Widi Setyogati, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk

STUDI TATA LAKSANA DAN ANALISIS BIAYA PEMBANGUNAN KOLAM PENAMPUNGAN PENCAMPUR AIR TAWAR DAN AIR LAUT UNTUK TAMBAK UDANG WINDU

Bab 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 16/PRT/M/2011 Tentang PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK

WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. dibentuk oleh berbagai komponen biotik dan abiotik, komponen-komponen ini saling

Gambar 2.1.Komponen Drainase Sistem Polder yang Ideal

PROSPEK USAHA TAMBAK DI KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2

BAB V. EVALUASI HASIL PENELITIAN Evaluasi Parameter Utama Penelitian Penilaian Daya Dukung dengan Metode Pembobotan 124

KONDISI PERIKANAN DI KECAMATAN KUALA KAMPAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Reklamasi Rawa. Manajemen Rawa

Dari hasil kunjungan lapangan dibeberapa provinsi pada tahun 2008 didapat kesimpulan bahwa menurunnya usaha budidaya tambak adalah disebabkan oleh :

MACAM-MACAM KOLAM IKAN DIPEKARANGAN

PERENCANAAN KONSTRUKSI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

MODUL: PENYIAPAN TAMBAK

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG

Lampiran PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor16/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

TINJAUAN PUSTAKA. ujung paparan benua (continental shelf) atau kedalaman kira-kira 200 m. Pulau-Pulau Kecil diantaranya adalah sebagai berikut :

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR: KEP. 28/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM BUDIDAYA UDANG DI TAMBAK

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

Budidaya Ikan di Kolam Bak Plastik O L E H

PERENCANAAN ULANG DALAM RANGKA PENINGKATAN FUNGSI JARINGAN IRIGASI TAMBAK UDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha diseluruh penjuru Indonesia yang bebas

I. PENDAHULUAN. Potensi perairan pantai Indonesia yang cukup luas adalah merupakan

6 MODEL PENGEMBANGAN PESISIR BERBASIS BUDIDAYA PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. pada 8 februari 2010 pukul Data dari diakses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

bio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN BANGUNAN PELENGKAP DRAINASE GORONG-GORONG. Disusun untuk Memenuhi. Tugas Mata Kuliah Drainase. Disusun Oleh:

Melaksanakan tanaman hutan di setiap lokasi garapan masing-masing. pasang surut air laut dan aliran sungai. pengembangan pengelolaan ikan dan lainnya.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

saat suhu udara luar menjadi dingin pada malam dan pagi hari. (Mengakibatkan kematian pada Udang)

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

Rawa pasang surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surutnya

PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI WILAYAH CIREBON

Manfaat dari penelitian ini adalah : silvofishery di Kecamatan Percut Sei Tuan yang terbaik sehingga dapat

AGROBISNIS BUDI DAYA PERIKANAN KABUPATEN CILACAP

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

BAB VI DAMPAK KONVERSI MANGROVE DAN UPAYA REHABILITASINYA

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

DESAIN BANGUNAN IRIGASI

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

JARINGAN IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

BAB IV METODE PENELITIAN

DISAIN, TATA LETAK, DAN KONSTRUKSI TAMBAK

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

KUESIONER. Lampiran 1. Judul Penelitian : Analisis kesesuaian Lahan dan Kebijakan Permukiman Kawasan Pesisir Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbesar di dunia,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

DINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG SUMBER DAYA AIR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN. Disusun Oleh : HENDRI SETIAWAN L2A JAHIEL R SIDABUTAR L2A SEMARANG, NOVEMBER 2007

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA TAHUN ANGGARAN 2011 DINAS PERIKANAN KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

PENDAHULUAN BAB I Tinjauan Umum BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Kalimantan Selatan. Wawan Halwany Eko Priyanto

Tata at Ai a r Rawa (Makr

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN RAWA PASANG SURUT UNTUK TAMBAK. SITI YULIAWATI DOSEN KOPERTIS WILAYAH I Dpk UNIVERSITAS DHARMAWANGSA MEDAN

Bab V Kajian Keberlanjutan Penerapan Sistem Silvofishery dalam Pengelolaan Ekosistem Mangrove Di Desa Dabung

