Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC)

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

METODE PEMBEBANAN BOP

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV PEMBAHASAN. perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif. Untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA PT MUSTIKA RATU, TBK.

1. Bagaimana sistem akuntansi biaya tradisional (konvensional) yang diterapkan oleh PT. Martina Berto dalam menentukan Harga Pokok Produksi (HPP)? 2.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

ABSTRAK Kata Kunci Pendahuluan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENERAPAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SYSTEM PADA PT. ARTA MAKMUR INDUSTRI DI MAKASSAR

BAB IV PEMBAHASAN. manajemen di dalam mengambil keputusan. Manajemen memerlukan informasi yang

LAMPIRAN 1 PT TUNGGUL NAGA ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM TIAP PRODUK DALAM SISTEM TRADISIONAL

: MIRD FAHMI NPM : PEMBIMBING : Prof. Dr. DHARMA TINTRI EDIRARAS, SE., AK., CA., MBA FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. ELESKA PRIMA TIGA DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB 7. ALOKASI BIAYA BERBASIS AKTIVITAS. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

PENENTUAN HARGA PRODUK PLYWOOD MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

Diajukan oleh : Yunanto D

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK (HPP) DI PT. WIKA BETON DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC)

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang cukup berperan dalam menentukan daya saing

BAB II LANDASAN TEORI. Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

Nama : Silvia Ayu Anggraini NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI, ACTIVITY BASED COSTING DAN SISTEM BIAYA KONVENSIONAL PADA PERUSAHAAN X.

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

PERBANDINGAN PENENTUAN TARIF KAMAR HOTEL ANTARA FULL COSTING DENGAN ACTIVITY BASED COSTING PADA HOTEL TIRTONADI PERMAI SURAKARTA

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pakaian, dan lainnya. Setiap jenis usaha yang ada memiliki karakteristik yang

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

NRP : Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Moses Laksono Singgih, M.Sc, M.Reg.Sc

Pertemuan 3 Activity Based Costing

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

Akuntansi Biaya. Akuntansi Aktivitas: Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas dan Manajemen Berdasarkan Aktivitas

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing, Activity Based Management. Angela Dirman, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas FEB

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Akuntansi Biaya. Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

BAB VI PENUTUP. tarif untuk kelas Utama A Rp Utama B Rp Kelas I Rp

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Pada RSUP Dr.

ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

Penentuan Harga Pokok Kamar Hotel dengan. Metode Activity Based Costing (Studi Kasus pada Hotel Rachmad Jati Caruban) Oleh: Ratna Kusumastuti

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang.

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA HARGA POKOK PRODUKSI (Studi Kasus pada CV Putra Jaya Rotan)

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PERUSAHAAN ROTI IDEAL

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

BAB II LANDASAN TEORI

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi bisnis (Warren, Reeve & Fess 2006: 236). Semakin derasnya arus

ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Perbandingan Penentuan Harga Pokok pissn : X Kamar Hotel Antara Full Costing Dengan pissn :

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

Penerapan Activity Based Costing (ABC) Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus Pada RSAB Muhammadiyah Probolinggo)

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghasilkan produk. Sistem akuntansi biaya tradisional yang selama ini

