BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT

dokumen-dokumen yang mirip
TABEL IV Hasil Observasi Awal Perilaku Datang Terlambat Sekolah Sebelum Treatment. Sebelum Treatment Nama Tanggal Waktu Datang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

KONSEP DASAR. Manusia : mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, 1975), p Djumhur & Moh Surya, Bimbingan dan Konseling Islam, (Bandung: CV.

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

PENELITIAN DENGAN JUDUL: PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL PADA SISWA DI SMA NEGERI SUKOHARJO RENCANA KERJA PENELITIAN DI SMA 1 SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

Konseling Individual Pendekatan Behavioral Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Belajar Siswa

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang harus dilewati bagi setiap orang di Indonesia untuk dapat

I. PENDAHULUAN. dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

PANDUAN REFLEKSI/PENGAMATAN PRAKTIK PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL FASE PROSES KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

HERI PUSPITOWARDANI NIM:

BAB III KEMAMPUAN ORANG TUA MEMBIMBING BELAJAR ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan belajar manusia dapat berkembang dan berubah dalam sikap dan

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

PENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SEMESTER 2 SMA 1 KUDUS TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

DIDI KASIANDI NIM

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. 1. Identifikasi kasus pada siswa "X" dengan self efficacy rendah.

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

PETUNJUK PENGISIAN. 1. Isilah identitas anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Baca masing-masing pernyataan dengan teliti dan pilih jawaban yang

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

kegiatan sehari hari pelajaran 2

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB II PELAKSANAAN A. PERSIAPAN. a. Observasi Proses Layanan Bimbingan Klasikal. a. Cara membuka pemberian layanan klasikal. 1. Cara penyajian materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ketertiban biasakanlah mematuhi tata tertib tata tertib melatih sikap disiplin sejak kecil kita disiplin sudah besar jadi orang berguna

BAB I PENDAHULUAN. Potensi yang dimiliki individu dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII G DI SMP N 19 KOTA JAMBI. Oleh : NOVI RAHAYU

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang memiliki satu

BAB IV ANALISIS DATA KONSELING BEHAVIOR DALAM MENANGANI SELECTIVE MUTISM SISWA SD RADEN PATAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MENYONTEK SAAT ULANGAN DI SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

Upaya Mengatasi Keterlambatan Masuk Kelas Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Menggunakan Media Sosiodrama

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal tempat siswa menimba ilmu dalam

Psikologi Konseling Gestalt Therapy and Behavior Therapy

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, sehingga munculah berbagai alat sebagai hasil pemanfaatan ilmu

Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017 Tersedia Online: e-issn

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MAHASISWA. Masnurrima Heriansyah, Dydik Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Lampiran 1. Kuesioner (Angket) Assalamu alaikumwr. Wb.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Transkripsi:

BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT A. GAMBARAN SISWA Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa SMAN 1 Kibin yang dilakukan pada tanggal 25 januari 2016 diperoleh data sebagai berikut: 1. II adalah siswa kelas XI. II adalah siswa yang memiliki perilaku kurang disiplin dia sering datang terlambat ke sekolah. Penyebab II datang terlambat ke sekolah yaitu begadang sampai larut malam, bangun kesiangan, dan menunggu saudaranya untuk pergi bersama ke sekolah. II juga pernah mendapat hukuman dari pihak sekolah karena II sering terlambat datang ke sekolah. Dalam satu minggu II mendapatkan hukuman mendorong motor dari gerbang sampai tempat parkiran yaitu 4-5 kali dan di lapangan 1 kali. 1 2. MF adalah siswa kelas XI. MF adalah siswa yang mengikuti organisasi sekolah. MF ditunjuk sebagai rohis di sekolahnya. Akan tetapi dalam perjalanannya kurang aktif, dikarenakan memiliki perilaku yang kurang disiplin MF sering datang terlambat ke sekolah dan tidak tepat waktu. Kegiatan rohis salah satunya mengawasi atau memperhatikan setiap kelas di pagi hari. Dalam pembacaan Asmaul Husna dan pembacaan Al- Quran yang dipimpin oleh pembaca Al-Quran di ruang piket. 9:00-9:30 1 Wawancara dengan II, Siswa SMAN 1 Kibin. Senin 25 Januari 2016, jam 41

