GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

dokumen-dokumen yang mirip
Elemen Penilaian BAB VIII

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2,3. Dosen Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

RISET FASILITAS KESEHATAN LABORATORIUM 2011

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM RSHS

1. SOP pemeriksaan lab 1. Brosur pelayanan lab 2. Panduan pemeriksaan lab (ext) tersedia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA INSTALASI LABORATORIUM TAHUN 2015 RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS JL. DANAU SUNTER UTARA, SUNTER PARADISE I, JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

JUMLA H EP SOP pendaftaran 2. Bagan alur pendaftaran. 3. Kerangka acuan (kepuasan pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

PENERAPAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL LABORATORIUM TUBERKULOSIS PADA FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA MATARAM TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

SOP PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL LAB SOP PELAYANAN LABORATURIUM DILUAR JAM KERJA SK DAN SOP PELAYANAN DI LUAR JAM KERJA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.

MANAJEMEN LABORATORIUM KLINIK BERDASARKAN PERMENKES NOMOR 411/MENKES/PER/III/2010

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS SUKALUYU Jln. Bojongsari Sukamulya, Sukaluyu Cianjur Telp

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

CEKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN AKREDITASI POKJA ASESMEN PASIEN (AP)

Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

SK AKREDITASI BAB I EP NAMA DOKUMEN ADA TDK ADA SK Ka Puskesmas ttg jenis pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

INTERPRETASI HASIL PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan minat para tenaga kerja kesehatan (Riono, 2007). tuntutan masyarakat akan suatu pelayanan kesehatanpun meningkat, di

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 364/MENKES/SK/III/2003 TENTANG LABORATORIUM KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 59 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN.

Per/II/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DOKUMENTASI

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM BAB I PENDAHULUAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

ESENSI TIAP BAB STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS (SERI MATERI PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI FKTP)

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri

URAIAN JABATAN. 1. Nama Jabatan : Kepala Laboratorium Mikrobiologi Klinik. MKDI untuk mencapai kompetensi dokter yang ditetapkan

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

UJI KUALITAS SERUM SIMPANAN TERHADAP KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH DI POLTEKKES KEMENKES KALTIM

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri farmasi berkembang pesat seiring dengan berkembangnya

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

KATA PENGANTAR QUALITY CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Universitas pembina di Indonesia. Universitas Gadjah Mada yang berlokasi

Laboratorium medik Persyaratan khusus untuk mutu dan kompetensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

No Kode DAR2/Profesional/582/010/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 010: CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

Transkripsi:

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk : Menunjang dan atau menetapkan diagnosis Pemberian pengobatan Pemantauan hasil pengobatan Penentuan prognosis Untuk meningkatkan suatu hasil pemeriksaan laboratorium, mutlak perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality assurance). yang mencakup berbagai komponen kegiatan. Salah satu komponen tersebut adalah kegiatan praktek laboratorium yang benar (Good Laboratory Practice / GLP). Komponen GLP meliputi : A. Organisasi B. Pencatatan dan pelaporan C. Ruangan dan fasilitas penunjang D. Peralatan laboratorium E. Bahan laboratorium F. Spesimen G. Metoda pemeriksaan H. Bakuan mutu I. Pemantapan mutu J. Keamanan laboratorium A. ORGANISASI organisasi disesuaikan dengan jenis dan jenjang laboratorium yang bersangkutan Tenaga : - Dokter Spesialis Patologi Klinik - Dokter umum + pengalaman di bidang laboratorium - Sarjana bidang kesehatan - Analis kesehatan Komunikasi - Intern (dalam laboratorium itu sendiri) : horizontal / vertikal - Ekstern (antar laboratorium lain / unit lainnya yang terkait) - Penanggung jawab laboratorium harus dapat mengadakan komunikasi ekspertis / keahlian / konsultatif untuk memberikan penjelasan kepada pemakai jasa.