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PERHIASAN PERAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI PT. X SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Cost Kamar Hotel Pada XYZ Hotel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Penentuan Biaya Overhead Produk Teh Hijau Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) Masitoh 1, Hadi Setiawan 2, Sirajuddin 3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa masitoh_12ipa3@yahoo.com 1, hadi_s@ft-untirta.ac.id 2, sirajd_udin@ft-untirta.ac.id 3 1, 2, 3 ABSTRAK CV. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan teh hijau kemasan. Wilayah pemasarannya meliputi Provinsi Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Peluang pemasaran yang cukup potensial dan menjanjikan karena sistem pemasaran CV. X yang SMART (sistem direct selling, yakni bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan), Namun dari segi manajemen keuangan perusahaan tersebut masih perlu adanya perbaikan, karena belum adanya pencatatan secara baik dengan menggunakan komputer (pencatatan masih secara manual dan masih jarang dilakukan). Selain itu persaingan harga antara perusahaan lain harus menjadi dasar perusahaan tersebut dalam melakukan persaingan bisnis sehingga diperlukan analisis perhitungan biaya yang telah diterapkan perusahaan dengan perhitungan biaya yang mampu meningkatkan akurasi biaya dan mengefisienkan biaya produksi (biaya overhead) agar mampu menghasilkan biaya produk yang minimal tanpa mengurangi kualitas produk, dan salah satu alternatifnya adalah melalui penerapan analisis sistem Activity Based Costing (ABC) dalam meningkatkan akurasi biaya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai hasil perhitungan menggunakan metode Activity Based Costing dan metode tradisional. Activity Based Costing merupakan salah satu metode penentuan biaya produk terbaik yang membebankan keseluruhan biaya ke dalam aktivitas-aktivitas perusahaan dengan mengonsumsi sumber daya yang menjadi pemicu biaya (cost driver), dalam penentuan aktivitas-aktivitas biaya tersebut, dengan penerapan Activity Based Costing (abc) CV. X dapat mengelola aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya perusahaan sehingga dapat diperoleh biaya overhead dan harga jual yang minimal dan akurat. Berdasarkan hasil pengolahan data, biaya overhead menggunakan metode abc memiliki selisih 1.645.666,67 dari metode terapan perusahaan (metode Volume Based Costing/tradisional). Kata kunci: Activity Based Costing, biaya overhead, pembebanan biaya aktivitas, cost driver PENDAHULUAN Persaingan bisnis dalam bidang penjualan teh hijau cukup tinggi didaerah ibu kota Jakarta dan sekitarnya, hal tersebut harus dapat dijadikan sebagai titik mula suatu perusahaan yang bergerak di bidang tersebut untuk melakukan strategi yang tepat dalam melakukan efisiensi aktivitas yang diharapkan dapat mengurangi biaya produksi sehingga diperoleh biaya produksi minimum. CV. X cukup berbeda dengan perusahaan teh hijau lain, hal tersebut terlihat dari sistem pemasaran yang SMART dan merupakan usaha bisnis keluarga yang cukup lama berdiri, Namun dari segi manajemen keuangan perusahaan tersebut masih perlu adanya perbaikan, karena belum adanya pencatatan secara baik dengan menggunakan komputer (pencatatan masih secara manual dan masih jarang dilakukan). Selain itu persaingan harga antara perusahaan lain harus menjadi dasar perusahaan tersebut dalam melakukan persaingan bisnis sehingga diperlukan analisis perhitungan biaya yang telah diterapkan perusahaan dengan perhitungan biaya yang mampu meningkatkan akurasi biaya dan mengefisienkan biaya produksi (biaya overhead) agar mampu menghasilkan biaya produk yang minimal tanpa mengurangi kualitas produk, dan salah satu alternatifnya adalah melalui penerapan analisis sistem Activity Based Costing (ABC) dalam meningkatkan akurasi biaya. Metode activity based costing merupakan salah satu metode analisis biaya terbaik yang mampu menganalisis biaya bukan hanya berdasarkan jumlah produk namun juga dari segi konsumsi aktivitasaktivitas perusahaan, berbeda dengan metode konvensional yang menganalisis biaya hanya berdasarkan. Perusahaan yang telah menerapkan sistem ini dapat memperoleh kelebihan dan keuntungan diantaranya adalah mengatasi distorsi biaya yang dibebankan kepada volume produk, meningkatkan akurasi biaya dan mengefisienkan biaya produksi (biaya overhead) sehingga diharapkan dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berdasarkan aktivitasaktivitas biaya yang dikonsumsi. