APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN SISTEM PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Serealia, umbi, dan hasil olahannya Kacang-kacangan, bijibijian,

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Algoritma Genetika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

BAB II LANDASAN TEORI

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAPH BIPARTISI BERBOBOT DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Jl. Ahmad Yani, Pontianak Telp./Fax.: (0561)

BAB III ALGORITMA MEMETIKA DALAM MEMPREDIKSI KURS VALUTA ASING. Untuk memberikan penjelasan mengenai prediksi valuta asing

BAB III PEMBAHASAN. menggunakan model Fuzzy Mean Absolute Deviation (FMAD) dan penyelesaian

Penyelesaian Puzzle Sudoku menggunakan Algoritma Genetik

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

BAB III. Metode Penelitian

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

PENJADWALAN MESIN BERTIPE JOB SHOP UNTUK MEMINIMALKAN MAKESPAN DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS PT X)

APLIKASI K-MEANS UNTUK PENGELOMPOKKAN MAHASISWA BERDASARKAN NILAI BODY MASS INDEX (BMI) & UKURAN KERANGKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45 Edisi... Volume..., Bulan 20.. ISSN :

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi.

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

MEMBANGUN TOOLBOX ALGORITMA EVOLUSI FUZZY UNTUK MATLAB

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

OPTIMISASI PENEMPATAN TURBIN ANGIN DI AREA LAHAN ANGIN

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI DENGAN MENGUNAKAN PENYELEKStAN RODA ROULETTE

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN UJIAN AKHIR SEMESTER DENGAN ALGORITMA GENETIKA (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNESA)

BAB III PEMBAHASAN. Berikut akan diberikan pembahasan mengenai penyelesaikan CVRP dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

Sistem Penjadwalan Outsourcing Menggunakan Algoritma Genetika (Studi Kasus : PT. Syarikatama)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilingkungan Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika

Integrasi Sistem Pakar dan Algoritma Genetika untuk Mengidentifikasi Status Gizi pada Balita

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI )

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM WITH PRECEDENCE CONSTRAINTS (TSPPC)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tujuan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi dan kalori setiap orang harus terpenuhi dengan cukup setiap harinya. Namun hal ini

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

Sistem Pendukung Keputusan Pengobatan Penderita Diabetes Menggunakan Integrasi Decision Table dan Algoritma Genetika

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu graph merupakan suatu pasangan { E(G), V(G) } dimana :

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA SEBAGAI PROBLEM SOLVER DALAM GAME SUDOKU BERBASIS ANDROID

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB III ANALISA MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Di dalam

APLIKASI PENYUSUN MENU MAKANAN UNTUK PENCEGAHAN HIPERKOLESTEROLEMIA MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstrak

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN MENU MAKANAN BAGI PENDERITA JANTUNG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS. Muthmainnah

OPTIMASI HASIL PREDIKSI KETERSEDIAAN ENERGI SUMBER DAYA MINERAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI

M. Ainul Yaqin 1,Totok Lisbiantoro 2, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

PELATIHAN FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA DENGAN METODE SELEKSI TURNAMEN UNTUK DATA TIME SERIES

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB III. Solusi Optimal Permasalahan Penjadwalan Perkuliahan Menggunakan Algoritma Fuzzy Evolusi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENYELESAIAN PUZZLE SUDOKU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA PADA OPTIMASI BIAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI

PEMANFAATAN ALGORITMA FUZZY EVOLUSI UNTUK PENYELESAIAN KASUS TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

PENERAPAN KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA KNAPSACK, ALGORITMA GENETIKA, DAN ALGORITMA ARNOLD S CATMAP PADA CITRA

