Judul : Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Pelatihan Profesi Pada Kinerja Auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali Nama : Ni Made Regina Amandani Nim : 1315351153 ABSTRAK Kinerja auditor merupakan hasil dari kerja auditor dalam melaksanakan penugasan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar atau tidak. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja auditor antara lain komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pelatihan profesi. Auditor yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan kinerjanya dalam mewujudkan tujuan organisasi. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus memiliki gaya kepemimpinan yang baik sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengarahkan bawahannya yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kinerja. Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian khusus auditor yang diharapkan dapat membantu auditor dalam melakukan kerja di lapangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pelatihan profesi pada kinerja auditor kantor akuntan publik di Provinsi Bali. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, sedangkan metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Banyaknya sampel penelitian yang digunakan adalah 46 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) komitmen organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor yang menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap komitmen seorang auditor pada suatu kantor akuntan publik maka akan semakin mempengaruhi kinerjanya, (2) gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kinerja auditor yang menunjukkan bahwa semakin baik cara memimpin seorang pimpinan di suatu kantor akuntan publik maka akan semakin mempengaruhi kinerja auditornya, (3) pelatihan profesi berpengaruh positif pada kinerja auditor yang menunjukkan bahwa semakin sering pelatihan yang diberikan kepada auditor di suatu kantor akuntan publik maka kinerja auditor akan cenderung meningkat. Kata Kunci: Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Pelatihan Profesi, Kinerja Auditor 1
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINILITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii ix x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 8 1.3 Tujuan Penelitian... 8 1.4 Kegunaan Penelitian... 9 1.5 Sistematika Penulisan... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 11 2.1.1 Teori Keagenan... 11 2.1.2 Pengertian Audit... 12 2.1.3 Jenis Audit... 13 2.1.4 Jenis Auditor... 14 2.1.5 Kinerja Auditor... 15 2.1.6 Komitmen Organisasi... 17 2.1.7 Gaya Kepemimpinan... 19 2.1.8 Pelatihan Profesi... 21 2.2 Hipotesis Penelitian... 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 25 3.2 Lokasi Penelitian... 26 3.3 Objek Penelitian... 27 3.4 Identifikasi Variabel... 27 3.5 Definisi Operasional Variabel... 28 3.6 Jenis dan Sumber Data... 30 3.6.1 Jenis data... 30 3.6.2 Sumber data... 31 3.7 Populasi dan Sampel... 32 3.7.1 Populasi... 32 3.7.2 Sampel... 32 2
3.8 Metode Pengumpulan Data... 33 3.9 Pengujian Instrumen... 35 3.9.1 Uji Validitas... 35 3.9.2 Uji Reliabilitas... 36 3.10 Uji Asumsi Klasik... 36 3.10.1 Uji Normalitas... 36 3.10.2 Uji Multikolinieritas... 37 3.10.3 Uji Heteroskedastisitas... 37 3.11 Analisis Deskriptif... 38 3.12 Analisis Regresi Linear Berganda... 38 3.12.1 Koefisien Determinasi (R 2 )... 39 3.12.2 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 39 3.12.3 Uji Hipotesis (Uji t)... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian... 41 4.2 Karakteristik responden... 42 4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian... 46 4.3.1 Uji Validitas... 46 4.3.2 Uji Reliabilitas... 48 4.4 Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 49 4.4.1 Uji Normalitas... 49 4.4.2 Uji Multikolinearitas... 50 4.4.3 Uji Heteroskedastisitas... 50 4.5 Statistik Deskriptif... 51 4.6 Analisis Regresi Linear Berganda... 52 4.6.1 Koefisien Determinasi (R 2 )... 54 4.6.2 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 55 4.6.3 Uji Hipotesis (Uji t)... 55 4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 57 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 60 5.2 Saran... 61 DAFTAR PUSTAKA... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 68 3
