebesar 57,2%. Hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukkan dalam penelitian Nida Qamar (2012) yang mengungkapkan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi memiliki dampak yang signifikan dengan organizational citizenship behavior, serta semua dimensi organizational citizenship behavior berhubungan positif dan signifikan dengan kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Hasil tersebut diperoleh dari penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki hubungan kepuasan kerja dan komitmen organisasi dengan organizational citizenship behavior. Begitu pula yng dikemukakan dalam penelitian David A. Foote dan Thomas Li-Ping Tang (2008) tentang Job Satisfaction and Organizational Citizenship Behavior: Does Team Commitment Make a Different in Self Direct Teams. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior memiliki hubungan positif dan signifikan. Hubungan ini juga di moderator oleh

6 komitmen tim, semakin tinggi komitmen tim hubungan kedua variabel tersebut akan semakin kuat. Sedangkan penelitian Mehboob dan Bhutto (2012) menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 84 anggota fakultas di tiga institusi bisnis. Hasil penelitian yang berjudul Job Satisfaction As A Predictor of Organizationsl Citizenship Behavior: A Study of Faculty Members at Business Institutes menyatakan bahwa kepuasan kerja dan organizational citizenship behavior memiliki hubungan yang lemah. Kepuasan kerja juga merupakan prediktor organizational citizenship behavior yang lemah dan kepuasan kerja hanya mempengaruhi beberapa dimensi organizational citizenship behavior yaitu Couretsy dan Altruism. Balzer, dkk (dalam Robbins & Judge, 2013) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu: pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan untuk promosi, pengawasan dan rekan kerja. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dapat membuat perusahaan sulit untuk memenuhi semua keinginan karyawan karena setiap karyawan tentu memiliki pendapat masing-masing mengenai faktor apa yang dianggap paling penting untuk memenuhi kepuasan kerjanya. Untuk itu, perusahaan perlu mengetahui faktor kepuasan mana yang paling penting bagi karyawan. Ketika perusahaan mengetahui faktor kepuasan mana yang paling penting bagi karyawan, perusahaan dapat memenuhi kepuasan kerja karyawan yang akan meningkatkan tingkat perilaku organizational citizenship behavior karyawan. Karyawan yang merasa puas akan lebih sering mengatakan hal positif tentang perusahaan, membantu rekan kerja, dan bekerja melebihi ekspektasi pekerjaannya (Robbin & Jugde, 2013). Oleh karena itu, dengan adanya fenomena yang telah dijabarkan dan didorong dengan pengembangan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti memutuskan untuk meneliti tentang "Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan Building Management BINUS University Kampus Syahdan dan Kijang".

7 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran latar belakang yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Apakah terdapat pengaruh kerpuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan Building Management BINUS University Kampus Syahdan dan Kijang?. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mengetahui adanya pengaruh kerpuasan kerja terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan Building Management BINUS University Kampus Syahdan dan Kijang.