BAB I PENDAHULUAN. Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota
|
|
- Yuliani Chandra
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Pematangsiantar adalah satu Kota di Provinsi Sumatera Utara dan Kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Utara setelah Medan. Karena letak Kota Pematangsiantar yang strategis, yang dilintasi oleh jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km dan berpenduduk sebanyak jiwa. Sebagai kota perdagangan,secara geografis Pematangsiantar diapit Kabupaten Simalungun yang memiliki kekayaan perkebunan karet, sawit, teh dan pertanian. Kota Pematangsiantar hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari Parapat yang sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke Danau Toba.Sektor industri menjadi tulang punggung perekonomian kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini terdapat industri besar dan sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai 1,69 triliyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 % atau Rp.646 miliar.sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyusul di urutan kedua dengan sumbangan 22,77 % atau Rp 385 miliar. Pembangunan sektor ekonomi Pematangsiantar dari Rp.43,44 miliar target Pendapatan Asli Daerah atau PAD tahun 2014, yang terealisasi masih Rp.16,15 miliar atau 47,51%. Hal ini belum mencapai tingkat yang ditargetkan kota Pematangsiantar. Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian aspek perdagangan dan salah satu aktivitas ekonomi informal. 11
2 Berdasarkan Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar tahun 2002, jumlah tenaga kerja menurut umur, dan tingkat pendidikan di Pematangsiantar sebagai berikut: Golongan Umur Tingkat Pekerjaan L P L P L P 1. Orang yang bekerja professional, ahli, teknis dan sejenisnya 2. Orang yang bekerja di bidang administrasi tata usaha 3. Orang yang bekerja di bidang kepemimpinan dan ketatausahaan 4. Orang yang bekerja di bidang jasa 5. Orang yang bekerja dibidang penjualan dan pembelian 6. Orang yang bekerja di bidang pertanian, peternakan dan perkebunnan 7. Tenaga produksi Jumlah Sumber : BPS Pematangsiantar yang diolah dari kantor Depnaker Kota Pematangsiantar,
3 Berdasarkan data di atas jumlah total tenaga kerja menurut umur laki-laki berjumlah 266 jiwa dan perempuan berjumlah 759 jiwa. Umur laki-laki berjumlah 149 jiwa, dan perempuan berjumlah 218 jiwa. Menurut data BPS Pematangsiantar tahun 2002 jumlah tenaga kerja menurut umur, dan tingkat pendidikan rata-rata bekerja sebagai tenaga produksi. Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematangsiantar sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Pada periode rata-rata pertumbuhan tenaga kerja 1,26% per tahun. Kemudian pada tahun 2011 jumlah pencari kerja yang terdaftar di Kantor Departemen Tenaga Kerja berjumlah jiwa. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan kesempatan kerja yang ada, sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran. Terbatasnya lapangan pekerjaan menimbulkan banyaknya pengangguran.angka pengangguran terbuka pada tahun 2011 berdasarkan data Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) sudah mencapai 9,25 juta jiwa. Besarnya angka pengangguran menjadi permasalahan yang tidak mudah diatasi pemerintah. Pengangguran selain berdampak pada segi ekonomi juga berdampak pada segi sosial. Dari segi ekonomi pengangguran dapat menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, turunnya kemampuan menabung masyarakat sehingga tingkat investasi menurun. Sedangkan dari Segi Sosial pengangguran menyebabkan tingginya angka kriminalitas, bertambahnya penduduk miskin, bertambahnya anak putus sekolah, meningkatnya pengemis, anak jalanan dan tunawisma (Agus, 2011). Menurut Firdausy, C. M (1995) dalam Agus (2013:2) pengangguran berdampak pada kemiskinan dan ketimpangan pendapatan penduduk di perkotaan. Salah satu cara pemecahan yang dianjurkan banyak pengamat sosial ekonomi 13
4 pembangunan adalah dengan melalui pengembangan dan penciptaan tenaga kerja di sektor informal. Sektor informal bergerak dalam usaha perdagangan seperti pedagang asongan, penjual bakso, PKL, serta jasa pengangkutan seperti bus, angkot, tukang ojek dan tukang becak. Di Kota Pematangsiantar jumlah industri besar sedang pada tahun 2011 tercatat 38 perusahaan, 24 perusahaan industri makanan, minuman, dan tembakau. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam perusahaan industri besar sedang tahun 2011 berjumlah orang. Golongan indutri makanan, minuman, dan tembakau merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja yaitu sebanyak orang. Pada tahun 2012, ada 3 sektor lapangan usaha yang tumbuh di atas 4% masingmasing yaitu: sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 8, 07%, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 5,71% serta sektor jasa-jasa sebesar 8,82% (Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar, 2012). Kota Pematangsiantar dengan luas wilayah km dan terdiri dari 8Kecamatan dan 53 Kelurahan.Kecamatan Siantar Utara adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Kecamatan ini terdiri dari 7 kelurahan yaitu kelurahan Martoba, Melayu, Baru, Sukadame, Bane, Sigulang-Gulang, dan Kahean (Pematangsiantar dalam Angka, 2011). Dari beberapa kelurahan di Kecamatan Siantar Utara, peneliti memilih Kelurahan Baru yang menjadi fokus dalam penelitian karena kelurahan ini mayoritas bermata pencaharian sebagai pedagang, salah satunya adalah pedagang kacamata keliling dimana penduduknyabekerja sebagai pedagang kacamata keliling, mayoritas beretnis minang dan masih kerabat dekat. Etnis lain yang minoritas bekerja sebagai pedagang kacamata keliling adalah etnis mandailing. 14