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk menentukan biaya overhead menggunakan metode terapan perusahaan dan metode activity based costing serta membandingkan biaya overhead antara kedua metode tersebut.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode activity based costing, dengan tahapan diantaranya mengidentifikasi dan menggolongkan biaya kedalam berbagai aktifitas, penentuan kelompok biaya yang homogen, penentuan tarif kelompok percost pool, pengalokasian biaya overhead ke dalam produk, setelah itu melakukan perbandingan harga produk, dan perbandingan biaya overhead antara metode perusahaan dengan metode abc. Activity Based Costing (ABC) adalah pendekatan penentuan biaya produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan aktifitas. Dasar pemikiran pendekatan penentuan biaya ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya biaya. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke obyek biaya berdasarkan penggunaannya. ABC memperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Biaya Overhead menggunakan Metode Terapan Perusahaan Tabel 11 Metode Perusahaan (Metode Volume Based Costing) Teh Hijau Provinsi Jakarta Jenis biaya biaya bahan baku biaya tenaga kerja langsung biaya overhead harga pokok produksi total biaya jumlah produksi biaya perunit 6.017.833,33 6.000 1.002,97 2.100.000,00 6.000 350,00 24.984.333,33 6.000 4.164,06 33.102.166,67 Harga Pokok Produksi perunit 5.517,03 Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa semakin tinggi maka semakin tinggi pula biaya overhead dan harga pokok produksinya, hal tersebut dikarenakan metode perusahaan lebih mengacu kepada metode volume based costing yang didasarkan atas yang dihasilkan. Penentuan Biaya Overhead Menggunakan Metode Activity Based Costing Penentuan biaya overhead menggunakan Metode Activity Based Costing, dengan tahapan pertama adalah mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas-aktivitas No. 1 Pengadaan bahan baku Tabel 1 Identifikasi Aktivitas Aktivitas 2 Pengadaan bahan penolong Transportasi bahan-bahan (baik bahan baku maupun bahan 3 penolong) Pengerjaan proses produksi: a. Pembungkusan 1 (membungkus teh hijau dengan plastik klip besar) 4 b. Pembungkusan 2 (mencetak, memotong dan mengelem, memasukkan kemasan ke dalam plastik luar, memasukkan produk ke dus besar) 5 Distribusi produk Suatu kebutuhan dikategorikan sebagai facility level apabila kebutuhan tersebut menunjang proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan dengan baik, Suatu kebutuhan dikategorikan sebagai product level apabila kebutuhan tersebut berkaitan dengan produk spesifik dan biasanya dikerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit yang diproduksi atau dijual, dan dikategorikan sebagai unit level apabila kebutuhan tersebut besarnya proporsional dengan jumlah unit produksi. Pada pengelompokkan biaya ini, biaya yang dikelompokkan hanya biaya yang termasuk ke dalam sumber daya tidak langsung. no Tabel 2 Penggolongan Aktivitas kebutuhan Kategori Aktivitas 1 gaji manajer produksi product level 2 penyusutan peralatan product level 3 biaya transportasi penjualan product level 4 gaji manajer pemasaran product level 5 biaya promosi product level 6 gaji staf pemasaran@3 orang product level 7 penyusutan kendaraan (5%) Facility Level 8 biaya perbaikan dan pemeliharaan mobil Facility Level 9 gaji dan upah administrasi Facility Level 10 biaya administrasi dan umum Facility Level 11 biaya listrik dan air Facility Level 12 beban sewa tempat Facility Level 13 Pembelian mesin press Facility Level 14 biaya penjualan unit level 15 biaya bahan penolong unit level 16 transportasi bahan dan bahan baku unit level 17 gaji dan upah pemasaran unit level 18 Pembelian dus besar unit level