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 3.1 Rincian Daftar Nama dan Alamat Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali 2016... 26 3.2 Jumlah Auditor Kantor Akuntan Publik... 33 4.1 Daftar Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner... 43 4.2 Perincian Pengembalian dan Penggunaan Kuesioner... 43 4.3 Karakteristik Responden... 44 4.4 Hasil Uji Validitas... 47 4.5 Hasil Uji Reliabilitas... 48 4.6 Hasil Uji Normalitas... 49 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas... 50 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 51 4.9 Hasil Statistik Deskriptif... 51 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 53 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 )... 54 4.12 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 55 4.13 Hail Uji t... 56 4
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Desain Penelitian... 25 5
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian... 68 2 Tabulasi Jawaban Responden... 74 3 Uji Validitas... 76 4 Uji Reliabilitas... 80 5 Uji Normalitas... 84 6 Uji Multikolinearitas... 85 7 Uji Heterokedastisitas... 86 8 Statistik Deskriptif... 87 9 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda... 88 6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori keagenan merupakan teori yang mengemukakan mengenai hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Agen merupakan pihak yang dikontrak oleh prinsipal untuk bekerja demi kepentingan prinsipal tersebut. Agen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaan yang diberikan oleh prinsipal. Teori agensi mengasumsikan bahwa tiaptiap individu baik prinsipal maupun agen semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri yang akan menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen. Adanya faktor kepentingan masing-masing pihak antara prinsipal dan agen dapat menimbulkan konflik yang dalam teori ini disebut dengan Asymmetric Information (AI) (Arifin, 2007 dalam Satwika, 2015). Asymmetric Information (AI) merupakan ketidakseimbangan informasi yang disebabkan karena adanya distribusi informasi yang tidak sama yang terkait dengan sebuah transaksi bisnis (Astika, 2011:4). Ketidakikutsertaan prinsipal di dalam mengelola bisnis mengakibatkan timbulnya ketergantungan terhadap agen. Ketergantungan tersebut memberikan celah kepada agen untuk memanipulasi pekerjaan yang akan dilaporkan untuk kepentingan pribadinya. Setiap periode tertentu, agen akan memberikan laporan pertanggungjawaban kepada prinsipal yang digunakan sebagai dasar di dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Oleh karena pentingnya laporan 7
keuangan tersebut, timbul rasa keraguan prinsipal terhadap agen. Untuk mengurangi rasa keraguan prinsipal terhadap agen, kantor akuntan publik diperlukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan mengaudit laporan keuangan perusahaan dan kemudian memberikan pernyataan kewajaran. Halim (2015:14) menyatakan bahwa Kantor Akuntan Publik merupakan lembaga yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan telah mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang No.5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di bidang jasa. Jasa yang diberikan oleh akuntan publik yaitu berupa jasa atestasi dan non atestasi (Jusup, 2014:21). Kinerja suatu Kantor Akuntan Publik yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja para akuntannya. Profesi akuntan memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pemerintah, kreditor, investor, debitur, pemegang saham, karyawan, juga bagi masyarakat dan pihakpihak lain yang berkepentingan (Boyton & Kell, 2006:16 dalam Suseno, 2013). Dengan kata lain profesi akuntan sangat penting bagi para stakeholder dari suatu perusahaan. Mulyadi (2002:4) menyebutkan bahwa masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan dari audit yang dilakukan oleh akuntan publik. Danielle E. Warren dan Miguel Alzola (2008) menyebutkan bahwa secara umum tanggung jawab auditor bertindak secara objektif. Profesi akuntan publik memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan perusahaan. Menurut Rahmawati (2011), profesi akuntan memiliki peran yang 8
