BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pola kehidupan mereka.pengaruh globalisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi pertama kali muncul di Eropa pada awal abad ke-19. Ketika itu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

Kesejahteraan Sosial FISIP USU yang sedang mengadakan penelitian dalam rangka penyelesaian

BAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).

I. PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan tehnologi di bidang industri akan berdampak positif maupun

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

BAB I PEDAHULUAN. pesisir, desa Rantau Panjang ini juga merupakan desa tertua di Kecamatan Pantai

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala. di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Mardana. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

I. PENDAHULUAN. Tingkat pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin tinggi yang. formal akan mencari pekerjaan di sektor informal.

BAB 3 METODE PENELITIAN. epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah sampah perkotaan merupakan masalah yang selalu hangat diperbincangkan baik

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

dikonsumsi (termasuk kebutuhan pangan dan non pangan).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pembangunan yang berkembang disekitar kita antara lain konsep

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu negara ke negara lain di dunia. Internet berasal dari kata Interconnection

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. dari masing-masing karyawan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. mulai menggalakkan program re-use dan re-cycle atas sampah-sampah yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

I. PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. hingga bulan Maret 2014 mencapai 28,29 juta orang, atau bertambah sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan tempat tinggal semakin terasa mendesak dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan baik biologis

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

APLIKASI PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNSCAPE

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk Lanjut Usia (lansia) semakin meningkat di dunia, termasuk juga di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

Oleh : Bustanul Arifin K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

I. PENDAHULUAN. kelesuan ekonomi yang berpengaruh pula pada emosi masyarakat dan. kepada pengangguran yang meluas. Disamping itu harga-harga kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan derap laju pembangunan. Berbagai permasalahan tersebut antara lain

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT BERMUKIM DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) RAWA KUCING

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, gender, dan kondisi lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

BAB V STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA PEDAGANG MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan medan marelan merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya Kecamatan yang memiliki Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Sampah terbesar setelah Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Sampah Pancur Batu. Lebih tepatnya Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Kec.Medan Marelan terletak di Kelurahan Terjun. Dimana setiap harinya TPA daerah Terjun ini didatangkan sampah kota baik itu dari sampah rumah tangga, sampah perkantoran, industri kecil, industri besar maupun limbah pabrik perusahaan. Kelurahan Terjun terletak berdampingan dengan Kelurahan Paya Pasir. Keberadaan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) di Kelurahan Terjun memiliki dampak untuk masyarakat sekitar baik yang sudah menetap lama di daerah sekitar TPA maupun masyarakat pendatang. Dampak sebagai respon tiap masyarakat berbeda, ada yang respon negatif dan ada juga respon positif yang ditimbulkan oleh keberadaan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Kelurahan Terjun. Tetapi bagi para pemulung keberadaan TPA sampah merupakan tempat pengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Semenjak keberadaan Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) di Kecamatan Medan Marelan ini, banyak masyarakat yang berdatangan untuk mencari bahan bekas yang dapat mereka jual kembali baik itu plastik, botol bekas maupun barang-barang rosokan lainnya. Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar TPA terutama lingkungan I Kelurahan Paya Pasir berjumah sebanyak 390 kepala keluarga dengan total laki- 1

laki sebanyak 759 orang dan perempuan 737 orang, berdasarkan jenis pekerjaan dinyatakan sebanyak 21 orang bekerja sebagai petani, 10 orang sebagai nelayan, 2 orang BUMN, 658 orang wiraswasta, 54 orang pedagang dan sebanyak 45 orang bekerja pekerjaan lainnya (Data Demografi Penduduk Tahun 2015). Pemulung merupakan pekerjaan di sektor informal yang termasuk dalam kategori wiraswasta, karena pekerjaan pemulung ini merupakan pekerjaan yang membuka lapangan kerja sendiri. Sektor informal ini berperan sebagai penampung alternatif bagi peluang kerja dan pencari kerja. masa depan perkembangan sektor informal sangat ditentukan kemampuan sektor tersebut dengan kata lain mampu tidaknya sektor informal bersaing dengan sektor formal atau barang-barang infor, juga tergantung pada beberapa serius dan sifat serta bentuk dari kelemahankelemahan yang dimiliki sektor informal. Kelemahan sektor informal tercemin pada kendala-kendala yang dihadapi tersebut, diantaranya yang sering terjadi adalah keterbatasan modal (khusus modal kerja), kesulitan pemasaran, penyediaan bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan minim mengenai bisnis, dan kurangnya penguasaan tekhnologi (BPS,2001). Pemulung menurut Shalih (dalam jurnal Suhendri:2015) adalah orang yang memungut,mengambil,mengumpulkan dan mencari sampah baik perorangan maupun kelompok. Menjadi pemulung tidak memandang usia, karena jenis pekerjaan memulung bisa dilakukan oleh siapa saja baik itu anak-anak, orang dewasa maupun para lansia. Salah satunya kelompok lansia yang bekerja sebagai pemulung. Kelompok lansia ini berumur dari 55 tahun keatas. Mereka menjadi pemulung karena faktor ekonomi yang mendesak mereka untuk tetap bekerja. Kemunduran fisik tidak menjadi kendala besar para lansia ini untuk bekerja. 2