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. perikanan. Usaha di bidang pertanian Indonesia bervariasi dalam corak dan. serta ada yang berskala kecil(said dan lutan, 2001).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

MODUL PELATIHAN GARAM LANJUTAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

ANALISIS KLESESUAIAN LAHAN TAMBAK TERHADAP PRODUKTIFITAS UDANG DI DESA KALAPAGENEP KECAMATAN CIKALONG KABUPATEN TASIKMALAYA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan

EXECUTIVE SUMMARY JARINGAN IRIGASI PERPIPAAN


Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Transkripsi:

Widi Setyogati, M.Si

Pengertian Tambak : salah satu wadah budidaya perairan dengan kualitas air cenderung payau/laut, biasanya terdapat di pesisir pantai Tambak berdasarkan sistem pengelolaannya terbagi menjadi : a. tambak tradisional/ekstensif, pengelolaannya secara sederhana masih sangat bergantung pada alam b. tambak semi intensif, pengelolaan sudah mulai memanfaatkan teknologi dan tidak terlalu bergantung pada alam c. tambak intensif, pengelolaannya sudah sangat bergantung pada pemanfaatan teknologi sehingga hasil yang diperoleh lebih optimal

Persyaratan lokasi Persyaratan lokasi tambak berdasarkan pertimbangan teknis : a. Terletak didaerah pantai dengan fluktuasi air pasang surut 2-3 m b. Jenis tanah bertekstur lumpur liat atau lumpur berpasir, dengan kandungan pasir kurang dari 20% (tanah tidak porous). c. Mempunyai sumber air tawar dengan debit atau kapasitas cukup besar, atau biasanya terletak di daerah pertemuan air tawar dan laut d. Jauh dari limbah pencemaran e. Lokasi pertambakan harus memiliki green belt sebagai daerah penyangga berupa hutan mangrove f. Lokasi pertambakan sebaiknya berjarak ±50-150 m dari garis bibir pantai

Persyaratan lokasi

Prersyaratan lokasi Persyaratan lokasi tambak berdasarkan pertimbangan non teknis : a. Dekat dengan produksi benih b. Dekat dengan sumber tenaga kerja c. Dekat sentra perekonomian sehingga mempermudah mendapatkan berbagai bahan pokok d. Lokasi dapat dijangkau oleh saluran penerangan dan alat komunikasi

Tambak tradisional/ekstensif Dibangun pada lahan pasang surut, berupa rawa bakau atau rawa semak Bentuk dan ukuran tambak tidak teratur Luas sekitar 3-10 ha per petak Konstruksi tambak hampir sama dengan kolam tanah Tidak dilakukan pengolahan tanah Biasanya digunakan untuk budidaya bandeng

Tambak tradisional

Tambak semi intensif Bentuk petakan umumnya empat persegi panjang dengan luas 1-3 ha/petak Tiap petak telah terdapat saluran inlet dan outlet yang terpisah Terdapat caren diagonal dengan ukuran lebar 5-10 m miring ke arah outlet, dengan kedalaman caren 30-50 cm dari pelataran Kedalaman air di pelataran 40-50 cm Banyak digunakan untuk budidaya bandeng/udang Sudah mulai dilakukan pengolahan tanah

Tambak intensif Petakan berukuran 0,2-0,5 ha/petak untuk mempermudah pengelolaan dan pengawasan Dasar tambak dan pematang dapat terbuat dari beton seluruhnya atau pematang dari tembok dan dasar dari tanah. Biasanya berbentuk bujur sangkar, pintu pembuangan di tengah dan pintu panen model monik di saluran pembuangan Dasar tambak dipadatkan sampai keras, dilapisi pasir/kerikil Tanggul terbuat dari tembok/beton Bak pencampuran air tawar dan laut terpisah Pipa pembuangan air hujan atau terbawa angin dipasang mati disudut petak

Budidaya tambak polikultur

Komponen tambak secara umum 1. Petakan Tambak Terdiri dari beberapa unit kolam seperti kolam pembesaran, kolam penampungan dan pembagian air, kolam pengendapan dengan filter, kolam pendederan dan kolam buyaran (golondongan). Tiap petakan terdiri dari pelataran dan caren Biasanya berbentuk persegi panjang, memanjang dan searah arah angin dominan Luas setiap petak tambak ± 1 ha dengan ukuran panjang 125 m, lebar 80 m dan kedalaman tambak 1,5 m