2.3.1.b Himpunan Fuzzy Trapezodial dengan L Fuzzy Set 12

ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN AKAR PERSAMAAN SEBUAH FUNGSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN KOMPOSISI BAHAN PANGAN HARIAN Tedy Rismawan 1, Sri Kusumadewi 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia e-mail: 1 tedyrismawan@yahoo.com, 2 cicie@fti.uii.ac.id ABSTRAKSI Masalah penentuan komposisi bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari merupakan suatu masalah yang terlihat kecil namun sebenarnya sangat penting untuk kesehatan tubuh. Algoritma genetika yang memiliki kehandalan dalam menghasilkan output yang optimal, dapat dimanfaatkan untuk masalah tersebut. Pada penelitian ini digunakan 138 data bahan pangan beserta kandungannya yang akan digunakan untuk pengujian. Data-data tersebut akan diproses dengan metode algoritma genetika yang di dalamnya terdapat proses inisialisasi, evaluasi, rekombinasi, pindah silang dan mutasi. Dari data tersebut akan dibentuk sebuah populasi yang memiliki ukuran populasi sebesar 20 dan setiap kromosom memilki 10 gen dimana nilai masingmasing dari setiap gen merupakan indeks nomor bahan pangan pada basis data. Nilai probabilitas pindah silang dan mutasi yang digunakan adalah 0.7 dan 0.05. Kombinasi bahan pangan terbaik merupakan bahan pangan yang apabila dijumlahkan masing-masing kandungan nutrisinya akan menghasilkan nilai yang paling dekat dengan jumlah kebutuhan dari setiap jenis kandungan nutrisi makanan yang diperlukan dalam sehari. Nilai jumlah kebutuhan secara keseluruhan untuk masing-masing bahan pangan diperoleh dengan perhitungan menggunakan rumus yang ada. Kata kunci: Algoritma Genetika, Komposisi, Bahan Pangan. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, peran komputer semakin banyak di dalam kehidupan masyarakat. Hampir semua bidang kehidupan telah menggunakan komputer sebagai alat bantu. Diharapkan pada perkembangannya, komputer dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Masalah penentuan komposisi bahan pangan sehari-hari merupakan suatu masalah yang terlihat kecil namun sebenarnya sangat penting karena tubuh memerlukan nutrisi yang cukup setiap harinya. Masyarakat sering mengalami kesulitan dalam menentukan bahan pangan apa saja yang harus dikonsumsi karena banyaknya jenis pangan yang telah tersedia pada saat ini. Dengan mengkonsumsi bahan pangan yang tepat, maka dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Algoritma genetika yang memiliki kehandalan dalam menghasilkan output yang optimal, dapat dimanfaatkan untuk kepentingan tersebut. Dengan menggunakan konsep optimasi, maka akan dihasilkan suatu keluaran berupa komposisi dari bahan pangan yang sebaiknya dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam kehidupan sehari-hari. 1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah membangun suatu model pendukung keputusan dengan menggunakan algoritma genetika untuk menentukan komposisi bahan pangan harian. 2. DASAR TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan teknik pencarian yang dilakukan sekaligus atas sejumlah solusi yang mungkin yang dikenal dengan istilah populasi. Individu yang terdapat di dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom. Kromosom ini merupakan suatu solusi yang masih berbentuk simbol. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah generasi. Pada setiap generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut [1]. Ada beberapa tahapan yang diperlukan di dalam algoritma genetika: 1. Inisialisasi 2. Evaluasi 3. Seleksi 4. Rekombinasi 5. Mutasi Bangkitkan populasi awal Mulai Diagram sederhana algoritma genetika [1]: Evaluasi fungsi tujuan Apakah kriteria optimasi tercapai? Seleksi Bangkitkan populasi baru Rekombinasi Mutasi Tidak Individuindividu terbaik Gambar 1. Diagram sederhana algoritma genetika Ya Hasil L-73