5 Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kelurahan Baru karena di daerah ini terdapat pedagang kacamata dimana masyarakatnya memanfaatkan jaringandan kepercayaan dalam berdagang. Pedagang kacamata tersebut berdagang ke lokasi yang ramai dikunjungi masyarakat seperti kebun binatang, pantai, kota, sekolah, pesta perkawinan, pesta kematian adat batak simalungun, warung kopi, terminal,dan tempat wisata lainnya. Pedagang merupakan salah satu sektor informal yang ada di perkotaan. Dimana pedagang mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang baru. Banyak orang yang menjadikan pedagang sebagai pilihan karena tidak tertampung di sektor formal.sektor informal menjadi pilihan alternatif karena mudah memasukinya, tidak perlu keterampilan khusus serta pasar yang kompetitif. Aktifitas perdagangan merupakan tempat di mana terjadi interaksi antara manusia secara lebih intensif dan luas. Pedagang kacamata keliling di daerah ini menjual kacamata santai yang sering digunakan untuk liburan dan kacamata min serta kacamata resep.pedagang menjual kacamata menggunakan papan video atau papan untuk menjual kacamata yang dipajangkan di pinggir jalan tempat berdagang dan dibawa keliling.jenis kacamata yang dijual adalah jenis kacamata santai untuk anak-anak, remaja dan orang dewasa. Serta jenis kacamata min untuk rabun jauh dan rabun dekat. Pola hubungan yang terjadi adalah antara pedagang, toke, dan pembeli. Toke mempunyai toko sebagai tempat penjualan kacamata dan memasokkannya kepada pedagang kacamata. Pedagang kacamata menjual kacamata kepada pembeli dan pelanggan tetap.keberadaan mereka diminati oleh semua orang yang membutuhkan kacamata. Mereka jualan keliling kota,desabahkan terkadang 15
6 sampai ke luar KotaPematangsiantar menuju tempat pariwisata ketika hari-hari besar dan libur sekaligus menginap di tempat tersebut untuk berjualan. Pedagang kacamata memiliki jaringan dengan pedagang yang lain, sehingga pedagang mengetahui tempat yang akan mereka kunjungi. Pedagang dengan etnis yang samamember informasilokasi-lokasi yang ramai dikunjungi masyarakat untuk berjualan. Pedagang memberikan informasi tersebut karena adanya rasa saling percaya dan kerjasama yang terjalin. Toke kacamata membolehkan pedagang untuk berhutang kacamata dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu satu bulan, karena adanya kepercayaan antar pedagang dan pedagang dengan toke. Setiap hari pedagang berjualan dengan menanyakan lokasi yang ramai kepada pedagang yang lain, dan mereka lebih sering berjualan ke tempat pesta-pesta dan wisata.dalam hari-hari besar terdapat beberapa anak muda bersama temannya dengan modal dari anak muda tersebut dan keuntungan yang didapat dibagi dua. Kepercayaan yang terdapat di antara pedagang salah satunya dengan memberikan pinjaman modal dan menjualkan barangnya kepada pedagang kacamata lain, dengan modal kepercayaan tersebut mereka dapat bertahan dalam pekerjaannya. Di Kelurahan Baru lebih banyak pedagang kacamata yang berjualan keliling. Jaringan yang mereka miliki dengan pedagang lain membuat pedagang kacamata ini untuk tetap berjualan kacamata setiap harinya. Penghasilan yang diperoleh setiap hari apabila ramai pembeli dapat mencapai ±Rp /hari dan ketika sunyi penghasilandapat mencapai Rp /hari. Keberhasilan ekonomi pedagang kacamata dapat dilihat yaitu adanya pedagang yang dapat membangun 16
7 rumah, mencukupi pendidikan anak, mempunyai tabungan. Rata-rata pedagang kacamata ini adalah orang dewasa usia tahun. Persaingan tentu sering terjadi di antara para pedagang, namun para pedagang dalam bidang ekonomi tetap mencukupi kebutuhan hidup mereka walaupun dalam satu hari hanya satu barang yang terjual tergantung harga yang diberikan kepada pembeli. Adanya pedagang kacamata keliling di Kelurahan Baru membuat ketertarikan untuk meneliti tentang modal sosial dalam berjualan serta tentang kehidupan sosial mereka sehari-hari. Fukuyama (2002) menilai modal sosial dibentuk dan ditransmisikan melalui mekanisme kultural seperti agama, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan historis. Mekanisme kultural tersebut membentuk nilai-nilai bersama dalam menghadapi masalah bersama dalam komunitas. Analisis modal sosial dapat mengacu pada komponen-komponen modal sosial antara lain komponen mekanisme kultural saling percaya, pranata, dan norma-norma yang dimiliki bersama dan jaringan sosial. Keberadaan modal sosial dalam masyarakat dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan sosial dan ekonomi serta perluasan akses terhadap sumber-sumber daya kehidupan yang ditentukan oleh jaringan kerjasama saling percaya di kalangan masyarakat agar menuju masyarakat yang sejahtera. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana modal sosial berupa kepercayaan dan jaringan sosial pedagang kacamata keliling di Kelurahan Baru Pematangsiantar. 17