Tahapan selanjutnya penentuan kelompok biaya yang homogen. Pada tahap ini masing-masing biaya dikelompokkan ke dalam cost driver yang sejenis, guna memudahkan perhitungan tarif biaya overhead percost pool pada langkah selanjutnya. Tabel 3 Penentuan Kelompok Biaya Homogen Cost Pool Jenis Biaya Overhead Pabrik Cost Driver 1 2 gaji manajer produksi penyusutan peralatan biaya bahan penolong transportasi bahan baku gaji dan upah pemasaran biaya penjualan biaya promosi gaji staf pemasaran@3 orang Pembelian dus besar biaya administrasi dan umum gaji manajer pemasaran biaya listrik dan air gaji dan upah administrasi 3 beban sewa tempat luas persegi 4 penyusutan kendaraan (5%) biaya perbaikan dan pemeliharaan mobil biaya transportasi penjualan 5 Pembelian mesin press jumlah mobil jumlah mobil jumlah mobil Jumlah karyawan pengepressan setelah melakukan pengelompokkan aktivitas biaya ke dalam cost driver yang homogen, maka diperlukan pengalokasian aktivitas biaya ke dalam masing-masing cost driver perjenis produk. Tabel 4 Alokasi Biaya Percost Pool Berdasarkan Cost Driver disesuaikan dengan pemacu biayanya (cost driver) yang telah disebutkan pada bagian-bagian sebelumnya yakni pada penentuan biaya yang homogen. Tabel 5 Penentuan Tarif Kelompok Cost Pool 1 Provinsi Jakarta cost pool 1 1 gaji manajer produksi 3.000.000,00 2 penyusutan peralatan 100.000,00 3 biaya bahan penolong 1.000.000,00 4 transportasi bahan baku 800.000,00 5 gaji dan upah pemasaran 20.000.000,00 6 biaya penjualan 20.000.000,00 7 biaya promosi 1.800.000,00 8 gaji staf pemasaran@3 orang 3.600.000,00 9 Pembelian dus besar 429.000,00 total 50.729.000,00 (unit) 18000 tarif biaya overhead 2.818,28 Tabel 6 Penentuan Tarif Kelompok Cost Pool 2 Provinsi Jakarta cost pool 2 1 biaya administrasi dan umum 363.000,00 2 gaji manajer pemasaran 3.000.000,00 3 biaya listrik dan air 711.000,00 4 gaji dan upah administrasi 4.000.000,00 total 8.074.000,00 jam kerja (jam) 60 tarif biaya overhead 134.566,67 jenis produk teh hijau provinsi jakarta dan banten teh hijau provinsi jawa barat jumlah produk (unit) jam kerja (jam) luas persegi (m2) jumlah mobil (unit) Jumlah karyawan khusus pengepresan 6000 30 300 1 1 12000 30 300 2 2 18000 60 600 3 3 Tabel 7 Penentuan Tarif Kelompok Cost Pool 3 Provinsi Jakarta cost pool 3 1 beban sewa tempat 1.800.000,00 total 1.800.000,00 luas persegi (m 2 ) 600 tarif biaya overhead 3.000,00 Tahapan selanjutnya adalah penetapan tarif kelompok percost pool, Setelah mengelompokkan biaya berdasarkan kesamaan cost driver maka masing-masing biaya yang memiliki kesamaan cost driver dipisahkan untuk dapat dihitung tarif biaya overhead percost pool. Terdapat 5 cost pool (5 kelompok biaya) pada penentuan tarif kelompok teh hijau Provinsi Jakarta Dan Banten. Masing-masing kelompok cost pool

