PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Ditujukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

PENGARUH JENIS PENGAWET, NATRIUM BENZOAT DAN KALIUM SORBAT, TERHADAP UMUR SIMPAN MINUMAN SARI MENTIMUN

UJI PENYIMPANAN NATA DE COCO PADA BERBAGAI KEMASAN PLASTIK STORAGE TEST OF NATA DE COCO ON VARIOUS PLASTIC PACKAGING

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian

PENGGUNAAN JUS BUAH JERUK KEPROK (Citrus Reticulata ) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA

PENGARUH JENIS PENGAWET DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA SARI BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum MILL.) SELAMA PENYIMPANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN LAMA PEMYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIK SUSU FERMENTASI

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

KOMBINASI KITOSAN DENGAN KALIUM SORBAT, NATRIUM BENZOAT DAN EKSTRAK TERUNG PUNGO

Pengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap kualitas fisik kefir

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

PENGARUH FORTIFIKASI VITAMIN C, WARNA KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN MIKROBIOLOGI SARI BUAH TOMAT

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

SKRIPSI. Oleh: AchmadArianto Putra

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

PENGARUH LAMA PEMANASAN DALAM RICE COOKER TERHADAP KANDUNGAN ZAT BESI (Fe) DAN TOTAL MIKROBA NASI PUTIH

KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN

SKRIPSI OLEH : LUCIANA HENDRIKA SUWARNO NRP

Kata kunci : susu kerbau; susu sapi; keju mozzarella; kadar lemak dan tekstur. Abstract

TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), KADAR LAKTOSA DAN KEASAMAN WHEY YANG DIFERMENTASI DENGAN Bifidobacterium bifidum PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum IRTP (Industri Rumah Tangga Pangan)

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

STABILITAS MUTU NIRA AREN KEMASAN DENGAN PERLAKUAN FISIK DAN PENGAWET ALAMI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN SKRIPSI BOY ADITIANO

Pengawetan bahan pangan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber protein hewani. Ikan juga merupakan bahan makanan

EFFECT OF ADDITION FRESH MILK ON MOISTURE, PROTEIN, FAT CONTENT, ph AND TEXTURE RICOTTA CHEESE

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

PENGARUH BAHAN PENGEMAS DAN LAMA PENDINGINAN TERHADAP KEASAMAN DAN ANGKA REDUKTASE SUSU PASTEURISASI

JURNAL RONA TEKNIK PERTANIAN ISSN :

ANALISIS PERBANDINGAN TOTAL BAKTERI (Streptococcus) PADA JENIS SUSU KENTAL MANIS DAN SUSU BUBUK PADA BERBAGAI LAMA PENYIMPANAN.

PENGGUNAAN JUAS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

ANIMAL AND AGRICULTURAL TECHNOLOGY

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP

PENGUJIAN LEVEL ENZIM RENNET, SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIK KEJU DARI SUSU KERBAU MURRAH SKRIPSI OLEH :

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

STUDI PERPANJANGAN UMUR SIMPAN PRODUK BAKCANG AYAM DENGAN KOMBINASI PERLAKUAN PENGEMASAN VAKUM DAN PASTEURISASI

PENGARUH KOMBINASI SUHU, WAKTU, DAN CARA PEMANASAN TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA, DAN MIKROBIOLOGI MAYONNAISE

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

PENGARUH PERLAKUAN PASTEURISASI PUTIH TELUR TERHADAP MUTU ROYAL ICING SUGAR SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Umur Simpan Ikan Asin Sepat Siam (Trichogaster Pectoralis) Duri Lunak Dengan Pengemasan Vakum Dan Non Vakum Pada Penyimpanan Suhu Ruang

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

(The Effect of Using Various Concentration of Extract Red Galangal (Alpinia Purpurata k. schum) Againts the Sustainable of Broilers)

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

SHELF LIFE OF Spirulina BISCUIT WITH DIFFERENT PACKAGING By: ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.

Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan

EFEKTIVITAS PENGAWET ALAMI KULIT KAYU MANIS SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENURUNAN KADAR VITAMIN-C MANISAN BUAH PEPAYA

Aspek Mikrobiologi Dendeng Asap Dengan Daging yang Berbeda pada Pengasapan Tempurung Kelapa

PENGARUH PASTEURISASI DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN MIKROBIOLOGIS SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) SKRIPSI OLEH :

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PASTEURISASI TERHADAP MUTU SUSU SELAMA PENYIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KONJAC FLOUR (Amorphopallus onchopillus) AS EMULSIFIER IN FIRMNESS, CUTTING POINT, MICROSTRUCTURE, FLAVOUR AND TEXTURE MANUFACTURED CHEESE

Kerusakan dan Pengawetan Roti

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010

SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN

Densitas = Jumlah koloni/cawan x 60m/30m x Luas cawan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data-data yang dihasilkan selama penelitian adalah sebagai berikut :