8 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti melihat modal sosial berupa jaringan sosial dan kepercayaan pada pedagang kacamata keliling. Maka yang menjadi rumusan masalah penelitian yaitu: 1. Bagaimana jaringan sosial pedagang kacamata keliling di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar. 2. Bagaimana kepercayaan di kalangan pedagang kacamata keliling dalam menjalankan usaha di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui dan menginterpretasikan bagaimana jaringan sosial antar pedagang kacamata keliling di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar. 2. Untuk mengetahui bagaimana kepercayaan di kalangan pedagang kacamata keliling dalam menjalankan usaha di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar. 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kajian ilmiah bagi mahasiswa khususnya mata kuliah Sosiologi Ekonomi serta dapat memberikan kontribusi kepada 18
9 pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai perbandingan penelitian selanjutnya. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi mahasiswa, khususnya mengenai modal sosial pedagang kacamata keliling di kalangan pedagang. b. Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam membuat suatu karya ilmiah khususnya berkaitan dengan modal sosial. 2. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan danmengetahui kehidupan pedagang kacamata keliling di kalangan masyarakat luas serta dapat menjadipengetahuan serta informasi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di kalangan pedagang. 1.5 Defenisi Konsep Adapun defenisi konsep penelitian sebagai berikut : a. Modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk bekerjasama demi mencapai tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Modal sosial bisa dilembagakan menjadi kebiasaan di dalam kelompok kecil ataupun kelompok masyarakat yang besar. Modal sosial dibentuk dan ditransmisikan dalam mekanisme kultural seperti agama, tradisi dan kebiasaan-kebiasaan historis. Mekanisme kultural tersebut membentuk nilai-nilai dalam menghadapi masalah bersama dan komunitas. 19
10 b. Jaringan sosial adalah sebuah pola koneksi dalam hubungan sosial individu, kelompok, dan berbagai bentuk kolektif lain. c. Trust atau Kepercayaan adalah hubungan antar dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak. Adanya sifat kepercayaan ini merupakan landasan utama bagi seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada orang lain. d. Resiprositas adalah hubungan tomabl balik antara satu pihak dengan pihak yang lain dengan tujuan menguntungkan. e. Kelompok Sosial adalah suatu kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain dan dapat mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama. f. Pedagang disebut ekonomi informal adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Pedagang merupakan suatu usaha kegiatan perdagangan dan melaksanakan pemberian jasa dan merupakan salah satu pekerjaan yang penting dalam mengurangi pengangguran. g. Pedagang Kacamata Keliling adalah pedagang yang melakukan aktivitas usaha dagang atau jual beli dengan cara berkeliling lokasi menawarkan barang dagangan di berbagai lokasi, seperti lokasi pariwisata, pasar, perkebunan, dan sebagainya. h. Kacamata merupakan lensa tipis untuk mata guna menormalkan dan mempertajam penglihatan (ada yang berangka dan ada yang tidak). Sekarang selain menjadi alat bantu penglihatan, kacamata sudah 20
11 menjadi pelengkap gaya serta menjadi alat bantu khusus untuk menikmati liburan seperti kacamata khusus tiga dimensi. i. Toke Kacamata adalah para pedagang besar yang menjual barang kepada pedagang kacamata untuk dijual kembali dan barang yang dijual lebih murah dibandingkan dengan dijual secara satuan atau eceran. j. Hubungan Kekerabatan adalah hubungan antara tiap entitas yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis, sosial, maupun budaya. Menjadi salah satu prinsip mendasar untuk mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan silsilah. k. Tetangga adalah orang yang rumahnya berdekatan atau bersebelahan dan tinggal di wilayah yang sama. l. Pertemanan adalah hubungan antara satu orang atau lebih dan tidak dibatasi oleh usia, status, pekerjaan, kesamaan hobi dan sebagainya. m. Pembeli adalah orang yang membeli barang dagangan para pedagang dalam hal ini pembeli adalah masyarakat yang berada di tempat keramaian, seperti pantai, kebun binatang, pasar, perkebunan, warung, sekolah, dan lokasi pariwisata lainnya. n. Pelanggan adalah orang yang membeli barang dagangan para pedagang kacamata secara rutin sehingga harga yang ditawarkan pedagang dapat berbeda dengan harga yang ditawarkan kepada pembeli biasa. 21
BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak
BAB II LETAK DAN LOKASI PENELITIAN 2.1 Kota Pematang Kota Pematang adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus kota terbesar di Pulau Sumatera. Karena letak kota Medan yang strategis dilintasi oleh jalan raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki potensi alam melimpah ruah yang mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat bermukim di pedesaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi perlahan-lahan telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah
