INFOKES, VOL. 5 NO. 1 Februari 2015 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013, Volume 2, Nomor 1, Januari 2013 Online di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

dalam pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Adapun salah satu upaya dilakukan melalui suatu sistem jaminan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. medis. Sistem pelayanan rekam medis adalah suatu sistem yang. pengendalian terhadap pengisian dokumen rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS ADMINISTRASI KLAIM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL RAWAT JALAN RSUD KOTA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Indonesia mempunyai Sistem Kesehatan Nasional yang. merupakan pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 1 Januari Jaminan Kesehatan Nasional ialah asuransi

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

Dyah Ernawati 1, Eni Mahawati Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 50131

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. miskin (Pasal 28H UUD 1945). Kesadaran tentang pentingnya. jaminan perlindungan sosial terus berkembang hingga perubahan

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit harus memberikan mutu pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : EVALUASI PENERAPAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat. beragam macamnya, di antaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Kesehatan RI,Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis,Jakarta: 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19 ayat1. 1

Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 1. representasi bagi data tersebut. Dalam bidang kesehatan, koding berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan sehingga

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan. rawat darurat. Rustiyanto (2010), mengatakan bahwa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN. No.983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit umum adalah

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMKESMAS DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam KEPMENKES RI No. 377/MENKES/SK/ III/2007 tentang. Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan disebutkan bahwa

Fungsi dan Tata Kelola RM dalam Pelayanan Kesehatan. Radita Ikapratiwi Fetty Siti N Tiara Melodi M

BAB 1 PENDAHULUAN. Klasifikasi dan kodefikasi penyakit, Aspek hukum dan etika profesi, Manajemen rekam medis & informasi kesehatan, Menjaga mutu rekam

ANALISA KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN BEDAH NON ASURANSI DI RSU AISYIYAH KUDUS PADA TRIWULAN I TAHUN 2015

Angka Random. No. Rekam Medis. No. Data

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

Lampiran I. Panduan Wawancara. NO Uraian Jawaban /Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, STIKES Bakti Nusantara, Gorontalo,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

[Internet]. Tersedia dalam [Diakses pada tanggal 24 Maret 2014].

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional dan Millenium

Transkripsi:

ANALISIS PENGELOLAAN REKAM MEDIS RAWAT INAP PASIEN KANKER BPJS KESEHATAN UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN PEMBIAYAAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014 Oleh: Devi Pramita Sari APIKES Citra Medika Surakarta Email: devimita17@yahoo.com ABSTRAK Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sekarang berganti nama BPJS Kesehatan yang mulai operasional pada tanggal 1 Januari 2014. Pembiayaan kesehatan pasien rawat inap penyakit kanker program Jamkesmas masuk dalam kategori sepuluh besar penyakit yang menyerap biaya tertinggi. Studi pendahuluan menunjukkan terjadi permasalahan pembengkakan pembiayaan pelayanan kesehatan Jamkesmas dikarenakan kurangnya pengetahuan pihak rumah sakit mengenai sistem pembayaran klaim Jamkesmas dengan pembiayaan yang didasarkan pada kelengkapan catatan data dalam rekam medis. Pelaksanaan program BPJS Kesehatan oleh Manajemen Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta bersama Tim BPJS Kesehatan menggunakan pedoman utama adalah catatan rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan untuk mendukung pengelolaan pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta tahun 2014. Penelitian ini dilakukan menggunakan survei deskriptif metode kualitatif dengan pendekatan cross sectional study. Obyek penelitian adalah kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan. Subyek penelitian diambil secara purposive berjumlah 4 orang terdiri dari 3 informan utama dan 1 informan triangulasi yang dilakukan wawancara dengan indepth interview. Hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat mengetahui bahwa tahapan kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan dilaksanakan dengan tahapan verifikasi yang berfungsi sebagai syarat pengajuan klaim pembiayaan. Manajemen rumah sakit perlu untuk menetapkan Standar Prosedur Operasional pencatatan lembaran wajib dalam rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan sehingga catatan diagnosis rekam medis legible (mudah terbaca), spesifik dan lengkap serta memudahkan pelaksanaaan koding. Kata kunci : rekam medis rawat inap, pasien kanker, BPJS Kesehatan. PENDAHULUAN Rumah sakit adalah bagian yang amat penting dari suatu sistem kesehatan. Dalam jejaring kerja pelayanan kesehatan, rumah sakit menjadi simpul utama yang berfungsi sebagai pusat rujukan. Rumah Sakit adalah organisasi yang bersifat padat karya, padat modal, padat teknologi dan padat ketrampilan (Wike, 2009). Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 26