Tabel 8 Penentuan Tarif Kelompok Cost Pool 4 Provinsi Jakarta cost pool 4 1 penyusutan kendaraan (5%) 1.000.000,00 2 biaya perbaikan dan pemeliharaan mobil 1.800.000,00 3 biaya transportasi penjualan 10.800.000,00 total 13.600.000,00 jumlah mobil (unit) 3 tarif biaya overhead 4.533.333,33 Tabel 9 Penentuan Tarif Kelompok Cost Pool 5 Provinsi Jakarta cost pool 5 1 Biaya pembelian mesin press 750.000,00 total 750.000,00 jumlah karyawan khusus pengepressan tarif biaya overhead 250.000,00 Tahap akhir adalah Pengalokasian Biaya Overhead Ke Dalam Produk, Pada tahap ini akan diketahui harga pokok produksi perunit. Tabel 10 Pengalokasian Biaya Overhead Teh Hijau Provinsi Jakarta Biaya bahan baku langsung 6.017.833,33 Biaya tenaga kerja langsung 3.150.000,00 Biaya overhead Cost pool 1 16.909.666,67 Cost pool 2 4.037.000,00 Cost pool 3 900.000,00 Cost pool 4 4.533.333,33 Cost pool 5 250.000,00 Total biaya overhead 26.630.000,00 Harga pokok produksi 35.797.833,33 Jumlah produk (unit) 6.000 Harga Pokok Produksi perunit 5.966,31 Selisih biaya overhead pada teh hijau dengan pendistribusian ke Provinsi Jakarta dan Banten dengan di Provinsi Jawa Barat adalah 52.893.000,00 sedangkan selisih harga pokok produksi perunitnya sebesar 1.926,08 hal tersebut menunjukkan bahwa pembebanan biaya lebih besar pada teh hijau dengan pendistribusian ke Provinsi Jawa Barat, walaupun besarnya jumlah unit teh hijau yang didistribusikan di Provinsi Jawa Barat 2x dari jumlah unit teh hijau yang didistribusikan di Provinsi Jakarta dan Banten, hal tersebut dikarenakan konsumsi biaya aktivitas yang 3 lebih besar pada biaya overhead dibandingkan untuk Provinsi Jakarta dan Banten. Perbandingan Metode Perusahaan Dan Metode Activity Based Costing (ABC) Jenis pendistribusian provinsi jakarta dan banten provinsi jawa barat Tabel 13 Perbandingan Biaya Overhead Metode Perusahaan Overhead 24.984.333,33 81.168.666,67 Metode Abc 26.630.000 79.523.000 Selisih 1.645.666,67 Keterangan overhead rendah pada metode perusahaan overhead rendah pada metode abcc Berdasarkan perbandingan antara perhitungan overhead metode perusahaan dengan perhitungan overhead metode ABC diketahui bahwa metode ABC menghasilkan perhitungan biaya yang lebih tinggi untuk teh hijau provinsi jakarta dan banten. Meskipun perhitungan biaya baik untuk biaya overhead dengan metode ABC lebih tinggi dari pada metode perusahaan, tetapi metode ABC mencatat biaya produksi yang benar-benar terjadi pada setiap proses produksi. Hal ini dapat dipahami karena ABC melakukan usaha yang lebih besar untuk menyeimbangkan pemakaian sumberdaya, biaya, aktivitas dan produk. Oleh karena itu, informasi ini sangat diperlukan oleh manajemen dalam usaha meningkatkan efisiensi produk. Analisa Metode Perusahaan (Metode Volume Based Costing/Metode Tradisional) Metode yang telah diterapkan perusahaan adalah metode volume based costing/metode tradisional yang menekankan penentuan biaya overhead dan harga pokok produksi hanya berdasarkan jumlah unit produk, berbeda dengan metode abc yang menekankan kepada pemicu biaya bukan hanya jumlah unit produk. Pada penentuan harga pokok produksi perunit masingmasing jenis biaya dibagi dengan si untuk mengetahui besarnya biaya perunit, besarnya biaya overhead bernilai konstan walaupun jumlah unit produksi senantiasa berubah, namun untuk mengetahui harga pokok produksi perunit sesuai perhitungan standar, maka masing-masing jenis biaya termasuk biaya overhead dibagi si. Metode volume based costing merupakan perhitungan yang memperhitungkan harga pokok produksi dari biaya-biaya yang melekat pada produk langsung ditambahkan dengan biaya overhead dan ditambahkan dengan biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Kemudiaan dihitung rata-ratanya dengan cara membagi jumlah tersebut dengan bersangkutan. Biaya yang dikalkulasikan meliputi, biaya produksi langsung, biaya overhead pabrik, biaya