Lebih terperinciExecutive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN
Executive Summary 2013 Executive Summary PELUANG INVESTASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR: MEMBANGUN PLTA DI KOTA PEMATANGSIANTAR UNTUK MENDUKUNG PERGERAKAN RODA PEREKONOMIAN Pengenalan Kota Pematangsiantar Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam masyarakat terdapat kelompok sosial, ada sekelompok orang orang yang hidup di bawah garis kemiskinan, sedangan sekelompok yang hidup dalam batas berlebihan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan dengan pertambahan aktivitas yang ada di kota, yaitu khususnya dalam kegiatan sosial-ekonomi. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar 1. Letak Geografis Desa Ranah Sungkai Kecamatan XIII Koto Kampar Desa Ranah Sungkai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciV. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010
65 V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010 5.1. Gambaran Umum dan Hasil dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Pada bab ini dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan akan produk dengan kualitas dan harga yang hampir sama. Hal ini diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013
Ina Kristiani, 2013 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA BAKSO LOTUS JEMBAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua diprovinsi tersebut setelah Medan. Karena letak Pematangsiantar yang strategis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan tidak lain merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor Industri yang menjadi tulang punggung perekonomian Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor Industri yang menjadi tulang punggung perekonomian Kota Pematangsiantar. Hasil industri andalan Kota Pematangsiantar adalah rokok, tepung tapioka, minuman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor informal merupakan ciri-ciri yang menonjol dalam kota-kota besar di Indonesia.Munculnya sektor informal dikota tidak terlepas dari latar belakang perekonomian
Lebih terperincimelestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara luas pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dengan melakukan proses desentralisasi terhadap daerah-daerah otonom memiliki potensi yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan sekarang berada pada satu zaman dengan kecepatan yang sangat tinggi, ditandai dengan cepatnya perkembangan teknologi yang baru, yang juga sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk. Pasar menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor informal digambarkan sebagai bagian angkatan kerja kota yang berada di luar pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat diperlukan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR 2.1. Letak Geografis. Wilayah Kota Madya Pematang Siantar terletak di tangah-tengah Kabupaten Simalungun dengan keadaan topografi berbukit-bukit rendah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciKONTRIBUSI USAHA WARUNG MAKANAN DALAM EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA OBYEK WISATA KARANG ANYER KABUPATEN SIMALUNGUN
KONTRIBUSI USAHA WARUNG MAKANAN DALAM EKONOMI RUMAH TANGGA DI DESA OBYEK WISATA KARANG ANYER KABUPATEN SIMALUNGUN Mastauli Siregar Abstract Tourism activities can stimulate economy activity growth. One
Lebih terperinci2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, ekonomi di Indonesi sangat mengalami keterpurukan sektor-sektor pendorong ekonomi juga ikut terpuruk namun sektor industri adalah
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA
27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di
51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lebak 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak beribukota di Rangkasbitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Metode Shift Share Metode shift share digunakan dalam penelitian ini untuk melihat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD). Industri pariwisata telah membuktikan dirinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Perekonomian di Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 35,02 persen, yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam rutinitasnya membuat kegiatan berwisata menjadi kebutuhan yang penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha di bidang jasa pariwisata saat ini merupakan bidang bisnis yang sedang bertumbuh. Hal ini salah satunya disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil menempati posisi strategis dalam perekonomian di Indonesia yang tidak perlu diragukan lagi, dari segi penyerapan tenaga kerja. Melihat kenyataan yang ada
Lebih terperinciKeseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada
BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pembangunan ekonomi di definisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan masyarakat meningkat dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia tua merupakan waktu bagi seseorang untuk bersantai dan menikmati sisa kehidupannya, tetapi tidak di sebagian besar negara berkembang seperti di Indonesia. Mereka
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.
