NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN IBU DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL REMAJA TUNA GRAHITA. Citra Suci Annisa Hepi Wahyuningsih, S. Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN SOSIAL DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI PERSEPSI TERHADAP OTORITAS ORANG TUA (AYAH DAN IBU) DAN PENGETAHUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN DEPRESI PADA REMAJA. Era Sukmawati dan Rosita Yuniati Universitas Setia Budi Surakarta ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTERN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN RELASI BERSAMA PEER GROUP PADA LANSIA

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

HUBUNGAN ANTARA COMPUTER SELF-EFFICACY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH PERMISSIVE INDIFFERENT DENGAN PENYESUAIAN DIRI PERSONAL PADA REMAJA

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA OTORITER DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian. adalah dusun-dusun yang penduduknya padat di Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KECENDERUNGAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Panti Asuhan adalah suatu lembaga usaha sosial yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif. Tabel 4.1 Gambaran Usia dan Lama Perkawinan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN STRES DALAM MENGERJAKAN SKRIPSI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Tiap subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

mereka. Menurut Schouten (2007), Facebook merupakan salah satu media yang dapat menstimuli terjadinya self disclosure (pengungkapan diri) Perkembangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang pasti pernah mengalami masalah yang menjadi tekanan di

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami kegagalan dalam mengelola dirinya sendiri. Masalah yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PEMENUHAN KEBUTUHAN BERAFILIASI DENGAN KONFORMITAS PADA MAHASISWA SEMESTER PERTAMA

Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X

Total 202 orang 100 %

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih, S.Psi.,M.Si INTISARI Penelitian ini mempunyai tujuan yang pertama ialah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Kedua ialah untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konflik Orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Semakin tinggi konflik Orangtua (Ayah) - Anak maka semakin tinggi depresi pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah konflik Orangtua (Ayah) - Anak maka semakin rendah depresi pada remaja. Hipotesis yang kedua ialah ada hubungan yang positif antara konflik Orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Semakin tinggi konflik Orangtua (Ibu) - Anak maka semakin tinggi depresi pada remaja. Sebaliknya, semakin rendah konflik Orangtua (Ibu) - Anak maka semakin rendah depresi pada remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi di SMU Muhammadiyah 2 Yogyakarta Tahun ajaran 2007/2008. Teknik pengambilan subjek yang digunakan adalah purposive sampling. Adapun skala yang digunakan yang pertama adalah skala Konflik Orangtua (Ayah) Anak, dan yang kedua ialah Skala Konflik Orangtua (Ibu) Anak. Sedangkan untuk mengukur tingkat depresi menggunakan skala depresi dari The Beck Deppression Inventory (BDI). Skala Konflik Orangtua (Ayah) Anak, dan skala Konflik Orangtua (Ibu) Anak disusun berdasarkan fokus area konflik dari Hall (Rice, 2001) yang berjumlah 23 aitem dan skala depresi disusun berdasarkan simtom-simtom depresi dari Beck (1985) yang berjumlah 20 aitem. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 11.5 for Windows, yang pertama untuk menguji apakah terdapat hubungan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Kedua ialah untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Korelasi product moment Pearson menunjukkan korelasi antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi sebesar r = 0,193 dengan p = 0,013 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. Jadi hipotesis pertama penelitian ini diterima. Korelasi product moment Pearson untuk hipotesis yang kedua menunjukkan korelasi antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi sebesar r = 0,195 dengan p = 0,012 (p<0,05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Jadi hipotesis kedua penelitian ini diterima. Kata Kunci : Konflik orangtua (Ayah-Ibu) - Anak, Depresi