Kesehatan adalah hak dan investasi setiap orang. Semua warga negara berhak atas kesehatannya termasuk masyarakat miskin. Dalam rangka meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan sebagai kebutuhan dasar, khususnya bagi masyarakat miskin, Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan program jaminan kesehatan sosial, dimulai dengan program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin/JPKMM atau lebih dikenal dengan program Askeskin (2005-2007) yang kemudian berubah nama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang. Askeskin maupun Jamkesmas kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial (Depkes RI, 2011). Salah satu masalah kesehatan tercakup dalam penjaminan pelayanan kesehatan program Jamkesmas yang menjadi beban ekonomi bagi individu, keluarga, dan negara adalah penyakit kanker. Program Jamkesmas tahun 2010 mengeluarkan dana sebesar lebih dari Rp 143 milyar untuk rawat inap penderita kanker di ruang kelas III rumah sakit. Sedangkan data PT Askes tahun 2010 menunjukkan pengobatan kanker menempati urutan ke-4 dalam penyerapan biaya. Pada tahun 2011, terjadi lonjakan bermakna dalam pembiayaan kanker program Jamkesmas sebesar 8%. Jenis kanker yang dibiayai didominasi oleh kanker payudara (30%) dan kanker serviks (24%) (Puskom Publik Kemenkes RI, 2012). Kanker adalah salah satu penyakit katastropik. Penyakit katastropik berasal dari catastrophic yang berarti bencana atau malapetaka, merupakan penyakit yang high cost, high volume dan high risk sehingga banyak para penentu kebijakan mengkhawatirkan terjadinya pembengkakan biaya penyakit sehingga penyelenggaraan asuransi kesehatan tidak mencantumkan penyakit tersebut ke dalam paket manfaatnya (Budiarto, 2012). Pembiayaan kesehatan pasien kanker rawat inap Jamkesmas di salah satu rumah sakit di Kota Semarang pernah mengalami masalah pembengkakan biaya kesehatan di tahun 2008. Pembengkakan pembiayaan ini membutuhkan dana untuk menutup kekurangan pembiayaan klaim Jamkesmas tersebut. Kurangnya dana operasional pemeliharaan kesehatan akibat pembengkakan pembiayaan kesehatan pasien Jamkesmas di rumah sakit menyebabkan terhambatnya kegiatan penyediaan layanan kesehatan pasien termasuk layanan selama rawat inap kepada pasien kanker payudara program Jamkesmas yang notabene menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Pembengkakan pembiayaan pelayanan kesehatan disebabkan oleh ketidaklengkapan pencatatan diagnosa sekunder yang menjadi pendukung bagi diagnosa utama dalam catatan rekam medis. Hal ini menyebabkan pembayaran klaim hanya ditujukan pada diagnosa utama yang tercatat dalam data rekam medis, sedangkan pembiayaan terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk diagnosa sekunder tidak mendapatkan ganti pembiayaan dari dana klaim. Hal ini menyebabkan pembiayaan kesehatan rawat inap Jamkesmas membengkak dan memerlukan covering pembiayaan (Abdullah, 2013). Catatan rekam medis ini digunakan sebagai dasar pengajuan klaim dan bahan analisis biaya pelayanan kesehatan pasien Jamkesmas termasuk untuk pelayanan rawat inap. Data yang bersumber dari rekam medis di masa kini semakin penting dengan berkembangnya pengelolaan data rekam medis elektronik, dimana setiap entry data secara langsung menjadi masukan (input) dari Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 27