Lay out tambak sederhana luasan < 10 ha Keterangan : --- : tanggul/pematang : pintu air : bak aklimatisasi CP : petak tangkapan NP : petak pendederan HP : petak transisi PP : petak pembesaran WSC: bak penyaluran air : petak penampungan pemanenan

Lay out tambak dengan saluran air memanjang, luasan 20-40 ha Lay out tambak dengan saluran air pendek/terbatas luasan 20-40 ha

Petak tambak udang Petak tambak ikan Petak-petak tambak di Sidoarjo

Komponen tambak 2. Pematang/ tanggul Perdapat pematang utama dan pematang antara. Pematang utama melindungi unit dari pengaruh luar, tingginya 0,5 m diatas permukaan air saat pasang tertinggi, lebar bagian atas 3-5 m kemiringan sisi luar 1 : 1,5 kemiringan sisi dalam 1 : 1 Pematang antara membatasi petakan satu dengan yang lain dalam satu unit, lebar bagian atas 2-3 m Berm berfungsi sebagai penahan/penguat pematang agar tidak mudah longsor, pada pematang utama lebar berm 0,5-1 m, sedangkan pada pematang antara 0,5 m. Penguatan pematang juga dapat dilakukan dengan pemasangan rangkaian bambu yang berbentuk anyaman atau susunan btang bambu, atau dengan semen/beton

Pematang antara Pematang antara Pematang utama Pematang utama

Komponen tambak 3. Saluran air Terdapat dua saluran, saluran masuk (inlet) dan saluran keluar (out let), sebaiknya jaraknya berjauhan. Saluran masuk (inlet) terbagi menjadi 2 yaitu saluran utama (memasukkan air dari sumber perairan ke areal pertambakan) dan saluran pembagi (memasukkan air dari saluran utama ke petak tambak) Pembuatan saluran tambak sebaiknya memperhatikan sistem grafitasi atau elevasi lahan yang berpengaruh terhadap aliran air. Ketinggian dasar saluran utama dan saluran pembagi ±15 cm lebih rendah sehingga aliran air tidak terlalu deras. Saluran keluar (out let) langsung berhubungan dengan sungai atau laut sebaiknya ketinggian saluran keluar dijaga agar tidak tertimbun lumpur Saluran masuk harus dapat mensuplay air bersih minimum 5% dari kebutuhan tambak harian, sedangkan saluran keluar harus dapat mengeluarkan air minimum 10% dari volume tambak per jam

Saluran utama Saluran pembagi/ sekunder

Komponen tambak 4. Pintu air Berfungsi sebagai pengontrol keluar-masuknya air ke dalam petak tambak Berdasarkan fungsinya pintu air dibagi menjadi pintu utama (sumber ke saluran utama) dan pintu pembagi (saluran utama ke saluran pembagi) Berdasarkan sistem kerjanya pintu air dibagi menjadi pintu beton, pinto monik, dan pintu kayu. a. Pintu beton, konstruksi lebih kuat sehingga biaya pengadaan mahal dilakukan pada budidaya semi intensif, digunakan sebagai pintu utama karena langsung menghadap sumber air b. Pintu monik, tipe pintu tertutup, menggunakan gorong-gorong untuk mengalirkan air, diameter penutup disesuaikan dengan diameter gorong-gorong, efektif untuk kebutuhan air yang relatif kecil, banyak digunakan pada tambak intensif

Pintu air c. Pintu kayu, termasuk tipa terbuka, pintu kayu terdiri dari bilah papan yang disusun berjajar, pintu kayu digunakan untuk mengalirkan ke petak tambak d. Pintu PVC, dikenal dengan sistem pipa goyang atau sistem sifon, menggunakan prinsip permukaan air yang selalu rata, pengaturan dilakukan dengan melepas dan memasang kembali pipa pralon

Konstruksi pintu beton Konstruksi pintu monik Konstruksi pintu PVC Konstruksi pintu kayu

Sarana pendukung