PENGANTAR Masa remaja merupakan tahapan yang paling penting dalam rentang kehidupan manusia, karena jika seseorang telah melewati tahapan ini dengan baik dan tumbuh menjadi dewasa yang matang dan tangguh maka akan dapat melaksanakan tugas untuk meneruskan cita-cita bangsa. Remaja yang tengah dalam masa transisi seharusnya didukung oleh lingkungan sekitarnya agar dapat melewati tahapan ini dengan maksimal sehingga dapat terwujud menjadi dewasa yang mempunyai kepribadian ideal dan dapat melaksanakan kewajibannya sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang dapat melalui tahapannya dengan baik dan hidup dengan jiwa yang sehat di tengah masyarakat akan menjadi tumpuan harapan di masa yang akan datang, karena sebagai generasi muda remajalah yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa. Tapi pada kenyataannya akhir-akhir ini fenomena yang sering terjadi di lingkungan remaja adalah banyaknya keputusasaan karena ketidakmampuan melalui hambatan dalam tahapan perkembangannya. Keputusasaan yang berlarut-larut hingga menimbulkan stres dapat berujung pada depresi. Penelitian yang dilakukan oleh Ayub di delapan SMU di Jakarta (Hadi, 2004) membuktikan bahwa angka depresi untuk usia 15-17 tahun pada murid wanita adalah 10,71% dan pada murid pria 8.33%. Sedangkan untuk usia di atas 17 tahun sampai 20 tahun, angka depresi pada murid pria 6.25% dan murid wanita 4.54%. Secara keseluruhan, dalam kelompok umur antara 15-20 tahun, angka depresi lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata umum.

Sedangkan penelitian di Yogyakarta yang dilakukan oleh Retnowati (suaramerdeka.com, 2005) membuktikan bahwa 3.183 remaja yang diteliti, 2.586 remaja di antaranya atau kurang lebih 81% mengalami gejala depresi pada kategori sedang sampai tinggi. Sementara remaja perempuan lebih rentan terhadap depresi. Hal tersebut dikarenakan remaja perempuan menghadapi resiko yang lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan laki-laki, karena umumnya mereka menghadapi lebih banyak tantangan sosial dibandingkan remaja laki-laki seperti tekanan untuk membatasi keinginan-keinginan mereka dan melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap sesuai dengan karakter mereka sebagai perempuan (Nolen-Hoeksema dkk dalam Nevid dkk., 2003). Depresi yang berkepanjangan dapat menimbulkan perasaan putus asa dan berujung pada ide bunuh diri. Angka bunuh diri yang tinggi terdapat di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta, yaitu berkisar lima sampai enam kasus pertahun. Kasus bunuh diri yang terjadi di wilayah Gunung Kidul Yogyakarta mencapai 95% dengan cara gantung diri (Tempo Interaktif dalam Shary, 2006). Kasus-kasus di atas mengindikasikan bahwa kehidupan remaja terdapat berbagai macam persoalan yang dapat memicu depresi. Persoalan yang terjadi pada remaja berasal dari berbagai sumber, salah satunya ialah dari keluarga. Seperti yang diungkapkan oleh Musbikin (2005) bahwa persoalan dalam keluarga dapat memicu ketegangan. Ketegangan yang terjadi antara orangtua dan anak, karena kebutuhan anak dan orangtua seringkali berselisih jalan. Perselisihan antara orangtua dan anak inilah akhirnya menimbulkan konflik. Konflik yang berkepanjangan akan menimbulkan stres. Stres merupakan suatu reaksi fisik dan