sistem/manajemen informasi kesehatan (Kemenkes RI, 2010). Kegiatan pengelolaan rekam medis adalah salah satu bagian penting dalam manajemen informasi kesehatan. Begitupula dengan kegiatan pengelolaan rekam medis pada program BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta juga memiliki peran penting dalam pengembangan manajemen informasi kesehatan rumah sakit baik untuk kepentingan penelitian, pendidikan, perencanaan, pembiayaan dan evaluasi pelayanan kesehatan BPJS. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian Analisis Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kanker BPJS Kesehatan Untuk Mendukung Pengelolaan Pembiayaan Di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2014. TINJAUAN PUSTAKA Rumah Sakit Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik dilakukan (Junaidi, 2008). Rumah sakit mempunyai fungsi sebagai : (a) tempat menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi, dan pelayanan pencegahan penyakit, (b) tempat pendidikan medis maupun paramedis, (c) tempat penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran (Jacobalis, 2000). Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan yang telah di berikan kepada pasien (Depkes, 2008). Menurut Permenkes No.749a/Permenkes/XII/1989. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainnya. Rawat Inap Rawat inap adalah proses perawatan pasien dimana pasien diinapkan di rumah sakit. Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat.rawat inap merupakan pelayanan kesehatan langsung pada pasien, dimana kegiatan pelayanan medis dan perawat seperti hasil anamnesa, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosa, terapi, perjalanan penyakit serta tindakan lainnya didokumentasikan dalam formulir pasien (Puskom Publik Kemenkes RI, 2012). Pasien Kanker Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis (Nanang, 2011). Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal (Suryoprajogo. 2009). Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh baik pada orang dewasa maupun anak-anak tetapi lebih sering menyerang orang yang berusia 40 tahun (Wijoyo, 2006). Pasien kanker adalah seseorang yang menerima perawatan medis yang disebabkan oleh penyakit berupa pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Jamkesmas Jamkesmas adalah program pemerintah untuk memberikan bantuan dana berobat kepada masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan, yang diambil dari kas negara, diberikan oleh pembayar dana setelah melalui proses verifikasi oleh tim verifikator yang ditunjuk oleh pemerintah (Ernawati, 2012). Penyelenggaraan Jamkesmas memerlukan pengelolaan dana yang terencana, Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 28

terkendali, dan memanfaatkan penggunaan dana semaksimal mungkin untuk santunan penduduk miskin yang sakit, dari manapun asal penduduk itu dan dimanapun mereka berobat di Indonesia ini (Kartono, 2011). BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). BPJS Kesehatan mulai opersional pada tanggal 1 Januari 2014. Berlakunya UU No. 24 tahun 2011 tentang BPJS yang diberlakukan pada Januari 2014, dengan memberlakukan sistem pembiayaan seperti yang dilakukan pada INA-CBGs, mendesak kepada pemerintah untuk segera menetapkan paket-paket pelayanan yang spesifik diterapkan bagi peserta BPJS. Ada pihak-pihak yang menilai penyakit-penyakit katastropik seperti kanker, jantung, stroke dan gagal ginjal tidak perlu dijamin oleh jaminan kesehatan karena mahal. Padahal, dengan penerapan jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat, beban biaya pengobatan penyakit katastropik termasuk kanker sebenarnya dapat ditekan (Thabrany, 2011). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penilitian observasional dilakukan menggunakan survei deskriptif metode kualitatif dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta pada Bulan Februari-April 2014. Obyek penelitian adalah kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker program BPJS Kesehatan. Subyek penelitian diambil secara purposive dengan jumlah total sampel 4 orang terdiri dari 3 informan utama dan 1 informan triangulasi yang dilakukan wawancara dengan indepth interview. Analisis data kualitatif menggunakan analisis isi dengan penyajian data wawancara dan mengambil kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Pengelolaan Program dan Pembiayaan BPJS Kesehatan Rawat Inap Pasien Kanker di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta. Pelaksanaan program BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta dikelola oleh pihak rumah sakit bersama tim yang dibentuk khusus sebagai tim internal untuk melakukan pengendalian BPJS Kesehatan yang disebut dengan Tim Ongkologi. Kegiatan pengelolaan BPJS Kesehatan terkait dengan program pengendalian BPJS Kesehatan yang bertujuan untuk mengelola pembiayaan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta. Kegiatan pengendalian BPJS Kesehatan ini telah dilaksanakan sejak rumah sakit melayani pasien BPJS Kesehatan pada 2014. Tim BPJS Kesehatan ini terdiri dari : 1) Direktur Utama sebagai pengambil keputusan. 2) Direktur Pendidikan dan Penunjang Medis sebagai pengawas dan pembina Tim BPJS Kesehatan. 3) Koordinator Tim BPJS Kesehatan. 4) Dokter sebagai Koordinator harian tim internal yang bertugas memantau proses pelayanan BPJS Kesehatan. 5) Petugas Bagian Keuangan. 6) Petugas rekam medis yang melakukan input dan pengolahan data rekam medis rawat inap dan rawat Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 29