sangat penting bagi masyarakat yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab auditor. Seorang auditor dalam proses audit memberikan opini kewajaran dengan judgment yang didasarkan pada kejadian masa lalu, sekarang, maupun masa yang akan datang (Jamilah dkk, 2007). Seorang auditor harus mampu menyajikan informasi yang memiliki relevansi, reliabilitas, daya uji, netralitas, dan disajikan dengan tepat. Keberadaan auditor juga tidak terlepas dari adanya kebutuhan manajemen mengenai pertanggungjawaban dan transparansi atas kinerja perusahaan. Auditor harus memediasi berbagai perbedaan kepentingan yang dimiliki oleh para pelaku bisnis dan masyarakat. Agar dapat menjalankan perannya, auditor harus selalu menjaga mutu dan kualitas jasa yang diberikannya kepada kliennya. Seorang auditor harus memiliki profesionalisme yang tinggi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Hasil audit dari seorang auditor harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan baik buruknya pertanggungjawaban yang diberikan tergantung dari kinerja auditor. Menurut Yanhari (2007) dalam Satwika (2015), Kinerja auditor adalah kemampuan dari seorang auditor dalam menghasilkan temuan atau hasil dari kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan yang dilakukan dalam satu tim. Kinerja auditor merupakan suatu tindakan ataupun pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Goldwasser (1993) dalam Hanif (2013) menyatakan bahwa pencapaian kinerja auditor yang lebih baik harus sesuai dengan standar dan kurun waktu tertentu, yaitu : mutu menyelesaikan pekerjaan dengan bekerja berdasarkan 9
pada seluruh kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan yang dimiliki oleh auditor, hasil kerja yang dapat diselesaikan dengan target yang menjadi tanggung jawab pekerjaan auditor serta kemampuan untuk memanfaatkan sarana dan prasarana penunjang pekerjaan dan yang terakhir ketepatan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan. Peningkatan kinerja dalam suatu pekerjaan dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, yaitu kondisi yang berasal dari dalam individu atau yang sering disebut dengan faktor individual dan juga kondisi yang berasal dari luar individu yang sering disebut dengan faktor situsional. Faktor individual meliputi pengalaman, jenis kelamin, kesehatan, dan karakteristik psikologis yang terdiri dari komitmen organisasi dan locus of control. Sedangkan faktor situsional meliputi gaya kepemimpinan, hubungan sosial dan budaya organisasi. Salah satu faktor individual yang mempengaruhi peningkatan kinerja adalah komitmen organisasi. Komitmen organisasi dapat diciptakan apabila anggota dari organisasi menyadari hak dan kewajibannya sebagai anggota tanpa melihat jabatan ataupun kedudukan masing-masing individu. Bariyima (2012) menyebutkan bahwa keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh seberapa besar komitmen organisasi yang dimiliknya. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Randall, 1990 dalam Nouri dan Parker, 1998). Auditor yang memiliki komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan gaya kepemimpinan yang baik terhadap tempat ia bekerja, auditor akan memiliki rasa yang besar untuk membela organisasinya, 10
berusaha meningkatkan prestasinya serta memiliki keyakinan yang pasti dalam hal mewujudkan tujuan organisasi (Arifah, 2012). Rendy (2012) menyebutkan bahwa secara signifikan variabel komitmen organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Meyer et al. (1989) dan Fernando et al. (2005) mengemukakan bahwa hubungan komitmen organisasi dengan kinerja adalah positif. Faktor situsional yang mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan. Menurut Uman (2010:269) para pemimpin sangat memainkan peran dalam membantu sebuah kelompok, organisasi ataupun masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Salah satu faktor dari keberhasilan atau kegagalan yang dialami oleh sebagian besar organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki oleh orang-orang yang ditugaskan untuk memimpin organisasi tersebut (Siagian,1997). Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan dalam mempengaruhi bawahannya sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi harus memiliki gaya kepemimpinan yang baik sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengarahkan bawahannya. Hasil penelitian dari Heny (2015) menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh pada kinerja auditor. Penelitian menurut Trisnaningsih (2007) juga membuktikan bahwa adanya pengaruh positif antara gaya kepemimpinan dan kinerja auditor. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wati dkk (2010), komitmen organisasi berpengaruh positif pada kinerja auditor. 11