emosional terhadap suatu keadaan yang menekan, menuntut atau membebani. Ketidakmampuan remaja dalam mengatasi stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi timbulnya depresi, stres dalam hidup dapat menyumbangkan depresi sebesar 85%. Konflik dengan orangtua seringkali meningkat selama masa awal remaja, mulai stabil selama usia 16 18 tahun, dan kemudian berkurang ketika remaja mencapai usia 19-20 tahun. Pada masa awal remaja, orangtua berperan aktif mendampingi remaja. Orangtua memberikan penekanan dengan aturan-aturan yang diberikan pada anak dengan tujuan sebagai pegangan dalam menghadapi masa transisi yaitu masa remaja. Akibatnya remaja merasa dibebani oleh aturanaturan yang diberikan orangtua, sehingga remaja menjadi cepat marah dan tersinggung. Karena pada masa awal remaja sikap memberontak dan perasaan cepat marah ialah perasaan yang seringkali dijumpai pada masa ini. Namun setelah masuk usia 16-18 tahun atau masa pertengahan remaja, perasaan emosi dalam diri remaja akan dapat lebih dikontrol, maka dari itu pula ketegangan antara orangtua dan remaja pun mulai stabil. Konflik dengan orangtua mulai berkurang ketika remaja berusia 19-20 tahun atau masa akhir remaja, karena remaja tinggal jauh dari orangtua. Hubungan antara orangtua-remaja semakin baik bila remaja jauh dari rumah karena kuliah, dibandingkan mereka yang kuliah namun tinggal di rumah (Sullivan & Sullivan, 1980). Remaja yang kuliah dan tetap tinggal di rumah dengan orangtua akan menghadapi kejadian-kejadian yang sama dimana kejadian tersebut dapat memicu konflik dengan orangtua ketika pada masa awal remaja dulu.

Konflik bisa diukur berdasarkan frekuensi terjadinya konflik yang dialami satu minggu terakhir seperti yang terdapat pada alat ukur the Conflict Behavior Questionnaire (Prinz dalam Loukas & Roalson (2006). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa saat yang paling penuh tekanan selama puncak pertumbuhan pubertas adalah saat konflik antara orangtua (ayah-ibu) - remaja (Hill, dalam Santrock 2002). Konflik dengan orangtua menjadi saat yang paling penuh tekanan bagi remaja inilah yang dapat menjadi persoalan khusus. Remaja yang mengalami tekanan atau stress yang berkelanjutan akan menimbulkan depresi. Berdasarkan kasus-kasus di atas dapat terlihat bahwa pemicu depresi pada remaja salah satunya ialah adanya konflik dengan orangtua seperti yang disampaikan Stice (Nevid, 2003). Hubungan yang kurang baik antara orangtua dan anak yang berlarut-larut dapat memicu depresi pada anak. Dari beberapa ulasan di atas lalu timbul permasalahan yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara konflik orangtua (ayah) - anak dengan depresi pada remaja, dan apakah ada hubungan antara konflik orangtua (ibu) - anak dengan depresi pada remaja. Menghasilkan hubungan positif, yaitu semakin tinggi konflik orangtua (ayah) - anak maka depresi juga semakin tinggi. Semakin tinggi konflik orangtua (ibu) - anak maka depresi juga semakin tinggi. METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMU Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Dalam mencari subjek penelitian, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala. Skala dalam penelitian ini menggunakan tiga skala. Pertama, skala konflik orangtua (Ayah) Anak. Kedua, skala konflik orangtua (Ibu) Anak yang disusun oleh peneliti berdasarkan lima area konflik hubungan Orangtua (Ayah Ibu) Anak dari Hall (Rice, 2001) yang berjumlah 23 aitem. Ketiga, Skala depresi berdasarkan The Beck Deppression Inventory (BDI) yang disusun oleh Beck (1985) yang berjumlah 20 aitem. Metode analisis data pada penelitian ini adalah analisis statistik, untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi pada remaja dan untuk mengetahui hubungan antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi pada remaja yaitu dengan menggunakan korelasi product momet Pearson. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis korelasi product moment Pearson untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti melakukan uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linieritas. a. Uji Normalitas Hasil uji normalitas dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program For Social Science) versi 11,5 for Windows dengan teknik one sample Kolmogorof Smirnov menunjukkan nilai K-S-Z sebesar 1,028 dengan p = 0,241 (p > 0,05) untuk skala konflik orangtua (Ayah) Anak, nilai K-S-Z sebesar 1,033 dengan p = 0,236 atau (p > 0,05) untuk skala konflik orangtua (Ibu) Anak, dan