Pendidikan & pelatihan bagi tenaga laboratorium secara berkesinambungan : formal & informal B. PENCATATAN DAN PELAPORAN Diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kesalahan dalam pencatatan & pelaporan akan mempengaruhi aktivitas laboratorium. Pencatatan Pelaporan Penyimpanan dokumen Pemusnahan dokumen :- kegiatan pelayanan - keuangan - logistik - kepegawaian : - kegiatan rutin : harian, triwulan, tahunan - khusus : kasus-kasus KLB, HIV - hasil pemeriksaan : - surat permintaan pemeriksaan laboratorium - hasil pemeriksaan laboratorium - surat permintaan dan hasil rujukan - setelah 5 tahun C. RUANGAN DAN FASILITAS PENUNJANG ruang penerimaan - ruang pemeriksaan - ruang administrasi Fasilitas Penunjang : Kamar mandi / WC pasien dan petugas laboratorium Penampungan / pengolahan limbah laboratorium Fasilitas keamanan kerja Ventilasi yang cukup Penerangan yang cukup Air bersih yang mengalir

D. PERALATAN LABORATORIUM Sebelum menentukan jenis alat yang akan dibeli, perlu dipertimbangkan beberapa faktor, yaitu : Sesuai dengan kebutuhan jenis pemeriksaan, vol spesimen, jumlah pemeriksaan Sesuai dengan fasilitas yang tersedia, misal : luas ruangan, listrik dan lain-lain Tersedianya tenaga yang ada untuk mengoperasikan alat tersebut. Tersedianya reagensia dan kontinuitas pengadaannya Sistem alat Pemasok / vendor : o mempunyai reputasi yang baik, memiliki fasilitas uji fungsi. o menyediakan petunjuk operasional alat. o menyediakan pelatihan dan pelayanan purna-jual Terdaftar di DepKes (BPOM) Nilai ekonomis Pemilihan pemasok Evaluasi peralatan baru, baik sebelum / sesudah pembelian alat yang mencakup : - kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur - kesesuaian alat dengan lingkungan dan lain-lain. Penggunaan dan pemeliharaan alat (maintenance) Pemecahan masalah kerusakan alat (trouble shooting) Kalibrasi peralatan Penanggung jawab alat (umumnya setiap alat tidak digunakan oleh hanya satu orang saja). E. BAHAN LABORATORIUM Macam / jenis Dasar pemilihan Pengadaan harus diperhitungkan : - reagen - standar - bahan kontrol - air - media : - kualitas bahan - produksi pabrik yang telah dikenal - deskripsi lengkap dari bahan / produk - masa kadaluarsa yang panjang - volume / isi kemasan - mudah diperoleh di pasaran - biaya tiap satuan (nilai ekonomis) - pemasok / vendor - kelancaran & kesinambungan pengadaan - terdaftar di DepKes (BPOM) : - tingkat persediaan - perkiraan jumlah kebutuhan - waktu yang dibutuhkan untuk mensuplai bahan tersebut. Tingkat persediaan harus sama dengan jumlah persediaan yaitu : persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.

Persediaan minimum adalah jumlah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan operasional normal sampai pengadaan berikut. Jumlah safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang sangat dibutuhkan di luar kebutuhan rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Untuk menetapkan perkiraan jumlah kebutuhan dapat didasarkan pada jumlah pemakaian / pembelian bahan dalam periode 6 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemakaian / pembelian bahan dalam periode 6 12 bulan yad. Penyimpanan harus diperhatikan : - perputaran pemakaian : FIFO ( First In First Out) - suhu / kelembaban. - lama penyimpanan ( lihat kadaluarsa & incompabilitynya) F. SPESIMEN Macam : - darah (serum / plasma) - urin - faeces - dan lain-lain Persiapan : - pasien (puasa, diet, obat-obatan, alkohol, merokok, umur, ras, kehamilan, aktivitas fisik, demam, trauma, variasi harian) Pengambilan, syarat-syarat : - peralatan - wadah - pengawet / tidak - waktu pengambilan yang paling baik - lokasi pengambilan yang tepat - volume spesimen yang dibutuhkan Pemberian identitas - tgl & jam - nama pasien - jenis kelamin - umur - no register laboratorium - pemeriksaan laboratorium yang diminta