Dengan kondisi fisik yang sudah menurun para pemulung lansia ini tetap mau bekerja supaya mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dengan berbagai cara yang diupayakan untuk memenuhi kebutuhan mereka ada strategi mereka untuk bertahan hidup berupa strategi aktif mereka yaitu dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki sebagai contoh melakukan aktifitas sendiri, memperpanjang jam kerja dan melakukan pekerjaan lain untuk menambah penghasilan. Kedua, strategi pasif berupa meminimalisir pengeluaran keluarga dengan contoh berhemat dalam kebutuhan sandang dan pangan. Ketiga, strategi jaringan yang dilakukan oleh pemulung lansia yang memanfaatkan jaringan sosial dengan contoh menjali relasi baik formal maupunon formal dengan lingkungan sosialnya sehingga pemulung lansia bisa meminta bantuan seperti bantuan hutang kepada sanak sadara, tetangga maupun sektor formal dan informal ketika mereka mengalami kesulitan. Kondisi sosial pemulung lansia ini sangat memperhatinkan mereka yang bertempat tinggal di area TPA memiliki kesan hidup tidak sehat karena mereka terkena efek negatif langsung dari TPA seperti bau, kabut serta asap-asap akibat truk-truk yang mondar mandir tiap harinya membawa sampah ke TPA. Pemulung lansia yang bertempat tinggal disekitar TPA masih melakukan pekerjaan sebagai pemulung, mereka masih mengumpulkan barang-barang bekas dari pembuangan sampah yang ada di sekitar TPA, menolong anak-anak mereka serta sanak saudara untuk membersihkan plastik-plastik yang sudah dikumpulkan. Dengan adanya keterbatasan fisik yang mereka miliki mereka terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pemulung lansia ini tetap gigih bekerja supaya kebutuhan dirinya bisa tercukupi karena keluarga mereka juga tidak bisa 3

memenuhi kebutuhan mereka ini. Dengan penghasilan tidak menentu sebesar Rp.15.000,00 sampai dengan Rp.40.000,00 perhari bagi mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena, ada saatnya mereka tidak mendapatkan uang seperti sering sakit-sakitan sehingga mereka tidak dapat bekerja mencari barang bekas yang dapat dijual. Tempat tinggal mereka berada disekitar TPA, ada yang tinggal bersama anak-anak mereka dan ada pula yang tinggal dirumah sendirian. Status rumah mereka milik keluarga serta sewa atau ngontrak walaupun ada beberapa lansia yang memiliki rumah pribadi dengan ukuran yang sangat kecil serta bangunannya masih semi permanen. Dengan keadaan sekitar rumah yang banyak sampah, mereka sudah merasa nyaman tinggal dilingkungan sekitar TPA karena terbiasa. Padahal ketika pada masa usia lanjut ini, seseorang membutuhkan rasa ketentraman lahir dan batin, tidak hanya seperti kebutuhan untuk hidup saja seperti makan, minum dll melainkan keselamatan jiwa serta kenyamanan juga merupakan kebutuhan lansia agar dia tetap bertahan Pada umumnya pemulung lansia yang bekerja di TPA Kecamatan Medan Marelan sebagai pemulung tidak memiliki keahlian yang memadai. Hal ini disebabkan oleh pendidikan mereka yang sangat rendah yaitu umumnya tamatan SD. Pada akhirnya pilihan mereka hanyalah bekerja di sektor informal seperti buruh, pedagang asongan, pemulung dan lain-lainnya seperti yang terjadi oleh pemulung lansia. Di TPA Kelurahan paya pasir Pada tahun 2015 ada sekitar 8 orang pemulung lansia yang dari awal mereka bekerja sebagai pemulung sampai mereka berumur lanjut, sedangkan pada saat ini tahun 2016 hanya ada sekitar 6 orang yang masih bekerja sebagai pemulung. Selain dengan alasan tidak memiliki 4

