Laki-laki Perempuan Jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

BAB VIII PENUTUP. 8.1 Kesimpulan

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. keadaan penduduk dan keadaan pertanian yang ada di Desa Ambarketawang.

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah sejumlah warga di Kelurahan Ujung Menteng

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) SKRIPSI. Oleh : MARTIANA LAIA PKP

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM KECAMATAN BANJAR. berdiri bersamaan dengan dibentuknya Kota Banjar yang terpisah dari kabupaten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP)

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB VI KEBERLANJUTAN KELEMBAGAAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

KESIMPULAN DAN SARAN

Tabel 9. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%) Perempuan Laki-Laki

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB III PENYAJIAN DATA. penyebaran angket, wawancara, dan observasi. Peneyebaran angket yang penulis

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SEKADAU TAHUN 2014

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Komposisi penduduk menurut Mata pencaharian penduduk. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. masalah, mengenai dampak dan kendala-kendala yang dihadapi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak ketinggalan dalam perkembangan zaman. Seseorang harus memiliki kualitas

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI MENTOR, MOTIVASI MAHASISWA DAN MODEL PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN PMW

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

BAB IV KARAKTERISTIK PEDAGANG MAKANAN DI SEKTOR INFORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Simpang Baru merupakan salah satu kelurahan yang terletak di

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN PAKET C DI PKBM NEGERI 17

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

Gambar 5. Sebaran Peternak Berdasarkan Skala Usaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2016

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

Transkripsi:

30 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN KELOMPOK 5.1 Karakteristik Responden Pada bagian ini diuraikan karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, dan lamanya keanggotaan. 5.1.1 Jenis Kelamin Responden penelitian terdiri dari 51,4 persen laki-laki dan sisanya 48,6 persen adalah perempuan. Responden laki-laki dalam penelitian ini mayoritas adalah petani, sedangkan responden perempuan mayoritas adalah pedagang. Mayoritas penduduk Desa Citapen berdasarkan data sebelumnya bermata pencaharian sebagai buruh tani, namun mata pencaharian sebagai pedagang di desa ini jumlahnya juga cukup banyak. Tabel 5 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tahun 2011 Jenis Kelamin Jumlah N % Laki-laki 18 48.6 Perempuan 17 51.4 Jumlah 35 100.0 5.1.2 Usia Berdasarkan hasil penelitian, usia responden berkisar antara 19-70 tahun. Sebanyak 18 responden tergolong pada kategori usia dewasa madya. Kemudian, sebanyak 16 responden merupakan dewasa awal dan hanya 1 responden yang berusia lanjut. Kisaran umur yang telah ditentukan merupakan tahap perkembangan manusia berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980). Sebaran responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

31 Tabel 6. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Umur, Tahun 2011 Jumlah Usia (tahun) N % Dewasa Awal (18-40) 16 45.7 Dewasa Madya (41-60) 18 51.4 Usia Lanjut (>60) 1 2.9 Jumlah 35 100.0 Responden dengan kisaran umur dewasa awal dan dewasa madya jumlahnya hampir sama. Usia tersebut dapat dikatakan termasuk usia produktif dalam bekerja. Hanya terdapat satu responden yang tergolong dalam usia lanjut. 5.1.3 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yaitu jenjang terakhir sekolah formal responden yang pernah ditamatkan maupun tidak tamat. Berdasarkan tabel terlihat bahwa persentase terbesar 74.3 persen responden berpendidikan SD/sederajat, sedangkan persentase terendah responden tidak pernah mengenyam bangku pendidikan sebesar 0 persen. Berikut sebaran tingkat pendidikan responden. Tabel 7 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2011 Tingkat Pendidikan Jumlah N % Tidak Sekolah 0 0 SD/sederajat 26 74.3 SMP/sederajat 4 11.4 SMA/sederajat 3 8.6 Perguruan Tinggi/sederajat 2 5.7 Jumlah 35 100.0