jalan harian. 7) Bagian Rawat Inap dan Rawat Jalan. 8) Dokter Laboratorium. 9) Bagian Radiologi, 10.) Bagian Humas. 11) Bagian Farmasi Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama yakni : 1) Koordinator Internal Tim BPJS Kesehatan. 2) Seorang Petugas rekam medis rawat inap pasien kanker BPJS Kesehatan. 3) Seorang Kepala perawat ruang rawat inap Bangsal Mawar 3, dan informan triangulasi adalah seorang verifikator BPJS Kesehatan di rumah sakit maka kegiatan Tim BPJS Kesehatan dalam mengelola dan mengendalikan pembiayaan pelayanan kesehatan dilakukan berdasarkan catatan dalam rekam medis. Kegiatan yang dilakukan oleh team BPJS Kesehatan tersebut dalam melaksanakan pengelolaan program BPJS Kesehatan rawat inap pasien kanker di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta adalah dengan melakukan verifikasi print out lampiran BPJS Kesehatan berdasar resume, tanggal dirawat, resume ulang, dan tindakan. Verifikasi dilakukan untuk mengetahui print out lampiran BPJS Kesehatan lengkap atau tidak lengkap sebagai syarat pengajuan klaim. Kegiatan yang dilakukan waktu pengelolaan program BPJS Kesehatan rawat inap pasien kanker adalah kegiatan pemberian SEP mulai dari Poliklinik/IGD sesuai hak yang dimiliki apabila belum membawa persyaratan 2x24 jam maka harus sudah ada dan menyatakan pasien pulang berdasar rekam medis, melakukan coding, dan grouping serta jika ada kelebihan pasien disuruh cossering (jika pasien non PBI). Tindakan yang dilakukan ataupun disarankan kepada pasien jika selain terdaftar sebagai pasien BPJS pasien juga memiliki kartu keanggotaan Jamkesda/PKMS, Jasaraharja, atau asuransi swasta lainya maka menyarankan dan memberitahu dampaknya. Dampak kalo Jamkesda/PKMS maka belum tentu semua dijamin bahkan bisa nombok, Jasaraharja maka hanya pasien kecelakaan dan terkait dengan kepolisian (jika pasien kecelakaan jaminan yang dituju pertama adalah jasaraharja baru yang dituju kedua adalah BPJS Kesehatan), dan Asuransi Swasta lain hanya beberapa persen yang ditanggung. Pengendalian pasien kanker rawat inap terhadap keikutsertaan BPJS Kesehatan untuk mencegah pembengkakan pembiayaan tidak ada. Tetapi sejak tanggal 1 Januari 2014 ada pengendalian pasien kanker rawat inap BPJS Kesehatan yang Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Non Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) yang menerima pemberian obat disesuaikan dengan Formularium Nasional (Fornas) dan pemberian obat kankernya diusahakan first line. Perbedaan yang dirasakan secara mencolok terhadap pekerjaan yang dilakukan antara pasien rawat inap penyakit kanker sebelum dan sesudah adanya BPJS Kesehatan yaitu petugas team BPJS Kesehatan harus lebih teliti terhadap diagnosa pasien berdasarkan hasil PA yang ada karena tidak bisa semua pasien kanker mendapatkan obat yang diadviskan. Pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada pasien rawat inap penyakit kanker dirasakan masih belum memadai dibuktikan dengan tidak semua obat pasien kanker di acc BPJS Kesehatan dan belum ada tim BPJS Kesehatan yang khusus menangani penyakit kanker. Gambaran Kegiatan Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kanker BPJS Kesehatan untuk Pengelolaan Pembiayaan Kesehatan Pasien Di Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi Surakarta Pencatatan Data pencatatan yang dilakukan untuk pasien rawat inap umum maupun pasien rawat inap BPJS Kesehatan adalah sama. Data sosial yang dicatat yaitu Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 30