keahlian yang memadai mereka para pemulung lansia ini menyatakan bahwa bekerja sebagai pemulung merupakan pekerjaan yang tidak membutuhkan modal banyak sehingga mereka bertahan menjadi pemulung sampai berumur lanjut. Bekerjanya lansia sebagai pemulung merupakan permasalahan sosial ekonomi. Keterbatasan keahlian yang mereka miliki menyebabkan mereka harus bekerja sampai usia tuanya, bahkan keluarga mereka sendiri juga tidak mampu menghidupi dirinya diakibatkan rendahnya pendapatan keluarga mereka sehingga para lansia ini juga ikut memulung. Pemulung lansia ini sangat sering mengalami kesulitan-kesulitan baik dalam hal sosial maupun ekonomi. Masalah-masalah yang dihadapi oleh pemulung lansia ini sering melibatkan bantuan sanak saudara, tetangga maupun masyarakat sekitar untuk mengurangi permasalahan mereka. Pemulung lansia dapat dikatakan miskin karena Menurut World Bank kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya seperti tidak dapat memenuhi kesehatan, standar hidup layak, kebebasan, harga diri, dan rasa dihormati seperti orang lain atau dengan kata lain kehilangan kesejahteraan (deprivation o well being). Kemiskinan disebabkan ketiadaan akses serta adanya ketidak adilan maupun ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Pemulung dikatakan miskin ketika mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik itu pangan, sandang, papan yang tidak layak untuk hidup lansia. Pemulung yang kehidupannya relatif miskin, apalagi pemulung lansia yang mengalami kemunduran fisik, mereka tetap menjalani kehidupannya dari waktu ke waktu. Sebagaimana mereka akan melakukan upaya apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidup sampai mereka berumur lanjut. Berdasarkan hal-hal 5

yang sudah diuraikan pada latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam bagaimana kondisi sosial ekonomi para pemulung lansia ini yang berkaitkan dengan stategi untuk mempertahankan hidup mereka serta strategi adaptasi mereka dalam menjalani hidup mereka yang kemudian dituangkan pada penelitian dengan judul: Pemulung Lansia di Kota Medan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi para lanjut usia ( Lansia) tetap bekerja sebagai pemulung? 2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi mereka? 3. Bagaimana strategi bertahan hidup mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Ingin mengetahui faktor apa yang mempengaruhi para lanjut usia ( Lansia) tetap bekerja sebagai pemulung. 2. Ingin mengetahui Bagaimana kondisi sosial ekonomi mereka. 3. Ingin mengetahui Strategi yang dilakukan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 6

1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan dan memperluas penelitian Sosiologi serta pengalaman khususnya bagi mahasiswa Dapertemen Sosiologi FISIP USU. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perpustakaan Departemen Sosiologi. 3. Bagi penulis, penelitian ini digunakan sebagai salah satu syarat kelulusan untuk jenjang pendidikan sarjana (S1). Disamping itu untuk menuangkan minat penulis yang ingin mengungkap mengenai Pemulung Lansia Di Kota Medan. Serta diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat pemulung lansia agar lebih sejahtera. 1.5 Definisi Konsep Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah definisi, abstraksi mengenai gejala atau realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala (moleong, 2006 : 67). Disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah suatu penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk menindak lanjuti sebuah kasus yang diteliti dan menghindari terjadinya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. 7

Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan kontek penelitian ini, antara lain adalah : 1. Pemulung : Pemulung dalam penelitian ini adalah sekumpulan individu yang memenuhi suatu wilayah yang memiliki tujuan bersama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun jenis-jenis pemulung antara lain : a. pemulung lepas, yang bekerja sebagai swausaha. Pemulung ini bekerja sendiri tanpa tergantung pada orang lain, mereka mencari barangbarang bekas baik itu di TPA maupun jalan-jalan atau tempat keramaian lainnya. b. pemulung yang tergantung pada seorang bandar yang meminjamkan uang ke mereka dan memotong uang pinjaman tersebut saat membeli barang dari pemulung. Pemulung berbandar hanya boleh menjual barangnya ke bandar. Tidak jarang bandar memberi pemondokan kepada pemulung, biasanya di atas tanah yang didiami bandar, atau di mana terletak tempat penampungan barangnya. 2. Lansia dalam penelitian ini adalah individu yang memiliki kemunduran fisik serta tenaga yang berkurang untuk melakukan suatu usaha. pembagian lansia, antara lain : menurut Depkes RI, WHO yaitu : a. Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut : kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas, kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium, kelompok usia lanjut (lebih dari 65 tahun) sebagai senium. 8

b. Organisasi kesehatan dunia (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut : usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun, usia tua (old) antara 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. 3. Strategi adalah prosedur yang mempunyai alternatif-alternatif pada berbagai tahapan atau langkah. Jadi bila strategi dihubungkan dengan kelangsungan hidup maka konsep ini berkaitan dengan bagaimana seseorang menghadapi keadaan sulit dengan berbagai tantangan dan bagaimana alternatif terhadap langkah-langkah pemecahan untuk keluar dari tantangan yang dihadapi tersebut agar dapat bertahan hidup. Strategi bertahan hidup dalam penelitian ini adalah suatu cara atau langkah yang diambil dan dilakukan oleh kelompok pemulung lansia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Seperti : a. Melibatkan bantuan anggota keluarga. b. Berhemat dalam bentuk konsumsi. c. Menabung. d. Menambah jam kerja. e. Meminjam uang kepada orang lain. 4. Kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah gambaran secara umum mengenai pendidikan, kesehatan serta hubungan hubungan yang terjadi untuk mendukung kehidupan mereka mengenai modal sosial yang mereka miliki. Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai suatu 9

sistem ( sistem sosial ) yaitu suatu keseluruhan bagian bagian atau unsurunsur yang saling berhubungan dalam satu kesatuan. 10