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK ROSELA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Calf starter merupakan susu pengganti (milk replacer) yang diberikan ke

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2009

OF TYPE AND CONCENTRATION OF PRESERVATIVES ON THE PHYSICOCHEMICAL DAN MICROBIOLOGICAL CHARACTERISTICS OF CUCUMBER JELLY DRINK

INTISARI IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR PENGAWET NATRIUM BENZOAT PADA SUSU KEDELAI YANG DIJUAL DI BANJARMASIN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SUHU INKUBASI DAN KONSENTRASI INOKULUM Rhizopus oligosporus TERHADAP MUTU ONCOM BUNGKIL KACANG TANAH

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

OLEH: NANCY JOHAN KURNIAWAN NRP

Transkripsi:

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR Effect of Using Additive to Microbiology Activities of Mozzarella Cheese Storage at Refrigerator Temperature Wildan Yudha Prasetyo 1 dan Purwadi 2 1) Alumni Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya 2) Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya diterima 25 Februari 2010; diterima pasca revisi 11 Juli 2011 Layak diterbitkan 1 Agustus 2011 ABSTRACT The aims of this study were to determine the best preservative between potassium sorbate, sodium benzoate, and chitosan on the microbiological quality of Mozzarella cheese stored at refrigerator temperature. The results showed that the addition of preservatives potassium sorbate, sodium benzoate, and chitosan did not give a significantly different effect (P> 0.05) on the TPC, total number of molds, and total number of yeasts of Mozzarella cheese. Storage time of Mozzarella cheese that nested on the type of added preservatives did not give a significantly different effect (P>0.05) on the TPC and total number of yeasts but gave a significantly different effect (P<0.05) on the number of molds of Mozzarella cheese. Based on the research data, it can be concluded that the utilization of preservative potassium sorbate, sodium benzoate, and chitosan were effective in suppressing the growth of microorganisms. Potassium sorbate tends to be more effective in suppressing the growth of microorganisms in Mozzarella cheese stored at refrigerator temperature. Key words: whey, texture, fat, organoleptic, nata de milko PENDAHULUAN Keju Mozzarella merupakan keju khas Italia yang sering digunakan sebagai lapisan atas pizza. Keju Mozzarella termasuk kelompok keju pasta filata, yaitu keju yang proses pembuatannya dengan pemanasan dan dimulurkan pada suhu 75-85 o C. Ciri-ciri keju Mozzarella adalah mulur, berserabut dan lunak (Willman and Willman, 1993). Keju Mozzarella merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik. Seperti diutarakan oleh Hui (1993), keju Mozzarella memiliki kandungan protein 19,4 %, lemak 21,6 %, dan karbohidrat 2,20 %. Selain itu, keju juga memiliki kandungan air yang tinggi, yaitu 54,1 %. Hal ini menjadikan keju Mozzarella sebagai bahan pangan yang sangat rawan terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme di dalam keju akan mengakibatkan kerusakan pada keju tersebut. Untuk itu diperlukan penggunaan zat antimikroorganisme sebagai bahan pengawet, supaya pertumbuhan 36

mikroorganisme di dalam keju dapat dihambat. Penambahan kalium sorbat, natrium benzoat, dan chitosan diharapkan dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan memperpanjang daya simpan keju. Kalium sorbat merupakan bahan pengawet yang banyak digunakan pada keju kemasan, sedangkan natrium benzoat seringkali digunakan untuk mengawetkan bahan pangan yang memiliki ph rendah. Chitosan sendiri dapat dikatakan sebagai bahan pengawet baru, dan penelitian tentang mekanisme pengawetan chitosan sampai sekarang masih banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan efektifitas ketiga bahan pengawet tersebut dalam keju Mozzarella. Kadar bahan pengawet yang digunakan harus sesuai dengan batas maksimum yang ditetapkan oleh DEPKES RI, yaitu 0,1%. Menurut Fox et.al. (2000) keju lunak lebih baik disimpan pada suhu 5-10 C. Atas pertimbangan tersebut, keju Mozzarella dalam penelitian ini disimpan pada suhu refrigerator (± 9 C). MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan metode percobaan tersarang dengan Rancangan Acak Lengkap dan perlakuannya adalah penggunaan kalium sorbat (P1), natrium benzoat (P2), serta chitosan (P3), dan 5 waktu penyimpanan yaitu hari pertama (S1), hari ke-7 (S2), hari ke-14 (S3), hari ke-21 (S4), dan hari ke-28 (S5). Percobaan dilakukan dengan penggunaan bahan pengawet sesuai batas maksimum DEPKES RI (0,1 %) dalam pembuatan keju Mozzarella yang disimpan dalam suhu refrigerator (±9 ºC). HASIL DAN PEMBAHASAN TPC Keju Mozzarella Rata-rata TPC keju Mozzarella dengan bahan pengawet berkisar antara 2,7435 log cfu/ml sampai dengan 9,7533 log cfu/ml. Rata-rata TPC keju Mozzarella dan hasil Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. TPC Keju Mozzarella (log cfu/ml) Penyimpanan P1 P2 P3 S1 5,5110 b 5,6494 ab 6,2932 S2 2,7435 a 4,4475 a 6,9328 S3 4,3333 ab 4,7670 a 6,1003 S4 5,4852 b 7,6940 b 7,6021 S5 8,2640 c 9,7533 b 7,9102 Rata-rata 5,2674 6,4622 6,9677 Notasi yang berbeda (a, b, dan c) pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). TPC keju Mozzarella. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga bahan pengawet memiliki efektifitas yang hampir sama dalam mengontrol TPC pada keju Mozzarella. penyimpanan yang tersarang pada perlakuan juga tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap TPC keju Mozzarella. TPC keju Mozzarella. Hasil tersebut diduga karena masing-masing bahan pengawet mempunyai efektifitas yang hampir sama dalam menghambat mikoorganisme yang terdapat dalam keju Mozzarella. bahwa waktu penyimpanan pada chitosan tidak memberikan perbedaan pengaruh 37