data yang menjelaskan tentang sosial, ekonomi dan budaya dari pasien seperti agama, pendidikan, pekerjaan, identitas orang tua, identitas penanggung jawab pembayaran (BPJS Kesehatan). Identitas individu yaitu data mengenai identitas pribadi pasien baik nama, jenis kelamin, nomor rekam medis, tempat tinggal, tanggal lahir, dll. Perbedaan hanya terletak pada cap stempel asuransi BPJS Kesehatan di lembar awal rekam medis pasien. Secara umum, pencatatan data sosial dan identitas individu pasien di TPPRI oleh petugas rekam medis ini sudah cukup baik dan memenuhi syarat mutu rekam medis yakni lengkap, akurat dan terintegrasi. Pencatatan data pelayanan berupa anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis, terapi dan tindakan medis bagi pasien kanker BPJS Kesehatan dilakukan di bagian Unit Rawat Inap (URI) yakni Bangsal Rawat Inap Ruang Mawar 3 sebagai bangsal pusat pelayanan bagi pasien kanker. Pencatatan dilakukan pada formulir rekam medis rawat inap pasien bedah dengan format rekam medis berbasis masalah. Secara umum pada tahun 2014, pencatatan data pelayanan kesehatan pasien kanker BPJS Kesehatan di URI oleh tenaga kesehatan yang merawat ini sudah memadai. Kelengkapan data mengenai diagnosis utama dan sekunder sudah ditulis secara lengkap. Pengarsipan Kegiatan pengarsipan terdiri dari perakitan, analisis berkas, dan penyimpanan. Pada pelaksanaan assembling ini dilakukan penyusunan rekam medis dengan mengurutkan nomor urut lembaran rekam medis dan apabila ditemukan berkas rekam medis yang masih kosong maka petugas berwenang untuk melengkapi. Kegiatan analisis kuantitatif dan kualitatif diantaranya dengan melakukan pengecekan kelengkapan data dan jumlah berkas rekam medis, apakah terdapat data yang belum lengkap, lembaran yang rusak ataupun hilang. Selama tahun 2014 masih ditemui catatan- catatan rekam medis yang masih belum lengkap dan bagian Unit Rekam Medis (URM) mengembalikan berkas untuk dilakukan pencatatan secara lengkap sesuai kebutuhan. Tidak pernah terjadi kerusakan ataupun kehilangan terhadap lembaran rekam medis BPJS Kesehatan. Pada rekam medis rawat inap, setelah koding-indeksing dan input data ke dalam komputer selesai dilaksanakan maka berkas rekam medis diberi map yang ditulisi nama dan nomor rekam medis kemudian disimpan dalam rak sementara di bagian URM untuk kemudian dilakukan proses verifikasi yang bertujuan untuk proses pengajuan klaim. Setelah dilakukan verifikasi terhadap berkas rekam medis rawat inap BPJS Kesehatan, barulah dilakukan penyimpanan rekam medis dalam raknya sesuai dengan angka akhir. Pengolahan Data Koding yang dilaksanakan dengan diagnosis penyakit Pemberian kode kepada semua kasus pasien kanker BPJS Kesehatan dilakukan karena diagnosa yang ditulis oleh dokter dalam berkas rekam medis dengan spesifikasi stadium, penyebab, atau bagian yang menjadi serangan kanker. Pembuatan indeks terkait dengan kanker pada pasien BPJS Kesehatan yang dilakukan diantaranya indeks rawat inap, indeks penyakit, indeks pasien, indeks kunjungan, indeks operasi, indeks kematian. Penyusunan laporan-laporan rumah sakit seperti laporan jumlah dan jenis penyakit, operasi dan sebab kematian disusun berdasarkan kegiatan indeksing. Verifikasi merupakan kegiatan menguji kebenaran administrasi untuk pertanggungjawaban pelayanan yang telah dilaksanakan oleh rumah sakit dan Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 31