pemasaran dan biaya administrasi dan umum yang akan menghasilkan harga pokok produksi. Analisa Penentuan Biaya Overhead Menggunakan Metode Activity based costing Identifikasi aktivitas pada perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode activity based costing merupakan langkah awal yang perlu dirinci dari awal bahan baku dipesan hingga produk jadi yang siap untuk didistribusikan, hal tersebut dikarenakan dengan rincian aktivitas akan diketahui banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk melakukan aktivitas tersebut. Aktivitas yang dilakukan oleh CV. X untuk produk teh hijau meliputi 5 aktivitas dengan sub sub aktivitas pada aktivitas pengerjaan proses produksi yang merupakan alur pembuatan teh hijau sebelum sampai keapada aktivitas distribusi produk. Adanya biaya bahan baku langsung dan upah tenaga kerja langsung (yang mencakup upah mencetak kemasan, upah pemotongan dan pengeleman, upah memasukkan kemasan ke plastik luar, upah mengemas dan upah memasukkan produk ke dalam dus besar) bukan merupakan biaya overhead sehingga tidak diikutsertakan dalam pengelompokkan biaya (cost pools). Pengelompokkan aktivitas ke dalam kategori aktivitasaktivitas biaya berdasarkan pada pemicu biaya (cost driver) yang dikonsumsi oleh aktivitas-aktivitas tersebut. Keistimewaan metode activity baesd costing adalah metode abc mampu merinci hingga lebih dari 1 cost driver berbeda dengan metode tradisional yang hanya mengonsumsi 1 cost driver yakni. Oleh karena itu abc menekankan kekomplekskan pengeluaran biaya yang disebabkan oleh aktivitas. Kelompok biaya yang dikategorikan sebagai unit level activities karena aktivitas-aktivitas biaya bergantung dari seberapa banyak unit produk yang dihasilkan atau dipasarkan. Kelompok biaya yang dikategorikan sebagai product level activities karena aktivitasaktivitas baya tersebut tidak dipengaruhi oleh unit produk atau batch produk akan tetapi biaya yang dikeluarkan guna menndukung produk yang diproduksi atau mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Sedangkan kelompok biaya yang dikategorikan sebagai facility level activities karena semua aktivitas biaya tersebut mampu menopang atau mendukung semua kegiatan yang berkenaan dengan penyediaan fasilitas bagi perusahaan. Kelompokkelompok biaya tersebut kemudian dikelompokkan menjadi kelompok biaya yang homogen (berdasarkan kesamaan cost driver atau kesamaan pemicu biaya yakni faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya aktivitas). Setelah penentuan kelompok biaya homogen, selanjutnya adalah penentuan tarif percost pool (perkelompok biaya) dengan 5 cost pools, penentuan tarif cost pools berdasarkan masing-masing produk yakni teh hijau provinsi Jakarta dan banten serta teh hijau provinsi jawa barat. Tarif cost pools pada kedua produk besarnya hampir sama namun berbeda pada penentuan tarif kelompok cost pool 1 dan cost pool 4 yakni pada gaji dan upah pemasaran, biaya penjualan serta biaya transportasi penjualan, hal tersebut dikarenakan si produk teh hijau provinsi jawa barat lebih tinggi dibandingkan si produk teh hijau provinsi Jakarta dan banten sehingga konsumsi biaya yang dikeluarkan lebih banyak. Pengalokasian Biaya Overhead Ke Dalam Produk pada tahap akhir dari metode abc mengalokasikan semua cost pools yang telah dihitung sebelumnya ke dalam biaya overhead dari masing-masing produk, sehingga dengan mudah menghitung harga pokok produksi. Analisa Perbandingan Metode Perusahaan Dan Metode Activity based costing (ABC) Perbedaan antara metode abc dengan metode perusahaan terletak pada keakuratan penggunaan pemicu biaya (cost driver), pada metode perusahaan cost driver yang digunakan hanya 1 pemicu biaya yakni jumlah unit produk, sedangkan pada metode abc penggunaan cost driver lebih dari 1 yakni jam kerja manusia, luas persegi,, jumlah mobil, dan jumlah karyawan khusus pengepressan. pada perbandingan biaya overhead, selisih antara kedua metode menunjukkan keakuratan metode abc dalam perhitungan biaya berdasarkan konsumsi biaya aktivitas. Meskipun perhitungan biaya overhead maupun harga pokok produksi dengan metode ABC lebih tinggi dari pada metode perusahaan, tetapi metode ABC mencatat biaya produksi yang benar-benar terjadi pada setiap proses produksi. Hal ini dapat dipahami karena ABC melakukan usaha yang lebih besar untuk menyeimbangkan pemakaian sumberdaya, biaya, aktivitas dan produk. Oleh karena itu, informasi ini sangat diperlukan oleh manajemen dalam usaha meningkatkan efisiensi produk. Terjadinya perbedaan pengalokasian Biaya Overhead Pabrik dan perbedaan Harga Pokok Produksi (HPP), karena Activity Based Costing (ABC) menggunakan aktivitasaktivitas sebagai pemacu untuk menentukan seberapa besar setiap overhead tidak langsung dari konsumsi setiap produk teh hijau. Adanya penggunaan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu menunjukkan bahwa metode ini lebih mengutamakan keakuratan. Tingkat akurasi ini sangat penting bagi perusahaan dalam menetapkan keputusan yang berkaitan dengan manajemen perusahaan, Sehingga dapat digunakan untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Penentuan biaya overhead menggunakan metode terapan perusahaan dengan menjumlahkan biaya keseluruhan dari biaya perdepartemen kecuali departemen produksi, dengan nilai sebesar