Pengolahan Penyimpanan dan pengiriman spesimen Perhatikan juga : - spesimen yang telah diambil harus segera diolah dan diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah oleh faktor-faktor misalnya: terjadinya penguapan, pengaruh suhu, terkena paparan sinar matahari terkontaminasi oleh kuman. : - bila spesimen tidak dapat langsung diperiksa, maka spesimen tersebut harus disimpan dengan memperhatikan persyaratan penyimpanan untuk tiap-tiap spesimen : - apakah perlu antikoagulan / tidak - wadah yang dipakai - stabilitas spesimen tersebut. Bila spesimen yang diterima oleh laboratorium tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka laboratorium tersebut harus menolaknya G. METODA PEMERIKSAAN Pemilihan metoda pemeriksaan perlu dipertimbangkan : 1. Tujuan pemeriksaan Tiap pemeriksaan sensitifitas & spesifisitas yang berbeda-beda. Pemeriksaan dengan sensitifitas yang tinggi terutama dipersyaratkan untuk tujuan pemeriksaan penyaring. Metoda yang baik adalah yang mempunyai sensitifitis & spesifisitis setinggi mungkin. 2. Kecepatan hasil pemeriksaan yang diinginkan, misalnya : pada keadaan gawat darurat. 3. Rekomendasi resmi dari lembaga / badan yang diakui atau organisasi profesi. H. BAKUAN MUTU Bakuan mutu dapat dibagi beberapa jenis berdasarkan jenjang hierarki dalam suatu organisasi. Pada umumnya jenjang dokumen bakuan mutu terbagi atas 3 jenjang : 1. Normatif (Pedoman Mutu / Kebijakan Mutu) Yang memuat segala kebijakan dalam hal mutu yang berlaku dalam laboratorium yang bersangkutan. Dari pedoman ini harus tercermin secara garis besar sasaran mutu yang ingin dicapai & segala upaya yang dilakukan agar sasaran mutu tersebut dapat benar-benar tercapai. 2. Tingkat menengah : Prosedur Tetap ( Standard Operating Prosedure / SOP) Yang memuat langkah-langkah utama dalam mengerjakan suatu aktifitas. Contoh : SOP Pendaftaran & Penerimaan Pasien / Spesimen SOP Pengadaan Reagensia SOP Pemeriksaan dan sebagainya 3. Teknis : Petunjuk Teknis / Instruksi Kerja yang mengatur bagaimana segala langkah teknis harus dilakukan. Contoh : SOP yang disebut diatas, secara umum dirinci langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menganalisa sampel.sebagai petunjuk teknis untuk mendukung Protap tersebut perlu

dibuatkan pedoman bagi masing-masing analit (parameter pemeriksaan) sehingga akan tersedia, misalnya : Petunjuk Teknis Pemeriksaan Glukosa Petunjuk Teknis Pemeriksaan HBs Ag dan sebagainya I. PEMANTAPAN MUTU 1. Pemantapan Mutu Internal PMI adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium sendiri secara rutin, teratur dan terus menerus terhadap setiap tahap pemeriksaan mulai dari tahap praanalitik, analitik sampai pasca analitik, agar dapat memperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Berbagai kegiatan dalam PMI ini antara lain : Kalibrasi peralatan Uji kualitas air Uji kualitas reagens Uji kualitas antigenik-antisera Uji ketelitian ketepatan 2. Pemantapan Mutu Eksternal PME adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Setiap laboratorium harus mengikuti PME tersebut. Kegiatan ini merupakan pengecekan terakhir dari kegiatan pemantapan mutu. Dalam mengikuti kegiatan PME ini, pelaksanaan pemeriksaan haruslah tidak dilakukan secara khusus, tapi dilakukan sama seperti yang dilakukan pada pemeriksaan sehari-hari. 3. Audit Adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan didalam laboratorium. Audit dapat dilakukan oleh petugas yang sudah senior di laboratorium yang bersangkutan (internal audit) atau oleh pihak lain di luar laboratorium (external audit) 4. Validasi Hasil Merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan, termasuk disini adalah cross-check. 5. Akreditasi Merupakan inspeksi yang dilakukan oleh badan yang berwenang untuk menentukan apakah suatu laboratorium layak dan kompeten untuk melakukan suatu pelayanan laboratorium. 6. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan & pelatihan harus direncanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, serta dilaksanakan dan dipantau pelaksanaannya. J. KEAMANAN LABORATORIUM Setiap petugas laboratorium harus memahami dan menguasai : 1. Hal-hal umum yang berkaitan dengan pencegahan infeksi

2. Pengaturan dan tata ruang laboratorium 3. Penggunaan peralatan laboratorium 4. Sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi 5. Pengelolaan spesimen 6. Pengelolahan limbah 7. Pengamanan terhadap : bahan kimia bahan radioaktif infeksi mikroorganisme fasilitas hewan percobaan keadaan darurat Agar semua tindakan keamanan laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik perlu dibentuk Tim Keamanan Laboratorium.