42 Karena MF sering terlambat datang sehingga dalam organisasi tersebut MF jarang mengikutinya. Faktor MF datang terlambat ke sekolah yaitu menonton televisi sampai larut malam, begadang bersama teman sampai larut malam, menjaga toko sampai malam, bangun yang selalu siang sehingga menyebabkan MF datang terlambat ke sekolah. MF juga pernah mendapat hukuman dari pihak sekolah karena perilaku datang terlambatnya. Dalam satu minggu MF mendapat hukuman mendorong motor dari gerbang sampai tempat parkiran yaitu 4-5 kali dan di lapangan 1-2 kali. 2 3. MR adalah siswa kelas XI. MR siswa yang mengikuti ekstrakulikuler PASKIBRA di sekolahnya. Posisi MR dalam PASKIBRA tersebut sebagai panpas yaitu yang mempimpin kegiatan PASKIBRA. Akan tetapi MR jarang mengikuti ekstrakulikuler tersebut dikarenakan rasa malas yang ada pada dirinya sehingga posisi MR di PASKIBRA digantikan oleh temannya. MR siswa yang memiliki perilaku tidak disiplin MR sering membolos pada saat jam pelajaran berlangsung, melanggar tata tertib dan peraturan yang ada di sekolah, sering datang terlambat ke sekolah. Sebelum datang ke sekolah MR sering berhenti terlebih dahulu di warung bersama temantemannya. Penyebab MR memilki perilaku yang tidak disiplin tersebut yaitu MR sering begadang sampai larut malam bersama teman-temannya dan terkadang membantu orang tuanya berjualan di toko sampai malam. Di saat pergi ke sekolah MR 9:30-10:00 2 Wawancara denga MF, siswa SMAN 1 Kibin. Senin 25 Januari 2016, jam

43 tidak langsung ke sekolah tetapi MR berhenti terlebih dahulu di warung dengan teman-temannya, bangun yang kesiangan, dan kurangnya perhatian dari orang tua karena sibuk bekerja. Menyebabkan MR memiliki perilaku yang tidak disiplin dan sering datang terlambat ke sekolah. Dalam satu minggu MR mendapat hukuman di lapangan 2-3 kali. 3 4. HN adalah siswi kelas XI SMAN 1 Kibin. HN siswi yang memiliki perilaku yang kurang disiplin dan tidak tepat waktu. Melanggar tata tertib yang ada di sekolah, tidak memakai kaos kaki saat di sekolah, memakai sepatu yang tidak sesuai dengan aturan sekolah, pernah bolos pada saat jam pelajaran dan sering datang terlambat ke sekolah. Faktor HN memiliki perilaku sering datang terlambat ke sekolah yaitu bangun kesiangan, menonton televisi sampai larut malam, menunggu teman untuk pergi bersama ke sekolah, menyebabkan HN datang terlambat ke sekolah. Dalam satu minggu HN mendapat hukuman mendorong motor dari gerbang ke tempat parkir 4-5 kali. 4 5. S adalah siswi kelas XI SMAN 1 Kibin. S siswi yang pendiam, S juga memiliki perilaku kurang disiplin dan tidak tepat waktu. S sering datang terlambat ke sekolah S pernah mendapat hukuman dari pihak sekolah karena perilaku datang terlambatnya. Faktor S datang terlambat ke sekolah bangun kesiangan, menonton televisi sampai larut malam, 3 Wawancara dengan MR, siswa SMAN 1 Kibin. Senin 25 Januari 2016, 10:00-10:30 4 Wawancara dengan HN, siswa SMAN 1 Kibin. Senin 25 Januari 2016 11:30-11:00

44 mengantarkan kakak pergi ke tempat kerja terlebih dahulu menyebabkan S sering datang terlambat ke sekolah. 5 B. Penerapan Teknik Token Economy dalam Mengatasi Perilaku Datang Terlambat Konsep dasar behavioral yaitu perilaku merupakan hasil belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasikan kondisi-kondisi belajar. Pada dasarnya proses konseling merupakan suatu penataan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalahnya. 6 Dengan konsep dasar behavioral tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya konseling ini dilakukan untuk mengubah kebiasaan seseorang, dengan proses atau pengalaman belajar untuk membantu individu dalam mengubah perilakunya yang menyimpang atau tidak sesuai dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dalam terapi behavioral terdapat langkah-langkah atau prosedur yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi klien. adapun langkah-langkahnya adalah: 7 a. Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan klien. Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu. Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi metode atau teknik apa 5 Wawancara dengan S, siswa SMAN 1 Kibin. Senin 25 Januari 2016 11:00-11:30 6 Mohammad Surya, Teori-teori Konseling, (Bandung : CV Pustaka Bani Quraisy, 2003), p. 22. 7 Ganita Komalasari, Teori dan Teknik Konseling.., p. 157.