32 Mayoritas tingkat pendidikan responden sebanyak 74.3 persen adalah SD/sederajat. Berdasarkan data penduduk Desa Citapen menurut tingkat pendidikannya, lulusan SD/sederajat memiliki persentase paling tinggi yaitu sebesar 25.42 dengan mata pencaharian utama di bidang pertanian. Maka, jumlah tersebut membuktikan bahwa penduduk Desa Citapen mayoritas bergerak di bidang pertanian. 5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan responden yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan jumlah keseluruhan anggota keluarga responden yang biaya hidupnya ditanggung oleh responden. Banyaknya tanggungan yang dimiliki reponden beragam yang dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu kategori rendah ( memiliki tanggungan 1-3 orang), sedang ( memiliki tanggungan 4-6 orang) dan kategori tinggi (memiliki tanggungan 7-8 orang). Sebaran jumlah tanggungan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga, Tahun 2011 Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (jiwa) N % Rendah (1-3) 24 68.5 Sedang (4-6) 10 28.6 Tinggi (7-8) 1 2.9 Jumlah 35 100.0 Jumlah tanggungan yang dimiliki responden terbanyak ada pada kategori rendah yaitu sebesar 68.5 persen. Dapat dikatakan program Keluarga Berencana (KB) di Desa Citapen berhasil. Jumlah tanggungan dalam penelitian ini memang tidak berarti memiliki anak saja, namun istri serta tanggungan yang lain. Namun sejauh melihat data yang ada, jumlah tanggungan yang dimiliki responden adalah istri dan anak.

33 5.1.5 Lamanya Keanggotaan Lamanya menjadi anggota adalah waktu yang dihitung mulai anggota terdaftar sampai saat penelitian berlangsung. Keanggotaan responden bervariasi antara 6 bulan sampai 36 bulan, secara lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Lamanya Keanggotaan, Tahun 2011 Lamanya keanggotaan (bulan) Jumlah N % Rendah (6-15) 19 54.4 Sedang (16-25) 8 22.3 Tinggi (26-36) 8 22.3 Jumlah 35 100.0 Lamanya menjadi anggota dihubungkan dengan data kualitatif seperti komunikasi. Komunikasi dalam hal ini berupa informasi yang menyebar dari mulut ke mulut mengenai informasi untuk menjadi anggota gapoktan. Seperti yang terlihat pada tabel, kategori terbanyak ada pada kategori rendah sebanyak 54.4 persen. Hal ini menunjukkan informasi terdedah kurang menyebar mengenai kelompok. 5.2 Deskripsi Karakteristik dan Kapasitas Kelompok Karakteristik kelompok dan kapasitas kelompok merupakan variabel yang berbeda. Karakteristik kelompok merupakan ciri-ciri yang dimiliki kelompok, sedangkan kapasitas kelompok merupakan kemampuan kelompok dalam mengembangkan usaha bersama. Semakin bagus ciri-ciri kelompok, umumnya akan semakin bagus juga kapasitas kelompok.