24.984.333,33 untuk biaya overhead produk teh hijau yang didistribusikan ke Provinsi Jakarta dan Banten sedangkan untuk biaya overhead produk teh hijau yang didistribusikan ke Provinsi Jawa Barat sebesar 81.168.666,67. Pada penentuan menggunakan metode ini didasarkan atas jumlah unit produksi, penggunaan biaya overhead lebih besar terjadi pada biaya overhead produk teh hijau yang didistribusikan ke Provinsi Jawa Barat. Penentuan biaya overhead menggunakan metode abc melalui beberapa tahapan yaitu mengidentifikasi dan menggolongkan biaya-biaya perusahaan ke dalam berbagai aktifitas, penentuan kelompok biaya yang homogen, penentuan tarif kelompok percost pool, dan selanjutnya pengalokasian biaya overhead ke dalam produk. Besarnya biaya overhead produk teh hijau yang didistribusikan ke Provinsi Jakarta dan Banten menggunakan metode abc adalah 26.630.000,00, sedangkan untuk Provinsi Jawa Barat sebesar 79.523.000,00. Pada penentuan biaya menggunakan metode abc didasarkan atas 5 pemicu biaya yakni jumlah unit produk,, luas persegi, jumlah mobil dan jumlah karyawan khusus pengepressan, penggunaan biaya overhead lebih besar terjadi pada biaya overhead produk teh hijau yang didistribusikan ke Provinsi Jawa Barat serta perbandingan biaya overhead antara metode terapan perusahaan dengan metode abc menghasilkan selisih sebesar 1.645.666,67. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan keakuratan dari metode abc dalam melakukan perhitungan biaya berdasarkan konsumsi biaya aktivitas. DAFTAR PUSTAKA Informasi Akuntansi (Jenius), Vol. 1 No. 1 Januari 2011, Hal. 25. Masyhudi, Am. 2008. Analisis Biaya Dengan Metode Activity Based Costing Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unissula Di Rumah Sakit Pendidikan, Tesis, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas kedokteran, Universitas Diponegoro. Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi 2, BP STIE YKPN, YK. Polimeni, R dan Cashin J.A.. 1985. Akuntansi Biaya 1. Penerbit Erlangga. Jakarta. Saputri, D. 2012. Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap Pada Rs Hikmah, Skripsi, Jurusan Akuntasni, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin Makassar. Satriansyah, M. 2011. Perbandingan Rasio Marjin Kontribusi Produk Teh Hijau Cv. Smk Dengan Produk Pesaing, Laporan Kerja Praktek, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tunggal. A.W. 1995. Activity Based Costing untuk Manufakturing dan Pemasaran. Harvindo, Jakarta. Wulandari, H. 2007. Analisis Penerapan Sistem Activity Based Costing (Abc) Dalam meningkatkan Akurasi Biaya Pada Pt.Martina Berto, Tugas Akhir, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. Yulianti. 2006. Penerapan Activity Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap, Tugas Akhir, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin. Ciptani, M.K. 2001. Peningkatan Produktivitas Dan Efisiensi Biaya Melalui Integrasi Time & Motion Study Dan Activity- Based Costing, Jurnal fakultas ekonomi universitas Kristen petra, Vol. 3, No. 1, Mei 2001: 30 50. Cooper, R and Robert K.S. 1993. The design of Cost Manajement System : Text, Cases and Reading, Prentise-Hall. Nurwijayanti, V.E. 2010. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Body And Soul Clothing Di Ambarukmo Plaza Yogyakarta, Naskah Publikasi, Jurusan Informasi Amikom, Yogyakarta. Hansen, D.R and Mowen M.M. 2004. Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta. Haposan, E. 2006. Analisis Penetapan Harga Pokok Produksipepaya (Carica Papaya) Dengan Metode Activity Based Costing Pada Pt. Cipta Daya Agri Jaya Di Bogor Jawa Barat, Skripsi, Pogram Ekstensi Manajemen Agribisnis Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.. Kotler, P. 1994. Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol Jilid II. PT Prehalindo. Jakarta. Marismiati, 2011. Penerapan Metode Activity-Based Costing System Dalam Menentukan Harga. Jurnal Ekonomi Dan