45 yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah. b. Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling. c. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling. d. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling. Kebiasaan siswa terlambat masuk sekolah merupakan perilaku dari siswa itu sendiri mengenai karakteristik kepribadian, nilai kehidupan, prinsip kehidupan, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk dari segala pengalaman dan interaksinya dengan orang lain. Siswa yang berperilaku demikian karena pada dasarnya siswa dapat memandang diri, hal itu memengaruhi tidak hanya siswa berperilaku saja, tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap siswa pasti memiliki perilaku yang tidak baik, tetapi mereka tidak tahu apakah perilaku tidak baik yang dimilikinya itu negatif atau positif. Dengan teknik token economy, siswa diharapkan mengubah perilaku yang awalnya tidak disiplin dan tidak tepat waktu menjadi siswa yang disiplin dan lebih menghargai waktu. Dengan demikian

46 siswa dapat merasa nyaman di sekolah tanpa harus menerima hukuman dari pihak sekolah saat siswa datang terlambat, dan siswa tidak akan ketinggalan pelajaran saat jam pelajaran pertama dimulai. Dalam penerapan teknik token economy untuk mengatasi perilaku datang terlambat peneliti membaginya ke dalam tujuh pertemuan diantaranya yaitu: Pertemuan pertama, dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 Januari 2016, peneliti melakukan wawancara dan Assesment dengan siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu, II, MF, MR, HN dan S untuk mengetahui pelanggaran apa saja yang dilakukan oleh siswa tersebut. Pertemuan kedua, dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 30 Januari 2016. Setelah peneliti mengetahui permasalahannya atau pelanggaran yang sering dilakukan oleh siswa. Maka peneliti mengidentifikasi masalah klien, menentukan perilaku yang akan diubah, dan untuk mengetahui teknik apa yang akan digunakan untuk perubahan perilaku tersebut. Dalam pertemuan kedua ini anggota kelompok sepakat bahwa perilaku yang akan diubah adalah perilaku datang terlambat, karena perilaku tersebut merupakan perilaku tidak disiplin dan jika dibiarkan maka akan berdampak tidak baik untuk kedepannya, karena hal tersebut bisa menjadi kebiasaan. Pertemuan ketiga, dilaksanakan pada hari rabu tanggal 3 Februari 2016. Yaitu menentukan tujuan konseling, pada kesempatan ini peneliti menanyakan kepada klien tentang tujuan dari kegiatan konseling yang dilakukan. Pada pertemuan ketiga ini peneliti juga menentukan teknik yang akan digunakan untuk proses kegiatan konseling dalam perubahan perilaku datang terlambat. Teknik yang

47 digunakan yaitu teknik token economy. Dikarenakan keterbatasan waktu maka untuk penjelasan token economy kepada siswa dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Pertemuan keempat, dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 13 Februari 2016. Melanjutkan pembahasan dari pertemuan sebelumnya yaitu menjelaskan tentang teknik token economy. Token economy adalah satu bentuk pengubahan perilaku yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan dan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan dengan menggunakan token (kepingan logam/stiker), yang kemudian ditukar dengan hadiah/penghargaan. Pada pertemuan keempat juga menentukan reward yang akan ditukar dengan token tersebut. Reward yang dipilih oleh anggota kelompok adalah sebuah jam tangan. Pertemuan kelima, dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20 Februari 2016. Membahas teknik token economy yang sudah mulai diterapkan oleh siswa, melihat perolehan token yang didapat oleh siswa selama proses perubahan perilaku, memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menerapkan teknik token economy. Pertemuan keenam, dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27 Februari 2016. Yaitu mengkaji ulang dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, dan sedikit membahas penerapan teknik token economy yang sedang dilaksanakan. peneliti memberikan motivasi dan semangat kepada klien serta memberikan pujian terhadap klien yang berhasil merubah perilakunya. Dengan tujuan agar klien dapat mepertahankan dan meningkatkan perilaku barunya. Pertemuan ketujuh, dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 12 Maret 2016. Peneliti menanyakan bagaimana kondisi klien setelah mengkuti kegiatan konseling, menanyakan kesan, pesan dan harapan

48 dari anggota kelompok. Serta pemberian reward kepada anggota kelompok yang telah berhasil dalam menerapkan perilaku disiplin dan tepat waktu. Selanjutnya peneliti melakukan terminasi untuk mengakhiri kegiatan konseling.