34 5.2.1 Karakteristik Kelompok Karakteristik kelompok terdiri atas tujuan, aktivitas kelompok, pembagian tugas di dalam kelompok dan suasana kelompok. Tujuan kelompok tergolong tinggi. Hal ini berarti sebagian besar responden penelitian menyatakan bahwa tujuan kelompok sudah sesuai dengan tujuannya. Sebagian besar responden mengetahui tujuan kelompoknya dan tujuan kelompoknya sudah sesuai dengan tujuannya. Lalu responden menyatakan bahwa manfaat responden bergabung dengan kelompok cukup besar dan tujuan kelompoknya sudah tercapai. Lalu aktivitas kelompok tergolong rendah yang dapat mengartikan bahwa sebaran responden menyatakan didalam kelompok mereka sangat sedikit aktivitas yang ada atau terdapat aktivitas tapi mereka tidak mengikuti aktivitas tersebut. Bagi responden yang menyatakan mengikuti aktivitas di dalam kelompok maupun yang tidak, baik yang didalamnya terdapat aktivitas kelompok maupun tidak. Aktivitas kelompok dilakukan jika unit produksi dikelola bersama, sehingga terdapat aktivitas di dalam kelompok. Namun hanya kelompok Sukamaju dan kelompok KWT Citapen Berkarya yang memiliki unit usaha bersama yang dikerjakan bersama kelompok, sedangkan dua kelompok lainnya yaitu kelompok Pondok Menteng dan kelompok Tani Jaya anggotanya mengelola usaha sendiri, sehingga aktivitas kelompoknya tergolong rendah. Namun terdapat beberapa anggota yang tidak merasakan hal tersebut, karena masih merasa tujuan kelompoknya belum sesuai dengan tujuannya. Kemudian untuk pembagian tugas didalam kelompok tergolong rendah. Pembagian tugas akan akan terjadi jika kelompok memiliki usaha bersama di dalam kelompok. Namun hampir 40 persen responden menyatakan pembagian tugas di dalam kelompok tidak jelas, tidak adanya pembagian tugas di dalam kelompok sehingga membuat responden tidak melaksanakan tugas tersebut dan dengan adanya pembagian tugas di dalam kelompok yang diharapkan dapat mempererat kelompok, namun hal tersebut tidak terlaksana, sehingga pembagian tugas tergolong rendah. Tanggapan responden terhadap suasana kelompok tergolong tinggi. Hal ini berarti sebagian besar anggota kelompok menyatakan bahwa kenyamanan di dalam kelompok dengan hubungan antar anggota yang terjalin intim, saling

35 membantu satu sama lain, seringnya berinteraksi antar anggota kelompok salah satunya dengan berdiskusi, dan saling terbuka terhadap kelompok. Hal tersebut membuat persentase suasana kelompok tergolong tinggi. Tabel 10 Persentase Tanggapan Responden mengenai Karakteristik Kelompok, Tahun 2011 Karakteristik Kelompok Rendah Tanggapan Responden Sedang Tinggi Total Tujuan 31.4 25.7 42.8 100 Aktivitas 40.0 28.5 31.4 100 Pembagian Tugas 40.0 22.9 37.1 100 Suasana Kelompok 31.4 14.2 54.2 100 Berdasarkan Tabel 10 diatas, tanggapan responden terhadap karakteristik kelompok terbanyak tergolong pada kategori rendah. Hal ini dikarenakan responden belum merasakan karateristik kelompok mereka sesuai dengan karakteristik kelompok yang seharusnya terjadi di dalam kelompok. 5.2.3 Kapasitas Kelompok Kapasitas kelompok terdiri atas empat variabel, yaitu unit produksi, kerjasama kelompok, wahana belajar dan jaringan kerjasama. Sebanyak 48.6 persen tanggapan responden mengenai unit produksi tergolong dalam kategori sedang. Hal-hal yang membuat unit produksi tergolong dalam kategori sedang adalah dari empat kelompok yang menjadi sampel penelitian, hanya kelompok KWT Citapen Berkarya dan dan Kelompok Sukamaju yang mengelola usaha bersama, sehingga unit produksi kelompok tergolong sedang. Sebagian besar anggota di kelompok Pondok Menteng tidak mengelola usaha bersama kelompok, walaupun ada sebagian anggota yang memiliki usaha bersama dengan anggota lain. Lalu kelompok Tani Jaya tidak memiliki unit produksi yang dikelola bersama kelompok. Anggota kelompok tersebut mengelola usahataninya masing-