nilai K-S-Z sebesar 0,945 dengan p = 0,333 atau (p > 0,05) untuk skala depresi. Hasil uji normalitas ini menunjukkan bahwa skala konflik orangtua (Ayah) Anak, skala konflik orangtua (Ibu) Anak, dan skala depresi memiliki sebaran normal. b. Uji Linearitas Hasil uji linearitas dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Program For Social Science) versi 11.5 for Windows dengan teknik Compare Means menunjukkan F = 4,937 ; p = 0,030 untuk hubungan antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi. Sedangkan untuk hubungan antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi menunjukkan F = 5,458 ; p = 0,023. Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dikatakan bahwa hubungan antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi adalah linier karena p<0,05. Begitu juga dengan hubungan antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi adalah linier karena p<0,05. c. Uji Hipotesis Hasil analisis data yang pertama menunjukkan korelasi antara variabel konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi nilai r = 0,193 dengan p = 0,013 (p<0,05). Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi pada remaja, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Hasil analisis data yang kedua menunjukkan korelasi antara variabel konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi nilai r = 0,195 dengan p = 0,012 (p<0,05). Hal ini berarti menunjukkan

bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi pada remaja, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Analisis koefisien determinasi pada korelasi antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi menunjukkan angka sebesar 0,037 yang berarti konflik orangtua (Ayah) Anak memberikan sumbangan sebesar 3,7 % terhadap depresi. Sedangkan Analisis koefisien determinasi pada korelasi antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi menunjukkan angka sebesar 0,038 yang berarti konflik orangtua (Ibu) Anak memberikan sumbangan sebesar 3,8 % terhadap depresi PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka kedua hipotesis yang telah diajukan, yang pertama yaitu ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi pada remaja dapat diterima. Hipotesis yang kedua menunjukkan ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi pada remaja dapat diterima. Hasil analisis korelasi dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,193 dengan p = 0,013 (p<0,05), untuk hubungan antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi, dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ayah) Anak dengan depresi pada remaja. Sedangkan untuk hubungan antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,195 dengan p = 0,012 (p<0,05) dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan

positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) Anak dengan depresi pada remaja. Semakin tinggi konflik orangtua (Ayah) - Anak maka semakin tinggi pula depresi pada remaja. Semakin tinggi konflik orangtua (Ibu) - Anak maka semakin tinggi pula depresi pada remaja. Diterimanya hipotesis penelitian menunjukkan bahwa konflik orangtua (Ayah) - Anak berhubungan dengan depresi pada remaja dimana konflik orangtua (Ayah) - Anak memberikan sumbangan sebesar 3,7 % terhadap depresi dan selebihnya sebesar 96,3 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar konflik orangtua (Ayah) - Anak. Hipotesis penelitian yang kedua menunjukkan bahwa konflik orangtua (Ibu) - Anak berhubungan dengan depresi pada remaja dimana konflik orangtua (Ibu) - Anak memberikan sumbangan sebesar 3,8 % terhadap depresi dan selebihnya sebesar 96,2 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar konflik orangtua (Ibu) - Anak. Sebagaimana yang dikatakan oleh Stice (Nevid, 2003), faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pada remaja tidak hanya konflik dengan orangtua melainkan juga faktor ketidakpuasan pada tubuh setelah masa pubertas. Kejadian tersebut dapat mengembangkan depresi selama masa remaja. Sedangkan faktor-faktor lain selain konflik dengan Orangtua yang dapat mempengaruhi depresi menurut Hadi (2004) ialah karena kehilangan sesuatu yang sangat berarti, reaksi terhadap stress, terlalu lelah atau capek, gangguan yang tidak jelas asalnya, dan reaksi terhadap stress. Hasil kategorisasi pada nilai masing-masing variabel menunjukkan bahwa konflik orangtua (Ayah) - Anak berada dalam kategori sedang yaitu 38 subjek atau 28,79 % dari jumlah 132 subjek penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat konflik orangtua (Ayah) Anak di area kehidupan sosial remaja, tanggungjawab remaja, lingkungan di sekolah, hubungan di dalam keluarga, nilai dan akhlak yang ditanamkan pada anak adalah sedang. Kategorisasi konflik orangtua (Ibu) - Anak berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 33 orang atau 25 % dari jumlah 132 subjek penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konflik orangtua (Ibu) Anak di area kehidupan sosial remaja, tanggungjawab remaja, lingkungan di sekolah, hubungan di dalam keluarga, nilai dan akhlak yang ditanamkan pada anak adalah rendah. Sedangkan kategorisasi depresi berada pada kategori normal yaitu sebanyak 52 orang atau 39,39% dari 132 subjek penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pesimisme, kesedihan, rasa gagal, perasaan bersalah, ketidakpuasan, perasaan tidak suka pada diri sendiri, menuduh diri sendiri, tingginya frekuensi menangis, kejengkelan, kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan sosial, ketidakmampuan untuk mengambil keputusan, perubahan gambaran tubuh, kelambanan dalam bekerja, insomnia, perasaan mudah lelah, anorexia, penurunan berat badan, preokupasi somatis, hilangnya libido, pengharapan akan hukuman, dan pikiran-pikiran untuk bunuh diri termasuk normal. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja. dan ada hubungan positif yang signifikan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja. Adanya hubungan antara konflik orangtua (Ayah) - Anak