Selain gaya kepemimpinan, auditor juga harus menjalani pelatihan profesi yang mencakup aspek teknis maupun pendidikan umum. Dalam praktiknya, seorang auditor akan dihadapkan pada permasalahan dalam mengerjakan tugas pengauditan, bekal pengetahuan yang didapatkan selama dibangku perkuliahan belum cukup untuk mengaplikasikannya kedalam praktik mengaudit. Oleh karena itu, pelatihan profesi yang diberikan oleh kantor akuntan publik dianggap perlu untuk membantu auditor dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut Tian-Hui (2009), pelatihan dan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap informasi dan keterampilan dalam pengambilan keputusan. Pencapaian keahlian auditor dimulai dengan mengikuti pendidikan formal dan kemudian dikembangkan melalui pengalaman dalam melakukan praktik audit. Boner dan Walker (1994) menyebutkan bahwa pengalaman yang didapat dari program pelatihan mempunyai pengaruh yang besar di dalam peningkatan keahlian auditor. Eynon et al. (1997) menyatakan bahwa pelatihan sangat dibutuhkan untuk membangun akuntan yang sukses. Pelatihan yang harus di lakukan oleh seorang auditor tersebut dapat berupa berbagai kegiatan seperti mengikuti seminar, lokakarya, symposium, dan kegiatan yang menunjang keterampilan mengenai audit lainnya. Viator (2000) menyebutkan bahwa faktor penting yang dapat membangun keberhasilan dari suatu pelatihan adalah adanya kepercayaan dan komitmen antara pelatih dan auditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cholifah (2010) mengenai pengaruh supervisi dan pelatihan pada kinerja auditor junior membuktikan bahwa pengaruh supervisi dan pelatihan mempunyai pengaruh yang signifikan. 12
Penelitian ini dimotivasi oleh banyaknya kasus kegagalan audit belakangan ini yang telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat mengenai ketidakmampuan profesi akuntan dalam melaksanakan tugasnya secara maksimal. Salah satu kasus yang baru-baru ini terjadi yaitu kasus Akuntan Publik Ben Ardi, CPA pada tahun 2015 dimana Akuntan Publik Ben Ardi, CPA terbukti belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA) dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen. Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat juga mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Padahal profesi akuntan mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, juga bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Pelatihan Profesi Pada Kinerja Auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. 13
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah. 1) Apakah komitmen organisasi berpengaruh pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali? 2) Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali? 3) Apakah pelatihan profesi berpengaruh pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah. 1) Untuk menguji pengaruh komitmen organisasi pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali 2) Untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali 3) Untuk menguji pengaruh pelatihan profesi pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. 14
1.4 Kegunaan Penelitian 1) Kegunaan teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pelatihan profesi pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan mengenai pengaruh komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pelatihan profesi pada kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali dan menambah daftar pustaka lingkungan akademis. 2) Kegunaan praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan, sumbangan pemikiran, dan bahan pertimbangan mengenai komitmen organisasi, gaya kepemimpinan dan pelatihan profesi agar dapat menjadi bahan evaluasi di masa yang akan datang oleh pihak pimpinan Kantor Akuntan Publik maupun auditor dalam menjaga dan meningkatkan kinerjanya. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab lainnya, yang disusun secara terperinci untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta terarah mengenai masing-masing bab dalam skripsi ini. Penulis mengemukakan sistematika penyajian sebagai berikut : 15
BAB I Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan yang diawali dengan uraian latar belakang masalah, perumusan pokok masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penyajian. BAB II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan landasan teori yang mendukung penelitian, hasil penelitian sebelumnya yang terkait dan digunakan sebagai acuan dengan penelitian yang dilaksanakan sekarang, serta rumusan hipotesis penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab ini memuat tentang gambaran umum dari lokasi peneliti, deskripsi dari hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB V Simpulan Dan Saran Bab ini menguraikan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan, dan saran-saran yang diberikan sesuai dengan simpulan yang diperoleh. 16