36 masing. Alasan-alasan tersebut yang membuat unit produksi tergolong dalam kategori sedang. Kerjasama kelompok tergolong pada kategori sedang, yang berarti bahwa tanggapan responden terhadap kerjasama kelompok adalah sedang. Tidak semua responden/anggota kelompok yang namanya tercantum dalam kelompok sering berinteraksi dengan kelompok untuk melakukan kerjasama di dalam kelompok. Seperti yang telah disebutkan pada unit produksi, sebagian besar kerjasama akan terjadi jika kelompok memiliki unit produksi yang dikelola bersama. Namun hanya dua dari empat kelompok yang memiliki unit usaha bersama sehingga kerjasama kelompok tergolong sedang, karena dua kelompok lain yaitu kelompok Pondok Menteng dan kelompok Tani Jaya sebagian besar anggotanya mengelola usaha masing-masing. Wahana belajar tergolong dalam kategori sedang sama seperti dua variabel sebelumnya. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada responden, wahana belajar dapat dipengaruhi oleh adanya aktivitas di dalam kelompok tersebut. Jika di dalam kelompok tersebut terdapat aktivitas seperti, pertemuan rutin, rapat, pelatihan. Hal tersebut merupakan wahana belajar bagi anggota kelompok, karena dengan adanya aktivitas tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam bersosialisi bagi anggota. Namun tidak semua kelompok melakukan aktivitas tersebut, sehingga wahana belajar hanya tergolong dalam kategori sedang. Jaringan kerjasama tergolong sedang. Jaringan kerjasama dapat dibentuk oleh kelompok jika memang kelompok membutuhkan jaringan tersebut dan berusaha untuk menjalin kerjasama dengan lembaga tersebut. Lembaga-lembaga tersebut adalah lembaga penyedia saprodi, lembaga penyedia modal, lembaga pengolahan hasil, lembaga pemasaran dan lembaga penyuluhan. Tidak semua kelompok bekerjasama dengan semua jaringan tersebut. Hanya beberapa lembaga yang bekerjasama dengan kelompok tani di Gapoktan Rukun Tani, seperti kelompok Pondok Menteng bekerjasama dengan lembaga penyedia saprodi, lembaga pemasaran dan lembaga penyuluhan, lalu kelompok KWT Citapen Berkarya bekerjasama dengan lembaga pemasaran, kemudian kelompok Tani Jaya bekerjasama dengan lembaga penyedia saprodi dan kelompok Sukamaju

37 bekerjasama dengan lembaga pengolahan hasil. Kelompok Pondok Menteng yang merupakan petani bekerjasama dengan lembaga tersebut, namun sebagian besar anggota kelompok Pondok Menteng yang menjadi responden tidak bekerjasama dengan lembaga tersebut. Hal ini dapat diartikan dengan adanya Program PUAP, kelompok dapat membentuk jaringan kerjasama dengan pihak yang memang dapat memenuhi kepentingan kelompok, sehingga jaringan kerjasama tergolong sedang karena tidak semua lembaga dibutuhkan oleh kelompok. Tabel 11 Persentase Tanggapan Responden mengenai Kapasitas Kelompok, Tahun 2011 Tanggapan responden Kapasitas Kelompok Rendah Sedang Tinggi Total Unit Produksi 31.4 48.6 20.0 100 Kerja sama 31.4 54.3 14.2 100 Wahana Belajar 25.7 42.8 35.0 100 JaringanKerjasama 25.7 62.8 8.5 100 Berdasarkan Tabel 11 yang tertera diatas, tanggapan responden terhadap kapasitas kelompok yang terdapat dalam kelompok mereka terbanyak ada pada kategori sedang. 5.3 Deskripsi Pelaksanaan PUAP Pelaksanaan Program Usaha Agribisnis Perdesaan di Desa Citapen tergolong rendah pada tahap perencanan. Hal ini dikarenakan pada tahap perencanaan, sebagian besar responden dengan persentase sebanyak 54.4 persen responden baru menjadi anggota selama kurang dari 17 bulan, sedangkan PUAP berlangsung sejak tahun 2009 di Desa Citapen sehingga responden tersebut tidak terlibat dalam proses perencanaan dikarenakan responden belum menjadi anggota kelompok, maka responden tidak diundang dalam pertemuan PUAP yang berlangsung di Desa. Namun terdapat sebagaian responden yang pernah terlibat