2.2 Nutrisi Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal [4]. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu [2]. 2.3 Rumus perhitungan kebutuhan nutrisi a. Kalori kebutuhan kalori seseorang dalam 1 hari adalah [3]: Untuk pria: 66 + 13.7*berat badan + 5*tinggi badan 6.8*usia (1) Untuk wanita : 655 + 9.6*berat badan + 1.7*tinggi badan 4.7*usia (2) b. Protein kebutuhan protein adalah [3]: kebutuhan_ kalori x6,25 150 (3) c. Lemak kebutuhan lemak adalah [3]: 25% x kebutuhan_kalori (4) d. Hidrat arang kebutuhan hidrat arang adalah [2]: 70% x kebutuhan_kalori (5) 3. MODEL YANG DIUSULKAN 3.1 Gambaran umum model Pada penelitian ini diasumsikan bahwa sistem ini hanya digunakan untuk menghitung komposisi bahan pangan seorang wanita yang berada dalam keadaan sehat. Berat badan, tinggi badan serta usia seseorang yang akan dihitung kebutuhannya harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam sistem agar semua kebutuhan nutrisinya dapat dihitung terlebih dahulu. Pada penelitian ini nilai yang digunakan untuk berat badan = 84 kg, tinggi badan = 162.5 cm dan usia = 26 tahun. Bahan pangan akan dipilih berdasarkan kandungan kalori, hidrat arang, protein dan lemak yang terkandung di dalamnya. Bahan pangan yang terpilih merupakan kombinasi dari 10 bahan pangan terbaik yang mencukupi kebutuhan nutrisi seseorang dalam 1 hari. Pada kasus ini yang akan diproses menjadi gen adalah indeks nomor setiap bahan pangan pada data yang ada. Jumlah keseluruhan gen yang ada adalah 200 gen. Karena jumlah dari keseluruhan gen ada 200 dan diperoleh dengan cara me-random nomor indeks bahan pangan yang berjumlah 138, maka ada beberapa nilai yang muncul lebih dari 1 kali dan ada pula nilai yang tidak muncul. Populasi awal terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi awal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 131 8 115 69 109 80 57 94 84 17 2 32 49 3 124 132 59 42 30 3 62 3 84 112 94 113 72 71 120 115 3 99 4 67 2 52 89 121 46 3 87 27 123 5 123 20 114 113 24 60 106 19 81 38 6 105 28 69 91 135 31 134 29 8 35 7 63 28 98 47 38 80 136 84 51 119 8 3 83 59 40 35 105 109 87 87 32 9 113 38 42 47 120 73 61 51 99 111 10 61 28 26 74 102 88 69 79 95 125 11 85 3 27 100 19 29 30 62 12 32 12 109 103 94 43 2 53 89 7 63 33 13 127 61 42 115 123 108 44 4 61 7 14 102 128 75 78 28 94 132 43 49 11 15 25 64 21 51 41 64 100 2 22 88 16 56 58 96 97 91 78 57 53 93 27 17 129 116 52 75 39 109 103 94 96 116 18 126 72 118 61 65 9 37 13 100 24 19 57 28 117 96 9 83 61 5 66 24 20 123 93 82 86 136 7 128 84 77 137 Misal: baris pertama berarti kromosom pertama berisi bahan pangan dengan nomor: 131, 8, 115, 69, 109, 80, 57, 94, 84 dan 17. Setelah melalui proses inisialisasi, maka dilanjutkan dengan evaluasi. Proses evaluasi disini dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitness dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi. Fungsi fitness yang digunakan adalah: 1 f = (( abs( m a) n b) o c) p d)) + bilkecil) Keterangan: m = kebutuhan kalori keseluruhan yang dihitung n = kebutuhan protein selama 1 hari yang dihitung o = kebutuhan lemak selama 1 hari yang dihitung L-74