dengan depresi ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,193 dengan p = 0,013 (p<0,05). Sedangkan untuk hubungan antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,195 dengan p = 0,012 (p<0,05). Hal ini berarti semakin tinggi konflik orangtua (Ayah) - Anak maka semakin tinggi tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Begitu pula sebaliknya semakin rendah tinggi konflik orangtua (Ayah) - Anak maka semakin rendah pula tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ayah) - Anak dengan depresi pada remaja dapat diterima. Dan semakin tinggi konflik orangtua (Ibu) - Anak maka semakin tinggi tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Begitu pula sebaliknya semakin rendah tinggi konflik orangtua (Ibu) - Anak maka semakin rendah pula tingkat depresi yang dimiliki oleh remaja. Jadi hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara konflik orangtua (Ibu) - Anak dengan depresi pada remaja dapat diterima SARAN Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Bagi Orangtua (Ayah Ibu) Orangtua diharapkan lebih memperhatikan kehidupan sosial anak, karena konflik dalam kehidupan sosial anak ialah area yang paling berpotensi menimbulkan depresi.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat melakukan penelitian yang lebih memperhatikan subyek penelitian. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada subyek yang lebih rentan mengalami gangguan depresi, misalnya subyek yang sedang berada di tempat rehabilitasi. b. Aitem-aitem pada penelitian ini perlu diperjelas lagi untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih jauh berkaitan dengan penelitian ini dikemudian hari. Variabel konflik yang hendak diukur juga perlu diperinci lagi, misalnya akan meneliti konflik mengenai kehidupan sosial anak.

DAFTAR PUSTAKA Beck, A.T. 1985. Depression: Causes and Treatment. Philadelphia: University of Pennsylvania Press Hadi, P, 2004. Depresi dan Solusinya. Yogyakarta : Tugu Loukas, A. & Roalson, L. A. 2006. Family Environment, Effortful Control, and Adjustment Among European American and Latino Early Adolescents. University of Texas at Austin : Sage Publication Nevid, J. S. 2003. Psikologi Abnormal. Penerjemah: Tim Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta : Erlangga Rice, P. & Dolgin, G. 2001. The Adolescent. USA Santrock, J. W. 2003. Adolescence. Jakarta : Erlangga http://www.liputan6.com/buser/?id=120038 http://suaramerdeka.com/harian/0501/15/ked7.htm

IDENTITAS PENULIS Nama : Finda Fatmawati Alamat Rumah : Jln. Danau Tondano F5A No. 29A Sawojajar, Malang, Jawa Timur Kos Putri Cahya Kumala Jl. Kaliurang Km.7,3 Gg. Kenanga No.6b Babadan baru Sleman, Yogyakarta No. Telp/HP : 0341-710793/081328074773 Email : chibby_potato@yahoo.com