38 dalam perencanaan PUAP, responden tersebut yang keanggotaannya sudah melebihi 16 bulan lamanya. Alasan lain responden tidak hadir dalam proses perencanaan, karena ada kegiatan lain yang dilakukan responden dan terdapat responden yang tidak tahu mengenai pertemuan tersebut. Hal tersebut berarti informasi yang ada di Gapoktan belum berjalan dengan baik, sehingga perlu adanya perbaikan. Tahap pelaksanaan PUAP tergolong sedang. Sebanyak 51.4 persen responden menyatakan keterlibatannya dalam pelaksanaan tergolong sedang. Sebagian besar responden menggunakan modal usahanya untuk usaha agribisnis, namun ada beberapa responden yang menggunakannya untuk usaha non agribisnis seperti usaha kreditan dan counter hape. Usaha tersebut bukan merupakan usaha agribisnis, sedangkan sasaran PUAP salah satunya adalah untuk mengembangkan usaha agribisnis di pedesaan, sehingga terjadi sedikit kesalahan dalam sasaran PUAP walaupun sebagian besar penerima mengelola usaha agribisnis. Alasan lain yang menyebabkan pelaksanaan PUAP tergolong sedang adalah tidak terdapatnya pendampingan dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan ketua kelompok, hanya sebagian kelompok yang mendapat pendampingan dari ketua kelompok terutama bagi kelompok yang memngelola usaha bersama, namun selebihnya responden yang meminjam dana mencari tahu sendiri ke Gapoktan tentang dana PUAP. Kemudian PPL hanya mendampingi kelompok diawal-awal turunnya BLM PUAP, karena PPL yang ditugaskan mendampingi Gapoktan Rukun Tani mendapatkan kegiatan yang mengharuskan beliau masuk dalam proses karantina, sehingga tidak dapat mendampingi kelompok. Oleh sebab itu, hampir lebih kurang enam bulan tidak terdapat peran PPL dalam pelaksanaan Program PUAP, sehingga apa yang dibutuhkan oleh anggota terhadap PPL tidak dapat diwujudkan. Selain itu tidak sedikit responden yang memiliki usaha lain yang tidak berasal dari modal PUAP dan hal tersebut dapat mempengaruhi pelaksanaan PUAP yang tidak sepenuhnya dilakukan oleh responden. Tahap evaluasi merupakan tahapan terakhir dalam proses pelaksaan Program PUAP. Kegiatan ini diwujudkan dengan pertemuan untuk membahas pelaksanaan PUAP yang telah dilakukan dengan pertukaran pendapat dan pembuatan laporan hasil pelaksanaan. Seharusnya anggota kelompok, terutama

39 penerima BLM PUAP terlibat dalam aktivitas ini, sehingga evaluasi benar-benar dilakukan oleh orang yang melakukan pelaksananaan program. Evaluasi sebagian besar dilakukan oleh pengurus kelompok dan anggotaanggota terdekat. Hal ini salah satunya dikarenakan informasi yang kurang tersebar serta jarak tempat tinggal ke sekretariat yang jauh atau adanya kesibukan anggota kelompok pada saat berlangsung evaluasi, sehingga evaluasi Program PUAP tergolong sedang. Tabel 12 Pelaksanaan Program PUAP Persentase Tanggapan Responden mengenai Pelaksanaan PUAP, Tahun 2011 Rendah Tanggapan Responden Sedang Tinggi Total Perencanaan 51.4 34.2 14.2 100 Pelaksanaan 25.7 51.4 22.8 100 Evaluasi 28.5 51.4 20.0 100 Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa pelaksanaan PUAP di Desa Citapen cukup aktif. Terlihat dari tanggapan responden yang terbanyak ada pada kategori sedang. Namun tidak sedikit Program PUAP yang tidak berjalan lancar di Indonesia.Akibat PUAP yang bernuansa keproyekan, menyebabkan program PUAP macet di beberapa Gapoktan di Indonesia.