yang nyata terhadap TPC keju Mozzarella, sementara perbedaan waktu penyimpanan pada kalium sorbat dan natrium benzoat memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap TPC keju Mozzarella. Pada hari pertama didapat nilai TPC yang tinggi, hal ini disebabkan terdapat mikroorganisme di dalam susu yang tahan terhadap perlakuan selama proses pembuatan keju seperti pasteurisasi, pengasaman, dan penurunan kadar air, maupun mikroorganisme yang mengkontaminasi dari luar selama proses pembuatan keju Mozzarella. Kemudian pada hari ke-7 terjadi penurunan jumlah TPC. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa bahan pengawet berhasil menekan pertumbuhan mikroorganisme. Penurunan jumlah TPC ini disebabkan mikroorganisme di dalam keju Mozzarella masih memasuki fase adaptasi. Menurut Fardiaz (1992), pada fase adaptasi belum terjadi pembelahan sel karena beberapa enzim mungkin belum disintesis. Jumlah sel pada fase ini mungkin tetap, tetapi kadang-kadang menurun. Lamanya fase ini bervariasi, dapat cepat atau lambat tergantung dari kecepatan penyesuaian dengan lingkungan di sekitarnya. Jumlah TPC pada hari ke-14 sampai hari ke-28 kembali meningkat. Hal ini disebabkan efektifitas bahan pengawet yang mulai menurun, sehingga mikroorganisme yang ada di dalam keju tumbuh lagi. Penurunan efektifitas bahan pengawet ini dikarenakan mikroorganisme di dalam keju sudah bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungannya, sehingga jumlah sel yang tumbuh lebih banyak dibandingkan jumlah sel yang mati. Jumlah Kapang Keju Mozzarella Rata-rata jumlah kapang keju Mozzarella dengan bahan pengawet (kalium sorbat, natrium benzoat dan chitosan) berkisar antara 0,0000 log cfu/ml sampai dengan 6,9484 log cfu/ml. Rata-rata jumlah kapang keju Mozzarella dan hasil Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Kapang Keju Mozzarella (log cfu/ml) P1 P2 P3 Penyimpanan S1 5,9953 b 5,9941 b 6,0751 b S2 6,1003 b 5,3333 b 2,1003 a S3 2,0000 a 2,6667 a 1,3333 a S4 0,0000 a 3,8674 ab 1,3333 a S5 6,8208 b 6,9484 b 5,7046 b Rata-rata 4,1833 4,9620 3,3093 Notasi yang berbeda (a dan b) pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). jumlah kapang keju Mozzarella sedangkan waktu penyimpanan yang tersarang pada perlakuan memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa waktu penyimpanan memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap efektifitas bahan pengawet dalam mengendalikan jumlah kapang. jumlah kapang keju Mozzarella. Hasil tersebut diduga karena masing-masing bahan pengawet mempunyai efektifitas yang hampir sama dalam menghambat mikoorganisme yang terdapat dalam keju Mozzarella. bahwa waktu penyimpanan pada masingmasing bahan pengawet memberikan 38

pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah kapang keju Mozzarella yang disimpan pada suhu refrigerator. Pada awal penyimpanan, jumlah kapang cenderung menurun, dan kemudian meningkat pada masa simpan yang lebih lama. Penurunan jumlah kapang pada awal penyimpanan menunjukkan bahwa bahan pengawet berhasil menekan pertumbuhan kapang. Hal ini disebabkan kapang di dalam keju sedang memasuki fase adaptasi (lag phase). Menurut Buckle et al. (1992), fase ini merupakan suatu periode di mana tidak terjadi pembelahan sel. Fase lambat ini dapat terjadi antara beberapa menit sampai beberapa jam tergantung pada spesies, umur dari sel inokulum, dan lingkungannya. pada fase lambat dibutuhkan untuk kegiatan metabolisme dalam rangka persiapan dan penyesuaian diri dengan kondisi pertumbuhan dalam lingkungan yang baru. Peningkatan jumlah kapang pada waktu penyimpanan yang lebih lama menunjukkan bahwa efektifitas bahan pengawet mulai menurun, sehingga kapang yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat tumbuh. Hal ini dikarenakan mikroorganisme di dalam keju sudah mulai beradaptasi dan memasuki fase log. Setelah beradaptasi terhadap kondisi baru, sel-sel ini akan tumbuh dan membelah diri secara eksponensial sampai jumlah maksimum yang dapat dibantu oleh kondisi lingkungan yang dicapai (Buckle et al., 1992). Jumlah Khamir Keju Mozzarella Rata-rata jumlah khamir keju Mozzarella dengan bahan pengawet (kalium sorbat, natrium benzoat, dan chitosan) berkisar antara 3,7068 log cfu/ml sampai dengan 7,3640 log cfu/ml. Rata-rata jumlah khamir keju Mozzarella dan hasil Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah Khamir Keju Mozzarella (log cfu/ml) P1 P2 P3 Penyimpanan S1 3,7068 a 5,2858 b 4,5692 a S2 5,1267 b 3,7485 a 4,1003 a S3 4,7418 ab 4,9587 ab 6,1417 b S4 6,0311 bc 5,7755 b 6,5085 b S5 6,8161 c 7,1851 c 7,3640 b Rata-rata 5,2845 5,3907 5,7367 Notasi yang berbeda (a dan b) pada kolom yang sama menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang nyata (P<0,05). jumlah khamir keju Mozzarella. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing bahan pengawet memiliki efektifitas yang hampir sama dalam mengendalikan pertumbuhan khamir. penyimpanan yang tersarang pada perlakuan juga tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap jumlah khamir keju Mozzarella. jumlah kapang keju Mozzarella. Hasil tersebut diduga karena masing-masing bahan pengawet mempunyai efektifitas yang hampir sama dalam menghambat mikoorganisme yang terdapat dalam keju Mozzarella. bahwa waktu penyimpanan pada masingmasing bahan pengawet memberikan jumlah khamir keju Mozzarella. Pada awal 39

penyimpanan, jumlah khamir cenderung menurun, dan kemudian meningkat pada masa simpan yang lebih lama. Penurunan jumlah khamir pada awal penyimpanan menunjukkan bahwa bahan pengawet berhasil menekan pertumbuhan khamir. Hal ini disebabkan khamir di dalam keju sedang memasuki fase adaptasi (fase lag). Peningkatan jumlah khamir pada masa penyimpanan yang lebih lama menunjukkan bahwa efektifitas bahan pengawet mulai menurun, sehingga khamir yang sudah beradaptasi dengan kondisi lingkungannya dapat tumbuh. Menurut Gaman dan Sherington (1992), selama fase lag sel melakukan metabolisme dengan cepat, tetapi aktivitas ini hanya menyebabkan sedikit kenaikan ukuran sel, bukan untuk peningkatan jumlah sel. Selanjutnya, sel memperbanyak diri secara cepat untuk beberapa jam atau bahkan beberapa hari, tergantung pada organisme dan kondisi lingkungannya. Periode terjadinya perbanyakan yang cepat ini disebut fase log. Adiono. Universitas Indonesia Press. Jakarta Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Fox, D. F., T. P. Guinee, T. M. Logan and P. L. H. McSweeney. 2000. Fundamental of Cheese Science. An Aaspen Publication. Gaitherburg. Maryland Hui, Y. H. 1991. Dictionary of Food Science and Technology. Willey Interscience Publuication. New York Gaman, P. M. and K. B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi, dan Mikrobiologi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta Hui, Y. H. 1993. Encyclopedia of Food Science and Technology. Vol. 2. John Willey and Son, Inc. New York Willman, N. and C. Willman. 1993. Home Cheesemaking, Agmedia. East Melbourne. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian bahan pengawet (kalium sorbat, natrium benzoat dan chitosan) dalam keju Mozzarella yang disimpan dalam suhu refrigerator mengakibatkan penurunan jumlah mikroorganisme pada masa awal penyimpanan (hari pertama sampai hari ke- 7), namun jumlah mikroorganisme cenderung meningkat pada masa simpan yang lebih lama (hari ke-14 sampai hari ke- 28). DAFTAR PUSTAKA Buckle, K. A., R. A. Edward, G. H. Fleet and N. Wotton. 1992. Ilmu Pangan. Penerjemah Hari Purnomo dan 40