I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa pulau-pulau besar, yang salah satunya adalah Pulau Jawa yang merupakan pulau besar yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,
11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis kelurahan Langgam Langgam merupakan kelurahan yang ada di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelelawan dengan luas daerah 11.70 km2, yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi untuk berinovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian menjadi salah satu indikator kemajuan suatu daerah. Pembangunan ekonomi daerah tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan untuk makan. Dalam upayanya untuk mempertahankan hidup, manusia memerlukan makan. Makanan adalah sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pembangunan dengan menekankan pembangunan industri sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor industri merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transformasi struktur ekonomi di banyak Negara. Sebagai obat, industrialisasi. ketimpangan dan pengangguran (Kuncoro, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor Industri merupakan sektor yang menjadi mesin pertumbuhan bagi sebuah perekonomian. Industiralisasi dianggap sebagai strategi sekaligus obat bagi banyak Negara.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan sehari-harinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencari keuntungan, yang termasuk dalam golongan pedagang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/ /30621/4/chapter%20i.pdf)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan kota yang semakin pesat tidak diikuti dengan pertambahan lapangan kerja yang memadai, menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan tempat pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya kesenjangan ekonomi di masyarakat. Banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemiskinan, pengangguran dan lingkungan hidup merupakan masalah yang umum terjadi di Negara berkembang seperti Indonesia. Permasalah disebabkan karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berlimpah. Sumber daya alam yang telah tersedia harus diolah oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan medan marelan merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya Kecamatan yang memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Riau. Kecamatan ini meliputi beberapa Kelurahan atau Desa dengan luas wilayah
BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN II. 1. Geografis Desa Khaiti Kecamatan Rambah Tengah Barat, Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak beberapa tahun kebelakang tepatnya pada tahun 1960-an, tatanan ekonomi nasional tidak terlepas dari adanya peran sektor informal di tengah persaingan nasional
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Hal ini terwujud seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Pariwisata berasal dari bahasa Sangsakerta, terdiri dari dua suku kata, yatu pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyangkut kebutuhan lainnya seperti kebutuhan pangan, sandang, papan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, akan tetapi juga menyangkut kebutuhan lainnya
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan umum Kabupaten Way Kanan 1. Jumlah penduduk dan keadaan ekonomi Kabupaten Way Kanan Berdasarkan Way Kanan dalam angka (2013), Kabupaten Way Kanan adalah salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Lokasi relatif suatu tempat atau wilayah berkenaan dengan hubungan tempat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lokasi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Lokasi dapat dibedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa terbesar di bawah minyak dan gas bumi, batu bara, minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis dan memiliki trend kontribusi positif terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia. Menurut data BPS,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha mikro ini sangat membantu mengatasi masalah pengangguran mengingat fenomena saat ini susahnya mencari pekerjaan formal, sehingga warga sekitar lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai penggerak sektor ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata tidak hanya menyentuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kabupaten Bandung 1.1.1 Potensi Daya Tarik Wisata Kabupaten Bandung Sebagai daerah yang tengah mengembangkan pariwisatanya, Kabupaten Bandung dapat diklasifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan penghormatan untuk memosisikan dirinya sebagai manusia yang bermartabat. Dalam pandangan politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (BPKM, 2004). Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting dalam melakukan
Lebih terperinciProvinsi Sumatera Utara: Demografi
Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada
Lebih terperinciGambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN / KOTA
PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA TEBING TINGGI SUMATERA UTARA KOTA TEBING TINGGI ADMINISTRASI Profil Wilayah Sebagai sebuah kota yang termasuk kategori sedang, dalam dua dasawarsa terakhir perekonomian Tebing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kondisi perekonomian nasional mendorong orientasi pembangunan Kota DKI Jakarta kearah barang dan jasa. Reorientasi mendorong dikembangkannya paradigma
Lebih terperinciANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Andi Tabrani Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT, Jakarta Abstract Identification process for
Lebih terperinci