p = kebutuhan hidrat arang selama 1 hari yang dihitung a = jumlah kandungan kalori dari 1 bahan makanan b = jumlah kandungan protein dari 1 bahan makanan c = jumlah kandungan lemak dari 1 bahan makanan d = jumlah kandungan hidrat arang dari 1 bahan makanan bilkecil = bilangan untuk menghindari pembagian dengan nol Setelah melalui proses evaluasi, tahap selanjutnya adalah melakukan seleksi. Metode seleksi yang digunakan disini adalah metode seleksi roda roulette (roulette wheel). Proses selanjutnya adalah proses pindah silang, dimana telah ditentukan nilai probabilitas dari pindah silang yaitu 0.7. Pada proses ini akan dibangkitkan nilai random yang jumlahnya sama dengan jumlah gen. Nilai random tersebut dibandingkan dengan nilai probabilitas pindah silang. Apabila lebih kecil, maka gen yang bersesuaian akan melalui proses pindah silang. Setelah didapatkan populasi setelah pindah silang, maka selanjutnya akan dilakukan proses mutasi. Di proses ini juga digunakan nilai probabilitas untuk mutasi (0.05), dimana konsep pemeriksaannya sama dengan konsep pindah silang. Setelah diperoleh nilai yang akan dimutasi, maka nilai-nilai tersebut diganti dengan nilai dari indeks bahan pangan yang belum pernah muncul pada saat inisialisasi. Semua proses tersebut akan terus diulang hingga maksimum generasi. Setelah mencapai maksimum generasi, maka hasil yang paling optimum akan diambil sebagai kromosom terbaik. Kromosom terbaik inilah yang merupakan indeks dari bahan pangan yang direkomendasikan untuk dikonsumsi dalam 1 hari. 3.2 Data pengujian Pada Contoh pola data yang akan diuji seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Contoh data akan diuji [3] No Bhn_pangan Kalori Ha Protein Lemak 1 Kangkung 29 5.4 3 0.3 2 Kembang kol 25 4.9 2.4 0.2 3 Ketimun 12 2.7 0.7 0.1 4 Kubis 24 5.3 1.4 0.2 5 Labu air 17 3.8 0.6 0.2 6 Lobak 19 4.2 0.9 0.1 7 Oyong 18 4.1 0.8 0.2 8 Rebung 27 5.2 2.6 0.3 9 Sawi putih 22 4 2.3 0.3 10 Selada 15 2.9 1.2 0.2 3.3 Hasil Pelatihan Selanjutnya akan digunakan algoritma genetika, adapun parameter-parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: Jumlah gen dalam 1 kromosom = 10 Jumlah kromosom dalam 1 populasi = 20 Maksimum generasi = 100 Probabilitas pindah silang = 0.7 Probabilitas mutasi = 0.05 Berikut adalah gambar dari hasil pelatihan: Gambar 2. Hasil pelatihan untuk 100 generasi Kromosom terbaik yang terpilih: 131 109 131 40 103 82 107 15 25 6 Nilai fitness = 0.000749 Kromosom tersebut apabila dikembalikan sebagai indeks nomor bahan pangan pada basis data maka akan menghasilkan bahan-bahan pangan berupa: 1. Santan kental 2. Oncom 3. Santan kental 4. Alpokat 5. Usus sapi 6. Dadih sapi 7. Kacang tanah rebus 8. Bayem 9. Nangka muda 10. Lobak Tampak pada hasil di atas ada bahan pangan yang muncul 2 kali. Itu mengindikasikan bahwa bahan pangan tersebut dikonsumsi dalam 2 porsi. Adapun hasil dari perhitungan dengan algoritma genetika dengan menggunakan maksimum generasi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 3. Gambar 3-7 adalah grafik fitness terbaik dan fitness rata-rata untuk populasi dengan jumalah gen 150, 200, 300, 400 dan 500. L-75

Tabel 3. Hasil perhitungan dengan maksimum generasi yang berbeda Jml generasi 100 150 200 300 400 500 Kromosom terbaik 131 109 131 40 103 82 107 15 25 6 Fitness terbaik : 0.000749 126 36 90 110 16 16 107 18 101 90 Fitness terbaik : 0.000764 16 113 36 97 102 126 18 102 43 18 Fitness terbaik : 0.000749 33 103 83 105 102 87 100 93 16 25 Fitness terbaik : 0.000766 102 91 81 91 26 10 68 124 102 102 Fitness terbaik : 0.000755 111 91 81 124 6 95 35 81 111 18 Fitness terbaik : 0.000750 Gambar 5. Hasil pelatihan untuk 300 generasi Gambar 6. Hasil pelatihan untuk 400 generasi Gambar 3. Hasil pelatihan untuk 150 generasi Gambar 7. Hasil pelatihan untuk 500 generasi Gambar 4. Hasil pelatihan untuk 200 generasi 4. SIMPULAN Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: a. Komposisi bahan pangan dapat ditentukan dengan algoritma genetika. b. Algoritma genetika dapat menghasilkan komposisi bahan pangan yang optimal untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam 1 hari. 5. SARAN a. Diharapkan dapat dikembangkan proses pemilihan kebutuhan nutrisi yang tidak hanya melibatkan makronutrien (HA, lemak dan L-76

protein), namun juga mikronutriennya (vitamin & mineral). b. Diharapkan aplikasi ini juga dapat dikembangkan sehingga bisa digunakan oleh orang yang berada dalam keadaan sakit serta dapat juga digunakan oleh orang yang berjenis kelamin laki-laki. PUSTAKA [1] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu, Yogyakarta. [2] Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar ILMU GIZI. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. [3] Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi & Diet Rumah Sakit. ECG, Jakarta. [4] http://id.wikipedia.org/wiki/gizi. (akses: 3 Mei 2007). [5] Suyanto. 2006. Algoritma Genetika dalam MATLAB. Andi, Jogjakarta. L-77