dilakukan oleh petugas yang disebut Verifikator Independen. Rekap data pasien termasuk rawat inap BPJS Kesehatan biasanya dilakukan dalam bentuk distribusi data sensus harian, sensus penyakit, sensus pembiayaan tertinggi. Analisis statistik dilaksanakan mengenai distribusi-distribusi data statistik yang digunakan dalam pelaporan rumah sakit seperti laporan mortalitas, morbiditas, NDR. Perbedaan yang didapati dalam kegiatan pengelolaan rekam medis BPJS Kesehatan adalah kegiatan verifikasi dalam pengolahan data yang diolah dengan INA-CBGs sebagai syarat pengajuan klaim. Pengelolaan rekam medis sebagai data untuk pemberlakuan INA-CBGs dalam pengelolaan tarif BPJS Kesehatan di rumah sakit meliputi berbagai aspek sebagai satu kesatuan yakni penyiapan software dan aktivasinya, administrasi klaim dan proses verifikasi. Petugas administrasi klaim rumah sakit melakukan entri data klaim dengan lengkap dan menggunakan software INA-CBGs. Pembayaran atas klaim-klaim dilakukan berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan Verifikator independen. Pengelolaan pembiayaan pelayanan kesehatan pasien miskin dilaksanakan melalui data case-mix yang diaplikasikan berdasar pada catatan rekam medis yang berguna untuk evaluasi perawatan medis. Data akan memungkinkan bagi komite yang sesuai untuk membuat perbandingan untuk pembiayaan, beban/ongkos (charge), lama tinggal, dan pelayanan individual menurut kelompok penyakit di rumah sakit. Permasalahan dapat dideteksi melalui diagnosis dalam case-mix tersebut. Termasuk juga dalam sistem case-mix adalah sistem INA CBG s yang digunakan dalam program tarif BPJS Kesehatan. Kegiatan pengelolaan rekam medis yang baik sangatlah penting. Rekam medis membutuhkan informasi mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatannya. Agar lengkap maka rekam medis harus berisi informasi yang cukup dan secara jelas menerangkan identitas pasien, mendukung diagnosa, membenarkan pengobatan yang diterimanya serta mencatat hasil-hasil pemeriksaan secara tepat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Tahapan kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien kanker BPJS Kesehatan sama dengan tahapan kegiatan pengelolaan rekam medis rawat inap pasien bedah umum dengan satu tahap tambahan yakni kegiatan verifikasi sebagai syarat pengajuan klaim. b. Masih terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pengelolaan rekam medis yaitu mengenai ketidaklengkapan data rekam medis dan juga ketidakspesifikan pencatatan data diagnosa. Peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut yang tidakdibahasdalampenelitianini yaitu: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan rekam medis petugas RM. 2. Peran petugas rekam medis dalam pengelolaan rekam medis rawat inap pasien penyakit katastropik selain kanker yaitu stroke dan jantung. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 32

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Hana. 2013. Analisis Kegaiatan Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Pasien Kanker Payudara Program Jamkesmas Untuk Mendukung Pengelolaan Pembiayaan Kesehatan Di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat FKM UNDIP. Vol. 2, No. 1, Januari 2013: 2-3 Adji. 2001. Sistem dan Informasi Manajemen Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, Asrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara Budi, Savitri. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Medis Budiarto, Wasis. 2012. Biaya Klaim Dan Biaya Penyakit Katastropik Rawat Inap Peserta Jamkesmas. Jakarta : Kemenkes Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Rekam Medik. Jakarta: Departemen Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departemen Kesehatan Ernawati. 2012. Sistem Manajemen Kesehatan Rumah Sakit. Jakarta : Gunung Mulia Jacobalis. 2000. Kumpulan Tulisan Terpilih Tentang Rumah Sakit Indonesia dan Dinamika Sejarah, Transparansi, Globalisasi dan Krisis Nasional. Jakarta : Yayasan Penerbit IDI Kartono. 2011. Penyakit Katastropik. Bandung : Grasindo Kementerian Kesehatan RI. 2010. Perubahan Grouper Klaim Jamkesmas dengan INA-CBG's. Jakarta :. Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI. 2013. Buku Pegangan Sosial Jaminan Kesehatan Nasional Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.. Jakarta :. Kemenkes RI Murti, B., 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Nanang, Budiono. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Puskom Publik Kemenkes RI. 2012. Dana Jamkesmas untuk Biaya Rawat Inap Pengobatan Kanker. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 8 Februari 2014. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1831-143- milyardana-jamkesmas-untuk-biaya-rawat-inap-pengobatan-kanker.html Revans. 2012. Pengelolaan Sistem Manajaemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Pustaka Grhatama Santoso. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suryoprajogo. 2009. Patologi Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Thabrany, Hazbullah, 2011. Penatalaksanaan dan Pembiayaan Kanker di Indonesia. (Thesis). Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia & Roche Indonesia Wike. 2009. Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat Di RSUD Tuguhrejo Semarang. (Thesis). Semarang : Program Studi Magister Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 33

Wijoyo. 2006. Patologi Penyakit Kanker. Yogyakarta: Pustaka Grhatama Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan 34